Anda di halaman 1dari 30

CASE PRESENTATION

Manfaat dan Hambatan Dalam Penerapan SIMPUS dan Program P-Care

di Puskesmas Genuk Semarang

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Program Pendidikan ProfesiDokter

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk

Periode Kepaniteraan 15 Oktober 2018 – 15 Desember 2018

Disusun Oleh :
Mahmudin Ardian Ashadi
30101206663

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018

1
SISTEM INFORMASI GANDA DI PUSKESMAS GENUK
Laporan Kegiatan Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat
di Puskesmas Genuk Periode Kepaniteraan 24 September 2018 – 13 Oktober 2018
Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Mahmudin Ardian Ashadi


30101407149
Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Genuk Semarang.
Semarang, Oktober 2018
Disahkan Oleh:
Mengetahui
Pembimbing Puskesmas Genuk Pembimbing Kepanitraan IKM

Dr. Rahmi Drs. Purwito Sugeng M.Kes

Kepala Puskesmas Genuk Kepala Bagian IKM FK UNISSULA

Semarang

(Satida Fargiani SKM, M.Kes)


(Dr. Siti Thomas Z., SKM) M.Kes)
) PRAKATA

2
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Mendengar lagi

Maha Melihat, atas segala limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga

kami diberikan kesehatan, kesabaran dan kekuatan sehingga dapat menyelesaikan

laporan kasus mengenai Manfaat dan Hambatan Dalam Penerapan SIMPUS dan

Program Primary Care di Puskesmas Genuk Semarang.

Penyusunan laporan ini guna memenuhi tugas-tugas dalam rangka

menjalankan Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini

memuat data tentang Manajemen Informasi Puskesmas Genuk Semarang.

Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari kelemahan dan keterbatasan

sehingga memperoleh bantuan, bimbingan, dorongan, dan petunjuk dari berbagai

pihak. Oleh karena itu kami ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada :

1. Ibu Satida Fargiani SKM M.Kes. selaku Kepala Puskesmas Genuk yang

telah memberikan bimbingan dan pelatihan selama kami menempuh

Kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk,

Semarang.

2. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Genuk atas bimbingan dan

kerjasama yang telah diberikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh

dari sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu saya sangat

berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.

3
Penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan banyak

terdapat keterbatasan. Adapun kritik dan saran yang bersifat membangun sangat

kami harapkan untuk perbaikan.

Akhir kata, kami berharap semoga hasil laporan kasus mengenai Manfaat

dan Hambatan Dalam Penerapan SIMPUS dan Program Primary Care di

Puskesmas Genuk Semarang dapat bermanfaat bagi semua pihak..

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Semarang, Oktober

2018

Mahmudin Ardian Ashadi

DAFTAR ISI

4
CASE PRESENTATION.........................................................................................1

Manfaat dan Hambatan Dalam Penerapan SIMPUS dan Program P-Care.............1

di Puskesmas Genuk Semarang...............................................................................1

PRAKATA...............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................7

1.1. Latar Belakang..........................................................................................7

1.2. Rumusan masalah....................................................................................10

1.3. Tujuan......................................................................................................10

1.4. Manfaat....................................................................................................10

BAB II...................................................................................................................12

ANALISA SITUASI.............................................................................................12

2.1 Cara Pengamatan..........................................................................................12

2.1.1 Tempat Pengamatan..............................................................................12

2.1.2 Waktu Pengamatan...............................................................................12

2.2 Hasil Analisa Situasi....................................................................................13

2.2.1 Persyaratan Perangkat Keras.................................................................13

2.2.2 Pengendalian SIMPUS online dan P-Care............................................13

2.2.3 Error System pada Primary Care..........................................................14

2.2.4 Efisien dan Efektif pada SDM..............................................................14

2.2.5 Efisien dan efektif pengisian data SIMPUS dan P-Care.......................15

5
2.2.6 Informasi yang Dihasilkan Program P-Care........................................16

BAB III..................................................................................................................17

PEMBAHASAN...................................................................................................17

3.1 Prioritas Masalah..........................................................................................21

3.2 Urutan Prioritas Masalah.............................................................................23

BAB IV..................................................................................................................24

KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................24

4.1 Kesimpulan..................................................................................................24

4.2 Saran.............................................................................................................25

BAB V....................................................................................................................26

PENUTUP.............................................................................................................26

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................27

LAMPIRAN..........................................................................................................28

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

6
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama (Permenkes, 2014). Dalam mengupayakan

kesehatan puskesmas membutuhkan informasi berupa data yang dapat

dijadikan dasar dan acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan dan

penyelenggaraan upaya kesehatan itu sendiri. Informasi yang dihasilkan

harus bersumber dari data yang up to date dan valid sehingga setiap

puskesmas diwajibkan menyelenggarakan Sistem Informasi Puskesmas

baik secara elektronik maupun non elektronik (SIMPUS) (Permenkes,

2014).

Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) adalah suatu sistem yang

menyediakan informasi tentang segala keadaan kesehatan masyarakat di

tingkat puskesmas mulai dari data orang sakit, bayi lahir, ibu hamil,

ketersediaan obat dan penyuluhan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2008

Dinas Kesehatan Kota Semarang telah mencanangkan diadakannya

SIMPUS online pada setiap puskesmas di kota Semarang demi

terlaksananya pembangunan kesehatan kota Semarang berbasis informasi.

Informasi yang dihasilkan oleh puskesmas pada SIMPUS online nantinya

akan dilaporkan setiap bulannya melalui Program SP2TP (Sistem

Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas) atau SP3 Online (Sistem

Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas) sehingga Dinkes Kabupaten/Kota

dapat melakukan surveilans serta menyusun strategi untuk setiap masalah

7
kesehatan yang terjadi di wilayah kerja masing-masing puskesmas

(Hafidz, 2014).

Memasuki era JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) pada awal tahun

2014 puskesmas sebagai PPK I menjadi tujuan pertama untuk

mendapatkan rujukan ke tingkat pelayanan lanjutan. Dalam

perkembangannya untuk memudahkan rujukan ke tingkat pelayanan yang

lebih tinggi BPJS meluncurkan aplikasi Primary Care (P-Care) yang

berbasis komputer dan internet. Aplikasi P-care menyediakan informasi

mengenai banyaknya kunjungan, keluhan, diagnosis, terapi yang

diberikan, rujukan, serta program diluar puskesmas seperti home visit,

penyuluhan dan prolanis. Peran P-Care bagi puskesmas sangat membantu

dalam pelaksanaan program prolanis, penyuluhan dan home visit sebagai

program promotif dan preventif terhadap masalah kesehatan di wilayah

puskesmas masing-masing (Hafidz, 2014).

Pada tahun 2016 jumlah kunjungan pasien di Puskesmas Genuk

sekitar 37.532 dengan pasien BPJS adalah 18.252 pasien. Sedangkan

pada tahun 2017 jumlah kunjungan pasien di Puskesmas Genuk

meningkat menjadi 38.532 pasien dengan pasien BPJS 20.667 pasien

dan pada tahun 2018 data yang diperoleh sampai dengan bulan

September jumlah kunjungan Puskesmas Genuk 27.814 pasien dengan

pasien BPJS 19.506 pasien. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa

selalu terjadi peningkatan kunjungan maupun pasien BPJS setiap

tahunnya.

8
Adanya sistem informasi ganda yang tidak terintegrasi di

puskesmas dapat meningkatkan beban kerja petugas karena terjadi

double entry. Adanya sistem informasi ganda ini juga tidak dapat

diutamakan antara satu dengan yang lain karena setiap aplikasi memiliki

kelebihan yang tidak dimiliki aplikasi lainnya sehingga puskesmas tidak

dapat memilih salah satu aplikasi sebagai sarana dalam sistem informasi.

Petugas yang berkewajiban mengisi data di SIMPUS adalah bagian

loket, farmasi, dan pelayanan umum. Sedangkan petugas yang

berkewajiban mengisi data pada P-Care adalah petugas loket. Pada

bagian loket, terdapat 2 perangkat SIMPUS yang dikelola masing –

masing oleh 1 orang petugas, dan 1 perangkat P-Care yang dikelola oleh

1 orang. Bagian farmasi, terdapat 1 perangkat SIMPUS yang dikelola

oleh 1 petugas. Dan di bagian pelayanan, terdapat 4 perangkat SIMPUS

(pelayanan umum terdapat 2 perangkat, KIA terdapat 1 perangkat, dan

gigi terdapat 1 perangkat) masing – masing perangkat dikelola oleh

bidan, dokter, atau perawat puskesmas Genuk. Adanya double entry, dan

banyaknya pasien, membuat petugas SIMPUS dan P-Care bekerja diluar

jam kerja supaya pengisian data pasien dapat selesai pada hari tersebut.

Dari latar belakang diatas penulis tertarik untuk membahas manfaat

dan hambatan dalam penerapan SIMPUS dan P-Care di puskesmas

Genuk Semarang.

9
1.2. Rumusan masalah

Dari latar belakang yang dikemukakan diatas maka diambil sebuah

rumusan masalah “Apakah Manfaat dan hambatan dalam penerapan

SIMPUS dan P-Care di puskesmas Genuk Semarang?”

1.3. Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui hambatan dan manfaat dalam penerapan SIMPUS

dan P-Care.

1.3.2 Untuk mengetahui hambatan tentang manajemen sistem informasi di

Puskesmas Genuk.

1.4. Manfaat

1.4.1 Bagi Dokter Muda

 Meningkatkan pengetahuan tentang SIMPUS dan P-Care.

 Meningkatkan pengetahuan tentang manajemen sistem informasi di

puskesmas.

1.4.2 Bagi Puskesmas Genuk

 Dapat mengetahui hambatan dalam penerapan SIMPUS dan P-Care pada

puskesmas .

 Dapat membantu untuk merencanakan solusi dalam penyelesaian masalah

yang terjadi dengan menggunakan POA.

10
BAB II
ANALISA SITUASI

2.1 Cara Pengamatan

11
2.1.1 Tempat Pengamatan

Lokasi pengamatan adalah Puskesmas Genuk Semarang. Jenis

penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif melalui teknik in-depth interview (wawancara

mendalam) dan observasi. Informan dalam penelitian ini adalah bagian

Loket, Farmasi dan bagian Pelayanan. Pemilihan informan dilakukan

dengan menggunakan teknik purposive sampling. Informan yang dipilih

adalah yang mengetahui permasalahan dengan jelas sehingga dapat

dipercaya untuk dapat menjadi sumber data yang baik serta mampu

mengemukakan pendapat secara baik dan benar (Notoatmojo, 2005).

2.1.2 Waktu Pengamatan

Pengamatan dilakukan pada tanggal 29 Oktober – 10 November

2018 saat jam kerja di Puskesmas Genuk Semarang.

2.2 Hasil Analisa Situasi

12
2.2.1 Persyaratan Perangkat Keras

Untuk spesifikasi perangkat keras di Puskesmas Genuk sudah

sesusai dengan rekomendasi untuk program SIMPUS dan P-Care, dan

jumlah perangkat keras sudah memenuhi kriteria yaitu 1 perangkat untuk 1

petugas, yang bertugas mengisi SIMPUS dan P-Care yaitu petugas loket,

petugas bagian farmasi, dan petugas bagian pelayanan.

2.2.2 Pengendalian SIMPUS online dan P-Care

Untuk pengendalian SIMPUS online sudah ada SOP yang

mengatur tentang pelaksanaan SIMPUS online dan P Care di puskesmas

Genuk.

2.2.3 Error System pada Primary Care

Terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan P-Care di

Puskesmas Genuk yaitu terjadi error pada jaringan P-Care. Sehingga

memperlambat proses pelayanan kesehatan jika pasien harus dirujuk ke

pelayanan kesehatan yang lebih tinggi. Karena untuk merujuk pasien

BPJS, puskesmas harus memberikan nomor rujukan BPJS yang keluar dari

P-Care. Adanya error system tersebut mungkin disebabkan karena seluruh

puskesmas di Indonesia mengakses P-Care dalam waktu yang sama

sehingga jaringan P-Care sangat padat. Dan menurut narasumber petugas

loket, hal tersebut juga dikarenakan program P-Care sering

memperbaharui programnya. Sehingga membuat pengisian data pasien

13
pada P-Care menjadi terhambat. Faktor error system juga dipengaruhi oleh

koneksi internet puskesmas yang lambat.

2.2.4 Kurangnya SDM untuk mengelola SIMPUS dan P-Care

Program P-Care bertujuan untuk memudahkan dalam

pencatatan, pelaporan serta klaim pasien-pasien BPJS yang mendapatkan

pelayanan di puskesmas. Untuk itu, data-data yang ada harus diisikan

dengan teratur dan teliti. Proses pengisian P-Care hanya melibatkan

petugas dari bagian loket. Sedangkan SIMPUS melibatkan petugas loket,

farmasi, dan bagian pelayanan. Seluruh petugas terkait diharapkan

mengetahui cara melakukan SIMPUS dan P-Care untuk mewujudkan

sistem informasi puskesmas yang valid dan up to date. Di Puskesmas

Genuk seluruh petugas terkait sudah mengetahui alur pengisian SIMPUS

dan P-Care dengan baik. namun karena SDM yang terbatas dan terdapat

beberapa pegawai yang memiliki double job sehingga dalam pengisian

SIMPUS maupun P-Care terkadang membutuhkan waktu yang lebih

lama.

2.2.5 Adanya Double Entry

Pengisian SIMPUS dan P-Care dilakukan oleh petugas loket,

petugas pelayanan dan petugas farmasi. Dalam pengisian P-Care petugas

kesehatan harus memenuhi beberapa item yaitu tanggal pendaftaran, poli

yang dituju, No. Kartu BPJS, No. Pendaftaran, Nama, tanggal lahir, jenis

kelamin, keluhan, terapi, penunjang diagnostik, kode diagnosa,

14
pemeriksaan fisik (kesadaran, BB/TB, tekanan darah, RR, nadi), tenaga

medis dan status pulang.

Adanya double entry pada SIMPUS dan P-Care menyebabkan

entry data pelayanan di puskesmas menjadi tidak efektif dan tidak

efisien. Petugas tidak bisa mengedit data pasien jika sudah lewat harinya.

Akibatnya, petugas terpaksa bekerja diluar jam kerja supaya data pasien

bisa dimasukkan semuanya dan tidak terjadi keterlambatan. Dan menurut

petugas yang terkait, karena harus melakukan double entry, hal itu terlalu

merepotkan dan tidak efektif.

Adanya double entry dari SIMPUS ke P-Care juga

menyebabkan beban petugas puskesmas menjadi bertambah. Petugas

mengeluhkan mudahnya data pasien yang hilang jika status pasien

diubah (misalnya dari yang dulunya anak, sekarang diubah menikah)

maka data pasien tentang riwayat penyakitnya hilang dan harus di isi

kembali dari awal.

SIMPUS dan P-Care juga memberikan manfaat yang dirasakan

oleh puskesmas Genuk. SIMPUS dan P-Care memudahkan untuk

melihat laporan kunjungan pasien maupun diagnosa 10 penyakit

terbanyak perbulan nya dan laporannya menjadi lebih terstruktur dan

terjadwal dengan baik.

15
2.2.6 Informasi yang Dihasilkan Program P-Care

Proses pelaporan pelayanan kesehatan di Puskesmas Genuk

baik rawat jalan, home visit dan penyuluhan sudah sesuai dengan

peraturan yaitu sebelum tanggal 05. Hal ini sesuai dengan Peraturan

Menteri Kesehatan No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan

pada Jaminan Kesehatan Nasional yaitu setiap fasilitas kesehatan

berkewajiban membuat laporan kegiatan pelayanan kesehatan yang

diberikan secara berkala setipa bulan kepada BPJS kesehatan.

16
BAB III
PEMBAHASAN

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama. Sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama

puskesmas harus melaksanakan pelayanan kesehatan yang komprehensif

meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif dan rehabilitatif. Untuk

melaksanakan pelayanan kesehatan yang komprehensif tentu diperlukan

adanya suatu sistem informasi yang valid, up to date, dan dapat

dipertanggungjawabkan karena informasi yang dihasilkan akan menjadi dasar

dan acuan untuk mengambil keputusan dan menjalankan program-program

pelayanan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 75 tahun 2014 menyebutkan

bahwa setiap puskesmas wajib mengadakan kegiatan sistem informasi

puskesmas yang diselenggarakan secara elektronik atau non elektronik.

Mengikuti Permenkes No. 75 tahun 2014 dan pencanangan dari Dinas

Kesehatan Kota Semarang Puskesmas Pandanran telah menjalankan sistem

informasi puskesmas menggunakan aplikasi SIMPUS online. Sedangkan

memasuki era JKN pada awal tahun 2014 melalui Peraturan Menteri Kesehtan

RI No. 71 tahun 2013 pemerintah mewajibkan setiap fasilitas kesehtan untuk

membuat laporan kegiatan pelayanan kepada BPJS setiap bulan melalui

17
aplikasi Primary Care (P-Care). Munculnya aplikasi P-Care yang baru

berjalan selama 3 tahun terakhir di puskesmas Pandanran tentu membutuhkan

proses adaptasi sehingga muncul berbagai hambatan dalam pelaksanaannya.

Suatu data akan menjadi informasi yang valid dan up to date bila

diproses dengan cepat dan tepat. Adanya dua aplikasi sistem informasi yang

harus dijalankan di Puskesmas Genuk menyebabkan terjadinya double entry

data pelayanan. Adanya double entry tersebut menyebabkan manajemen

pencatatan data pelayanan kesehatan menjadi kurang efektif dan kurang efisien

akibatnya terjadi penumpukan inputan data.

Staf-staf yang bertanggung jawab dalam proses pengisian SIMPUS

online di puskesmas Genuk adalah petugas loket, petugas di bagian pelayanan

dan bagian farmasi. Hal tersebut sesuai dengan alur pencatatan layanan

kesehatan untuk pasien rawat jalan yaitu:

Pasien datang ke bagian pendaftaran dengan membawa kartu berobat

atau kartu identitas diri dan mendapatkan antrian untuk masing-masing layanan

yang akan dituju.

Petugas loket melakukan entry data pada SIMPUS online dan

mendistribusikan rekam medis sesuai poli yang dituju pasien.

Dokter dan perawat melakukan pelayanan kesehatan kemudian

mengisi rekam medis pasien dan memberikan resep obat

Pasien mengambil antrian di bagian farmasi dan menyerahkan resep

obat

18
Pasien dipanggil sesuai nomor antrian farmasi dan mendapatkan obat

sesuai resep yang diberikan

Petugas bagian pelayanan (perawat) melakukan entry data ke dalam

SIMPUS online dan P-Care sesuai dengan rekam medis yang telah ditulis oleh

dokter setelah jam pelayanan selesai.

Petugas bagian farmasi melakukan entry data ke dalam SIMPUS

online sesuai dengan resep obat yang ditulis oleh dokter setelah jam pelayanan

selesai.

Petugas bagian pelayanan memberikan rekam medis yang telah selesai

dikerjakan kepada bagian rekam medis dan loket

Adanya double entry pada SIMPUS dan P-Care ini menyebabkan

keterisian data yang dientry ke dalam P-Care tidak lengkap. Format aplikasi P-

Care terdiri dari:

1. Tanggal pendaftaran

2. No. pencarian

3. No. Kartu BPJS

4. Nama

5. Status Peserta

6. Tanggal lahir

7. Jenis kelamin

8. PPK Umum

9. Jenis Kunjungan

19
10. Perawatan

11. Poli Tujuan

12. Keluhan

13. Pemeriksaan fisik : TB/BB, Tekanan Darah, RR, HR

14. Terapi

15. Penunjang diagnostik

16. Kode diagnose

17. Tenaga medis yang menangani

18. Status pulang

Dalam proses menjalankan program P-Care puskesmas Genuk sudah

memfasilitasi setiap petugas dengan 1 komputer dengan spesifikasi sesuai

standart. Selain perangkat keras yang memadai salah satu faktor keberhasilan

program P-Care juga harus ditunjang dengan adanya akses internet yang stabil.

Puskesmas Genuk memiliki wi-fi yang dapat diakses oleh petugas untuk

menjalankan SIMPUS online dan P-Care yang berbasis web. Tetapi koneksi

internet terkadang mengalami masalah. Sehingga menghambat dalam pengisian

SIMPUS dan P-Care. Selain itu, masih sering terjadi error pada jaringan P-

Care sehingga menghambat pelayanan kesehatan. Error yang terjadi

disebabkan karena jaringan P-Care setiap hari diakses oleh seluruh puskesmas

di Indonesia sehingga jaringannya sangat padat dan seringnya pembaharuan

pada P-Care.

20
3.1 Prioritas Masalah

Prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kualitatif dengan kriteria

sebagai berikut:

Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan prioritas

masalahnya dengan menggunakan metode Hanlon kualitatif dengan 3

Kelompok kriteria :

1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus

segera ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya, semakin mendesak

untuk ditanggulangi.

2. Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)

Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran kuantitatif

berapa rupiah, orang dll.

3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)

Kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu permasalahan.

Semakin berang masalah, semakin diprioritaskan.

21
URGENCY

NO PERMASALAHAN NILAI

SKOR U

1 Kurangnya SDM untuk mengelola SIMPUS dan P-Care 2

2 Adanya Double Entry 1

3 Terjadinya error system pada P-Care 3

SERIOUSNESS

NO PERMASALAHAN NILAI

SKOR S

1 Kurangnya SDM untuk mengelola SIMPUS dan P-Care 2

2 Adanya Doule Entry 1

3 Terjadinya error system pada P-Care 3

GROWTH
NO PERMASALAHAN NILAI

SKOR G

1 Kurangnya SDM untuk mengelola SIMPUS dan P-Care 2

2 Adanya Double Entry 3

3 Terjadinya error system pada P-Care 1

22
TOTAL TABEL USG

TOTA PRIORITA
No Permasalahan U S G
L S

Kurangnya SDM untuk mengelola


1 3 3 3 9 II
SIMPUS dan P-Care

2 Adanya Double Entry 4 2 2 8 III

Terjadinya error system pada P-


3 4 4 2 10 I
Care

3.2 Urutan Prioritas Masalah

Terjadinya error system pada P-Care

Kurangnya SDM untuk mengelola SIMPUS dan P-Care

Adanya Double Entry

23
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.1.1 Terdapat Hambatan dalam pengelolaan SIMPUS dan P-Care di

PuskEsmas Genuk yaitu :

a. Kurangnya SDM untuk mengelola SIMPUS dan P-Care

b. Adanya Double Entry

c. Terjadinya Error System pada P-Care

4.1.2 Manfaat adanya SIMPUS dan P-Care dipuskesmas Genuk adalah

SIMPUS dan P-Care memudahkan untuk melihat laporan kunjungan pasien

maupun diagnosa 10 penyakit terbanyak perbulan nya dan laporannya menjadi

lebih terstruktur dan terjadwal dengan baik

4.2 Saran

Kurangnya waktu yang diberikan (hanya 3 minggu) untuk melakukan

analisis yang lebih mendalam terkait permasalahan pengelolaan SIMPUS dan P-

Care di Puskesmas Genuk Semarang

24
BAB V
PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai Manfaat dan

Hambatan dalam Penerapan SIMPUS dan Program Primary Care di Puskesmas

Genuk Semarang. Kami menyadari bahwa kegiatan ini sangat penting dan

bermanfaat bagi para calon dokter, karena dokter juga berperan sebagai

manajer.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan

masukan dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat di Puskesmas

Genuk Semarang.

25
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang

Pusat Kesehatan Masyarakat

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2013 Tentang

Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46 Tahun 2014 tentang Sistem

Informasi Kesehatan

Astri Sri Wariyanti1), Arief Suryono2), Dono Indarto3) Evaluation of the

Management Information System at the Primary Health Care in the National

Health Insurance Program in Surakarta

26
LAMPIRAN

Lampiran Hasil Wawancara

 Bagaimana struktur organisasi terkait pelaksanaan Sistem Informasi

Puskesmas dan program P-Care di Puskesmas Genuk ?

 Apakah terdapat bagian khusus yang bertanggung jawab atas

pelaksanaan Sistem Informasi Puskesmas dan program P-Care di

Puskesmas Genuk?

 Bagaimana perencanaan program SIMPUS dan P-Care di puskesmas

Genuk? sejak kapan diterpakan ?

 Dari jam berapakah jam kerja pegawai dalam mengisikan program

SIMPUS dan P-Care ?

 Apakah setiap bulan ada evaluasi terkait pengisian data pada SIMPUS

dan P-care ?

 Bagaimana dengan perangkat keras yang ada di puskesmas apakah sudah

memenuhi peraturan yaitu 1 perangkat 1 petugas ?

 Berapakah jumlah pegawai untuk pengisian data pada SIMPUS dan P-

Care? Apakah sudah memenuhi syarat sesuai Permenkes?

 Selama pelaksanaan SIMPUS dan P-Care apakah manfaat dan hambatan

yang di hadapi ?

 Terkait hambatan yang dihadapi dalam menjalankan SIMPUS dan P-

Care, apakah sudah ada cara untuk mengatasinya? Terutama masalah

dengan double entry?

 Apakah koneksi Wifi di puskesmas Genuk memadahi?

27
 Terkait tugas pengisian SIMPUS dan P-Care apakah ada SOP yang

dibuat di puskesmas Genuk ?

 Apakah petugas sudah memahami tatacara pengisian SIMPUS dan P-

Care ?

 Apakah ada pelatihan untuk petugas yang ada di Puskesmas Genuk?

Pelatihan apa saja yang diberikan?

 Siapa sajakah yang melakukan input data pada SIMPUS dan P-Care ?

perawat saja atau dokternya juga ?

 Apakah pengisian data pada SIMPUS dan P-Care selalu tepat waktu?

 Dalam penginput data pada SIMPUS dan P-Care apakah ada komponen

yang tidak diisi secara lengkap ? Komponen apa saja? Dan mengapa bisa

terjadi?

 Apakah setiap bulan melaksanakan pelaporan untuk Simpus dan P-care

kepada BPJS ? Dilaporkan biasanya setiap tanggal berapa? Dan

bagaimana sistem pelaporannya?

28
`

29
30

Anda mungkin juga menyukai