Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN

SISTEM UTILITAS

RUMAH SAKIT ANNISA QUEEN GARUT


BAB I
LATAR BELAKAhIG
A. Pendahuluan
Bangunan-bangunan gedung tidak dapat terlepas dari masalah-masalah
lingkungan seperti hujan,angin,panas,dingin& lembab, polusi dan sebagainya. Hal itu
menyebabkan sebuah bangunan memerlukan suatu sistem utilitas yang dapat
berfungsi dalam pelayanan suatu bangunan (building service), dimana fungsi
utamanya adalah pada operasi mekanikal dan elektrikal seperti sistem tata udara
sistem plumbing system kelistrikan, sistem tata cahaya sistem transportasi vertikal
dan sistem-sistem yang lain yang dapat menunjang bangunan tersebut agar dapat
berfungsi dengan baik.
Secara fisik sistem utilitas rumah sakit sebagian besar merupakan jalur-jalur
panjang, baik pada arah horisontal maupun pada arah vertikalnya.Dan di dalam
perancangan bangunan jalur-jalur ini menuntut disediakannya ruang/tempat/lokasi
yang secara kuantitas cukup dan secara kualitas memenuhi syarat, baik syarat teknis
maupun syarat pemeliharaan dan perbaikan.
Di dalam perancanganya seringkali jalur instalasi ini ditempatkan pada satu zona
dengan jalur sirkulasi, baik yang berada
Di dalam perencanaanya seringkali jalur instalasi ini ditempatkan pada satu zona
dengan jalur sirkulasi, baik yang berada dalam jalur vertikal maupun yang berada
pada jalur horisontal.Pada lajur vertikal yang ditempatkan pada satu zona disebut core
dan pada jalur horisontal sering kita lihat berada sejalan dengan jalur-jalur koridor
yang menjalar di dalam bangunan yang bersangkutan.

B. Maksud Dan Tujuan

1. Merencanakan sistem utilitas sebaik mungkin agar fungsi bangunan dapat berjalan
lancar dan keberadaannya tidak mengganggu lingkungan di sekitarnya
2. Menerapkan sistem penghawaan yang tepat untuk rumah sakit
3. Menggunakan sistem komunikasi yang tepat di lingkungan rumah sakit
4. Mengetahui spesifikasi jenis air bersih dan air minum, standar penggunaan dan
penyesuaian terhadap kebutuhan penghuni bangunan
5. Merancang secara rinci sistem plumbing air bersih yang terdiri dari:
a. Sistem perpipaan air bersih
b. Perhitungan kebutuhan sistem penyediaan sistem air bersih
BAB II
SISTEM PENGHAWAAN DAN PENGKONDISI UDARA

A. Sistem Penghawaan

Setiap bangunan rumah sakit harus memiliki ventilasi alami dan atau ventilasi
mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya Bangunan rumah sakit harus mempunyai
bukaan permanen, kisi-kisi pada pintu dan jendela dan/atau bukaan permanen yang
dapat dibuka untuk kepentingan ventilasi alami.
Persyaratan teknis dari sistem penghawaan yaitu :
1. Jika ventilasi alami tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan ventilasi
mekanis seperti pada bangunan fasilitas tertentu yang memerlukan
perlindungan dari udara luar dan pencemaran.
2. Pada ruang-ruang khusus seperti ruang isolasi, ruang laboratorium maupun
ruang famrasi, diperlukan fasilitas pengelolaan limbah udara infeksius paparan
udara
3. Sistem tata udara harus ditempatkan agar memudahkan dalam pemeriksaan
dan pemeliharaan.
4. Sebagai ventilasi, udara segar harus dimasukkan ke dalam ruangan untuk
menjaga kesegaran dan kesehatan ruangan
5. Udara segar harus dimasukkan langsung dari luar dan bukan udara yang
brasal dari lobi atau koridor tertutup,
6. Untuk instalasi tata udara sentral, udara segar harus dimasukkan melalui mesin
pengolah udara sentral.
7. Untuk sistem tata udara individu" seperti unit jendela dan unit split, udara segar
boleh dimasukkan langsung ke dalam ruangan.
8. Ruangan yang dilengkapi dengan ventilasi mekanik harus diberikan pertukaran
udara minimal 6 (enam) kali per jam.
9. Tata udara untuk ruangan yang dapat menimbulkan pencemaran atau
penularan penyakit ke ruangan lainnya, harus langsung dibuang ke luar.
10. Ruang bedah dan ruang perawatan penyakit menular yang berbahay4
pembuangan udaranya harus ke tempat yang tidak membahayakan lingkungan
rumah sakit.
11. Ruang pengolahan bahan obat, proses foto dan proses kimia lainnya yang
dapat mencemari lingkungan, pembuangan udaranya harus melalui penyaring
dan pemroses untuk menetralisir bahan bahan yang terkandung di dalam udara
buangan tersebut sesuai ketentuan yang berlaku.

A. Sistem Pengkondisian Udara


Untuk kenyamanan termal dalam ruang di dalam bangunan rumah sakit harus
mempertimbangkan temperatur dan kelembapan udaranya. Untuk mendapatkan tingkat
temperatur dan kelembapan udara di dalam ruangan dapat dilakukan dengan alat
pengkondisian udara yang mempertimbangkan :
1. fungsi bangunan rumah sakit/ruang, jumlah pengguna letak geografis, orientasi
bangunan, volume ruang, jenis peralatan dan penggunaan bahan bangunan
2. Kemudahan pemeliharaan dan perawatan
3. Prinsip-prinsip penghematan energi dan ramah lingkungan'

B. Pemeliharaan Mekanikal
1. Window unit, split unit dan package unit
a. Pemeliharaan
1. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada rumah unit (case unit)
menyeka menggunakan kain atau sikat pembersih dan deterjen, dilakukan
setiap bulan sekali.
2. Dilakukan pembersihan atau penyekaan pada komponen heat exchanger
condensor, koil pipa evaporator, saringan (filter) dan panci penampung.
Pembersihan dilakukan dengan cara mengeluarkan window AC dan
rurnahnya kemudian dibersihkan menggunakan sikat atau kain
pembersih,deterjen dan konnpressor angin. Pemeliharaan dilakukan 3 (iga)
bulansekali.
3. Dilakukan pengisian refrigeran dengan cara memasukkan refrigeran ke
dalam pipa unit melalui lubang pengisian yang telah ada. Jenis refrigerant
yang digunakan adalah Freon, R-410, R 22 alau fluida lain yang ditentukan
oleh pabrik pembuatnya. Pengisian dilakukan bila dianggap perlu.

b. Perbaikan kecil.
1. AC split.
Dilakukan penggantian isolasipipa tembaga atau kuningan atau jenis lain bila
ditemui adanya bagian isolasi pipa yang rusak dengan cara membuka
bagian/daerah isolasi yang rusak tersebut sekeliling pipa kemudian diganti
dengan isolasi dan salah satu bahan yang tersebut di bawah ini:
a) Asbestos, serat gelas kemudian dilapisi bahan yang tahan air.
b) Magnesium karbida kalsium silikat, busa polietilen kernudian dilapisi
bahan tahan air. Ketebalan batran isolasi disesuaikan dengan ketentuan
pabrik pembuat AC ini atau minimal 20 mm'

2. Chiller
Pemeliharaan
a) Dilakukan pembersihan atau penyetelan terhadap permukaan unit chiller ini
dengan cara menyeka dengan kain atau dengan sikat pembersih. Pembersihan
dilakukan setiap 3 (tiga) bulan.
b) Dilakukan pembersihan terhadap komponen pipa air pendingin kondensor dan
koil pipa pendingin evaporator dengah cara membuka bagian penutup mesin
chiller yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatrya. Pembersihan dilakukan
pada saat mesin chiller tidak beroperasi, dan dilakukan 2 (dua) bulan sekalic.
c) Untuk penggantian refrigeran mesin chiller dilalcukan sesuai petunjuk mesin
tersebut, karena setiap mesin chiller mempunyai spesifikasi yang berlainan'
d) Fluida yang digunakan adalah R-134, R-12 atau refrigrant lain sesuai petunjuk
pabrik. Penggantian dilakukan bila dianggap perlu.

BABIII
SISTEM K0MUNIKASI DALAM RUMAH SAKIT
Persyaratan komunikasi datam rumah sakit dimaksudkan sebagai penyedia
system komunikasi baik untuk keperluan internal bangunan ataupun untuk hubungan
keluar, pada saat terjadi kebakaran kondisi dan alat lainnya. termasuk antara lain
sistem telepon, sistem tata suara, sistem voice evacuation dan sistem panggilan
perawat' Penggunaan instalasi tata suara
pada akhir keadaan darurat dimungkinkan asal memenuhi pedoman dan standar yang
berlaku.
A. Sistem Telepon dan Tata Suara
Persyaratan teknis instalasi telepon antara lain :
1) Saluran masuk sistem telepon harus memenuhi persyaratan :
a. Tempat pemberhentian ujung kabel harus terang, tidak ada genangan air,
aman dan mudah dikerjakan,
b. Ukuran lubang omng (manhole) yang melayani saluran masuk ke dalam
gedung untuk instalasi telepon minimal berukuran 1,50 m x 0,80 m dan harus
diamankan agar tidak menjadi jalan air masuk ke rumah sakit pada saat hujan.
Diupayakan dekat dengan kabel catu dari kantor telepon dan dekat dengan
jalan besar.
2) Penempatan kabel telepon yang sejajar dengan kabel listrik, minimal berjarak 0,10
m atau sesuai ketentuan yang berlaku.
3) Ruang PABX AUTO sistem telepon harus memenuhi persyaratan :
a. Ruang yang bersih, terang, kedap debu, sirkulasi udaranya cukup dan tidak
boleh kena sinar matahari langsung, serta memenuhi persyaratan untuk
tempat peralatan.
b. Tidak boleh digunakan cat dinding yang mudah mengelupas
c. Tersedia ruangan untuk petugas senml dan operator telepon

Persyaratan teknis sistem instalasi tata suara


 Setiap bangunan rumah sakit dengan ketinggian 4 lantai atau14 meter ke atas,
harus dipasang sistem tata suara yang dapat digunakan untuk menyampaikan
pengumuman dan intruksi apabila terjadi bencana.
 Kabel instalasi komunikasi darurat harus terpisah dari instalasi lainnya dan
dilindungi terhadap bahaya kebakaran atau terdiri dari kabel tahan api. Harus
dilengkapi dengan sumber/pasokan daya listrik utama mengalami gangguan
dengan kapasitas dan dapat melayani dalam waktu yang cukup sesuai ketentuan
yang berlaku.
Persyaratan sistem komunikasi dalam gedung harus memenuhi UJI nomor 32 tahun
1999 tentang Telekomunikasi dan PP nomor 52 tahun 2O00 tentang Telekomunikasi
Indonesia

B. Sistem Panggil Perawat (Nurse CalI)


Peralatan sistem panggilan perawat dimaksudkan untuk memberikan pelayanan
kepada pasien yang memerlukan bantuan perawatan baik dalam kondisi rutin ataupun
darurat. Sistem panggil perawat bertujuan menjadi alat komunikasi antara perawat
dengan pasien dalam bentuk visual dan audible (suara) dan memberikan sinyal pada
kejadian darurat Pasien.
Persyartan teknisnya antara lain :
1) Peralatan Sistem Panggil Perawat (SPP)
a. Panel kontrol SPP
Panel kotrol SPP harus :
i. Jenis audio dan visual
ii. PenemPatannya diatas meja
iii. Perlengkapan yang adapadapanel kontrol SPP sebagai berikut :
iv. Mempunyai mikroforu speaker dan handset. Hanset dilengkapi kabel dengan
panjang 910 mm (3ft). handset harus mampu menghubungkan dua arah
komunikasi antara perawat dan pos pemanggil yang dipilih.
Mengangkat handset akanmematikan mikrofon/speaker.
b) Tombol penunjuk atau layar sentuh dengan bacaan digital secara visual
memberitahukanlokasi panggilan dan menempatkan dalam sistem,
meliputi nomor nxmg, kamar, tempat tidur dan prioritas panggilan.
c) Panggilan dari pos darurat yang ditempa&andi dalam toilet atau kamar
mandi
d) Mampu menampilkan sedikitnya 4 panggilan yang datang.
e) Modul mengikuti perawat
0 Berfungsi menjawab secara otomatis atau selektif.
g) Fungsi prioritas panggilan yang datang
J.
4.
Sinyal visual atau audible akan menandai adanya suatu panggilan rutin
ataudaruratdanakanmenenrssampaipanggilanitudibatalkan.
h) Fungsi Pengingat (memory)
Dapatmenyimpansementarasuatupanggilanyangditempatkandan
menghasilkan sinyal visual berupa nyala lampu dome di koridor yang
dihubungkandengan bedside dengan cara mengaktifkan fungsi/sirkit
pengingat.Sinyalvisualiniakanmatidanpanggilanyangtersimpan
terhapus dari memori ketika panggilan itu dibatalkan di pos setempat'
i) Kernampuan menghasilkan sinyal audible dan visual untuk menandai
adanyapanggilan yang datang dari pos yang terhubung :
- Dapat menghentikan atau melemahkan sinyal audible melalui
rangkaianmematikan/melemahkan saat panel kontrol sedang
digunakanuntuk menjawab atau menempatkan suatu panggilan'
sinyalaudible untuk panggilan yang datang dan tidak terjawab
harussecara otomatis disambungkan kembali ke modus siaga'
- sinyalvisual untuk panggilan yang datang harus tetap ditampilkan
pada setiap saat sampai panggilan terjawab atau dibatalkan pada
posPemanggllan.
- Sinyal audible dan sinyal visual untuk panggtlan rutin dan darurat
harusjelas berbeda
- Tampilan visual untgk menunjukkan lokasi pos pangglan hanrs
munculPadaPanel kontrol SPPj)
Tombol sentuh atau serupa membolehkan perawat memilih pos
panggilandan melakukan komunikasi suara dua arah. Tombol sentuh
jugaharus memberikan program status priotas dan kemampuan frrngsi
lainyangad4 Yaitu:
. Kemampuanmemonitorbedside
- Kemampuan berhubungan minimum 10 pos beside secara
seremPak
- Mampu menerima panggilan dari l0 pos panggllan terkait secara
serempak
Peralatan komunikasi pada kabinet bedside
1) Setiap bedside harus menyediakan :
a) MicroPhone/sPeaker
b) LamPu Pos Pemanggil
c) Tombol reser
d) Kotak kontrol untuk cordset
2) Setiap microphone/speaker harus mati jika handset disambungkan ke
bedside
3) Panggrlan dari bedside harus menghasilkan sinyal panggilan visual rutin
padalamPu dome di koridor
Pos darurat
l) Pos darurat dengan kabel tarik harus disediakan dalam setiap kloset dan
setiap pancuran (shower) kamar mandi. Pos darurat ini harus dipasang
kuranglebih 50 cm (18 inci) dari kepala pancuamya (shower head) dan
atau 180 cm (72 inci) di atas lantai jadi. Setiap pos darurat yang di area
pancuranatau toilet harus kedap air-
2) Pos darurat harus disediakan dengan :
a) Kabel tarikan yang druji tarik dengan gayasebesar 5 kg (10 lbs) dan
pendant dihubungkan ke gerakan sakelar ON/OFF pada pos darwat.
Kabel tarikan yang gantung yang terbawah harus dipasang 15 cm (6
inci) dari lantai jadi.
b) Gayatarikan unflrk mengaktifkan sakelar minimum 0,4kg
c) Pada post darurat dilengkapi fungsi "reset/cancel"
d) Lampu darurat merah dengan nyala mati-hidup secara ebrgantian
denganinterval waktu I detik ditempatkan pada bagian luar dari kamar
mandiatau toilet, dipasang pada ketinggrarr2 meter dari lantai jadi.
e) Pada pos darurat, ditempel atau ditempatkan secara pennanen dengan
plat kalimat "Panggilan Darurat Perawaf'. Tinggl huruf minimal 4 mm
(1/8 inci)
Armatur lampu dome di koridor
1) Tutup lampu harus tembus cahaya, tidak berubah warna atau berubah
benfukkarena pffiffi, atau rusak karena penggunaan zat pembersih.
2) Lampu dome harus berisi lampu yang cukup membedakan :
a) Panggilan rutin dari bedside
b) Panggilan darurat dari post perawat kamar mandi atau toilet
10
c) Sinyal visual untuk panggrlan rutin dan panggilan darurat harus
dibedakan
Armatur lampu dome dengan isi dua lampu di koridor
Dua lampu dalam satu armatur lampu dome berisi minimum dua lampu untuk
mengidentifikasikan panggilan setempat dalarn sistem' Sinyal visual untuk
panggrlanrutin dan panggtlan darurat harus jelas perbedaannya'
Cordset
Setiap cordset harus :
1)Panjangnyal,Smeterataa2,4meter,jeniskabelfleksibel
2) Tidak korosif
3) Apabila cordset dilepas, panggilan darurat harus secara otomatis
memberitahukanpanel kontrol SPP. Sinyal audible dan visual harus tetap
diaktifkansampai cordset disisipkan kembali atau alat lain disisipkan yang
secafateknis dapat mematikan fitur panggilan otomatis.
4)Gayatarikanuntukmengaktifkancordsetsebesar0,5kg(11b)
5) Tidak berubah warna
6) Cordset dengan aksi tombol tekan harus disediakan :sambunga ke kotak
kontakbedsite cordse! berisi tombol tekan unhrk panggtlan pada ujung
cordset
Sistem distribusi
Setiap kabel yang digunakan dalam SPP harus asli dan bersertifrkat diberi label
pada setiap rel dan disetujui oleh instansi terkait.
Perlengkapan instalasi
1) Kabel
Kabel harus termasuk semua penyambung, tali pengkaL penggantung,
klem dan sebagainya yang dibutuhkan untuk melengkapi kerapihan
instalasi.
2) Konduit
Perlengkapan harus termasuk semwl kondui! duct(saluran) kabel, rak
kabel, kotak penyambung, roset, plat penutup dan perangkat keras lain yang
dipertukanuntuk melengkapi kerapihan dan keamanan'
3) Label
Setiap komponen dari sub sistem harus diberi label
l1
2. Pemasangan peralatan dan instalasi sistem panggil perawat
a. Pengiriman
Pengiriman bahan-bahan ke lokasi harus dalam kontainer asli tertutup' jelas
terlabelnama pengirim, model peralatan dan nomor erie indentifrkasi dan logo
standar. Pengawas akanmeneliti peratatan sPP pada saat ifu dan akan menolak
terhadapitem yang tidak memenuhi syarat'
b. PenYimPanan
Peralatan SPP harus disimpan dengan benar sebelum dipasang terlindung
terhadaPkerusakan'
C. Pemeliharaan dan Perbaikan
1. Tata suara.
a. TaPedeck.
L) Pemeliharaan
pembersihankotoran pada head dilakukan dengan head spray, bila terjadi
Penurunan kualitas srmra'
2) Perbaikankecil
Apabila permukaan head sudah tipis, karet-karet sudah getas perlu
dilakukanPenggantian.
b. Paging microPhone
Pemeliharaan
pembersihan pemrukaan dan kotoran dilalrukan dengan kain lap kering-
Pembersihan dilakukan setiap 1 bulan.
c. Volume control.
1) Pemeliharaan
a) Pembersihan perrrukaan dan kotoran dilakukan dengan bin lup,
sedangkankemacetan pada kontak mekaniknya dibersihkan dengan
contact cleaner. Pembersihan dilakukan setiap 3 bulan.
b) Knop yang longgar dapat dilakukan penyetelan atau penguatan dengan
obeng.
2) Perbaikan kecil
Knop yang aus dapatdilakukan penggantian dengan elemen yang sama.
d. Speaker
Pernbersihan perrnukaan dan debu dilalrukan dengan kuas.
t2
2. Telefon
a. Pesawat telefon
Pemeliharaan
Handset dibersihkan dengan kain lap, sedangkan microphone sebaiknya
dilakukandengan compressor. Pembersihan diakukan sebulan sekali'
b. Jack/outlettelePon
1) Pemelihraan
Ditalarkan penyetelan dengan obeng bila jack/outlet telepon longgar'
2) Perbaikan kecil
Bila terjadi kerusakan dilakukan penggantian'
c. Main DistibutionFrame (MDF)'
Pemeliharaan
l) Debu yang terdapat pada MDF dibersihkan dengan kuas. Pembersihan
dilakukansetahun sekali.
2) Kabet-kabel yang longgar pada terminal kabel diperkuat dengan obeng
ataupun dengan PenYolderan.
d. PABX
Pemeliharaan
pembersihankotoran pada PABX yang menggunakan relay dilakukan dengan
contactcleaner.
13
BAB IV
SISTEM KELISTRIKAI\I
A. Sumber DaYa Listrik
1. Sumber daYa listrik normal
Sumber daya lisfik utama gedung harus diusahakan untuk menggunakan tenaga
listikdari Perusahaan Listik Negara'
2. Sumber daYa listrik siaga
a.Bangunan,ruanganatauperalatankhususyangpelayanandayalistriknya
disyaratkantidak boleh terputus-putus, harus memiliki pembangkit/pasokan
dayatistrik siaga yang dayanya dapat memenuhi kelangsungan pelayanan
denganPersYaratan tersebut'
b. Sumber listrik cadangan berupa diesel generator (genset)' Genset harus
disediakan2 (dua) rmit dengan kapasitas minimal 40 % dari jumlah daya
terpasang pada masing-masing unit. Genset dilengkapi sistem AMF dan ATS'
3. Sumber daYa listrik darurat
a. Sistem instalasi listrik pada rumah sakit harus memiliki sumber daya listrik
darurat yang mampu melayani kelangsungan pelayanan seluruh atau sebagian
beban pada bangunan rumah sakit apabila terjadi gangguan sumber utama.
b. Sumber pasokan daya listrik darurat yang digunakan harus mampu melayani
semuabeban penting terrnasuk untuk perlengkapan pengendalian kebakaran,
secaraotomatisc.
pasokan daya listik darurat berasal dari peralatan \)PS (Uninterruptable Power
Supply) untuk melayani kamar operasi (Central Operation Theater), ruang
perawatanintensif (Intensive Care Unit), ruang perawatan intensif khusus
jantung(Intensive Cardiac Care Unit)'
B. Jaringan Distribusi Listrik
1. Jaringan distribusi listrik terdiri dari kabel dengan inti tunggal atau banyak dan/atau
busduct dari berbagai tipe, ukuran dan kemampuan'
Z. peralatan pada papan hubung bagi seperti pemutus atus, sakelar, tombol, alat ukur
danlain-lain harus ditempatkan dengan baik sehingga memudahkan pengoperasian
danpemeliharaan oleh Petugas.
t4
3. Jaringan yang melayani beban penting, seperti pompa kebakaran, lift kebakaran'
peralatanpengendali asap, sistem deteksi dan alarm kebakaran' sistem komunikasi
darurat dan beban penting lainnya harus terpisah dari instalasi beban lainnya dan
ditindungiterhadap kebakaran atau penggunaan penghantar tahan api sesuai dengan
ketentuanYang berlaku'
C. Instalasi Listrik
l. Sistem instalasi listrik terdiri dari sumber daya listrik" jaringan distribusi, papan
hubung bagi dan beban listrik'
sisteminstalasi listrik dan penempatannya harus mudah diamati, dilakukan
pemeliharaandan perbaikan, tidak membahayakan, mengganggU atau meruslkan
bagimanusia lingkungan, bagian bangunan dan instalasi lainnya.
2. Sistem tegangan rendah (TR) dalam gedung adalah 3 fase 22A880 Volt' dengan
frekuensi 50 Hertz. Sistem tegangan menengah (TM) dalam gedung adalah 20 KV'
denganfrekuensi 50 Hertz, mengikuti ketentuan yang berlaku.
Untuk rumah sakit yang memiliki kapasitas daya listrik tersanrbung dari PLN
minimal200 KVA disarankan agas sudah memiliki jaringan listrik tegangan
menengah20 KV (aringan listrik TM 20 KV)'
3. Instalasi listik tegangan menengah antara lain :
a. penyediaan bangunan gardu listik rumatr sakit (ukuran sesuai standm gardu
PLN)
b. Peralatan transformator (kapasitas sesuai daya terpasang)
c. Peralatan panel TM 20 KV dan aksesorisnya
d. Peralatan pembantu dan sistem peogamanan (grounding)
4. Semua perlengkapan listrik seperti penghantar, papan hubung bagi dan isinya,
transformatordan lain-lainnya tidak boleh dibebani melebihi batas kemampuannya.
Masalah harmonisa dalam sistem kelisfikan harus diperhatikan.
5. Sistem peneftmgan darurat (emergency lighting) harus tersedia di dalam ruang-
ruang
tertentu
6. Sistem pembumian (grounding system) harus terpisah antara frounding panel
gedung
denganpanel alat. Nilai grounding peralatan tidak boleh kurang dari 0,2 Ohm.
7. Transformator distribusi
15
a. Transformator distribusi yang berada dalam gedung harus ditempatkan dalam
numgan khusus yang tahan api dan terdiri dari dinding, atap dan lantai yang
kokoh,denganpintuyanghanyadapatdimasukiolehpefugas.
b. Ruangan transformator harus diberi ventilasi yang cukup, serta mempunyai luas
flrangan yang cukup untuk perawatan dan perbaikan'
c. Bila ruang transformator dekat dengan rumg yang rawan kebakaran, maka
diharuskanmempergunakantransformatortipekering.
8. Penghematan energi harus sangat diperhatikan
D. Pemeliharaan Listrik
l. Armatur LamPu
a. Kotak lamPu PijarlTL
pembersihanterhadap debu yang menempel dilakukan dengan laplkain
pembersih, jika sulit kain pembersih dicampw air dan glass cleaner. Kotak TL
bagrandalam harus dibuka dan dibersihkan dengan vacum cleaner (penghisap
debu). ujung-ujungkontak di lampu TL sering terjadi korosi.
b. Lampu
Perbaikan kecil :bila lampu mati diganti yang baruc.
Louwe
Pemeliharaan :dilakukan pembersihan dan debu/kotoran yang menempel
denganmenggunakan kain bersih yang dicampur air atau glass cleaner.
Dilakukan setahun sekali-
Perbaikan kecil :Bila louwe retak/pecah dilatrukan penggantian atau perbaikan
secepatmungkin karena mempengaruhi deviasi sinar-
2. Saklar (Kotak Kontak)
Pemeliharaan saklar yang menggunakan pegas harus dibersihkan setiap tahun sekali.
Bagran dalam terutama pada kontak sakiar harus bersih dan debu.Apabila saklar
dalamkeadaan ON terjadi Pffiffi, segeradiganti.
3. Stop Kontak (Tusuk Kontak)
Pemeliharaan stop kontak dimaksud harus sering dilakukan pemeriksaan terutama
padaruang bedah, poliklinik dan ruang yang sering menggunakan alatyangportable
(pindah-pindah) karena sering ditusuk dan dilepas, sehingga kotak-kontak yang
menjepitakan cepat aus. Perlu diperhatikan,&EN stop kontak ini selalu bersih. Kalau
terjadipanas atau rusak segera diganti.
t6
4. Pembumian
untukpembumian di rumah sakit terdapat 3 kelompok, yaitu:
a. Ufrtuk peralatan medik maximum 0,2Ohm, sesuai PUIL 1987 pasal 860
kelompok2E.
b. Untuk stop kontak di dalam gedung dan alat-alat lain maximum 5 Ohm'
c. Untuk penangkal petir dan pelindgng gedung maksimum 10 Ohm.
sistempembumian diatas, masing-masing tidak boteh digabung. Pengukuran
tahananpembumian dilakukan setiap tahun dengan earth tester' Ujong saluran
pembumian sering terjadi korosi, sehingga penlu dibersihkan dengan sikat besi halus
dandisemprot dengan cairan anti korosi-
Instalasi Kabel Dalam Gedung
pengukurantahanan isolasi dengan Meger dilakukan setiap 3-4 tahun sekali. Apabila
tahananisolasi kabel kurang dan 250 kilo Ohm maka instalasinya harus diperbaiki
ataukabelnya diganti.
Panel Ustrik
pada panel ini pemeliharaannya lebih teliti, dengan mematikan tegangan untuk
servicedan terlebih dahulu perlu koordinasi dengan UPF masing-masing dan Rumah
Tangga yang diketahui Direktur Rumah Sakit, karena di dalamnya sering terdapat
banyak debu dan harus dibersihkan dengan vacuum cleaner, kuas dan lap bersih.
Pada sambungan mur antara kabeVbusbar ke MCB/]vICCBsering terdapat korosi
danharus disemprot dengan cairan anti korosi, dan mur yang kendor akibat getaran,
agar dikencangkan kembali setiap 6 (enam) bulan sekali. Pengetesan MCBA{CCB,
fuse yang putus harus diganti, lampu-lampu pilot, meter-meter yang rusak diganti
secepatnya. Udara disekitar panel dibebaskan dan lembab.Pengecekan karet-karet
pintupanel dan kunci penel setiap 6 (enam) bulan sekali, jika keadaannya rusak agar
diganti.
7. Transformator
Transformator perlu dilakukan pengecekan yang teliti.Untuk transformatorjenis
kering perlu dilakukan pembersihan dan debu dengan lap kering danvacuum cleaner
dandiujung pole perlu dibersihkan dengan amplas. Untuk transformator jenis olie
perludilakukan pengetesan daya isolator dan olie trafo, dapat ditetesi setiap tahun
sekaliuntuk type Conservatif dan 5 tahun sekali untuk type Hematic atau akan
dilakukanlebih awal jika terjadi *ouble shootinglshort circuit salah satu beban
(pengetesanolie di LMK PLN).
5.
17
8. Ups (Unintemrptible Power Srry'plD
Pada nrangan-ruangan lfiusus (kelompok 2E), terdapat UPS' UPS perlu perhatian
khusus pada bateral, harus sering diperiksa/diganti jika dalam indikator UPS sudah
tidakdapat diisi kembali dibagian battery terdapat pole-pole yang perlu dibersihkan
dan t€mperatur ruangan diusahakan 19"C. Untuk menjaga progrm-progrm yang
adadalam uPS yaag menggunakan micnoprocessor, setiap bulan 2 (dua) kali'
18
BAB V
SISTEM FASILITAS SAI\IITASI
A. Persyaratan Air Bersih
1. Harus tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi syarat kesehatan atau dapat
mengadakanpengolahan sesuai dengan persyaratan yang berlaku-
2. Tersedia air bersih minimal 500 liter/tempat tidur/hari
3. Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang membutuhkan
secaraberkesinambungan
4. Tersedia penampungan air (reservolr) bawah atau atas .
5. Distribusi air minum dan air bersih di setiap ruanganlkamar harus menggunakan
jaringanperpipaan yang mengalir dengan tekanan positif'
6. penyediaanfasilitas air panas dan uap terdiri atas unit bouler, sistem perpipaan dan
kelengkapannya unhrk distribusi ke daerah pelayanan
7. Dalam rangka pengawasan kualitas air maka rumah sakit harus melakukan inspeksi
terhadapsarana air munum dan air ebrsih minimal I (satu) tahun sekali.
8. Pemeriksaan kimia air minum dan atau air bersih dilakukan minimal 2 (dua) jali
setahun(sekali pada musim kemarau dan sekali pada musim hujan), titik sampel
yaitupada penampungan air (reservoi) dan keran terjauh dai reservoir.
g. Rumah sakit telah menggunakan air yang sudah diolatr seperti dari PDAM, sumur
bordan sumber lain untuk keperluan operasi dapat melakukan pengolahan tambahan
dengancartridge filter dan dilengkapi dengan desinfeksi menggunakan ultra violet
10. Ruang farmasi dan hemodialisis :yaitu dari air yang dimurnikan untuk penyiapan
obat, penyiapan injeksi dan pengenceran dalam hemodialisis
ll.Tersediaair bersih untuk keperluan pemadaman kebakaran dengan mengikuti
ketentuan yang berlaku.
B. Persyaratan Penyaluran Air Hujan
Sistem penyaluran air hujan direncanakan dan dipasang dengan
angkan ketinggian permukaan air tanah, permeabilitas tanah dan
ketersediaanjaringan drainase lingkungan/kota. Sistem penyaluran air hujan harus
dipelihma untuk mencegatr terjadinya endapan dan penyumbatnpada saluran.
19
C. Pemelihara&trInstalasi Pengolahan Air Limbah
l. Saluran
pemeliharaandan saluran diatas secara periodik tiap bulan dapat berupa:
a. Penggelontoran air.
b. Penyemprotan air dengan tekanan tinggi
c. Pengambilan endaPan.
2. Lubang Pemeriksa (Bak Kontrol/Man Hole)
pemeliharaan lubang pemeriks4 sama dengan pemeliharaan saluran tersebut di atas
hanyafrekuensinya lebih sering (2 minggu sekali)-
3. Pemeliharaan Kloset
Dipergunakan hanya untuk membuang kotoran manusia. Penggelontomll agar
menggunakan air yanglebih banyak. Pembersihan dilakukan tiap hari.
4. Tangki Septik
Pemeliharaan tangki septik pada prinsipnya hanya menguras endapan.Hal ini
dilalcukan dengan seksama minimal I (satu) tahun dan maksimal 4 (empat) tahun.
Bila limbah cair banyak mengandung lemaklminyak maka tangki septik dilengkapi
denganalat penangkaP lemak.
5. Bak PengumpuUPengangkat
Pemeliharaan biasa dilalnrkan path unit ini bila terjadi pengendapan di dalam bak
pengumpuldan pompa dilakukan tiap 6 bulan. Pengangkat baru dihidupkan disertai
denganpenyemprotan air terhadap semua permukaan yang kotor-
6. Instalasi Pengolahan Biologis Dengan Anaerobic Filter
Pemeliharaan anarobic filter adalah membersihkan sampah, tanaman, lumut yang
terdapat pada anaerobic filter. Pembersihan dilakukan setiap minggu.
7. Bak Penampung Lumpur
Pemeliharaan bak penampung lumpur adalah membersihkan kotoran, lumut yang
menempelpada dinding. Pembersihan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
8. Bak Pengering LumPur
Pemeliharaan:
a. Pembersihan sampah, lumut dan tumbuhan lain.
b. Penambahan pasir secara berkala sesuai ketebalan yang diperlukan.
Pembersihan dilakukan setiap 3 bulan sekali.
9. Bak Kaporisasi
2A
Pemeliharaan :pembersihan secara periodik endapan sisa kaporit dan saluran
pembubuh dibersihkan, sehingga aliran kaporit menjadi lancar'Pembersihan
dilakukansetiaP hari.
2t
BAB VI
SISTEM PLAMBING
Plambing Rumah Sakit adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan alat plambing dan pipa dengan
peralatannya
didalamgedung rumah sakit, yang bersangkutan dengan sistem drainase saniter'
drainase air
hujan, vent, dan jaringan air bersih yang dihubungkan dengan sistem kota atau sistem
lain
yang diperbolehkan.
Perencanaan sistem plambing bertujuan untuk memenuhi kebutuhan airbersih dan
menyalurkanair kotor ke tempat buangan secara higienis yangsesuai dengan
lingkungan
sekitar. Mengetahui dasar-dasar dan mampumembuat perencan'um plambing dan
instrumentasi/ peratatan instalasiyang berkaitan dengan ftmcang bangun di bidang
teknik
lingkungan.
Sistem peratan plambing adalah suatu system penyedian atau pengeluaran air ke
tempat-tempatyang dikehendaki tanpa ada gangguan atau pencemaran terhadap
daerahdaerah
yangdilaluinya dan dapat memenuhi kebutuhan penghuninya dalam masalah air.
A. Fungsi dan Jenis Peralatan Plambing
Fungsi peralatan Plambing adalah :
l. Untuk menyediakan air bersih ke tempat tempat yang dikehendaki dengan tekanan
yangcukuP.
2. Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagran penting
lainnya.
Peralatan plambing meliputi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan dalam suatu
kompleksrumah sakit. Perlatan tersebut terdiri dari :
l. Peralatan untuk penyedian air bersih
2. Peralatan untuk penyedian air panas
3. Peralatan untuk pembuangan air kotor
4. Peralatan lainnya yang ada hubungannya terhadap perencanium pemipaan.
Sedangkan dalam pengertian yang lebih llmurn, jenis peralatan plambing digunakan
untukmencakup:
l. Peralatan pemadam kebakaran
2. Peralatan pengolah air kotor (tangld septik)
,,,
3. Peralatan PenYediaan gas
4. Peralatan dapur
5. Peralatan mencuci (laundrY)
6. Peralatan Pengolah samPah
7. Dan berbagai instalasi pipa Iainny4 seperti :penyediaan zjlt asam' air minum' pipa
vakum.
Syarat-sayarat dan mutu bahan bangunan
Datam perencanaan pelaksanaan plambing harus diperhatikan syarat-syarat dari
bahan
plambing yaitu:
1. Tidak menimbulkan bahaya kesehatan
2- Tidak menimbulkan gannguan suara
3. Tidak menimbulkan radiasi
4. Tidak merusak perlengkapan bangunan
5. Instalasi harus kuat dan bersih
Kemudian mutu bahannya harus memenuhi syarat sebagai berikut
l. Daya tatran harus lama minimal 30 tatrun
2. Permukaan harus halus dan tahan air
3. Tidakk ada bagian-bagran yan tersembunyi/menyimpan kotoran pada bahan-bahan
yang dimaksud
4. Bebas dari kerusakan baik mekanis maupun yang lain
5. MudahmemeliharanYa
6. Memenuhi perafiffim-peraturan yang berlaku
Datam perencaniuul ptambing, perlu diperhatikan bahan atau alat plambing' Pipa PVC
danpipa tembaga (untuk air panasa). Ukuran yang sering digunakan mulai dari
diameter
W' sampaidengan 2" sampai dengan 6" unfuk bangunan tingg'
Alat-alat ptambing yang merupakan permulaan dari system pembuangan dari instalasi
dapatberupa : Kran, kloset, wastafel (lavatory), urinoir, bidet, beth tub, shower'
C. Sistem Plambing Air Bersih
WHO telah membuat standarisasi mengenai air bersih.Air bersih adalah air yang
telahmemenuhi syarat tersebut yang meliputi kualitas fisik, biologis, kimia dan
radiologis yang jika dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. Untuk gedunggedung
yangdi bangun di daerah yang tidak tersedia fasilitas penyediaan air minum
untukumum, maka penyediaan air akan diambil dari sungai, air tanah dangkal atau
23
dalam, dsb. Namun air baku tersebut harus diolah agar dicapai standar kualitas air
yang
berlaku. Persyaratan yang harus di penuhi untuk sistem penyediaan air bersih adalah
l. PersyaratanKualitatif
Menggambarkansyaratairbersihsecarakualitasyangmeliputi:
a. Syarat Fisik
Air minum harus jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa'
b. Syarat Kimia
Air minum tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dan jumlah yang
melampauibatas, adapun persyaratan kimia tersebut adalah pH, zat padat total'
zatorganik sebagai KmnO4, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe)
danmangan, tembaga (cu), seng (Zn), klorida(cl), nitrit(No2), fluorida, dan
logamJogamberat (Pb, As, Se, Cd, Cr,Hg, CN)
c. Syarat biologis
Air minum tidak boleh mengandunng bakteri-bakteri patogen danparasit, seperti
kuman korela, typus, dysentri, dan gatreosinesis'
d. Syarat Radiologis
Air minum tidak boleh g zat-zat yang dapat menimbulkanradioaktif
seperisinar alfa, betq dan galnma-
2. Persyaratan Kuantitatif
persyaratankuantitatif dilihat dari banyaknya air baku yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan air dari jumlah pemakai yang menempati gedung tersebut.
3. Persyaratan Kontinuitas
Persyaratan kontinuitas sangat berkaitan dengan kualitas air digunakan- Air baku
yangdigunakan diambil secara terus menerus dengan debit yang sama pada saat
musimkemarau mauprm musim penghujan.
4. Sistem Sambungan Langsung
Dalam sistem ini pipa distibusi dalam gedung disambung langsungdengan pipa
utama penyediaan air bersih (PDAM). Karenaterbatasnya tekanan dalam pipa utama
dandibatasi ukuran pipacabang dari pipa utama tersebut, maka sistem ini terutama
dapatditerapkanuntuk perumahan dan gedung skala kecil dan rendah.
5. Sistem Tangki Atas
Selama air digunakan tidak terjadi perubahan tekanan yang berartipada alat
plumbing. Perubahan tekanan hanya terjadi karena akibapenrbahan level air di
dalamtangki atap sehingga harus diupayakanagar level air tetap konstan. Pada
sistem penyedia air tangki atasbekerja secara otomatis karena pada umumnya
dilengkapiswithautomatik sehingga kecil kemungkinan timbulnya kesulitan
akibatpenurunantajam pada permukaan level air.Perawatan tangki atas relatif lebih
sederhanadibandingkan dengansistem tangki tekan' Perlu pompa cadangan untuk
bangunanyangbesar dan tinggr. Karena tuntutan alat-alat plumbing' agat
dapatbekerja dengan baik maka peletakan tangki atap menjadi penting'sebagai
contoh katub glontor (flush valve) dapat bekerja dengan baik jika tekanan air pada
alatplumbing sebesar 1,00 kg/cm2 atau tinggitangki atap lebih besar atau sama
denganl0 meter.Jika peletakan tangki tidak memungkinkan sehingga tekanan
tidakdapat tercapai maka perlu dipertimbangkan pemasangan pipasambung
langsungke alat saniter atau alat plumbing (fixture) ataudengan mem{Naog pompa
pendorong (booster pump) agar kerugiantekanan berkurang. Memilih alat plambing
yangtidak terlalu tinggituntutan tekanan kerjanya, misal kloset dengan katup glontor
dengantekanankerja 0,6 kglcn.,z atau tinggi tangki 6,00 meter'
6. Sistem Tangki Tekan
prinsipkerja dari sistem tangki tekan (hidrosfor) adalah sebagaiberikut, air yang
telahditampung di dalam tangki bawah drpompa kedalam tangki tertutup yang
mengakibatkanudara didalamnyaterkompresi sehingga tersedia air dengan tekanan
awalyang cukupuntuk didistribusikan ke peralatan plumbing di seluruh bangunan
yangdirencanakan. Pompa bekerja secara otomatis diatur oleh detektortekanan, yang
membukadan menutup saklar penghasut motor listik penggerak pompa. Pompa
akan berhenti bekerja jika tekanan tangkitelah mencapai batas maksimum yang
ditetapkandan mulai bekerjajika batas minimum tekanan yang ditetapkan telah
dicapai.
7. Sistem Tanpa Tangki
Sistem ini sebenarnya tidak direkomendasi oleh berbagai pihak.Sistem ini tidak
menggunakantangki apapun, baik tangki bawah,tangki tekan ataupun tangki atap.
Air dipompakan langsung ke sistemdistribusi bangunan dan pompa menghisap
langsgngdari pipa utama.Ciri-ciri sistem tanpa tangki adalah mengurangi
kemungkinanpencemaranair minum karena menghilangkan tangki bawah
maupuntangki atas, mengurangi kemungkinan terjadinya karat karena kontak air
dengan udara relatif singkat, kalau cara ini diterapkan padabangunan pencakar langit
akanmengurangi beban struktur bangunan,untuk kompleks perumahan perumahan
dapatmenggantikan menaraair, penyediaan air sepenuhnya bergantung pada sumber
25
D.
daya,pemakaian daya besar dibandingtan dengan tangki atap dan hargaawal tinggi
karenaharga sistem pengaturannya
Sistem Plambing Air Buangan dan Ven
l. Jenis Air Buangan
Air buangan atau juga sering disebut ail lirnbah adalah semrul cairan yang dibuang
baikyang mengandung kotoran makhluk hidup maupun sisa-sisa proses roduksi' Air
buangandibagi menjadi 4 golongan,yaitu :
a. Air Kotor
Air buangan yang berasal dari kloset, pehlrasan, bidet, dan akbuangan
mengandung kotoran manusia yang berasal dali alat-alat plambing lainnya'
b. Air Bekas
Air buangan yang berasal dari alat'alatplambing lainnya, seperti bak mandi' bak
cucitangan, bak daPur, dsbc.
Air Hujan
Sistem pembuangan dimana hanya air hujan dari atap gedung dan tempat
lainnya dikumpulkan dan dialirkan ke luar'
d. Air Buangan Khusus
Air buangan yang mengandung gas, racun, atau bahan-bahan berbahaya seperti
daripabrik dari pabrik, air buangan dari laboratorium, tempat pengobatan,
tempat pemeriksaan di rumah sakit, rumah pemotongan hewan, air buangan
yang bersifat radioaktif, atau mengandung bahan radioaktif yang dibuang dari
pusatTenaga Nuklir atau laboratorium penelitian atau pengobatan yang
menggunakanbahan radioaktif. Air buangan yang mengandung banyak
lemak berasal dari restoran, akhir-akhir ini menjadi masalah dan dimasukkan
dalamkelompok ini karena banyak mengandung heksan.
2. Klasifikasi air buangan menurut carabuangan air
a. Sistem buangan terPisah
b. Sistem buangan tidak langsung
3. Klasifikasi air buangan menurut carapengaliran
a. Sistem gravitasi
b. Sistem bertekanan
4. Klasifikasi air buangan menurut letaknya
a. Sistembuangan gedung
b. Sistem buangan di luar gedung atau roil gedung
E. Sistem Plambing Air Hujan
Pada sistem plambing air hujan, penggunarm perangkap harusdipasang pada
cabangdatarunhrkmelayanitiaptalangtegakatautiapdaerahdrainase,bilatalangtegak
dansaluran buangan air hujan disambungkan padadrainase gedung gabungan atau
saluran pembuangan gedung bangunan.Talang tegak air hujan dipakai ukuran pipa
tegak
airhujan ditambahdengan memperhitungankan 50% dinding terluas yang dianggap
sebagaiatap.caru penggabungan sistem air hujan dengan drainase saniter adalah
harusdipisahkanapabila terdapat saluran umum gabungan yang dapat
menampungdarinasedan pembuangan air hujan, maka saluran pembuangan air
hujangedungdan saluran drainase dapat digabungkan ke saluran pembuangangedung
gabunganpada bidang datar dengan fitting Y tunggal yang
ditempatkansekurangkurangnya
3 m dari suatu cabang drainase saniter.Hal-hal yang dilarang dalam sistem
pembuangan air buangan adalah :
1. Mengalirkan air buangan ke dalam saluran pembuangan yang dikhususkanuntuk ail
hujan, atau mengalirkan sedemikian rupa sehingga an meluapdiatas hotoar atau
jalan.
Z. Membuang air buangan dari sistem plambing ke dalam perairan umum,kecuali
apabiladibenarkan. Pembuangan dari buangan berbahaya harusdilakukan sesuai
dengan segala peraturan yang berlaku, kecuali caratersebut dibenarkan.
F. Instalasi dan Instrumen Penunjang
Jenis instrumentasi penunjang adalah:
1. Tangki air
a. Tangki air bawah tanah
b. Tangki atap
c. Tangki tekan (hidrofor)
Pompapenyediaan air
a. Pompa sentrifugal
b. Pompa aliran radial
c. Pompa aliran axiald
d. Pompa aliran camPuran
J. Pemanas air
27
4.
a. Pemanas air sesaat
b. Ketel Pemanas air satu jalan
c. Tangki Pemanas air untuk minum
Valve
a. Globe valve
b. ButterflY valve
c. Gate valve
28

Anda mungkin juga menyukai