Di Susun oleh:
1. Dwi Agus Setianingsih (30702000065)
2. Fera Nur Hidayah (30702000081)
3. Ferdian Aksal (30703000082)
4. Ika Yuliana (30702000087)
b. Ciri-ciri Kreativitas
Adapun ciri-ciri perilaku yang mencerminkan kreativitas alamiah anak khususnya
pada anak usia prasekolah, seperti:
1) Senang menjajaki lingkungannya
2) Mengamati dan memegang segala sesuatu,mendekati segala macam tempat atau
pojok, seakan-akan haus akan pengalaman.
3) Rasa ingin tahu mereka besar, karena itu mereka suka mangajukan pertanyaan,
dan seakan-akan tidak pernah puas dengan jawaban yang di berikan.
4) Anak usia prasekolah bersifat spontan dan cenderung menyatakan pikiran dan
perasaannya sebagai mana adanya, tanpa merasakan hambatan,seperti tampak pada
orang dewasa.
5) Anak usia prasekolah selalu ingin pendapatkan pengalaman-pengalaman baru, ia
senang “berpetualang”, dan terbuka terhadap rangsangan- rangsangan baru yang
mana sering mencemaskan orang tuanya.
6) mereka senang melakukan “eksperimen” hal ini tampak dari perilakunya senang
mencoba-coba dan melakukan hal-hal yang sering membuat orang tuanya atau
gurunya keheran-heranan dan tidak jarang pula merasa tidak berdaya menghadapi
tingkah laku anaknya.
7) Anak usia prasekolah jarang merasa bosan,ia senang melakukan macam- macam
hal, dan ada-ada saja yang ingin di lakukan.
8) Biasanya anak usia prasekolah mempunyai daya imajinasi tinggi, yang nyata jika
orang dewasa menyempatkan untuk mendegar ungkapan- ungkapan dan mengamati
perilakunya.
B. Pengertian Keberbakatan
a. Keberbakatan
Pada dasarnya, keberbakatan adalah bukan hal yang statis, tapi itu dinamis.
Keberbakatan dari seorang anak dapat ditelusuri, ditemukan dan dikembangkan,
sehingga dapat digunakan sebagai modal internal hidup penuh tantangan, hambatan dan
rintangan. Oleh karena itu jadi orang tua dan pendidik tidak perlu merasa takut kalau
anak mengatakan dia tidak tahu dan tidak ada bakat. Inilah peran orang tua adalah
membantu perkembangan keberbakatan sampai memungkinkan mengembangkan
bakat mereka. Untuk mencapai ini kita harus dibimbing dan diarahkan secara teratur
dari awal, sampai waktu tertentu mampu mengetahui apa keberbakatan dirinya yang
sebenarnya. Proses pengembangan keberbakatan itu akan terjadi jika perkembangannya
tepat dengan tahapan perkembangan anak. Karena Pada setiap tahap perkembangan,
anak-anak memiliki tugas khusus dan memiliki kapasitas dan potensi yang dimiliki.
Suatu pengembangan tidak anak menjadi masalah seorang anak kecil dipaksa untuk
berkembang karena ada beberapa hal belum tentu cocok dengan kemampuan individu
(Tahrir, 2018).
Menurut Gardner & Walter (2003) keberbakatan manusia itu tidak ada
batasannya akan tetapi secara garis besar dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe
keberbakatan umum yaitu: musi, gerak-badan, logika-matematik, lingustik, ruang dll.
Meskipun keberbakatan adalah sebagian dari genetika, tetapi dalam proses yang sedang
berjalan perkembangannya masih membutuhkan fasilitas atau rangsangan lainnya
berkontribusi dalam pengembangannya yang baik. Sarana tersebut dapat berupa saran,
olahraga, kondisi kesehatan dan kondisi lingkungankung pada umumnya. Pada kasus
ini peran orang tua, guru dan pendidik diperlukan untuk memfasilitasi proses
mengembangkan bakat anak sesuai dengan dengan apa yang diharapkan. Namun
demekian, keterlibatan orang tua dan pendidik dalam membantu perkembangan
keberbakatan anak menunjukkan hasil yang tidak maksimal. Hal ini terjadi karena pola
yang mereka gunakan tidak memperhatikan faktor-faktor penting yang ada pada anak
dan lingkungan (Tahrir, 2018).