Anda di halaman 1dari 72

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

LABORATORIUM PROGRAM KEAHLIAN TLM


SMK NEGERI 17 SAMARINDA
1 MARET 2021 – 31 MARET 2021

DISUSUN OLEH:
NUR ADITTIA SAPUTRA
NISN 0030083041
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 17 SAMARINDA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Dengan ini menerangkan bahwa Praktik Kerja Industri di Laboratorium


Program Keahlian TLM SMK Negeri 17 Samarinda dari tanggal 1 Maret 2021
sampai dengan 31 Maret 2021 telah dilaksanakan dan Laporan Praktik Kerja Industri
ini telah disetujui.
Samarinda, ……………………2021

Guru Pembimbing, Kepala Laboratorium


Program Keahlian TLM
SMK Negeri 17 Samarinda

Rindy Maranthika S, S KM. Sari Ramadana Syukur, S.Tr.Kes


NIP 199701012019032007

Kepala Program Keahlian TLM Kepala Sekolah


SMK Negeri 17 Samarinda, SMK Negeri 17 Samarinda,

Esti Anggasari, M.Pd Dr. H. Sukiman, S.Pd., S.H., M.Si.


NIP 198305122005022003 NIP 196512312000121014

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan sedalam-dalamnya kehadirat Allah Swt,


karena izin-NYA Laporan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang bertempat di
SMK NEGERI 17 SAMARINDA dapat tersekesaikan.
Prakerin yang berlangsung tanggal 1 Maret-31 Maret 2021 laporan prakerin
ini berisi tentang kegiatan yang dilakukan penyusun selama prakerin di SMK
NEGERI 17 SAMARINDA. Kami banyak mendapatkan pengalaman serta wawasan
yang tidak diperoleh dalam teori selama pendidikan. Sehingga, dapat menjadi bekal
di dalam pengabdian profesi Teknologi Laboratorium Medik. Terlaksanakan nya
Praktik kerja Industri ini lepas dari bimbingan dan dukungan semua pihak.
Oleh karena itu, secara khusus kami ingin mengucapkan Terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta anugerah yang sangat
berlimpah pada perjalanan Praktik Kerja Industri kami.
2. Bapak Dr. H. Sukiman, S.Pd., S.H., M.Si. selaku kepala sekolah SMK Negeri
17 Samarinda yang telah berkenan memberikan izin untuk dapat
melaksanakan Praktik Kerja Industri.
3. Ibu Sari Ramadana Syukur, S.Tr.Kes, ibu Rindy Maranthika S, S KM dan ibu
Suhartini, M.Pd selaku Ahli Teknologi Laboratorium Medik (ATLM) di SMK
Negeri 17 Samarinda atas bantuan dan bimbingan beliau yang telah diberikan
selama prakerin.
4. Seluruh Staf Unit Karyawan SMK Negeri 17 Samarinda yang telah menerima
kami dengan baik.
5. Ibu Esti Anggasari,M.Pd yang telah memberikan tempat dan mengatur urusan
yang berkaitan dengan prakerin sehingga terlaksana dengan baik.

ii
6. ibu Rindy Maranthika S, S KM sebagai guru pembimbing kami dari SMK
Negeri 17 Samarinda.
7. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moral maupun
material.
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan baik material
maupun moral.
Kami berharap semoga segalanya yang telah diberikan dan diajarkan
dapat bermanfaat untuk bekal menjalankan pengabdian sebagai Teknologi
Laboratorium Medik. Oleh karena itu kami selaku penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca demi menyempurnakan
laporan ini,semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Samarinda, Maret 2021

penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .....................................................................................................

Lembar Pengesahan................................................................................................. i

Kata Pengantar ........................................................................................................ ii

Daftar Isi ................................................................................................................. iv

Daftar gambar..........................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................2

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Praktik Kerja Industri ....................................................4

B. Tinjauan Umum Tentang Laboratorium..................................................................5

C. Tinjauan Umum Tentang Ahli Teknologi Laboratorium Medik ............................5

BAB III. PEMBAHASAN

A. Bidang Hematologi..................................................................................................9

B. Bidang Mikrobiologi...............................................................................................29

C. Bidang Imunologi....................................................................................................38

D. Bidang Kimia Klinik...............................................................................................21

E. Studi Kasus..............................................................................................................39

iv
BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................................................40

B. Saran........................................................................................................................40

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................59

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................60

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Mikroskop

Lampiran 2. Test Kehamilan

Lampiran 3. Fotometer

Lampiran 4. Centrifuge

Lampiran 5. Tabung reaksi

Lampiran 6. Inkubator

Lampiran 7. Autoklaf

Lampiran 8. Alat Flebotomi

Lampiran 9. Alat & bahan pemeriksaan Hemotokrit

Lampiran 10. Alat & bahan pemeriksaan Hitung Jumlah Sel Leukosit

Lampiran 11. Alat & bahan pemeriksaan Hemoglobin Sahli

Lampiran 12. Alat & bahan pemeriksaan Laju Endap Darah

Lampiran 13. Alat & bahan pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit

Lampiran 14. Alat & bahan pemeriksaan Cyanmethemoglobin

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang praktik kerja Industri

Praktik kerja industri (PRAKERIN) adalah suatu proses belajar mengajar

yang merupakan sarana pengenalan lapangan kerja dan informasi bagi peserta didik

sehingga dapat melihat, mengetahui, menerima dan menyerap teknologi kesehatan

yang ada di masyarakat.

Siswa SMK NEGERI 17 SAMARINDA, khususnya kelas XII perlu

mendapatkan pengalaman kerja yang nyata dan langsung dalam kaitannya

pembekalan bagi calon-calon Asisten TLM (Teknologi Laboratorium Medik) baru

untuk nantinya terjun ke dunia kerja. Oleh karena itu perlu diberikan suatu praktik

kerja industry untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh

selama mengikuti pendidikan sehingga dapat merasakan lingkungan kerja yang

sebenarnya.

1
B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang maka peneliti dapat menyimpulkan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah peranan pelaksanaan praktik kerja industri siswa/siswi kelas XII

Teknologi Laboratorium Medik terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII

Teknologi Laboratorium Medik?

C. Tujuan praktik kerja industri

1. Menemukan peranan informasi dunia kerja terhadap kesiapan kerja siswa kelas

XII Teknologi Laboratorium Medik.

2. Meningkatkan, memperluas dan menatapkan keterampilan yang membentuk

kemampuan peserta didik sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja yang

sesuai dengan kebutuhan program yang ditetapkan.

3. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelenggaraan program kesehatan masyarakat

secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi teknis maupun social.

4. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman

kerja yang nyata dan langsung secara terpadu dalam melaksanakan kegiatan

pelayanan kesehatan / laboratorium rumah sakit, puskesmas, dan klinik kepada

masyarakat.

2
5. Menumbuh kembangkan dan memantapkan sikap etika, professional dan

nasionalisme yang diperlukan peserta didik, untuk memasuki lapangan kerja

sesuai dengan kebutuhan.

6. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memasyarakatkan diri pada

lingkungan kerja yang sebenarnya.

7. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan proses penyelenggaraan teknologi

baru dar lapangan kerja ke sekolah dan sebaliknya.

8. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan

serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan SMK NEGERI 17

SAMARINDA.

9. Memberikan kesempatan masuk ke tempat dunia kerja.

D.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Praktik Kerja Industri

Praktik Kerja Lapangan atau yang biasa disebut dengan PKL adalah

salah satu bentuk emplementasi secara sistematis dan sinkron antara program

pendidikan di sekolah dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh

melalui kegiatan kerja secara langsung didunia kerja untuk mencapai tingkat

keahlian tertentu.

Disamping dunia usaha, Praktik Kerja Lapangan ( PKL) dapat

memberikan keuntungan pada pelaksanaan itu sendiri yaitu sekolah, karena

keahlian yang tidak diajarkan di sekolahan biasa di dapat di dunia usaha,

sehingga dengan adanya Praktik Kerja Lapangan ( PKL ) dapat meningkatkan

mutu dan relevensi Pendidikan Menengah Atas yang dapat diarahkan untuk

mengembangkan suatu system yang mantap antara dunia pendidikan dan

dunia usaha.

4
B. Tinjauan Umum Tentang Laboratorium

Laboratorium adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun

pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan

dilakukannya kegiatan-kegiatab tersebut secara terkendali. Sementara menurut Emha

(2002), laboratorium diartikan sebagai suatu tempat untuk mengadakan percobaan,

penyelidikan, dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan

biologi atau bidang ilmu lain. Pengertian lain menurut Sukarso (2005), laboratorium

ialah suatu tempat dimana dilakukan kegiatan kerja untuk menghasilkan sesuatu.

Tempat ini dapat merupakan suatu ruangan tertutup, kamar, atau ruangan terbuka,

misalnya kebun dan lain-lain.

Berdasarkan definisi tersebut, laboratorium adalah suatu tempat yang

digunakan untuk melakukan percobaan maupun pelatihan yang berhubungan dengan

ilmu fisika, biologi, dan kimia atau bidang ilmu lain, yang merupakan suatu ruangan

tertutup, kamar atau ruangan terbuka, seperti kebun dan lain-lain.

C. Tinjauan Tentang Ahli Teknologi Laboratorium Medik

Teknologi Laboratorium Kesehatan ( internasional:Medical Laboratory

Science/Technolgy) adalah disiplin ilmu kesehatan yang memberikan perhatian

terhadap semua aspek laboratoris dan analitik terhadap cairan dan jaringan tubuh

5
manusia serta ilmu kesehatan lingkungan. (KEPMENKES RI NOMOR

370/MENKES/SK/III/200)

Tugas Pokok TLM

Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang hematologi,

kimia klinik, mikrobiologi, imunologi-serologi, toksikologi, kimia lingkungan, kimia

makanan-minuman, kimia air, patologi anatomi, biologi, dan fisika.

Fungsi TLM

1. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.

2. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen.

3. Mengoperasikan dan memelihara peralatan/instrument laboratorium.

4. Mengevaluasi data laboratorium.

5. Mengevaluasi teknik, instrument, dan prosedur baru laboratorium secara efektik

dan efisien.

6. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan

laboratorium.

7. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik

laboratorium.

8. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.

6
Peran TLM

1. Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan.

2. Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan.

3. Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan.

4. Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health Laboratory).

Kewajiban TLM

Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen.

1. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen.

2. Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana

sampai dengan yang canggih.

3. Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur

pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan

dengan data hasil uji.

4. Mengevaluasi teknik, instrument dan prosedur baru untuk menentukkan manfaat

kepraktisannya.

5. Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk

memastikan seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam

menginterpretasi hasil uji.

7
6. Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan

laboratorium.

7. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik

laboratorium.

8. Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.

8
BAB III

HASIL PRAKERIN LABORATORIUM KESEHATAN

A. Bidang Hematologi

1. Pemeriksaan Laju Endap Darah

Metode:

Metode Westergreen

Prinsip:

Darah yang diberi anticoagulant dalam waktu tertentu sel-sel darah

akan mengendap. Dalam hal ini yang dihitung adalah kecepatan waktu

mengendapnya, yang dinyatakan dalam mm atau jam.

Alat:

1) Pipet westergreen

2) Tourniquet

Bahan:

1) Spuit

2) Kapas dan alcohol 70%

3) Sampel darah

9
4) EDTA

5) Tisue

6) Na citrat 3,8%

Cara kerja:

1) Untuk memasukkan pemeriksaan LED cara westergreen diperlukan

sampel darah sitrat 4:1 ( 4 bagian darah vena 1 bagian natrium citrat

3,8%).

2) Sampel darah yang telah ditentukan diencerkan tersebut kemudian

dimasukkan ke dalam tabung westergreen sampai tanda skala 0.

3) Tabung diletakkan pad arak dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari

getaran maupun sinar matahari langsung.

4) Biarkan tepat 1 jam dan catat berapa mm penurunan eritrosit.

Nilai Normal:

Bayi baru lahir : 0-2 mm/jam

Anak-anak : 3-13 mm/jam

Wanita umur 18-50 tahun : 1-20 mm/jam

Laki-laki umur 18-50 tahun : 1-15 mm/jam

10
Hasil:

Nama pasien : Yuliananda Rizka

Umur : 17 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil : 22 mm/jam

Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan Laju Endap Darah (LED) yang telah

dilakukan pada sampel pasien ( Yuliananda Rizka, 17 tahun, Perempuan ),

didapatkan hasil 22 mm/jam dan dinyatakan hasil tersebut diatas nilai normal.

Dokumentasi:

11
2. Pemeriksaan Kadar Hemoglobin

Metode:

Sahli / Cyanmethemoglobin

Prinsip Sahli:

Hemoglobin dalam darah oleh Hcl, diubah menjadi hematin asam berwarna

coklat tua kemudian dengan penambahan aquadest setetes warnanya

disesuaikan dengan warna standart.

Prinsip Cyanmethemoglobin:

Hemoglobin diubah menjadi cyanmethemoglobin dalam larutan yang berisi

larutan kalium ferfisi anida dan kalium sianida. Absorbansi larutan diukur

pada panjang gelombang nm atau filter hijau. Larutan drabkin yang dipakai

pada cara ini mengubah menjadi Cyanmethemoglobin.

Alat Sahli:

1. Hemometer Sahli

2. Pipet Sahli

3. Batang Pengaduk

Bahan Sahli:

1. Tissue

12
2. Alcohol

3. HCL 0,1 N

4. Darah Vena

Cara Kerja Sahli:

1. Tabung hemometer diisi dengan larutan HCL 0,1 N sampai tanda 2.

2. Menghisap darah vena dengan pipet sahli sampai tanda tepat pada tanda

20 mikronliter.

3. Mengapus kelebihan darah yang melekat pada ujung luar pipet dengan

tissue secara hati-hati jangan sampai darah dari pipet berkurang.

4. Memasukkan darah sebanyak 20 mikronliter ini ke dalam tabung yang

berisi larutan HCL tadi tanpa menimbulkan gelembung udara.

5. Membilas pipet sebelum diangkat dengan jalan menghisap dan

mengeluarkan HCL dari dalam pipet secara berulang-ulang 3 kali.

6. Menunggu 5 menit untuk pembentukan asam hematin (inkubasi)

7. Asam hematin yang terjadi diencerkan dengan aquadest setetes demi

setetes sambil diaduk dengan pengaduk dari gelas sampai didapat warna

yang sama dengan warna standart.

Cara Cyanmethemoglobin:

1. Memasukkan larutan drabkin sebanyak 5 ml menggunakan pipet, lalu

masukkan ke dalam tabung reaksi.

13
2. Diambil darah dengan menggunakan mikropipet 20 mikronliter, diusap tip

mikropipet dengan menggunakan tissue.

3. Darah dalam mikropipet dimasukkan ke dalam larutan drabkin.

4. Dihomogenkan larutan tersebut selama 5 menit.

5. Dibaca hasil dengan menggunakan fotometer.

Nilai Normal Cyanmethemoglobin:

1. Bayi baru lahir: 15,2 – 23,6 gr/dl

2. Anak usia 1 – 3 tahun: 10,8 – 12,8 gr/dl

3. Anak usia 4 – 5 tahun: 10,7 – 14,7 gr/dl

4. Anak usia 6 – 10 tahun: 10,8 – 15,6 gr/dl

5. Pada dewasa (pria): 13,2 – 17,3 gr/dl

6. Pada dewasa (wanita): 11,7 – 15,5 gr/dl

Nilai Normal Sahli:

1. Laki – laki: 14 – 18 gram/dl

2. Perempuan: 12 – 16 gram/dl

Hasil Cyanmethemoglobin:

Nama : Ahmad Asrafi Annur

Umur : 18 Tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Hasil : 15.7 gr/dl

14
Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan Hemoglobin metode Cyanmethemoglobin yang

telah dilakukan pada sampel pasien (Ahmad Asrafi Annur, 18 tahun, Laki-

laki), didapatkan hasil 15,7 g/dl dan dinyatakan hasil tersebut dalam batas

normal.

Dokumentasi:

Hasil Sahli:

Nama : Ahmad Asrafi Annur

Umur : 18 Tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Hasil : 10,4 gr/dl

15
Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan Hemoglobin metode Sahli yang telah dilakukan

pada sampel pasien (Ahmad Asrafi Annur, 18 tahun, Laki-laki), didapatkan

hasil 8.0 g% dan dinyatakan hasil tersebut tidak normal atau dibawah nilai

normal.

Dokumentasi:

16
3. Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit

Metode:

Kamar Hitung

Prinsip:

17
Pengenceran darah dengan larutan Turk memudahkan perhitungan Sel

leukosit. Darah diencerkan 200X dan Sel leukosit dihitung pada 4 bidang.

Alat:

1. Set alat hemocytometer:

 Kamar hitung

 Kaca penutup

 Pipet thoma

 Selang penghisap

2. Mikroskop

3. Rak tabung

4. Tourniquet

5. Tabung reaksi

6. Mikropipet

7. Cover glass

Bahan:

1. Larutan turk

2. Darah vena

Cara kerja:

18
1. Darah diambil / dipipet sebanyak 0,5m menggunakan pipet thoma.

2. Dihisap juga larutan turk sampai tanda 11.

3. Dihomogenkan darah dan larutan turk.

4. Dibuang 4 – 5 tetes dan didiamkan selama 3 menit.

5. Setelah 3 menit, diambil sampel menggunakan pipet tetes dan masukkan

kedalam kamar hitung yang telah diberi cover glass.

6. Kemudian diamati dan dihitung dengan perbesaran 10X.

Nilai normal:

1. Dewasa: 4.000 – 10.000 mikronliter

2. Anak – anak: 9.000 – 12.000

Hasil:

Nama pasien : Muhammad Reza

Umur : 18 Tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Hasil : 6.450 µL

Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit yang telah dilakukan pada

sampel pasien (Muhammad Reza,18 tahun, Perempuan), didapatkan hasil

6.450/µL dan dinyatakan hasil tersebut dalam normal.

19
4. Pemeriksaan Hematokrit

Metode:

Mikrohematokrit

Prinsip:

Eritrosit dipisahkan dengan cara memutarnya sampai eritrosit mengendap.

Alat:

1. Tabung mikrohematokrit

2. Centrifuge

3. Spuit 3cc

4. Tourniquet

5. Kalkulator hematocrit

6. plastisin

Bahan

1. Darah vena

Cara kerja:

1. Siapkan alat dan bahan

20
2. Pengambilan darah vena

3. Isaplah darah dengan mikrohematokrit

4. Tutup ujung tabung bawah dengan plastisin

5. Masukkan kedalam centrifuge

6. Putar dengan kecepatan 15.000 Rpm selama 5 menit.

7. Hitung dengan papan kalkulator.

Nilai normal:

1. Laki – laki : 40 – 48%

2. Perempuan: 37 – 43 %

Hasil:

Nama : Muhammad Naufal Rosyad

Umur : 18 Tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

Hasil : 40%

Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan Mikrohematokrit yang telah dilakukan pada sampel

pasien (Muhammad Naufal Rosyad, 18 tahun, Laki-laki), didapatkan hasil

40 % dan dinyatakan hasil normal.

Dokumentasi:

21
22
3. Pemeriksaan hitung jenis leukosit:

Metode:

Apusan darah tepi

Prinsip:

Untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan hitung jenis leukosit yang


tidak normal.

Alat:

1. Mikroskop

2. Rak tabung

3. Tabung reaksi

4. Pipet tetes

5. Objek kaca

Bahan:

1. Larutan methanol

2. Giemsa

3. Oil imersi

23
Cara kerja:

 Prosedur apusan darah tipis

 Pilih objek kaca yang bertepi untuk digunakan sebagai kaca penghapus

 Diletakkan satu tetes kecil darah pada ± 2 – 3 mm dari ujung objek

kaca didepan tetesan darah.

 Ditarik objek kaca ke belakang sehingga menyentuh tetesan darah.

 Ditunggu sampai darah menyebar pada sudut tersebut.

 Objek kaca sehingga terbentuk apusan darah sepanjang 3 – 4 cm.

 Dibiarkan apusan darah mongering di udara.

 Pewarnaan Apusan Darah

 Menggunakan Larutan Giemsa Sediaan apus diletakkan atas bak

pewarnaan dengan

 Lalu difiksasi dengan methanol absolute 2 – 3 menit.

 Selanjutnya Sediaan apus digenangi dengan zat warna giemsa dengan

pengenceran.1:9

 Didiamkan selama 30 menit.

 Lalu dibilas dengan air mengalir.

 Sediaan apus diletakkan dalam rak dengan posisi tegak dan dibiarkan

mengering.

24
 Pemeriksaan Apusan Darah

 Pemeriksaan ini dilakukan pada bagian sediaan yang cukup tipis

dengan penyebaran leukosit yang merata, pemeriksaan dimulai dari

pinggir atas sediaan dan berpindah ke arah pinggir bawah dengan

menggunakan micromanipulator mikroskop.

 Setelah mencapai bagian pinggir bawah sediaan, digeser lapangan

pandang ke arah kanan, kemudian ke arah pinggir atas lagi dan

seterusnya sampai seratus sel leukosit terhitung menurut jenisnya.

 Diperiksa dibawah mikroskop objektif 100X dan ditambah oil imersi.

Hasil:

Sel Leukosit 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 £

Limfosit 7 5 4 6 4 4 3 6 5 5 49%

Basofil 3%

Neutofi 6%

Batang

Neutrofil 15%

Segmen

Eosinofil 12%
Monosit 6%

25
£ 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100%

Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit yang telah dilakukan

pada sampel pasien (Viki Shiva Lutfia Basuki, 18 tahun, Perempuan),

didapatkan hasil sebagai berikut :

 Neutrofil Segmen : 58 %

 Neutrofil Batang : 3%

 Eosinofil : 2%

 Basofil : 1%

 Monosit : 6%

 Limfosit : 30 %

Dokumentasi:

26
B. Bidang Kimia klinik

1. Protein Darah

Prinsip:

Ion cu bereaksi dengan protein dalam larutan alkali membentuk suatu

kompleks berwarna ungu. Absorbance dengan kompleks warna ini sebanding

dengan konsentrasi protein dalam sampel.

Alat:

1. Centrufuge

2. Mikropipet

3. Raktabung

4. Spektofotomter

5. Tabung reaksi

Bahan:

27
1. Aquadest

2. Darah

3. Tip mikropipet

4. Reagen TFROL

Cara kerja:

1. Siapkan reagen dan sampel pada suhu kamar

2. Pipet kedalam tabung dengan tabel :

Tabung Blangko Sampel CAL

Standar
Reagen (R1) 2,0 ml 2,0 ml 2,o ml
Sampel - 10µl -
Standar - - 10µ/l

3. Campur dan diamkan selama 1 menit pada suhu kamar.

4. Baca Obserbansi (A) dan sampel darah standar pada 630nm.

5. Warnanya stabil sekitar 30 menit terlindung dari cahaya.

Nilai normal:

Dewasa : 3,81 – 4,65g/dl (38,1 _ 46,5 g/L)

Hasil:

28
Nama : Anisa Safitrie

Umur : 18 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Hasil : 7.4 g/dl

Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan Urinalisis metode Makroskopis pada sampel urine

(Charca Fikriati Mayandha, 18 tahun, perempuan), didapatkan hasil 7,4 g/dl

dan dinyatakan hasil tersebut dalam batas normal

2. Pemeriksaan Sedimen Urine Mikroskopis

Metode:

Pemeriksaan secara mikroskopik

Prinsip:

Urine mengandung elemen – elemen sisa hasil metabolisme di dalam tubuh,

elemen tersebut ada yang secara normal dikeluarkan secara bersama - sama

urine tetapiada pula dikeluarkan pada keadaan tertentu. Elemen – elemen

29
tersebut dapat dipisahkan dari urine dengan jalan dicentrifuge. Elemen akan

mengendap dan endapan dilihat dibawah mikroskop.

Alat:

1. Tabung reaksi

2. Object glass

3. Cover glass

4. Mikroskop

5. Centrifuge

Bahan:

1. Sampel Urine

Cara kerja:

1. Sampel urin di homogenkan dulu kemudian dipindahkan kedalamtabung

centrifuge sebanyak 10 ml.

2. Centrifuge dengan kecepatan relatif rendah (sekitar 1500 - 2000rpm)

selama 5 menit.

3. Tabung dibalik dengan cepat (decanting) untuk membuang supernatant

sehingga tersisa endapan kira-kira 0,2-0,5 ml.

4. Endapan di teteskan kegelas obyek dan ditutup dengan cover glass.

5. Endapan pertama kali diperiksa di bawah mikroskop dengan perbesaran

rendah menggunakan lensa obyektif 10X, disebut lapang pandang lemah

30
(LPL) atau low power field (LPF) untuk mengidentifikasi benda-benda

besar seperti silinder dan kristal.

6. Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan dengan kekuatan tinggi menggunakan

lensa obyektif 40X, disebut lapang pandang kuat(LPK) atau high power

field (HPF) untuk mengidentifikasi sel (eritrosit, lekosit, epitel), ragi,

bakteri, Trichomonas, filament lendir, selsperma. Jika identifikasi silinder

atau kristal belum jelas, pengamatan dengan lapang pandang kuat juga

dapat dilakukan.

Nilai normal:

Dilaporkan Normal + ++ +++ ++++

Eritrosit/LPK 0-3 4-8 8-30 >30 Penuh

Leukosit/LPK 0-4 5-20 20-50 >50 Penuh

Silinder/Kristal/LPL 0-1 1-5 5-10 10-30 >50

Keterangan :Khusus untuk kristal Ca-oxallate : + masih dinyatakan normal; ++

dan +++ sudah dinyatakan abnormal.

Hasil:

Nama : Nur Adittia Saputra

Umur : 18 Tahun

31
Jenis kelamin : Laki – laki

Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan Urinalisis metode Mikroskopis pada sampel urine

(Nur Adittia Saputra ,18 tahun, perempuan), didapatkan hasil sebagai berikut :

Unsur 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ∑ Jmlh/ ±1

LP
Eritrosit 2 3 1 2 1 1 2 0 0 1 13 1 0-2

Leukosit 2 4 0 1 2 0 2 3 1 4 19 2 1-3
Epitel 0 1 0 1 2 1 1 1 4 1 12 0-2
Kristal +ca + + + + + + + + +
Silinder - - - - - - - - - -
Lain- +bakteri + + + + + + + + +

lain

32
3. Pemeriksaan Sedimen Urine Makroskopis

Metode:

Makroskopis

Prinsip:

1. Volume urine

mengamati volume urine yang dikumpulkan selama 24 jam di dalam gelas

ukur.

2. Warna urine

warna urine di dalam tabung reaksi dengan cahaya tembus dan dilihat dalam

sikap terang.

3. kekurangan urine

derajat keasaman urine ditetapkan dengan lakmus / kertas indicator.

4. Berat jenis urine

pemeriksaan dengan alat uranometer yang tera dengan berat jenis air dan suhu

pada saat dilakukan pemeriksaan.

5. urine (bau)

Pengujian dilakukan secara langsung mengunakan hidung.

Alat:

 Tabung reaksi

 Beker gelas

33
 Kertas PH

 Alat sentrifuge

Bahan:

1. Urine pagi

2. Urine 24 jam

3. Urine sewaktu

Cara keja :

1) Volume

ukur volume urine yang didapat dengan menggunakan gelas ukur

2) Warna

amati warna yang terlihat pada urine

3) Kekeruhan

lihat apakah urine keruh / tidak

4) Keasaman / reaksi

amati dan ukur ph urine menggunakan kertas ph

5) Berat jenis ( BJ )

dengan menggunakan urinometer, ukur BJ urine.

6) Bau

amati bau pada urine

34
Interpretasi hasil:

- Leukosit : - (Negatif)

- Nitrite : - (Negative)

- Urobilinogen : 3,2 µmol/l

- Protein : - (Negatif)

- pH : 5,0

- Blood : - (Negatif)

- Berat jenis : 1.000

- Keton : - (Negatif)

- Birilubin : - (Negatif)

- Glukosa : - (Negatif)

Hasil:

Nama : Nur Adittia Saputra

Umur : 18 Tahun

Jenis Kelamin : Laki – laki

35
Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan Urinalisis metode Mikroskopis pada sampel urine

(Charca Fikriati Mayandha, 18 tahun, perempuan), didapatkan hasil sebagai

berikut:

- Leukosit : - (Negatif)

- Nitrite : - (Negative)

- Urobilinogen : 3,2 µmol/l

- Protein : - (Negatif)

- pH : 5,0

- Blood : - (Negatif)

- Berat jenis : 1.000

- Keton : - (Negatif)

- Birilubin : - (Negatif)

- Glukosa : - (Negatif)

36
C. Bidang Mikrobiologi Kesehatan

1. Pemeriksaan Nematoda Usus

Metode:

Makroskopis

Prinsip:

Pemeriksaan tinja meliputi pemeriksaan jumlah, warna, bau, darah, lendir, dan

bentuk.

Alat:

1. Mikroskop

2. Pipet

3. Objekgalss

4. Cover glass

Bahan:

1. Fesesbabi,sapi dan anak-anak

2. Eosin 2%

3. Lidi

4. Oil emersi

37
Cara kerja:

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Pipetkan satu tetes eosin di objek glass.

3. Diambil sedikit feses babi,sapi dan anak - anak menggunakan lidi.

4. Campur hingga homogeny dan tutup dengan cover glass.

5. Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x-100x.

Interpretasi Hasil:

 Bau khas amoniak.

 Lendir atau tidak berlendir

 Warna coklat tengguli

 Darah atau tidak berdarah

 Bentuk padat / cair

Hasil dan kesimpulan Fesses babi:

 Bau : Khas amoniak

 Lendir / tidak : Tidak berlendir

 Warna : Cokelat tengguli

 Berdarah /tidak : Tidak berdarah

 Bentuk : Padat

38
Hasil dan kesimpulan Fesses Sapi:

 Bau : Khas amoniak

 Lendir / tidak : Tidak berlendir

 Warna : Cokelat tengguli

 Berdarah /tidak : Tidak berdarah

 Bentuk : Padat

Hasil dan kesimpulan Fesses Bayi:

 Bau : Khas amoniak

 Lendir / tidak : Tidak berlendir

 Warna : Cokelat tengguli

 Berdarah /tidak : Tidak berdarah

 Bentuk : Cair

Metode:

Mikroskopis

Alat:

 Mikroskop

 Kaca objek

 Kaca penutup

39
 Pipet

 Ose

Bahan:

 Spesimen fesses yang ditaruh dalam wadah kecil (fesses Babi)

 Larutan eosin 1-2% dan larutan lugol

Cara Kerja:

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Mempersiapkan kaca objek diatas meja.

3. Mengambil larutan eosin 1-2%dan lugol menggunakan pipet dan meneteskan

masing-masing 1 tetes diatas kaca objek.

4. Mengambil wadah kecil yang berisi specimen fesses kemudian mengambil

sekitar 1 mg menggunakan ose kemudian menaruh nya diatas kaca objek dan

meratakan dengan larutan eosin 1-2% dan larutan lugol yang sudah diteteskan

sebelumnya.

5. Setelah homogen, kemudian campuran fesses – eosin dan fesses lugol ditutup

menggunakan kaca penutup.

6. Meletakkan kaca objek diatas mikroskop.

7. Mengamati dan mencatat hasil mikroskop.

40
Hasil dan kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan Helmintologi yang telah dilakukan pada sampel fesses

babi, didapatkan hasil bentuk Ascaris Lumbricoides dibuahi.

Dokumentasi:

2. Pengamatan jamur superfisialis & opprtunistik

41
Metode:

Preparat langsung

Prinsip:

Pemeriksaan sediaan lamgsung dengan larutan KOH 10% dan CSB

dinyatakan positif bila pada pemeriksaan ditemukan hifa pendek dan spora

Malassezia yang menyerupai shortcigar-butthyphae(gambaran spaghetti dan

meatball.)

Alat:

1. Mikroskop

Bahan:

1. Preparat langsung

2. Oil imersi

Cara kerja:

1. Siapkan alat dan bahan

2. Taruh preparat jamur di atas Mikroskop

3. Teteskan oilimersidan putar ke perbesaran 100×

4. Amati Jamur

42
Hasil:

Ciri – ciri Piedra hitam:

1. Membentuk spora seksual

2. Askospora berbentuk seperti pisang,askospora dibentuk dalam suatau

kantong yang disebut askus

3. Askus-Askus bersama dengan ayaman hifa membentuk benjolan hitam

yang keras di bagian luar rambut

4. Hifanya berwarna hitam/tengguli tua

5. Menyebabkan penyakit piedrahitam,pada rambut akan tampak

benjolan/penebalan yang keras berwarna hitam.

43
44
Ciri-Ciri Aspergillus Ridulans

1. Bagian atas kolumnar

2. Kelabu pucat atau berbayang-bayang

3. Konidiofora halus tidak berwarna

4. Vesikel agak bulat dengan bagian atas tertutup sterigmata

5. Konidia kecil halus

6. Berbentuk globusa sampai agak elips

7. Membesar

8. Bagian ujung seperti batang kecil

9. Konidia kasar menunjukkan lembaran atau pita bahkan berwarna hitam.

45
Ciri-ciri Aspergillus Flavus

1. Bagian atas kolumnar

2. Kelabu pucat atau berbayang-bayang agak tng

3. Konidiofora halus tidak berwarna

4. Vesikel agak bulat dengan bagian atas tertutup sterigmata

5. Konidia kecil halus

6. Berbentuk globusa sampai agak elips

7. Membesar

8. Bagian ujung seperti batang kecil

9. Konidia kasar menunjukkan lembaran atau pita bahkan berwarna hitam

46
Ciri-ciri Microsporum Canis

1. Makrokondia dan mikrokondia sebagai alat reproduksi

2. Makrokondia berbentuk kumparan yang berujung runcing terdiri 6 sel atau

lebih

3. Makrokondia berdinding tebal

4. Mikrokondia tidak khas

47
Ciri-ciri Candida Sp

Genitalia wanita

1. Iritasi

2. Gatal yang hebat dan pengeluaran sekret vulvovaginitis

Mulut

1. Bercak-bercak putih

2. Epitel yang terkelupas

3. Erosi minimal pada selaput Kandidiasis oral/sariawan

Kulit

1. Terutama pada bagian basah dan hangat seperti ketiak, lipatan paha, dan

payudara.

2. Tampak merah

3. Mengeluarkan cairan dan dapat membentuk vesikel khas "satelit lesion”

Kuku

1. Rasa nyeri dan bengkak kemerahan pada lipat kuku

48
2. Mengakibatkan penebalan dan alur transversal dan akhirnya kuku tanggal

Onikomikosis organ lain

Ciri-ciri Culvaria sp

1. Pertumbuhan cepat

2. Tekstur kapas

3. Warna coklat kehitaman

Mikroskopis

1. Hifa berseptat berwarna coklat

2. Konidia coklat.

49
Ciri-ciri Fusarium Sp

1. Miselium bersekat

2. Miselium tidak berwarna

3. Semakin tua warna cream

4. Koloni tampak mempunyai benang-benang berwarna oker

5. Miselium yang lebih tua berbentuk klamidospora berdinding tebal

6. Membentuk mikrokonidium bersel 1

7. Tidak berwarna

8. Lonjong atau bulat telur

9. Mikrokonidium dapat dibentuk dalam pembuluh kayu dan terangkat ke atas

bersama-sama dengan air dan hara tanah.

10. Berbentuk kumparan

11. Kebanyakan bersekta dua atau tiga

12. Berukuran 25-33 × 3,5-5,5 μm.

50
D. Bidang Imunoserologi

1. Pemeriksaan Widal

Metode:

Slide Test

Prinsip:

Terjadi reaksi Aglutinasi antara antigen bakteri salmonella sp yang terdapat

dalam reagen dengan antibody yang terdapat dalam serum pasien

Alat:

1. mikropipet

2. Batang pengaduk

3. Tip

4. Plat widal

Bahan:

1. Serum

2. Reagen widal (Anti- O, anti- H, anti OA, anti- OH, anti- BO, anti- BH)

Cara kerja:

1. Dihisap sampel serum pasien menggunakan mikropipet

51
2. Diteteskan di atas plat widal sebanyak 1 tetes dan masing masing diberi

reagen widal sesuai kode

3. Homogenkan menggunakan batang pengaduk dengan membentuk bulat

melebar (satu tempat satu batang pengaduk)

4. Setelah semua dihomogenkan atau diaduk, homogenkan dengan cara memutar

selama 3 menit

5. Setelah itu amati terjadinya aglutinasi

Interpretasi Hasil:

- Positif = adanya aglutinasi.

- Negatif = tidak ada aglutnasi.

Hasil:

Nama :X

Umur : 24 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan Widal yang telah dilakukan pada serum pasien (X, 24

tahun, perempuan) di slide widal terdapat aglutinasi yang menyatakan positif.

52
Dokumentasi:

2. Pemeriksaan HCG (Human Chorionic Gonadotropin)

Metode:

Imunocromatografi

Prinsip:

Reaksi antara urine wanita hamil mengandung α dan β HCG (monoclonal HCG

lengkap) dengan anti α dan anti β HCG pada tes line (T) dan control line (C).

Alat:

1. Test Pack

2. Tabung Reaksi

53
Bahan:

- Urine Pagi

Cara Kerja:

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Sampel dikondisikan disuhu ruang (15-30°C).

3. Strip test dibuka dan dharapkan untuk sesegera mungkin digunakan, setelah

itu strip test dicelupkan secara vertical ke dalam urine dengan tanda panah

mengarah ke bawah dan pada saat pencelupan urine tidak boleh melewati

garis maksimal dari strip.

4. Dicelupkan selama 10-15 detik, kemudian diangkat dan diletakkan pada

tempat datar dan kering untuk menghindari kontaminasi.

5. Hasil tes diinterpretasikan dalam waktu 3 menit. Hasil yang dibaca lebih dari

3 menit dapat menimbulkan (-) palsu.

Interpretasi Hasil:

- Positif = Ditandai strip T dan N

- Negative = Ditandai strip T

Hasil:

54
Nama :X

Umur : 24 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan HCG Metode Imunocromatografi yang telah dilakukan

pada (X, 24 tahun, perempuan) dengan sampel urine hamil usia 4 bulan,

didapatkan hasil strip T dan N pada testpack yang dinyatakan positif.

Dokumentasi:

Metode:

Aglutinasi

Prinsip:

55
HCG yang terdapat dalam urine bereaksi dengan anti HCG antibodi.

(Monoclonal) yang terikat pada partikel reaksi ditunjukkan dengan adanya

aglutinasi pada partikel latex.

Alat:

- Latex slide

- Batang pengaduk

- Pipet tetes

Bahan:

- Latex reagent

- Sampel urine

Cara kerja:

1. Disiapkan alat dan bahan tang akan digunakan.

2. Disiapkan reagensia hingga mencapai suhu kamar.

3. Diteteskan satu tetes suspensi urine dengan pipet yang tersedia.

4. Ditambah satu tetes reagen latex, kemudian diaduk dengan batang pengaduk.

5. Di homogenkan selama 2 menit,

6. Hasil dibaca tepat 2 menit.

Interpretasi Hasil:

56
1. Positif = bila tejadi aglutinasi atau gumpalan (hamil).

2. Negative = bila tidak terjadi aglutinasi atau homogen (tidak hamil).

Hasil:

Nama :X

Umur : 31 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Kesimpulan:

Berdasarkan pemeriksaan HCG Metode Aglutinasi yang telah dilakukan pada

sampel urine ibu hamil (X, 31 tahun, perempuan), terdapat aglutinasi pada latex

slide. Dan dinyatakan positif.

Dokumentasi:

57
Studi kasus

1.Tahap Pra Analitik:

1. Kesalahan yang terjadi pada tahap pra analitik antara lain pemberian

identitaspada spesimen salah atau tertukar, kesalahan alamat pasien dan

dokter yang memintapemeriksaan

2. Urine diperiksa dalam waktu lebih dari 2 jam dan terkontaminasi

2. Analitik:

1. Waktu dan kecepatan centrifuge

2. Perisapa reagen

3. Pemipetan volume

4. Menggunakan yellow tip bekas

3. Pasca analitik:

1. Interprestasi hasil

2. Tidak langsung mencatat hasil pada buku register laboratorium dan buku hasil

laboratorium.

58
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu upaya untuk

memperoleh pendidikan/latihan, pengalaman dan pembelajaran tambahan bagi siswa

sehingga dapat menguasai dan menerapkan prinsip dasar pemeriksaan urinalisa,

mikrobiologi, hematologi.

Selama melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL), penyusun

sebagai peserta kegiatan PKL mendapat pengalaman dan tambahan ilmu, dalam hal

ini pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan alat – alat canggih/automatic,

serta memperoleh umpan balik guna memperbaikin dan mengembangkan pendidikan

di Akademi Analis Kesehatan.

B. SARAN

A. Saran untuk siswa siswi yang melaksanakan PRAKERIN:

1. Agar lebih mempersiapkan diri sebelum melaksanakan PRAKERIN.

59
2. Agar siswa siswi dapat lebih mendalami teori yang di dapat pada saat di

sekolah agar mudah menyesuaikan diri dengan keadaan di perusahaan

tempat pelaksaan Praktik Kerja Industri (PRAKERIN).

3. Agar siswa siswi dapat melakukan kerjasama dalam kelompok yang telah

ditentukan, serta tidak menonjolkan sifat individualnya masing – masing.

4. Agar siswa siswi dapat beradaptasi dengan lingkungan kerja dan aktif

bertanya kepada pekerja Laboratorium.

B. Sarana untuk sekolah:

Sebelum PRAKERIN seluruh siswa siswi yang akan melaksanakannya

sebaiknya dibekali dengan sebaik – baiknya ilmu pengetahuan mengenai apa

dan bagaimana yang harus dilakukan sebagai siswa siswi di tempat

PRAKERIN.

60
DAFTAR PUSTAKA

61
LAMPIRAN

Lampiran 1. Lampiran 2.

Lampiran 3. Lampiran 4.

Lampiran 5. Lampiran 6.

62
Lampiran 7. Lampiran 8.

63
Lampiran 9. Lampiran 10.

Lampiran 11. Lampiran 12.

64
Lampiran 13. Lampiran 14.

65

Anda mungkin juga menyukai