DISAHKAN OLEH :
ASMINUDIN,S.Kep.,Ners
NIP.198001302000122001 BAMBANG HERYANTO,S.Kep
NIP.197804152010011006
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN
KEGIATAN/PROGRAM BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
BAB IX PENUTUP
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Maha Esa yang telah melimpahkan
Berkat dan Rahmat Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan “Pedoman
Pelayanan UGD dan Ruang Tindakan”.
Terima kasih banyak kami haturkan kepada semua pihak yang telah membantu
dan berkontribusi sampai Pedoman ini selesai dibuat.
Mohon kritik dan saran dari semua pihak, agar kami bisa menyempurnakan
Pedoman ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unit Gawat Darurat (UGD) pada sebuah Puskesmas merupakan salah satu
pintu masuk utama pasien yang membutuhkan pertolongan segera di Puskesmas.
Sebagian besar pasien yang masuk ke UGD adalah pasien gawat darurat
berdasarkan kondisi sesungguhnya atau berdasarkan persepsi pasien dan
keluarganya. UGD harus mampu memilah dan memberikan pelayanan dengan
respon yang cepat dan penangan yang tepat pada pasien yang benar benar
dalam kondisi gawat darurat medik. Oleh sebab itu, Ugd memerlukan sebuah
pedoman pelayanan yang standar dalam penanganan pasien gawat darurat
sehingga tepat dan cepat dalam upaya penyelamatan jiwa dan menghindarkan
resiko kecacatan yang mungkin terjadi.
Pedoman pelayanan Unit Gawat Darurat Puskesmas Gedung Surianini
disususn berdasarkan berbagai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
untuk menjadi acuan bagi pelayanan UGD dalam berbagai aspek.
Pelayanan UGD merupakan pelayanan yang multidisiplin, multiprofesi dan
terintegrasi yang bertanggung jawab dalam pelayanan pasien gawat darurat
di UGD, sehingga mutlak diperlukan sebuah pedoman untuk memberikan
pelayanan yang standar dan seragam untuk semua pasien yang datang ke UGD.
Setiap UGD wajib memiliki kemampuan penanganan live saving pada anak
dan dewasa, membuka pelayanan selama 24 jam, mempunyai Sumber
Daya Manusia (SDM) yang terlatih dan terampil yang dibuktikan dengan sertifikat
yang masih berlaku.
Berbagai perencanaan dan pemenuhan menuju tercapainya standar yang
diterapkan melalui program kerja UGD Puskesmas Gedung Surian setiap
tahunnya. pemenuhan standar dari segi SDM, Fasilitas dan mutu pelayanan
selalu merupakan tujuan utama untuk dicapai dalam pelaksanaan pelayanan UGD
Puskesmas Gedung Surian.
2
Adapun petunjuk teknis untuk tiap pelayanan akan di atur khusus pada
panduan
pelayanan unit unit lainnya di Puskesmas Gedung Surian, serta di tuangkan dalam
bentuk standar Opersional prosedur yang sesuai untuk Puskesmas Gedung Surian
sehingga pelayanan UGD akan berfokus pada pelayanan penyelamatan nyawa dan
pencegahan kecacatan lebih lanjutpelayanan yang sesuai dan terintegra.
Tujuan Pedoman
1. Tujuan
umum
Menjadi acuan pelayanan Unit Gawat Darurat dalam fungsinya untuk usaha
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut bagi pasien
gawat darurat serta meningkatkan mutu pelayanan kegawatdaruratan yang
cepat tepat, terstandar dan bermutu di Puskesmas Gedung Surian.
2. Tujuan
khusus
C. Sasaran Pedoman
Yang menjadi sasaran pedoman ini adalah dokter, paramedis maupun petugas
lainnya yang diberikan kewenangan melakukan pelayanan di Ruang Tindakan
UGD Puskesmas Gedung Surian.
3
a. Perawatan
Luka
Irigasi telinga adalah salah satu prosedur yang dapat dilakukan untuk
membersihkan liang telinga dari impaksi serumen atau mengeluarkan
benda asing telinga yang berukuran kecil
f. Heacting
Penjahitan luka adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan
benang sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis
g. Pemberian nebulizer
4
Luka tusuk adalah jenis luka terbuka yang disebabkan oleh tusukan benda
tajam seperti paku, kayu gerigi, atau potongan logam.
i. Tatalaksana benda asing di hidung
Benda asing adalah benda dari luar tubuh baik hidup atau benda mati yang
berada di hidung. Contoh benda asing organik yaitu lalat, larva, lintah
sedangkan benda asing anorganik yaitu manik-manik, kertas, logam dan
lain-lain.
j. Tatalaksana irigasi mata
Yaitu pasien yang tiba – tiba berada dalam keadaan gawat darurat atau
akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolonngan secepatnya.
a. Henti nafas dan henti jantung
3) Perasaan melayang
5) Merasa lemas
seluruh badan
e. Diare dehidrasi
Cedera kepala (trauma kepala) adalah masalah pada struktur kepala akibat
mengalami benturan yang berpotensi menimbulkan gangguan pada fungsi otak.
Masalah ini dapat berupa luka ringan, memar di kulit kepala, bengkak, perdarahan,
patah tulang tengkorak, atau gegar otak. Gejala yang dialami penderita cedera
kepala berbeda-beda, tergantung pada keparahan kondisi dan lokasi benturan. Tidak
semua gejala akan langsung dirasakan sesaat setelah cedera terjadi. Terkadang gejala
baru muncul beberapa hari hingga beberapa minggu kemudian.
tidur
Merasa sangat bingung
Berbicara cadel
Koma
g. Reaksi alergi
Alergi merupakan suatu reaksi dari sistem imun tubuh yang terjadi
karena suatu zat atau substansi yang disebut allergen. Gejala alergi
umumnya muncul beberapa saat hingga jam setelah tubuh terpapar
alergen. Gejala alergi yang umum dirasakan tapi jika gejala semakin
berat maka pasien harus segera di tangani, antara lain:
1) Ruam kemerahan pada
kulit
3) Bersin dan
batuk
9
4) Sesak
napas
5) Hidung
berair
6) Bengkak pada bagian tubuh yang terpapar alergen,
misalnya wajah, mulut, lidah, dan tenggorokan.
8) Mual, muntah, sakit perut, atau diare.
2. Pasien dengan kasus False Emergency
Yaitu pasien dengan:
a. Keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan darurat
Suatu keadaan dimana pasien berada dalam kondisi gawat tetapi
tidak memerlukan tindakan yang darurat contohnya kanker stadium
lanjut.
b. Keadaan gawat tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota badannya
Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba tetapi tidak
mengancam nyawa atau anggota badannya contohnya fraktur tulang
tertutup
c. Keadaan tidak gawat dan tidak darurat
Keadaan tidak gawat dan tidak darurat adalah pasien yang tidak
memerlukan penanganan sesegera mungkin. Contohnya pasien
poliklinik yang datang ke UGD
E. Batasan Operasional
b. Tata laksana
Pasien datang diterima tenaga kesehatan di ruang Gawat Darurat atau
ruang tindakan. Bila jumlah Pasien lebih dari kapasitas ruangan, maka triase
dapat dilakukan di luar ruang Gawat Darurat atau ruang tindakan.
Penilaian dilakukan secara singkat dan cepat (selintas) untuk menentukan
kategori kegawatdaruratan Pasien oleh tenaga kesehatan dengan cara:
1) Menilai tanda vital dan kondisi umum Pasien
2) Menilai kebutuhan medis
3) Menilai kemungkinan bertahan hidup
4) Menilai bantuan yang memungkinkan
5) Memprioritaskan penanganan definitif
Mengkategorikan status Pasien menurut kegawatdaruratannya, apakah
masuk ke dalam kategori merah, kuning, hijau atau hitam berdasarkan
prioritas atau penyebab ancaman hidup. Tindakan ini berdasarkan prioritas
ABCDE (Airway, Breathing, Circulation, Disability, Environment).
/menit,
3-8 tahun : >30x/
menit,
>8 tahun : > 20x/menit
3. Kecelakaan (Accident)
5. Bencana
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
D. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan ketenagaan layanan Tindakan UGD Puskesmas yaitu:
1. Untuk jaga pagi
3. Jadwal Kegiatan
Layanan Tindakan UGD melayani pasien 24 jam setiap harinya.
BTCLS d
16
BAB III
STANDAR FASILITAS
5 B. 5 5 5 5 5 5 5 5
4 4 4 4
5
4
1
keterangan :
8 8
2 2
2
1. pintu timur
UTARA
6
3
9
4 4
4 9
7 7
6
6
15
12 11 10
14
13
17
Keterangan:
1. Pintu utama UGD
2. Bed Tindakan
3. Meja petugas
4. Kursi
5. Pentilasi kaca
6. Troli alat
7. Tensi Meter
8. Oksigen
9. Safety box
10. Pintu ke ruang cuci alat
11. Pintu ke ruang perlengkapan UGD
12. Pintu keruang rawat inap
13. Ruang cuci alat
14. Ruang Alkes UGD
15. Wastafel
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas dan sarana
Ruang tindakan UGD Puskesmas Gedung Surian berlokasi di lantai 1
gedung utama yang terdiri dari ruang ruang triase/ruang resusistsi/ruang
tindakan bedah/ ruangan tindakan non bedah sekaligus ruangan
observasi. Ruang tersebut terdiri dari 1 (satu) tempat tidur.
2. Peralatan
a. set
1) Stetoscop anak 1 buah
2) stetoscopdewasa 1 buah
3) tensimeter 1 buah
4) thermometer 1 buah
5) oksimetri anak 1 buah
6) oksimetri dewasa 1 buah
7) nasal kanul dewasa 1 buah
8) nasal kanul anak 1 buah
9) sungkup anak 1 buah
10) sugkup dewasa 1 buah
11) infusion anak 1 buah
12) infusion dewasa 1 buah
13) blood set 1 buah
14) alcohol swab 10 buah
15) abbocat 22 1 buah
16) abbocat 20 1 buah
19
20
21
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
3. Dokumentasi
BAB V
LOGISTIK
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/PROGRAM
memberi instruksi
Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi yang ada di
Puskesmas:
1) Diazepam
2) Obat Psikotropika
a. Chlorpromazine
b. Alprazolam
c. Amphetamine
3) Antiaritmia
a. Digoxin
4) Obat antagonis adrenergik
a. Efinefrin
b. Norefineprin5) Sound Alike Look Alike Drugs
a. Semua pasien baru dinilai risiko jatuhnya dan penilaian diulang jika
diindikasikan oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan
lainnya.
b. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat risiko jatuh
pasien guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.
29
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
2023 tentang Layanan Klinis, SOP Epitaksis, SOP Tindakan Resusitasi, SOP
Pemberian Oksigen, SOP Pemberian Anastesi Lokal, SOP fraktur, SOP Persiapan
Pasien Rujukan, SOP Diare Dehidrasi, SOP Cedera Kepala, Sop Reaksi Alergi, SOP
Tatalaksana Kejang Demam, SOP penanganan Pasien Gawat dan SOP Triase.
33
BAB IX
PENUTUP