Oleh :
HENING TUNGGA DEWANGGI 151511713033
i
LEMBAR PERSETUJUAN PROGRAM STUDI
Laporan Praktik kerja Lapangan I ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
akademis dalam melaksanakan Ujian Tugas Akhir di Program Pendidikan
Diploma III Program Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga
Oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
Koordinator Program Studi
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Dosen Pembimbing PKL
Erwin Dyah Nawawiwetu, dr., M.Kes Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep.,M.KKK
NIP. 196208071989032002 NIP. 1988070220116033101
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PERUSAHAAN
Disusun Oleh :
Disetujui oleh
Pembimbing Perusahaan,
Mohamad Fauzi
NIP. 62200939
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Praktik Kerja Lapangan
dengan judul “Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian
Bahaya Pelepasan Panas preheater pada proses produksi klinker di PT.
Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap“ sebagai salah satu persyaratan
akademis dalam rangka menyelesaikan pendidikan di Program Pendidikan
Diploma III Program Studi Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan untuk mengenal dan
memahami penerapan Hiperkes dan Keselamatan kerja, melakukan identifikasi
potensi bahaya dan melakukan pemeriksaan dan pengukuran lingkungan kerja.
Dalam pelaksanaan sampai dengan penyusunan laporan praktik kerja
lapangan ini, kami telah mendapatkan bimbingan, bantuan, serta dukungan dari
banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Widi Hidayat, SE., M.Si.,Ak, selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga.
2. Eni Inayati, drg., M.Kes, selaku Ketua Departemen Kesehatan Fakultas
Vokasi Universitas Airlangga.
3. Erwin Dyah Nawawinetu, dr., M.Kes, selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Diploma III Program Studi Higiene Perusahaan, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
4. Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep., M.KKK selaku dosen pembimbing
Praktik Kerja Lapangan I Program Diploma III Program Studi Higiene
Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Fakultas Vokasi
Universitas Airlangga.
5. Bapak dan Ibu Staf pengajar dan karyawan/karyawati Program Diploma
III Program Studi Higiene Perusahaan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Fakultas Vokasi Universitas Airlangga.
6. Pimpinan, pihak Safety Officer, pihak Occupational Health dan pihak Fire
Rescue PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap yang senantiasa
memberikan kesempatan, bimbingan dan bantuan ketika melaksanakan
Praktik Kerja Lapangan.
7. Bapak Sodiq Hindrat Pidekso selaku Manajer Departement Occupational
Health and Safety PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk Praktik Kerja Lapangan di
PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap.
8. Bapak Wijayatno selaku pembimbing instansi dan lapangan sekaligus
anggota Safety Officer yang telah memberikan informasi dan
membimbing kami selama di PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap.
9. Pak Harry Ghautama, Pak Muhammad Fauzi, Pak Risejal Manupil, Pak
Rahmat, Pak Sugiarto, Pak Rahardian AP, Pak Wasta, Pak Suwarno, Pak
Mujiono, Pak Rizki, Pak Yatimin, Pak Dimas Guntur Prasetya, Pak Galih
Adi W, Pak Deny, Pak Ambar, dan anggota departemen H&S lainnya
yang telah memberikan bimbingan dan ilmu di lapangan serta masukan
bagi penulis selama melakukan identifikasi di lapangan.
iv
10. Keluarga tercinta yang selalu memberi kasih sayang, doa, nasehat dan
semangat yang tak terhingga, terima kasih, tiada kata yang dapat penulis
ucapkan selain doa dan kasih sayang.
11. Seluruh rekan-rekan yaitu Deviari Restiningtiyas, Mas Ulul Azmi, Mbak
Bilqis Azzahra, Mbak Dyah Ayu, Mbak Febri, Mbak Sari, Mbak Dian dan
Mbak Cintia terimakasih atas semangat bantuan serta rasa kekeluargaan
yang telah diberikan kepada penulis.
12. Kepada keluarga D-III Hiperkes dan Keselamatan Kerja angkatan 2015.
13. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuannya.
Besar harapan kami agar laporan ini dapat bermanfaat dan menjadi bahan
masukan yang membangun tidak hanya bagi PT. Holcim Indonesia Tbk pabrik
Cilacap, tetapi juga bagi kami sebagai satu pengalaman belajar untuk bekal
penerapan ilmu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di dunia kerja.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna,oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan isi laporan ini.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH
x
BAB I
PENDAHULUAN
kurun waktu yang relatif singkat. Pertumbuhan industri yang pesat tanpa
pesat setiap tahunnya, hal tersebut juga dapat merugikan manusia itu
1
2
serta dari badan statistik, jumlah kasus kecelakaan kerja di Indonesia dari
Pada tahun 2011 telah terjadi kasus kecelakaan kerja yaitu sebanyak 9.891
kasus, tahun 2012 sebanyak 21.735 kasus, tahun 2013 sebanyak 35.917
kasus, tahun 2014 yaitu sebanyak 24.910 kasus, pada tahun 2015 terdapat
kasus sebanyak 105.182 kasus dan untuk tahun 2016 terdapat kasus
sebanyak 101.367 kasus kecelakaan kerja. Dari data yang diperoleh angka
kasus kecelakaan kerja yang ada di Indonesia masih tergolong tinggi untuk
setiap tahunnya dan kasus tertinggi terjadi pada tahun 2015 yaitu sebanyak
2015).
salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah bahaya yang ada di
dapat merugikan perusahaan dari segi biaya, material, waktu, tenaga, dan
kerugian lainnya.
yang ada. Setiap organisasi melakukan hal tersebut dalam bentuk yang
tergantung pada situasi dan kondisi dari tempat kerja. Untuk itu organisasi
perusahaan.
Cilacap.
produksi klinker.
METODE KEGIATAN
PT. Holcim Indonesia Tbk melalui safety induction yang diberikan oleh
pihak H&S perusahaan kepada orang yang baru masuk seperti tamu,
darurat, titik kumpul atau evakuasi, APD, bahaya yang ada di perusahaan,
serta hal lainnya terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja yang ada
kelelahan, pengecekan berkas tiap area dan lain sebagainya. Kegiatan yang
akan dilakukan biasanya sudah tercantum dalam sistem action log yang
kerja di perusahaan, apa saja yang dilakukan oleh regu H&S dan melihat
6
7
1. Observasi Dokumen
2. Observasi Lingkungan
laporan ini termasuk dalam data lapangan karena mendapat data primer
Cilacap.
8
Tabel II.1 Catatan dan absensi kegiatan PKL I di PT. Holcim Indonesia Tbk 2017
WAKTU KEGIATAN
Minggu I
01 Agustus 2017 - Pengenalan profil perusahaan PT. Holcim Indonesia Tbk
Pabrik Cilacap
- Proses Produksi Semen Holcim
02 Agustus 2017 - Penjelasan mengenai Security Induction
03 Agustus 2017 - Penjelasan materi mengenai Safety Induction
04 Agustus 2017 - Pembagian APD kepada peserta magang
Minggu II
07 Agustus 2017 - Pembagian departemen
- Belajar mengenai Kesehatan Kerja dan Klinik
- Pengenalan dengan anggota Safety officer, OHIH, dan Tim
Rescue
08 Agustus 2017 - Pemberian tugas CIP Safety Matrix dan memahami dasar
K3
09 Agustus 2017 - Meeting pagi (Safety Pause)
10 Agustus 2017 - Meeting pagi (Safety Pause)
- Ikut mentor kelapangan (Area Kiln dan Limestone Storage)
11 Agustus 2017 - Meeting pagi (Safety Pause)
- Ikut mahasiswa lain ke area Lab Chemical dan Area
Grinding Media
Minggu III
14 Agustus 2017 - Meeting pagi (Safety Pause)
- Ikut dengan pak Rahmat dan pak Manupil ke area Clay
Quarry di area Jeruk Legi dan ke area pabrik untuk
melakukan pengecekan Dump Truck
15 Agustus 2017 - Ke lapangan dengan mentor untuk melihat Safety Talk
- Melakukan pengecekan Container di area plant (yang dicek
adalah aspek 5S dan label layak guna pada alat )
16 Agustus 2017 - Meeting pagi (Safety Pause)
- Melakukan pengeditan untuk laporan Dump Truck
18 Agustus 2017 - Meeting pagi (Safety Pause)
- Membantu untuk membuat checklist SMK3 sebagai
persiapan safety officer untuk melakukan Audit Sistem
Manajemen K3
- Membantu merevisi guideline milik CGL vs Plant GL untuk
confine space
Minggu IV
21 Agustus 2017 - Meeting pagi (Safety Pause)
- Melakukan pengecekan Alarm Kebakaran di area Preheater
bersama Tim Fire Rescue
- Melakukan Meeting dengan Fire Rescue dan Security untuk
membahas mengenai Drill yang akan diadakan
- Mengunjungi area recleamer coal storage untuk
menyerahkan skenario drill
22 Agustus 2017 - Meeting pagi (Safety Pause)
9
WAKTU KEGIATAN
- Membantu pak Rahmat untuk mengisi checklist SMK3
- Persiapan melakukan drill di area recleamer coal storage
- Membantu pak Rahmat untuk membuat soal induksi
- Mengikuti diskusi mengenai checklist SMK3 dengan
anggota officer
23 Agustus 2017 - Meeting pagi (Safety Pause)
- Belajar mengenai Preheater, Kiln dengan mentor
- Mengerjakan laporan PKL
24 Agustus 2017 - Meeting pagi (Safety Pause)
- Ikut mentor ke Quarry di Nusakambangan untuk sertifikasi
BC
25 Agustus 2017 - Housekeeping
- Ikut mentor dan Pak Harry ke area Alternative Storage,
Preheater, Dust bin untuk inspeksi dan melakukan
pengecekan apakah pekerja sudah bekerja sesuai prosedur
- Belajar mengenai HSIP dengan Mas Ulul
- Membahas soal induksi dengan Pak Rahmat
- Mengerjakan Laporan
Minggu V
28 Agustus 2017 - Meeting pagi (Safety Pause)
- Mengukuti diskusi SMK3 PP 50 tahun 2012 yang mengacu
pada OHSAS 18001 tahun 2007
- Bertanya kepada mas Ulul mengenai OHIH, dan kegiatan
safety yang belum tercantum dalam laporan
- Mengerjakan dan perbaikan laporan
29 Agustus 2017 - Meeting pagi (Safety Pause)
- Membuat PPT untuk presentasi
- Action log tentang parameter penilaian risiko dari
Universitas dengan yang ada di PT. Holcim Indonesia Tbk
30 Agustus 2017 - Belajar mengenai materi yang akan di Presentasikan
- Melakukan wawancara kepada Pak Galih mengenai bahaya
di area preheater untuk yang kegiatan rutinnya dan
bagaimana pula pengendaliannya.
- Bertanya kepada Pak Wijayatno mengenai hal yang masih
belum dipahami
31 Agustus 2017 - Pengembalian APD
- Presentasi tugas
- Meminta tanda tangan kepada mentor
10
Kegiatan yang ada di PT. Holcim Indonesia Tbk ini banyak yang
lingkungan kerja dapat tercapai. Berbagai macam potensi bahaya yang ada
maka dibutuhkan dukungan dari semua pihak agar terwujud kesehatan dan
keselamatan kerja dan diperoleh kondisi lingkungan kerja yang aman dan
selamat.
seperti faktor manusianya sendiri yang sudah menjadi kebiasaan bagi para
pekerja yang sulit diubah. Ini menjadikan tantangan bagi H&S officer
keselamatan kerja dan disesuaikan juga dengan prosedur dan aturan yang
pekerja agar lebih mengetahui dan lebih mengenal budaya dari kesehatan
dan keselamatan kerja agar pekerja bisa melakukan pekerjaan yang sesuai
kerja.
erat dengan kondisi health and safety yang ada pada mesin produksi yang
hal yang berbau dengan kesehatan dan keselamatan kerja agar banyaknya
perusahaan.
BAB III
HASIL KEGIATAN
perusahaan semen dunia, Holcim Ltd (Swiss). PT. Holcim Indonesia Tbk
atau dahulu dikenal dengan nama PT. Semen Nusantara yang didirikan
pabrik semen di Cilacap telah disetujui oleh Presiden RI dengan SK. No.
register No. 133 tanggal 18 Desember 1974 dengan usulan akte perubahan
12
13
Hindia Belanda No. 25 tanggal 10 Agustus 1912 Jo. No. 34 diktrum ke-3
penambangan batu kapur yang merupakan salah satu bahan baku utama
pembuatan semen.
10 Ha.
tanggal 1 Juli 1975 dan selesai 2 April 1977. Dalam pembangunan Pabrik
adalah Naigai Consultant & Co. Ltd. Jepang. Supplier mesin dan
Jepang, Civil Engineering dilaksanakan oleh PT. Jaya Obayashi Gumi dan
150 orang tenaga kerja asing yang bertindak sebagai tenaga ahli yang
1977. Jenis semen yang dihasilkan oleh PT. Holcim Indonesia adalah
Sejak 10 Juni 1993 saham milik swasta Jepang diambil oleh pihak
Indonesia, sehingga sudah tidak ada saham asing di PT. Holcim Indonesia
diakuisisi oleh PT. Semen Cibinong pada tanggal 14 Juli 1993 dan menjadi
oleh PT. Semen Cibinong Tbk. Pabrik Cilacap dengan cara memperbesar
Holderfin BV. Mulai tanggal 1 januari 2006, nama PT. Semen Cibinong
Holcim Indonesia, Tbk Pabrik Cilacap yaitu di Jl. Ir. H. Juanda PO BOX
Cilacap).
memadai.
memadai.
3 Orientasi Pemasaran
konsumen.
5 Penyediaan Air
desalinasi.
3.2 Visi dan Misi PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap
3.2.1 Visi
Indonesia.
3.2.2 Misi
bisnis
individu didalamnya.
3.2.3 Nilai – nilai inti yang menjadi panduan bagi pegawai Holcim
pada kepatuhan
mendatang
setiap individu
Cilacap
lebih dari 90 negara di seluruh dunia dengan pengalaman lebih dari 180
Cibinong Tbk ini didirikan sejak tanggal 1971. Perubahan nama ini terjadi
pada tanggal 1 Januari 2006. Perusahaan ini dimiliki oleh Holcim Ltd
Cilacap dengan kapasitas maksimum 7,9 juta ton per tahun. Perusahaan
jaringan logistik lengkap yang mencakup pula gudang dan silo. Produknya
dan layanan terintegrasi yang meliputi 10 jenis semen, beton dan agregat,
rumah dengan biaya terjangkau dengan dukungan lebih dari 14.700 ahli
20
bangunan binaan Holcim, waralaba yang hingga 2012 telah mencapai 433
gerai, dan staf penjualan via telepon yang jumlahnya terus bertambah.
oleh tim yang handal. Sebagai mitra pembangunan, PT. Holcim hadir
kota. Produk yang dihasilkan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk ini yaitu
Mortar. Tidak hanya itu, perusahaan ini juga menyediakan solusi agregat
Holcim juga hadir dengan Solusi RumahKu dan MobileLab yang siap
lingkungan yang lebih baik, menuju masa depan tanpa limbah. Sistem
yang berlaku.
standar hidup dan pada waktu yang sama juga turut mengelola sumber
baik. Tidak hanya pada saat mereka bekerja, tetapi juga saat mereka
1. Peternakan terpadu
pabrik.
2. Green Posdaya
4. Berdaya Bersama
tambang
b) HR (Human Resources)
24
c) Accounting
d) IT
H&S. Departemen ini dipimpin oleh seorang manager yang membawahi divisi
Yang dilakukan oleh OHIH dalam PT. Holcim Indonesia Tbk yaitu :
A. Administratif
B. Klinis medis
C. Industrial Hygiene
Dust Sampler
26
2. Safety
b) Hazard Report
h) CSMS
Yang dilakukan oleh tim Fire & Rescue PT. Holcim Indonesia Tbk yaitu :
d) Inspeksi APAR
peraturan tersebut berlaku di seluruh area kami, serta berlaku baik bagi
Cilacap
process). Umpan berupa tepung baku (Raw Meal) dengan kadar air
sekitar 0.5-1 %.
Persiapan Penggilingan Proses
Bahan Baku Awal homogenisasi
yaitu CaCO3 dan sisanya MgCO3. Batu kapur ini diambil dari
Bahan baku lain dari semen adalah pasir besi dan pasir
silika. Dalam pasir besi terkandung Fe2O3 dan dalam pasir silika
kemudian dibawa oleh belt conveyor ke dalam iron ore bin dan
Pengeluaran clay dari clay bin, iron ore dari iron ore bin, silica
sand dari silica sand bin ditimbang oleh weight feeder. Selanjutnya
untuk pengeringan tepung baku ini berasal dari sisa udara panas
air slide, dan yang mengandung debu akan keluar dari tiap cyclone
karena hisapan raw mill fan yang kemudian ± 90% dari material
raw mill after mill akan terpisahkan dari udara panas, sedangkan
10% yang merupakan sisa produk yang terbawa oleh aliran udara
raw mill berupa produk yang kasar akan keluar dari bagian bawah
3.7.2.1 Homogenisasi
west blending silo dan east blending silo secara bergantian melalui
raw mill yang keluar dari silo tersebut dimasukkan ke kiln feed
100 oC. Aliran material berlawanan arah dengan gas panas dimana
34
kiln feed yang kasar sedangkan untuk material kiln feed yang halus
berlaku gaya angkat gas sehingga material akan terangkat oleh gas
terbagi menjadi 4 zone sesuai dengan reaksi yang terjadi pada suhu
kiln adalah batu bara yang didapat dari ADARO. Batu bara
klinker yang halus berupa debu akan terbawa menuju udara oleh
storage silo.
ditampung dalam clinker bin lalu ditimbang oleh weight feeder dan
raw mill.
37
media grinding agar tidak bercampur antara ukuran yang besar dan
diameter bolanya antara lain yaitu 60, 70, 80, 90 (dalam satuan mm)
25, 30, 40, 50 (dalam satuan mm). Material yang halus terbawa
38
oleh screw conveyor menuju air slide. Produk semen dari ball mill
dibawa oleh air slide bersamaan dengan debu dari dust colector
yang halus terbawa aliran udara oleh hisapan fan menuju cyclone.
kemudian ditampung di dalam bin. Semen dari bin dibawa oleh air
bin, sebelum diayak menggunakan screen. Setelah itu dari feed bin,
ke penampungan material.
sehingga keluar dari mill dengan ukuran 170 mesh dan kadar air
40
menit.
Dimana pada setiap string pada preheater terdiri dari 4 tahap (stage)
Cyclone yang terpasang secara seri satu di atas yang lain. Untuk
C2S, C3A dan C4AF. Kiln tanur mampu membakar umpan dengan
mill yang digunakan adalah tipe Ball Mill. Ball Mill terdiri dari dua
1. Kompartemen I
agak halus.
2. Kompartemen II
halus.
sudah agak halus dan mencegah bercampurnya bola logam yang ada
dan alat pendukung yang sifatnya menunjang kerja dari alat utama.
lain meliputi : unit alat transportasi dan unit alat penangkap debu.
atau produk dari suatu alat proses ke alat proses lainnya atau
lain :
miring.
posisi miring.
2. Bag Filter adalah alat ini merupakan alat pemisah gas dari debu
asbes.
klinker yang termasuk dalam HIRADC PT. Holcim Indonesia Tbk yaitu
Risiko bahaya
4%
Medium
Substantial
96%
klinker
Tugas terkait K3 yang lain seperti pembuatan JSA (Job Safety Analysis),
Prosedur, Job Planning Tool, dan Life Saving Talk yang digunakan untuk
action log yang dilakukan dan laporan saat melakukan pengamatan yang ada
di lapangan.
Tugas dari tim H&S yaitu mengawasi pekerja dan mengarahkan pekerja
perusahaan yang sesuai dengan standar. Disini tim safety harus memahami
bagaimana prosedur standar dari tiap pekerjaan dengan benar, baik tentang
pekerjaan dari pekerja, peralatan yang digunakan, peraturan atau standar yang
mengatur, SOP yang benar, penggunaan APD yang sesuai, potensi bahaya
yang ada di tempat kerja, beserta upaya pencegahan yang dilakukan agar
Tim safety juga memiliki tugas untuk melakukan audit internal dari
tim safety yang akan dilakukan pada bulan september tahun ini. Untuk
audit SMK3 yaitu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari kegiatan
yang ada di perusahaan, sedangkan fungsi dari audit internal yaitu membantu
action log yang mana tiap program yang selesai maka akan diperbaharui
dan digantikan dengan action log yang baru dan ada program K3 yang
diterapkan yaitu :
1. Training
oleh pekerja yang ada di PT. Holcim Indonesia Tbk pabrik Cilacap
terutama pada pekerja khusus, dan training yang dilkukan sesuai dengan
2. Safety Inspection
yang ada di tempat kerja, jadi tak hanya pada peralatan, mesin saja
digunakan, SOP kerja maupun pengisian data rutin tiap area. Hasil dari
48
inspeksi ini lalu di analisis dan mencari pengendalian yang akan dilakukan
jika masih ada bahaya ataupun penyimpangan yang ada lingkungan kerja.
Lalu yang memiliki bahaya yang tingkatnya sedang hingga high risk maka
akan didiskusikan oleh pihak terkait yang ada di pabrik sehingga dapat
terlaksana pengendalian yang tepat untuk masalah yang ada. Inspeksi yang
lingkungan.
Tak hanya pihak safety saja yang melakukan inspeksi tapi juga dari
pihak fire and rescue yang melakukan banyak kegiatan inspeksi seperti
Washer Jenis Fix, peralatan Ziegler, peralatan Genset, Cable Tunnel dll.
3. Reporting
One a day adalah laporan yang dilakukan secara harian, laporan weekly,
ini terdapat satu klinik yang menjadi tempat khusus yang disediakan untuk
kesehatan. Dokter yang ada di klinik ini juga sudah memiliki surat ijin dan
karyawan PT. Holcim Indonesia Tbk selalu dalam kondisi yang baik dan
produktifitasnya terjaga.
karyawan baru yang akan dipekerjakan. Tes kesehatan ini hampir sama
mengetahui kondisi awal dan penempatan pekerja pada divisi apa yang
a. Kotak P3K
masing-masing office.
b. Medical Check Up
satu tahun sekali, untuk mengetahui kondisi dari pekerja apakah ada
50
c. Medical Service
Suatu program dari PT. Holcim Indonesia Tbk untuk melakukan audit
Job Safety Analysis (JSA) banyak dikenal dengan nama Job Hazard
Tahap dari JSA yang ada di PT. Holcim Indonesia Tbk yaitu :
1. Sequent Of Activity
sedikit.
identifikasi bahaya.
2. Risk Identification
kerja
terakhir)
52
7. Other Program
risiko
3) Teori gunung es
kemungkinan kematian
4) 5 Rules of OH&S
53
Pengendalian.
kewenangan saya.
guarding) LOTOTO.
obat – obatan.
plan
tetap sehat.
b. Safety Talk
tempat kerja dan apa yang akan dilakukan pada hari itu. Untuk
Indonesia Tbk.
c. Safety Board
Safety baord ini disediakan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk yaitu
untuk meletakkan GWP, LST, JPT dan sertifikat, serta ijin kerja
lainnya. Tak hanya itu yang di tampilkan pada safety board pun
tersebut.
d. Safety Patrol
kerja harian seperti Work Permit dan Life Saving Talk. Temuan
1. Pakaian kerja
2. Safety Shoes
3. Safety Helmet
atau earmuff.
7. Sarung tangan
chemical dll.
9. Safety Harness
terjatuh.
f. Safety Sign
yang mudah dilihat oleh mata, rambu tidak boleh rusak atau
tersebut.
g. Housekeeping
pihak departmen H&S dibantu dengan pihak lain yang terkait seperti lab,
user dll. Untuk tahun ini pihak H&S memfokuskan pada kebisingan di
area pabrik terutama pada bagian produksi dan mesin yang digunakan.
Setelah penentuan titik maka pihak health and safety bisa segera
melaksanakan pengukuran.
Cilacap
kegiatan yang ada di perusahaan. Dari berbagai tempat yang diamati ada
belum optimal dan cara kerja ada yang masih berpotensi menimbulkan
potensi bahaya bagi pekerja. Potensi bahaya yang ada, jika dibiarkan saja
maka akan dapat menimbulkan kerugian, baik dari segi material, biaya,
kerja maupun upaya yang lainnya, tetapi untuk utamanya untuk melakukan
sudah berjalan, bisa dibilang baik dalam cara penerapannya dan banyak
pengendalian yang sudah dilakukan yaitu seperti pada belt conveyor, fan
instruksi kerja, safety talk, safety patrol dll. Dalam pelaksanaan upaya
sehingga banyak potensi bahaya yang akan muncul, untuk itu setiap hari
dijalankan dengan benar sesuai dengan standar dan prosedur yang berlaku
PEMBAHASAN
Pada Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 pada pasal 11 ayat 3 dan
penilaian risiko, dan pengendalian risiko. Berdasarkan hal tersebut PT. Holcim
mengenal adanya bahaya pada suatu sistem baik peralatan, unit kerja, atau
prosedur yang berpotensi sebagai penyebab terjadinya suatu kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang mungkin akan timbul di tempat kerja. Pelaksanaan
identifikasi bahaya yang dilakukan oleh PT. Holcim Indonesia Tbk selaras dengan
identifikasi bahaya menurut Wardhani dalam (Ridley, J., 2008) bahwa identifikasi
c) Pemeriksaan lingkungan
61
62
tenaga kerja di tempat kerja melalui bentuk patroli keselamatan kerja (safety
patrol), patroli keselamatan kerja dilakukan secara menyeluruh atas area kerja
dimana setiap harinya dilakukan penjadwalan inspeksi pada rute-rute yang telah
ditentukan. Tujuan dari inspeksi tersebut adalah untuk menemukan bahaya baik
dari faktor manusia, segi bahan, alat, proses produksi, dan cara kerja yang salah
melakukan identifikasi bahaya tidak hanya mengacu pada instruksi kerja, proses
debu dan iklim kerja) serta memperhitungkan record kecelakaan kerja atau
penyakit akibat kerja di tahun sebelumnya. Hal ini dapat dikatakan bahwa data
yang dilakukan oleh regu keselamatan kerja PT. Holcim Indonesia Tbk diperoleh
73 potensi bahaya yang disajikan dalam bentuk tabel (Lampiran I). Setelah proses
diantaranya : (Wardhani,2010)
keparahan.
7. Evaluasi risiko.
Pada PT. Holcim Indonesia Tbk tindakan penilaian risiko dilakukan oleh
menentukan pengaruh atau akibat bahaya yang dilaksanakan melalui tahap atau
langkah yang berkelanjutan. Pada proses penilaian risiko di PT. Holcim Indonesia
metode yang diutarakan dalam Salami, Indah RS dkk dalam bukunya bahwa
Paparan Nominal
Continuosly 10
Frequently 6
Occasionally 3
Infrequenty 2
Rarely 1
Very rare 0.5
Kemungkinan Nominal
almost certain 10
quite possible 6
unusual but possible 3
remotely possible 1
conceivable 0.5
practically impossible 0.1
Konsekuensi Nominal
Catastrophe 100
Disaster 40
Very serious 15
Serious 7
Important 3
Noticeable 1
score yang akan digunakan untuk mengetahui tingkat risiko dari potensi
5) Penentuan prioritas
untuk menentukan prioritas utama untuk tindak lanjut karena tidak semua
Cilacap yang tercantum dalam HIRADC memiliki potensi bahaya paling tinggi
yaitu adanya pelepasan panas pada preheater. Pada preheater memiliki potensi
bahaya lebih besar dibandingkan rotary kiln yang digunakan untuk membakar
alasannya karena untuk mesin kiln ini pekerja tidak melakukan kontak langsung
dengan panas karena pembakaran berlangsung di dalam tanur putar (rotary kiln)
66
yang terdapat batu tahan api dan diluarnya terdapat fan blower sebagai pendingin
dan proses pengecekan atau aktivitas pengawasannya berada pada CCR (Central
Control Room).
dalam rotary kiln, baik dari suhu, kandungan oksigen, bahan bakar, juga gas yang
dihasilkan seperti jika terdapat gas CO maka akan dilakukan penambahan oksigen
atau komponen lain yang diperlukan agar pembakarannya tetap dalam kondisi
sempurna. Dari HIRADC pada proses produksi klinker PT. Holcim Indonesia Tbk
pabrik Cilacap tersebut diperoleh 73 potensi bahaya yang terdiri dari 70 potensi
bahaya medium dan 3 prioritas utama yang memiliki bahaya paling tinggi dan
prioritas telah dipilih bahaya pertama yaitu pada lokasi proses preheating untuk
aktivitas inspeksi area. Bahaya yang ada disini yaitu bahaya mesin atau peralatan
dan tempat kerja yaitu berupa pelepasan panas. Memiliki tingkat exposure atau
yang sesuai dengan prioritas bahaya yang sudah terpilih dalam penilaian risiko.
pengelolaan dan pengendalian kegiatan, produk barang dan jasa yang dapat
67
menimbulkan risiko kerja yang tinggi” hal ini merupakan standar bagi tempat
kerja, perencanaan pabrik dan bahan, prosedur, serta instruksi kerja untuk
Pengendalian :
berbahaya.
mesin yang digunakan agar tidak terlalu bahaya. Misal : isolasi atau
sistem ventilasi.
e. Alat Pelindung Diri atau APD diberikan kepada pekerja jika pengendalian
Holcim Indonesia Tbk terhadap bahaya pelepasan panas preheater yaitu dengan
bekerja pada area khusus dan meminta Ijin Khusus (panas) kepada pihak K3,
penyediaan APD yang sesuai dengan potensi bahaya pelepasan panas agar tidak
APD yang dapat direkomendasikan yaitu APD yang tahan panas, mungkin
seperti baju milik pemadam kebakaran yang tahan api, mungkin juga pelindung
wajah seperti yang digunakan oleh pekerja pengelasan agar wajah tidak terkena
pelepasan panas, dan juga dapat menggunakan sarung tangan tahan panas, serta
mengatur durasi untuk kontak dengan area panas agar pekerja tidak mengalami
dehidrasi dan kelelahan kerja, karena jika menggunakan APD tahan panas yang
umumnya lebih tebal dan sedikit lebih berat dibandingkan dengan APD biasa.
kontak langsung terhadap pelepasan panas untuk mengenai wajah dan juga
ditekankan saat berada di sekitar area produksi karena terdapat paparan debu juga
selain pelepasan panas, dan jika pekerja berada di area produksi disarankan untuk
tetap memakai masker meskipun saat sedang berbicara dengan pekerja lain,
karena debu tidak hanya debu makro yang dapat terlihat oleh mata namun juga
debu yang mikro ataupun yang berukuran lebih kecil lagi, sehingga dengan
penggunaan masker ini dapat mencegah debu memasuki saluran pernafasan dan
juga melindungi wajah dari paparan panas yang ada pada mesin preheater.
Selain itu pemberian tanda, dan prosedur kerja pada area berbahaya seperti
SOP, ijin kerja panas, LST, sign dan mungkin bisa ditambahkan poster di area
berbahaya yaitu poster terkait bahaya pelepasan panas preheater saat pelaksanaan
cyclone inspection.
69
5.1 Kesimpulan
1) Persiapan bahan baku berupa batu kapur, tanah liat, pasir besi,
tepung yang halus dan kasar lalu yang halus akan dibawa
70
71
silo.
3) Proses clinkerization yaitu produk raw mill dibawa oleh air slide
preheater.
kiln.
cement silo.
training, JSA, ijin kerja khusus, Safety patrol. Program lain dalam
menggunakan SOP, SWP, APD yang sesuai, serta sign, poster dsb.
pihak terkait seperti lab atau user. Untuk tahun ini dilakukan
5.2 Saran
tidak terjadi kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja yang dapat
bahaya di area kerja seperti debu, panas, bising dll. Tak hanya itu
Wardhani, Rini Setya, 2010. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko pada Unit
Kiln Tuban I PT. Semen Gresik (Persero) Tbk. Tugas Akhir. Surabaya:
Universitas Airlangga.
Anonim, 2016. Laporan Praktik Kerja PT. Holcim Indonesia Bab I Pendahuluan.
Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Amirullah Fuad, 2015. Pelaksanaan Inspeksi di PT. Holcim Indonesia Tbk Pabrik
Narogong. Laporan Praktik Kerja Lapangan II. Surabaya : Universitas
Airlangga.
Ramli, Soehatman.2013. Smart Safety.Jakarta : PT. Dian Rakyat
Ramli, Soehatman. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko. Jakarta : PT. Dian
Rakyat.
Meita fitriana, Laporan Umum Magang kesehatan dan keselamatan kerja dalam
http://eprints.uns.ac.id/7170/1/103392809200909282.pdf Diakses pada : 29
Juli 2017
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88