Anda di halaman 1dari 18

BAB 3

KESEHATAN KERJA
A. Pengertian Dan Tujuan Kesehatan Kerja
Menurut Suma’mur, kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu
kesehatan/kedokteran beserta praktiknya yang bertujuan agar pekerja atau masyarakat pekerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik fisik, mental, maupun sosial, dengan usaha
preverentif dan kurantif terhadap penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor
pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum

Kesehatan kerja adalah suatu ilmu yang penerapan nya untuk mengetahui, menilai, dan
mengendalikan faktor-faktor bahaya terhadap lingkungan kerja yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan ataupun penyaakit akibat kerja

Tujuan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

1. Menigkatkan dan memelihara derajat kesehatan kerja seinggi tingginya


2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan yang di sebabkan oleh kondisi lingkungan kerja
3. Melindungi tenaga kerja dari bahaya yang di timbulkan akibat pekerjaan
4. Menempatkan tenga kerja pada lingkungan kerja yang sesuai dengan kondisi fisik,dan
mental psikologis
5. Meniptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat

B. Persyaratan Kesehatan Kerja


1. persyaratan ruang kerja
a. adanya air bersih
air bersih adalah air yang di gunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku dan
dapat di minum apabila di masak

air bersih harus memenuhi persyaratan fisika, kimia, mikrologi, dan radioaktif sesuai dengan
kepmenpes No. 997/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum

tata cara pelaksanaan adanya air bersih adalah sebagai berikut:

1. Air bersih dapat di peroleh dari PAM atau sumber air lain yang telah di olah sehingga
memenuhi oersyaratan
2. Distribusi air harus menggunakan pipa
3. Sumber air bersih dan distribusi nya harus bebas dari pencemaran fisika, kimia, dan
bakteorologis
4. Sampel air bersih untuk pemeriksaan laboratorium di ambil dari sumber atau bak
penampungan dan dari kera terjauh di periksa minmal 2 kali dalam 1 tahun

b. udara ruangan yang sehat


udara dalam ruangan atau kamar hotel pun menjadi faktor yang penting penyediaan
ventilasi udara juga sangat di perlukan. Tujuan penyehatan udara adalah upaya yang
dilakukan agar suhu dan kelembapan, debu, pertukaran udara, gas pencemar, dan
mikroorganisme di ruang kerja memenuhi persyaratan kesehatan
1). Suhu dan kelembapan
agar kamar atau ruangan hotel memenuhi persyaratan kesehatan perlu di lakukan
upaya upaya sebagai berikut
a. tinggi langit dari lantai minimal 2,5m
b. bila suhu >28’c perlu menggunakan alat penata udara seperti AC, kipas angin, dan
lain lain
c. bila suhu udara di luar <18’c perlu menggunakan pemanas ruangan
d. Bila kelembapan ruang kerja:
(1) > 60% perlu menggunakan alat dehumidifier.
(2) < 40% perlu menggunakan alat humidifier (misalnya, mesin pembentuk aerosol).

2) Debu
Agar kandungan debu di dalam ruang atau kamar hotel memenuhi persyaratan
kesehatan, perlu dilakukan upaya sebagai berikut.maka

a) Kegiatan membersihkan ruang dilakukan pada pagi dan sore hari dengan
menggunakan kain pel basah atau pompa hampa (vacuum pump).
b) Pembersihan dinding dilakukan secara periodik dua kali dalam satu tahun dan
dicat satu kali dalam satu tahun.
c) Sistem ventilasi yang memenuhi syarat.

3) Pertukaran Udara
Agar pertukaran udara ruang dapat berjalan dengan lancar perlu di lakukanupay
berikut
a). Untuk ruangan ber-AC harus memiliki lubang ventilasi minimal 15% dari luas lantai
b). Ruang ber-AC secara perlodik harus di matian dan di upayakan mendapat pergantian
udara secara alamiah dengan cara membuka seluruh pintu dan jendela dengan kipas
angin
c). Membersihkan saringan atau filter udara AC secara perlodik sesuai ketentuan pabri
AC
4).gas pencemar
Agar kandungan gas pencemar dalam ruangan tidak melebihi konsentrasi maksimal
maka perlu dilakukan tindakan sebagai berikut
a) pertukaran upaya ruang di upayakan dapat berjalan dengan baik
b) ruang penting tidak berhubungan langgsung dengan dapur
c). Di larang merokok di manapun
d). Tidak menggunakan bahan bangunan yang mengeluarkan bau menyengat

5). Mikro organisme


Agar angka kuman atau mikroorganisme dalam ruangan tidak melebihi batas
persyaratan perlu dilakukan beberapa tindakan sebagai berikut
a). Karyawan yang menderita penyakit karena di tularkan udara unutk sementara waktu
tidak boleh bekerja
b).lantai di bersihkan dengan antiseptik
c). Memelihara sistem ventilasi agar berfungsi dengan baik
d). Memelihara sistem AC central

C. Pengelolaan Limbah Hotel


Pengelolaan limbah hotel terdiri dari 2 jenis yaitu:

1). Limbah padat atau sampah


Limbah padat atau sampah atau buangan yang berbentuk padat termasuk buangan
yang berasal dari kegiatan perhotelan
a). Setiap hotel harus memiliki jumlah tempat sampah yang cukup
b). Sampah kering dan dampah basah di pisahkan tempatnya
c). Membersihkan ruang dan lingkungan hotel, minimal 2 kali sehari
d). Tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang memenuhi syarat
e). Memisahkan sampah kering dan sampah basah menggunakan kantong plastik hitam
f). Mengamankan limbah padat sisa kegiatan pekerjaan

2). Limbah cair


Limbah cair adalah buangan yang berbentuk cair
a). Kualitas effluen memenuhi syarat
b). Saluran limbah harus kedap air, dan tertutup hingga tidak menimbulkan bau
c). Semua limbah harus dilakukan pengolahan sebelum di buang ke lingkungan, minimal
ke septic tank

D. Pengaturan Cahaya Hotel


Jumlah pencahayaan pada bidang kerja diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
secara efektif. antensitas cahaya di ruang minimal 100 lux. Agar memenuhi persyaratan
kesehatan, perlu dilakukan tindakan sebagai berikut.
1). Pencahayaan alam atau buatan diupayakan tidak menimbulkan kesilauan dan
memiliki intensitas sesuai dengan peruntukannya.
2) Penempatan bola lampu dapat menghasilkan penyinaran yang optimum dan bola
lampu harus sering dibersihkan.
3). Bola lampu yang tidak berfungsi dengan baik segera diganti.

E. Pengendalian vektor Penyakit


Vektor penyakit adalah hewan yang dapat menjadi perantara penular berbagai
penyakit tertentu (misalnya, serangga). Reservoar (pejamu) penyakit adalah hewan
yang di dalam tubuhnya terdapat kuman penyakit yang dapat ditularkan kepada
manusia (misalnya, tikus).
Tata cara pelaksanaan pengendalian vaktor penyakit adalah sebagai berikut.

1) Pengendalian secara fisika:


a) Konstruksi bangunan tidak memung- kinkan masuk dan berkembang biaknya vektor
dan reservoar penyakit ke dalam ruang kerja dengan memasang alat yang dapat
mencegah masuknya serangga dan tikus.
b) Menjaga kebersihan lingkungan sehingga tidak terjadi penumpukan sampah dan
makanan
c) Pengaturan peralatan dan arsip secara teratur.
d) Meniadakan tempat perindukan (sarang) serangga dan tikus.

2) Pengendalian dengan bahan kimia, yaitu dengan melakukan, penyemprotan,


pengasapan memasang umpan, dan abatesasi pada penampungan air bersih.

F. Menata Ruang Dan Bangunan

Bangunan hotel yang kuat, terpelihara, bersih, dan tidak memungkinkan terjadinya
gangguan kesehatan dan kecelakaan. Berikut persyaratan ruang dan bangunan pada
hotel.

1) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin, dan
bersih.
2) Setiap orang mendapatkan ruang udara minimal 10 m³/karyawan.
3) Dinding bersih dan berwarna terang, permukaan dinding yang selalu terkena
percikan air terbuat dari bahan yang kedap air. 4) Langit-langit kuat, bersih,
berwarna terang, dan ketinggian minimal 2,50 m dari lantai.

5) Atap kuat dan tidak bocor.


6) Luas jendela, kisi-kisi, atau dinding gelas kaca untuk masuknya cahaya minimal 1/6
kali luas lantai.

G. Adanya Tollet
Toilet wanita dan pria pada hotel terpisah. Setiap hotel harus memiliki toilet dengan
jumlah wastafel, jamban, dan peraturan yang sesuai dengan jumlah kamar hotel dan
ruangan lainnya.

P. Pengaturan Instalasi
Instalasi adalah penjaringan pipa atau kabel untuk fasilitas listrik, air limbah, air
bersih, telepon, dan lain- lain yang diperlukan untuk menunjang kegiatan rutin di hotel.
persyaratan instansi adalah sebagai beriku

1) Instalasi listrik, pemadam kebakaran, air bersih, air kotor, air limbah, dan air hujan
harus dapat menjamin keamanan sesuai dengan ketentuan teknis berlaku.
2).Bangunan yang lebih tinggi dari 10 m atau lebih tinggi dari bangunan lain di
sekitarnya harus dilengkapi dengan penangkal petir. Tata cara pelaksanaan instalasi
adalah sebagai berikut.
1). Instalasi untuk masing-masing peruntukan sebaiknya menggunakan kode warna
dan label.
2) Diupayakan agar tidak terjadi hubungan silang dan aliran balik antara jaringan
distribusi air limbah dengan menggunakan air bersih sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
3). Jaringan instalasi ditata sedemikian rupa agar memenuhi syarat estetika.

2. Penyakit Akibat Kerja

Menurut Permennaker No. Per 01/Men/1981, penyakit akibat kerja (PAK) atau
Occupational Diseases adalah setiap penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja. Penyakit akibat kerja dapat ditemukan atau didiagnosis sewaktu
dilaksanakan pemeriksaan kesehatan kerja. Diagnosis penyakit akibat kerja ditegakkan
melalui serangkaian pemeriksaan klinis dan pemeriksaan kondisi pekerja serta
lingkungannya untuk membuktikan adanya hubungan sebab akibat antara penyakit dan
pekerjaannya. Setelah ditegakkan diagnosis penyakit akibat kerja oleh dokter
pemeriksa, dokter wajib membuat laporan medis yang bersifat rahasia.

Agar penyakit akibat kerja tidak terulang kembali diderita oleh tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya, maka pengurus wajib dengan segera melakukan
tindakan-tindakan preventif. Dalam hal ini pengurus wajib menyediakan secara Cuma
cuma semua alat perlindungan diri yang diwajibkan penggunaannya oleh tenaga kerja
yang berada di bawah pimpinannya.

Adapun beberapa contoh penyakit akibat kerja adalah sebagai berikut.

a. Penyakit alergi atau hipersensitif, penyakit ini berupa rinitis, rinosinusitis, asma,
pneumonitis, aspergilosis akut bronchopulmoner, hipersensitivitas lateks, penyakit
jamur, dermatitis kontak, anafilaksis. Penyakit ini biasanya terjadi pada saluran
pernapasan dan kulit. Penyebabnya adalah bahan kimia, mikroorganisme, atau fisis
dapat merangsang interaksi nonspesifik atau spesifik.

b. Dermatitis kontak, ada dua jenis penyakit yang ditimbulkan, yaitu iritan dan alergi.
Penyakit ini terjadi pada daerah kulit.

c. Penyakit paru, penyakit ini berupa bronchitis kronis, emfisema, karsinoma bronkus,
fibrosis, TBC, mesetelioma, pneumonia, sarkoidosis. Penyakit ini disebabkan oleh
bahan kimia, fisis, da mikroorganisme.

d. Penyakit hati dan gastro-intestinal. Penyakit ini berupa kanker lambung dan kanker
oesofagus (karena berada di tambang batu bara dan vulkanisir karet), dan sirosis hati
(karena alkohol, karbon tetraklorida, trichloroethylene, dan kloroform).

e. Penyakit saluran urogenital, penyakit ini berupa gagal ginjal (karena uap logam
kadmium dan merkuri, pelarut organik, pestisida, carbon tetrachlorid), kanker vesica
urinaria (karena karet, manufaktur/bahan pewarna organik, benzidin, 2-
naphthylamin).

f. Penyakit hematologi, penyakit ini berupa anemia (karena Pb) dan leukemia (karena
benzena).

g. Penyakit kardiovaskular, penyakit ini berupa penyakit jantung koroner (penyebabnya


karena bahan kimia karbon disulfida, viscon rayon, gliceril trinitrat, ethylene glicol
dinitrat) dan febrilasi ventrice! (karena bahan kimia trichlorethylene).

h. Gangguan alat reproduksi, penyakit ini berupa infertilitas (karena bahan kimia
ethylene bromida benzena, anasthetic gas, timbal, pelarut organik, karbon disulfida,
vinyl klorida, chlorophene), kerusakan janin (karena bahan kimia aneteses gas,
merkuri, pelarut organik), dan keguguran (karena kerja fisik).
i. Penyakit muskuloskeletal, penyakit ini berupa sindroma raynaud (karena getaran 20-
400 Hz), carpal turnel syndroma (karena tekanan yang berulang pada lengan), dan
HNP/ sakit punggung (karena pekerjaan fisik berat, tidak ergonomis).

J. Gangguan telinga, penyakit ini berupa penurunan pendengaran (karena bising di atas
NAB). k. Gangguan mata, penyakit ini berupa rasa sakit (karena penataan
pencahayaan), conjungtivits (karena sinar UV), katarak (karena infra merah), gatal
(karena bahan organik hewan, debu padil dan iritasi nonalergi (karena bahan kimia
chlor, formaldehid).

l. Gangguan susunan saraf, penyakit ini berupa pusing, tidak konsentrasi, sering lupa,
depresi,neuropati perifer, ataksia serebeler, dan penyakit neuron motoris (karena
bahan kimia cat, carpettile lining, petrolium, oli).

m. Stress, penyakit ini berupa neuropsikiatrik, ansietas, dan depresi (karena hubungan
kerja kurang baik, monoton, upah kurang, dan suasana kerja tidak nyaman).

n. Infeksi, penyakit ini berupa pneumonia (karena legionella pada AC), leptospirosis
(karena leptospirpada petani), brucellosis, dan antrakosis (karena brucella, antrak
pada peternak hewan).

o. Keracunan, penyakit ini berupa keracunan akut (karena CO, hidrogen sulfida,
hidrogen sianida) dan kronis (karena bahan kimia timah hitam, merkuri, pestisida).

C. Penyusunan Program Rencana Penerapan Kesehatan Kerja


Dalam hal penyelenggaraan upaya kesehatan kerja, pengelola tempat kerja (hotel)
wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,
peningkatan, pengobatan, dan pemulihan bagi tenaga kerja. Pengusaha hotel wajib
menjamin kesehatan pekerja serta wajib menanggung seluruh blaya pemeliharaan
kesehatan pekerja. Tidak hanya pengelola atau pengusaha saja yang berperan dalam
penyelenggaraan kesehatan kerja ini, tetapi juga pekerjanya. Pekerja wajib
menciptakan dan menjaga kesehatan tempat kerja yang sehat dan menaati peraturan
yang berlaku di tempat kerja (UU No. 36 Tahun 2009).

Program keselamatan dan kesehatan kerja adalah rencana tindakan yang dirancang
untuk mencegah kecelakaan dan penyakit pada pekerja. Dalam program tersebut
terdapat beberapa bentuk aktivitas yang merupakan persyaratan dalam undang-
undang/peraturan keselamatan dan kesehatan kerja. Oleh karena itu, sebuah program
kesehatan dan keselamatan kerja minimal harus mencakup unsur-unsur yang
dipersyaratkankan oleh undang-undang/peraturan keselamatan dan kesehatan kerja.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja diselenggarakan sendiri oleh
perusahaan dengan mengadakan ikatan dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain
atau perusahaan secara bersama- sama menyelenggarakan suatu pelayanan
kesehatan kerja bersama dengan perusahaan lain. Tugas pelayanan kesehatan kerja ini
adalah sebagai berikut.

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, yaitu dilaksanakan pemeriksaan berkala dan


pemeriksaan khusus.

2. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian pekerjaan terhadap pekerja.

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.

4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan sanitasi.

5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk kesehatan pekerja.

6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan penyakit akibat kerja
(PAK). lepto Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

8. Pendidikan kesehatan untuk pekerja dan latihan untuk petugas P3K.

9. Memberikan arahan mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja,


pemilihan alat pelindung diri (APD) yang diperlukan dan penyelenggaraan
makanan di tempat kerja.

10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

11. Pembinaan dan pengawasan terhadap pekerja yang mempunyai kelainan tertentu
dalam kesehatannya.

12. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan kerja kepada


perusahaan.

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja ini dipimpin dan dijalankan oleh


seorang dokter yang disetujui oleh Direktur. Dokter yang melakukan pemeriksaan
kesehatan ini adalah dokter ditunjuk oleh perusahaan dan telah memenuhi syarat
sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerj Transmigrasi dan Koperasi Nomor
Peraturan 10/Men/1976 dan syarat-syarat lain yang dibenarkan oleh Direkt Jenderal
pembinaan Hubungan Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja(02/Men/1980).
D. Prosedur Membersihkan Peralatan dan Ruang Area Kerja
1. Prosedur Membersihkan Peralatan

a. Semua peralatan sebelum dipergunakan harus dalam keadaan bersih dan kering.

b. Periksa kondisi peralatan setiap akan digunakan ataupun setelah selesai digunakan.

c. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

d. Sebelum dan sesudah digunakan semua peralatan harus bersih.

e. Pada saat selesai menggunakan alat, gulung kabel dengan baik jangan sampai ada
kabel terkelupas atau terbuka.

f. Pada saat selesai menggunakan peralatan yang bermesin, harus dibersihkan dan
dikeringkan, lalu simpan di gudang atau tempat yang disediakan.

g. Jangan pernah meninggalkan peralatan dan mesin jika tidak digunakan, semua alat
dan mesin harus dalam keadaan mati, dan simpan di tempatnya.

h. Jangan menyimpan alat dengan menyandar pada dinding atau pintu.

i. Laporkan pada supervisor jika ada kerusakan pada peralatan walaupun kerusakan itu
kecil karena hal ini untuk mencegah kerusakan yang lebih besar.

j. Semua jenis peralatan yang disimpan di gudang harus kembali dalam keadaan bersih
dan kering dan jangan lupa untuk menyimpan peralatan pada tempat semula.

2. Prosedur Membersihkan Ruang Area Kerja

a. Identifikasikan dan tentukan daerah yang perlu dibersihkan dan dikerjakan.

b. Informasikan pada bagian yang bertanggung jawab apabila pembersihan


diharapkan agar segera dikerjakan.

c. Kumpulkan dan periksa bahan, peralatan, dan perlengkapan pembersih.

d. Siapkan alat dan bahan pembersih sesuai dengan keadaan objek yang akan
dibersihkan.
e. Pembersihan dimulai dari bagian atas atau paling tinggi menuju bagian bawah atau
terendah. Atau, dari bagian yang paling jauh menuju ke arah pintu.

f. Lakukan pekerjaan dengan prinsip searah jarum jam apabila objek pembersihan di
ruangan.

g. Prinsip pembersihan adalah mengangkat kotoran bukan mengangkat lapisan


permukaan objek yang dibersihkan atau meratakan kotoran.

h. Bekerjalah dengan menggunakan prinsip kesehatan dan keselamatan kerja (K3).

i. Menggunakan bahan pembersih yang lunak sebelum menggunakan bahan


pembersih yang kera atau kuat (sesuaikan dengan tingkat kotorannya).

j. Pasang rambu-rambu (wet caution) jika sedang membersihkan daerah umum untuk
menghindari risiko bahaya terpeleset akibat lantai basah atau tetesan air karena
over head cleaning.

k. Siapkan semua rambu-rambu penting sehingga tidak membahayakan tamu dan


pekerja lain.

l. Selalu memeriksa kembali area atau lokasi yang dibersihkan sebelum meninggalkan
area.

m. Mengembalikan peralatan dan bahan pembersih pada ruangan atau gudang yang
tersedia

E. Pelaksanaan Prosedur Membersihkan Peralatan Dan Ruang


Area Kerja Berdasarkan SOP
Penerapan sanitasi yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan
lingkungan hidup di bidang pariwisata perlu dirancang sesuai standar operasional
prosedur (SOP) perusahaan karena alat dan pengaruh sanitasi sangat besar terhadap
kepuasan para tamu atau wisatawan. Untuk itu, perlu disusun jadwal untuk
pembersihan harian, mingguan, bulanan, dan general cleaning agar semua area dapat
dibersihkan secara berurutan dan terhindar dari kondisi yang tidak diinginkan
(misalnya, kotor dan rusak karena tidak terawat). Contoh penerapan pada lingkup
housekeeping hotel, yaitu area yang merupakan ruang lingkup housekeeping hotel
dikelompokkan sebagai berikut.
1. Public area, meliputi lobby area, rest room, staircase, terrace, elevator, musola,
pool area, linen, uniform room, lockers room, basement corridor, area parking, dan
lain-lain.

2. Food and beverages outlet, meliputi restaurant, bar, meeting room, function
room, dan ballroom.

3. A & G office, meliputi general manager, assistant executive manager, F & B


director, finance director, director of sales and marketing, public relation manager,
dan ruangan executive officer lainnya. 4 Back office area, meliputi human resources,
training center, engineering, purchasing, accounting, dan cost control.

5. Floor area, meliputi guest room, executive lounge, pantry area/station floor,
corridor, dan guest landing

Area yang dikelompokkan tersebut merupakan area yang harus dirawat, dijaga
kebersihannya, ditata untuk kenyamanannya, dan mengikuti kaidah GCG (Good
Corporate Governance), AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), dan CSR
(Corporate Social Responsibility). Dalam konteks kebersihan ruangan sebaiknya
mengikuti aturan standar kebersihan internasional yang tidak sekadar bersih, tetapi
sanitasi dan higienisnya harus terjaga. Adapun sistem atau standar yang dimaksud,
misalnya penerapan sistem HACCP (Hazard Analysis & Critical Control Point) atau
Good Clinic Practice.
BAB 4
LIMBAH INDUSTRI PARIWISATA
A. karakteristik limbah pariwisata
Limbah industri pariwisata secara umum sama dengan limbah lain yang dihasilkan
oleh kegiatan manusia dan dibuang ke lingkungan. Pencemarannya pun sama dengan
pencemaran lingkungan pada umumnya. Berdasarkan keputusan Menperindag RI
No.231/MPP/Kep/7/1997 Pasal 1 Tentang Prosedur Impor Limbah menyatakan bahwa
limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi
yang fungsinya sudah berubah dari aslinya. Pembuangan limbah oleh masyarakat dan
dunia usaha secara sembarangan sudah sering terjadi. Limbah-limbah tersebut
dihasilkan dari berbagai kegiatan yang ada di masyarakat, seperti industri, rumah
tangga, pariwisata, dan transportasi.

Limbah pariwisata yang dimaksud adalah limbah yang berasal dari kegiatan wisata
melalui sarana transportasi dan hotel yang membuang limbahnya ke udara, air, dan
tanah. Contoh limbah pariwisata adalah tumpahan oli dan minyak serta limbah cair
lainnya yang dibuang oleh perahu motor atau kapal dan kegiatan lainnya di daerah
wisata laut atau bahari. Limbah pariwisata yang termasuk ke dalam limbah hotel sudah
kita bahas dalam Bab 3, bukan? Coba kamu ingat dan pelajari kembali tentang limbah
hotel tersebut.

Berikut ini beberapa karakteristik limbah pariwisata yang perlu kamu ketahui yaitu
sebagai berikut.

1. Umumnya Berukuran Mikro

Partikel-partikel yang terdapat pada limbah berbahaya memiliki ukuran yang sangat
kecil atau mikro sehingga tidak bisa terlihat oleh mata dan sulit terdeteksi. Limbah ini
biasanya terlarut dalam cairan atau udara sehingga untuk mengolah atau memisahkan
bahan beracunnya memerlukan teknologi modern. Limbah yang mengandung
mikroorganisme sangat sulit untuk dilihat dengan mata telanjang. Jika ingin melihat
mikroorganisme dalam limbah itu, kita harus menggunakan mikroskop atau kaca
pembesar.
2. Bersifat Dinamis

Limbah cair dan gas umumnya memiliki sifat yang dinamis. Limbah tersebut akan
selalu bergerak sesuai dengan kondisi yang di tempatinya. Pencemaran di suatu tempat
dapat menyebar ke tempat lain dalam skala luas. Limbah padat pun dapat bergerak
dengan dinamis jika mencemari perairan luas seperti laut dan sungai.

3. Berdampak Luas

Limbah dapat menyebar dan menjangkau wilayah dengan luas dengan


pergerakannya yang dinamis. Hal tersebut juga dapat disebabkan karena ukuran limbah
yang kecil sehingga dapat terbawa oleh aliran angin dan air.

4. Memiliki Dampak Jangka Panjang

Adanya limbah dapat menimbulkan dampak yang sangat panjang. Jika, suatu daerah
terkena limbah maka untuk mengatasinya diperlukan penanganan yang serius dan lama.
Kita tidak bisa menanganinya hanya dalam waktu yang singkat di satu tempat saja, tetapi
harus dilakukan bertahap dalam waktu yang lama dan dalam wilayah yang luas. Untuk
itulah, limbah yang dibuang ke lingkungan harus diolah terlebih dahulu sehingga tidak
mencemari lingkungan dan menimbulkan dampak negatif bagi makhluk hidup yang ada di
dalamnya.

B. jenis-jenis limbah pariwisata


Jenis-jenis limbah pariwisata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan
wujudnya dan berdasarkan senyawanya.

1. Jenis-Jenis Limbah Berdasarkan Wujudnya

Limbah yang dihasilkan dari industri pariwisata banyak sekali jumlahnya. Jenis-jenis
limbah pariwisata berdasarkan wujudnya dibedakan kembali menjadi limbah padat,
limbah cair, limbah gas, dan limbah suara.

a. Limbah Padat

Limbah padat atau sampah merupakan limbah yang memiliki wujud padat. Limbah
padat biasanya kering dan tidak melakukan penyebaran secara luas seperti limbah cair.
Limbah padat misalnya, sampah plastik, sampah sisa makanan, sampah sayuran, pecahan
kaca, sampah kertas, sampah kardus, sampah kayu, dan sampah logam. Limbah padat
pada daerah wisata bisa kita temukan di tepi pantai, di gunung, dan ditempat wisata
hiburan keluarga. Jika para pengunjung daerah wisata tidak membuang sampah pada
tempatnya, mereka akan menumpukkannya dipinggir pantai, di dekat pepohonan,
ataupun di jalan dan akhirnya akan mencemari tempat wisata itu.
b. Limbah Cair

Limbah cair merupakan limbah suatu kegiatan yang memiliki wujud cair. Berbagai
jenis limbah ca dapat mengandung bahan lain di dalamnya, seperti bahan padatan,
bahan buangan yang membutuhkan oksigen, mikroorganisme, komponen organik
sintetik, nutrien tanaman, minyak, senyawa organik dan mineral, bahan radioaktif, dan
panas.

Untuk mengetahui air terpolusi atau tidak, diperlukan pengujian untuk menentukan
tingkat polus air. Pengujian tersebut meliputi pengujian nilai pH, keasaman, dan
akalinitas, suhu, warna, bau dan rasa, jumlah padatan, nilai BOD/COD, pencemaran
mikroorganisme patogen, kandungan minyak, kandungan logam berat, dan kandungan
bahan radioaktif.

Limbah cair dari industri pariwisata dapat berasal dari berbagai kegiatan pariwisata,
contohnya adalah limbah bahan bakar kapal laut, limbah bekas cucian, limbah restoran,
limbah cair hotel, dan limbah pewarna kain.

c. Limbah Gas

Limbah gas merupakan limbah yang memiliki wujud gas yang di dalamnya
mengandung berbagai macam zat kimia. Limbah gas bisanya menyebar melalui udara
dan meluas ke wilayah lainnya. Limbah gas industri pariwisata dapat berasal dari
kendaraan bermotor, asap pembuangan restoran, dan peralatan hotel seperti kulkas dan
AC. Limbah gas yang dihasilkan dari kegiatan pariwisata tersebut mengandung berbagai
gas berbahaya, misalnya karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur oksida
(SOX), dan freon.

d. limbah suara

limbah suara merupakan limbah yang berasal dari bunyi yang di hasilkan dari suatu
kegiatan atau produksi yang kemudia merambat di udara dan menimbukan gangguan
bagi lingkungan sekitar, limbah suara pada industri pariwisata misalnya, suara kapal laut
suara knalpot dan suara kegiatan hiburan
2. JENIS JENIS LIMBAH BERDASARKAN SENYAWANYA

Jenis-jenis limbah berdasarkan senyawa- nya dapat dibedakan menjadi limbah


organik, limbah anorganik, dan limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

a Limbah Organik

Limbah organik merupakan limbah yang mengandung unsur karbon atau berasal dari
makhluk hidup sehingga mudah membusuk atau terurai dengan aktivitas mikroorganisme
baikaerob maupun anaerob. Limbah organik banyak sekali di kehidupan kita, misalnya
limbah sisa makanan, kotoran hewan, kulit buah, dan sisa sayuran. Limbah organik
banyak sekali diproduksi oleh perhotelan terutama pada bagian restauran. Limbah
tersebut disebut juga dengan limbah domestik.

b. Limbah Anorganik

Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak dapat atau sulit membusuk serta
terurai secara alami. Hal itu disebabkan karena mikroorganisme pengurai yang terdapat
pada limbah tersebut mengalami proses yang lama sekali untuk membusukkan bahan
tersebut. Contoh limbah anorganik antara lain limbah plastik, kaca, logam, dan baja.

3. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

Limbah B3 merupakan limbah yang berasal dari kegiatan yang dilakukan manusia.
Limbah yang tergolong B3 mengandung senyawa kimia dan beracun sehingga sangat
berbahaya bagi makhluk hidup dan lingkungan, terutama manusia. Berdasarkan Undang-
Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
Bahan Berbahaya dan Beracun(B3) merupakan zat, energi, dan/atau komponen lain yang
karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup, dan/atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya. Karakteristik limbah yang termasuk B3 antara lain mudah
meledak (explosive), mudah terbakar (flammable), beracun, menyebabkan infeksi,
berbahaya (harmful), berbahaya bagi lingkungan, dan bersifat korosif

Limbah B3 umumnya mengandung logam berat yang berbahaya. Beberapa jenis


logam berat yang berbahaya tersebut antara lain merkuri (Hg), timbel (Pb), arsenik (As),
kadmium (Cd), kromium (Cr) dan nikel (Ni). Logam-logam tersebut dapat terakumulasi
dan tetap tinggal di tubuh suatu organisme dalam jangka waktu yang lama sebagai racun.
Sekitar 40% dari jumlah B3 yang dihasilkan dari kegiatan manusia di buang ke lingkungan
dan hanya sekitar 5% dari timbunan limbah B3 yang diolah dengan standar lingkungan
yang baik. Selain dampak langsung pencemaran lingkungan, pengelolaan limbah B3 yang
tidak memadai akan melekatkan citra yang kurang baik bagi industri pariwisata
Indonesia.

C. Dampak Buruk Limbah Bagi Manusia Dan


Lingkungan
1. dampak limbah terhadap kesehatan manusia

Limbah sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Selain memberikan


aroma yang tidak sedap dari baunya, ternyata limbah juga sangat berbahaya
bagi organ kesehatan manusia. Berbagai macam penyakit dapat timbul jika
di sekitar kita terdapat banyak limbah. Penyakit yang ditimbulkan dapat
berupa penyakit ringan bahkan sampai penyakit yang mematikan.

Berikut ini beberapa jenis gangguan dan penyakit yang dapat


menyerang manusia akibat limbah antara lain sebagai berikut.

a. Keracunan Akibat Limbah


b. Gangguan pencernaan (diare).
c. Jamuran pada kulit.
d. Sesak napas.
e. Gangguan pada syaraf.
f. Selain dan Terjangkit penyakit tifus.

2. dampak limbah terhadap lingkungan

Selain berdampak negatif bagi manusia, limbah juga berdampak negatif bagi
lingkungan. Dampa negatif limbah yang sering kita lihat adalah menurunnya kualitas
lingkungan sebagai tempat tinggal berbagai makhluk hidup. Lingkungan yang tercemar
limbah akan menjadi bau, kotor, dan tidak enak dilihat.

Apabila keadaan tersebut berlangsung terus menerus, maka akan mematikan


organisme yang ada di sekitarnya. Jika organisme mati dan lingkungan menjadi tercemar,
maka akan terjadi perubahan ekosistem di daerah tersebut bahkan tidak menutup
kemungkinan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem lainnya secara keseluruhan.

Selain pencemaran air, pencemaran limbah ke udara juga akan mengakibatkan


berbagai masalah lingkungan, seperti bau tidak sedap dan penyebaran penyakit melalui
udara yang mengandung patogen berbahaya. Asap yang ditimbulkan dari kendaran
bermotor, pembakaran sampah, maupun asap industri-industri besar merupakan
sumber-sumber pencemaran udara. Pembakaran sampah berbahan plastik tertentu
bahkan dapat bersifat karsinogenik dan menimbulkan kanker apabila terhirup oleh
manusia.

D. Pengolahan Limbah
Secara umum, teknologi pengolahan sampah pada kawasan pariwisata lebih
condong pada penanganan tidak langsung yaitu dengan pengumpulan dan pengangkutan
sampah ke sistem persampahan perkotaan terdekat. Dengan cara demikian, pengolahan
sampah dengan cara tersebut tidak terlalu berdampak terhadap destinasi daerah wisata.
Berikut usaha yang dapat kita lakukan dalam mengelola limbah agar dampak buruk yang
ditimbulkan limbah bagi lingkungan dapat dikurangi ka perlu limbah bisa memberikan
manfaat tersendiri bagi masyarakat jika dikelola dengan baik. Pengelolaan limbah yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Pengurangan Jumlah dan Macam Limbah

Banyaknya limbah yang ada dapat dikurangi dengan mengurangi jumlah pemakaian
limbah. Salah satu contoh yang mudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah
penggunaan botol air minum untuk mengurangi sampah botol plastik dan penggunaan
tas belanja untuk mengurangi sampah kantong plastik.

2. Melakukan Daur ulang

Beberapa jenis limbah dapat didaur ulang sehingga menghasilkan barang lain yang
dapat digunakan. Sebagian besar limbah yang dapat didaur ulang adalah limbah
anorganik seperti botol plastik, kaleng bekas, kain perca, pecahan kaca/keramik, dan lain
sebagainya. Daur ulang limbah jika dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai
kreativitas maka akan menghasilkan barang-barang baru yang berguna serta memiliki
nilai estetika tinggi seperti daur ulang limbah menjadi kerajinan tangan,

Selain limbah anorganik, daur ulang juga dapat dilakukan terhadap limbah organik.
Sisa-sisa makanan maupun dedaunan kering jika ditimbun di dalam tanah atau diolah
dengan cara tertentu maka akan menghasilkan pupuk kompos untuk tanaman.

3. Melakukan Pengolahan Limbah


Limbah-limbah yang memiliki kandungan berbahaya seperti limbah industri dan
beberapa limbah hotel dapat diolah secara fisik, kimiawi, maupun biologi. Pengolahan
limbah secara fisik antara lain meliputi penyaringan, flotasi, filtrasi, dan teknologi
membran. Pengolahan limbah secara kimia dapat berupa dengan proses reduksi-oksidasi
atau pengolahan tanpa proses reduksi-oksidasi. Pengolahan limbah secara biologi dapat
dilakukan secara aerob maupun anaerob.

Anda mungkin juga menyukai