1. Latar Belakang
Kode darurat rumah sakit digunakan di seluruh dunia untuk mengingatkan staf untuk
berbagai situasi darurat untuk mengurangi kematian di rumah sakit. Sistem kode biru adalah
sistem komunikasi yang memastikan resusitasi pasien yang paling cepat dan efektif dalam
pernapasan atau henti jantung; Namun, pelatihan personil dan prosedur kode penting bagi
mereka yang bertanggung jawab atas sistem kode biru di rumah sakit. Setiap rumah sakit,
sebagai bagian dari rencana bencana, menetapkan kebijakan untuk menentukan unit mana yang
Kode Biru adalah sistem manajemen darurat yang dibentuk oleh kasus-kasus yang
membutuhkan intervensi medis darurat, kerabat kasus atau staf rumah sakit. Proses ini terdiri
dari kode yang diumumkan oleh profesional perawatan kesehatan dan ditanggapi oleh personel
yang ditunjuk untuk intervensi kasus serangan jantung. Ini adalah alat manajemen darurat yang
memberikan intervensi tercepat. "Kode Biru" adalah satu-satunya kode warna yang digunakan
untuk kasus darurat yang sama di seluruh dunia. Kode Blue digunakan untuk pertama kalinya
a. Dasar Hukum
Medis.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 /Menkes / SK /II I 2OO8 tentang Standar
Code blue merupakan salah satu kode prosedur emergensi yang harus segera
diaktifkan jika ditemukan seseorang dalam kondisi cardiaerespiratory arrest di dalam area
rumah sakit. Code blue response team atau tim code blue adalah suatu tim yang dibentuk
oleh rumah sakit yang bertugas merespon kondisi code blue didalam area rumah sakit.
Tim ini terdiri dari dokter dan perawat yang sudah terlatih dalam penanganan kondisi
cardiac respiratory arrest ( Galih, 2017 ). Resusitasi jantung paru merupakan serangkaian
tindakan untuk meningkatkan daya tahan hidup setelah terjadinya henti jantung.
Meskipun pencapaian optimal dari resusitasi jantung paru ini dapat bervariasi, tergantung
kepada kemampuan penolong, kondisi korban, dan sumber daya yang tersedia, tantangan
mendasar tetap pada bagaimana melakukan resusitasi jantung paru sedini mungkin dan
efektif. Bantuan hidup dasar menekankan pada pentingnya mempertahankan sirkulasi
dengan segera melakukan kompresi sebelum membuka jalan napas dan memberikan
napas bantuan. Perubahan pada siklus bantuan hidup dasar menjadi C-A-B (compression
Untuk menjaga mutu suatu rumah sakit yang baik maka harus memberikan
pelayanan yang aman dan nyaman kepada pasien yang berbasis kepada keselamatan
pasien dan ini merupakan indikator mutu yang utama diseluruh rumah sakit. Salah satu
pelayanan yang cepat, tepat, akuratseperti memberikan pelayan pada pasien yang
mengalami cardiac arrest diruang rawat inap dengan menggunakan sumber daya manusia
yang handal. Code blue merupakan cara agar pasien mendapat pelayanan pertolongan
cardiac arrest yang cepat dan maksimal sehingga tingkat kematian pasien bisa dikurangi
a. Uraian Kegiatan
Pelatihan di lakukan dengan cara pemaparan materi Code Blue kemudian cara
pengisian Fomulir dokumentasi code blue serta stimulasi kegiatan code blue
b. Batasan Kegiatan
Sosialisasi Code Blue wajib untuk semua pegawai RSU Nurussyifa Kudus, Kurang
lebih 20 orang
3. Maksud dan Tujuan
a. Maksud Kegiatan
secara tepat.
b. Tujuan Kegiatan
Tujuan kegiatan ini adalah peserta memahami materi , konsep serta dapat
mengimplementasikan
4. Indicator keluaran
a. Indicator keluaran
Tenaga kesehatan di RSU Nurussyifa Kudus dan semua unit di dalamnya mampu
secara terpadu
b. Keluaran
Output kegiatan ini adalah dokumen laporan pelaksanaan sosialisasi CODE BLUE
a. Metode pelaksanaan
sendiri meliputi materi teori, praktek, serta stimulasi yang sudah di susun oleh tim
1. Persiapan
2. Pemaparan Materi
3. Stimulasi
4. Pelaporaan
Kegiatan Code Blue di lakukan di Aula RSU Nurussyifa Kudus , Jl. Raya Kudus
Sp. An
Sp. An
9. Narasumber
a. Snack
11. Penutup