Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Metode Mind Map Dalam Pengembangan Kreativitas

Dan Keberbakatan Anak Usia Dini


Makalah Kreativitas Dan Keterbakatan

Di Susun oleh:
1. Dwi Agus Setianingsih (30702000065)
2. Fera Nur Hidayah (30702000081)
3. Ferdian Aksal (30703000082)
4. Ika Yuliana (30702000087)

Fakultas Psikologi Universitas Islam Sultan Agung Semarang 2023


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semua anak, khususnya anak sekolah dasar menampakkan kesenangan belajar dan
bahkan mereka ingin mempelajari banyak hal. Dorongan ingin tahu mereka yang sangat
tinggi dapat dilihat dari keinginan untuk mengeksplorasi lingkungan dengan kemampuan dan
dorongan mereka untuk mengetahui sesuatu dan membuat sesuatu secara kreatif. Mereka
senang bermain boneka, pistol-pistolan dan berbagai macam alat permainan lainnya yang
mereka ciptakan melalui bahan alami seperti daun singkong untuk membuat boneka wayang,
dan dahan pisang untuk membuat pistol-pistolan. Mereka cenderung meniru dan mencoba
apa yang mereka lihat dan ketahui. Mereka memiliki minat yang luas dan cita-cita yang
banyak, walaupun mereka belum menyadari bahwa untuk mengembangkan minat dan
mencapai cita-cita mereka memerlukan pengorbanan dan kerja keras.
Mereka juga belum menyadari perlunya memiliki pengetahuan dan keterampilan serta
kepribadian yang sesuai dengan tuntutan keinginan mereka. Anak-anak sangat menyenangi
belajar, seperti yang kita ketahui bahwa sebenarnya anak-anak dapat dan ingin belajar, dan
lebih dari itu, mereka ingin belajar sebanyak-banyaknya dan sesegera mungkin. Oleh karena
itu, guru-guru diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk belajar
kreatif sebanyak dan selekas mungkin. Caranya adalah dengan membuat situasi belajar yang
menarik dan sekreatif mungkin sehingga anak-anak dapat memiliki keinginan untuk kreatif
seperti yang dilakukan oleh gurunya.
Kreativitas dan bakat pada diri anak perlu dipupuk dan dikembangkan. Karena dengan
kreativitas dan bakat yang dimilikinya itu mereka dapat menjadi pribadi-pribadi yang
kreatif.Sebagai pribadi yang kreatif,kelak mereka bukan saja dapat meningkatkan kualitas
pribadinya,tetapi juga dapat meningkatkan kualitas kehidupan bangsa dan negara.Sistem
pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan disegala bidang, yang
memerlukan jenis-jenis keahlian dan keterampilan serta dapat meningkatkan kreativitas,
produktivitas, mutu, dan efisiensi kerja.
Perilaku kreatif adalah hasil pemikiran kreatif.Karena itu sistem pendidikan
hendaknya dapat merangsang pemikiran, sikap, dan perilaku kreatif-produktif, di samping
pemikiran logis dan penalaran.Namun dalam kenyataannya masih sedikit sekolah yang
menyelenggarakan upaya pengembangan kreativitas dan bakat anak. Hal ini disebabkan
antara lain oleh masih sangat langkanya literatur yang membahas secara menyeluruh dan
terinci mengenai kreativitas, bakat, dan upaya-upaya pengembangannya khususnya di
sekolah dasar.(Diana, 2006)

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, maka penyusun dapat memberikan rumusan masalah-masalah
yang akan dibahas dalam makalah ini. Antara lain :
 Pengertian kreativitas
 Ciri-ciri kreativitas
 Perkembangan kreativitas anak
 Faktor pendukung dan penghambat kreativitas anak usia dini
 Strategi 4P dalam pengembangan kreativitas anak usia dini
 Pengembangan kreativitas dalam pembelajaran

1.3 Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, dapat menyimpulkan tujuan penulisan
makalah ini antara lain :
 Pertama-tama tujuan penulisan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata
kuliah perkembangan peserta didik;
 Mahasiswa mengetahui dan memahami pengertian kreativitas;
 Mahasiswa mampu mengklasifikasikan ciri-ciri kreativitas;
 Mahasiswa memahami bagaimana tahapan dalam proses berfikir kreatif;
 Mahasiswa mengetahui faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
kreativitas anak usia dini;
 Mahasiswa mengetahui strategi 4P dalam mengembangkan kreativitas anak usia dini;
 Mahasiswa dapat memahami bagaimana cara dalam mengembangkan kreativitas
dalam pembelajaran.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kreativitas
a. Kreativitas
Kreativitas ada kaitannya dengan kemampuan seseorang untuk berkreasi
menciptakan sesuatu hal yang baru. Istilah kreativitas mengacu kepada kemampuan
individu yang menggunakan keunikan serta keterampilannya untuk menghasilkan
sesuatu ide, gagasan dan produk yang baru. Ada dua unsur dalam kreativitas, yaitu
mobilitas dan fleksibilitas (Jauhary, 2019). Mobilitas ditunjukkan oleh kemampuan
untuk menghasilkan sejumlah besar ide untuk memecahkan masalah dengan cepat dan
akurat. Sementara fleksibilitas umum mengacu pada kemungkinan muncul dengan ide
yang berbeda untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Kreativitas adalah satu
kemampuan dalam diri seseorang yang menunjukkan bahwa individu tersebut berpikir
kreatif. Menurut kamus Weber, kreativitas adalah kemampuan mengungkapkan seperti
sepotong imajinasi seseorang untuk menciptakan pekerjaan yang asli (Windyarani,
2019). Jika setiap individu memiliki kesempatan mengembangkan kemampuan ini
posesif dalam situasi yang tepat saat itu kemampuan kreatifnya akan berkembang
(Lestari, 2020).
National Advisory Committee on Creative and Cultural Education (NACCE)
mendefinisikan kreativitas sebagai bentuk yang mampu melakukan aktivitas imajinatif
menghasilkan sesuatu yang orisinal (asli) (Suratno, 2005). Kreatif adalah perwujudan
dari imajinasi atau mengungkapkan pikiran mereka. James J. Gallagher mengatakan
"penciptaan adalah proses mental dari dimana seorang individu menghasilkan ide-ide
baru atau produk, atau mengumpulkan ide-ide menarik dan diproduksi, dengan gaya
baru atau suara.” Penciptaan adalah sebuah proses spiritual dilakukan oleh seseorang
Ini bisa berupa ide atau produk baru atau kombinasi keduanya. Lebih lanjut, Spriadi
menyatakan hal itu kreativitas adalah kemampuan seseorang yang menghasilkan
sesuatu penciptaan yang baru, baik berupa ide-ide ataupun karya yanag nyata dan
berbeda dengan yang sudah ada (Lestari, 2020).
Houtz juga menunjukkan bahwa kreativitas bukanlah bakat yang diberikan
sejak lahir, tapi sesuatu yang dilatih dan dikasah dengan kerja keras (Jauhary, 2019).
Kreativitas harus selalu dibarengi dengan latihan yang memberikan pengalaman untuk
individu. Banyak cara untuk memahami kreatifitas, kita dapat menyimpulkan bahwa
kreatifitas adalah hasil dari mental individu yang menghasilkan ide, metode, serta
produk yang original dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Kreativitas
dapat mengacu pada kemampuan menganalisis pola atau peristiwa yang ada jadi
lakukan untuk menemukan model baru yang dapat diterima oleh orang lain. Kreativitas
sangat dekat dengan imajinasi. Setiap orang yang kreativ akan menggunakan imajinasi
yang ia miliki. Orang yang selalu berlatih akan mendapatkan peluang yang besar untuk
mewujudkannya (Lestari, 2020).
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting bagi individu yang menjalani
kehidupan. Dengan kreatifitas, seseorang akan dapat menyelesaikan masalah yang
sedang dialami dengan mudah, karena dengan kreativitas seseorang itu menemukan
jalan keluar dari masalah dan biasanya jalan keluar tersebut merupakan jalan yang
berbeda dari yang lain. Perkembangan anak usia dini dibagi menjadi empat bidang
utama, yaitu: perkembangan fisik dan intelektual termasuk kognisi dan bahasa, serta
emosional dan kehidupan sosial, yang juga mencakup perkembangan moral. Kreativitas
masa kecil dapat dilihat dalam proses belajar jika anak memiliki rasa penasaran atau
tidak, anak bisa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik atau tidak, apakah
anak memiliki imajinasi sendiri, dll. Kreativitas yang dimiliki oleh anak-anak tidak
diketahui banyak oleh guru. Biasanya anak yang selalu bertanya akan ditegur oleh guru
karena gurunya merasa anak banyak bicara dan tidak bisa diam. Bahkan jika anak itu
memiliki keingintahuan yang besar adalah anak dengan pikiran kreatif. Jika sejak usia
dini rasa ingin tahu anak sudah dipatahkan, maka guru tersebut sudah menghambat
perkembangan kreativitas anak (Betri Oktovia, 2018).
Anak-anak yang dilarang bereksplorasi karena takut, maka hal tersebut juga
menghambat perkembangan kreativitas anak. Misalnya, anak-anak dilarang bermain
dengan pasir, jangan bermain dengan cat, jangan bermain dengan air dan benda-benda
yang membuat anak itu kotor. Pada dasarnya orang tua atau guru melarangnya karena
tidak ingin lelah. Misalnya, jika pakaian anak terkena noda cat, orang tua malas
mencuci baju kotor anak karena sulit untuk mencucinya. Sehingga banyak anak yang
takut kotor karena takut dimarahi ibu mereka (Betri Oktovia, 2018).

b. Ciri-ciri Kreativitas
Adapun ciri-ciri perilaku yang mencerminkan kreativitas alamiah anak khususnya
pada anak usia prasekolah, seperti:
1) Senang menjajaki lingkungannya
2) Mengamati dan memegang segala sesuatu,mendekati segala macam tempat atau
pojok, seakan-akan haus akan pengalaman.
3) Rasa ingin tahu mereka besar, karena itu mereka suka mangajukan pertanyaan,
dan seakan-akan tidak pernah puas dengan jawaban yang di berikan.
4) Anak usia prasekolah bersifat spontan dan cenderung menyatakan pikiran dan
perasaannya sebagai mana adanya, tanpa merasakan hambatan,seperti tampak pada
orang dewasa.
5) Anak usia prasekolah selalu ingin pendapatkan pengalaman-pengalaman baru, ia
senang “berpetualang”, dan terbuka terhadap rangsangan- rangsangan baru yang
mana sering mencemaskan orang tuanya.
6) mereka senang melakukan “eksperimen” hal ini tampak dari perilakunya senang
mencoba-coba dan melakukan hal-hal yang sering membuat orang tuanya atau
gurunya keheran-heranan dan tidak jarang pula merasa tidak berdaya menghadapi
tingkah laku anaknya.
7) Anak usia prasekolah jarang merasa bosan,ia senang melakukan macam- macam
hal, dan ada-ada saja yang ingin di lakukan.
8) Biasanya anak usia prasekolah mempunyai daya imajinasi tinggi, yang nyata jika
orang dewasa menyempatkan untuk mendegar ungkapan- ungkapan dan mengamati
perilakunya.

c. Kreativitas Anak Usia Dini

Menurut Sari (2016:34), pada dasarnya manusia dimanapun mereka memiliki


potensi kreatif. Namun, seiring waktu, kreativitas perlahan memudar. Misalnya, anak
yang aktif di awal hidupnya, dia antusias dengan penemuan, suka bertanya, suka
berkreasi, namun setelah masuk sekolah, anak harus menjadi anak yang penurut,
tunduk, dan tidak berbicara. Tentu saja, ini akan membatasi kebebasan anak-anak bebas
berkreasi dan mengekspresikan diri. Hingga tingkat mahasiswa, sebagian besar tidak
lagi mampu mengambil inisiatif, mengeksplorasi dan ciptakan sesuatu yang baru dan
unik. Setiap orang memiliki potensi kreatif, begitu pula anak-anak. Anak-anak pada
umumnya suka bereksplorasi dengan ide-ide kreatif melihat dunia dengan cara yang
alami dan realistis. Anak mengekspresikan diri dengan cara mereka sendiri, mereka
selalu membuat perubahan dan hal-hal dilakukan sendiri. Khadijah (2015: 163),
mengungkapkan bahwa pengertian dasar kreativitas anak adalah kemampuan mencipta
sebuah produk baru. Hanya orang ini dan orang dewasa di sekitar mereka perlu
mendorong dan memotivasi anak agar terus melakukan kreativitas, jika sejak kecil
dewasa nanti ia akan memiliki kemampuan, keterampilan yang baik (Betri Oktovia,
2018).

B. Pengertian Keberbakatan
a. Keberbakatan

Pada dasarnya, keberbakatan adalah bukan hal yang statis, tapi itu dinamis.
Keberbakatan dari seorang anak dapat ditelusuri, ditemukan dan dikembangkan,
sehingga dapat digunakan sebagai modal internal hidup penuh tantangan, hambatan dan
rintangan. Oleh karena itu jadi orang tua dan pendidik tidak perlu merasa takut kalau
anak mengatakan dia tidak tahu dan tidak ada bakat. Inilah peran orang tua adalah
membantu perkembangan keberbakatan sampai memungkinkan mengembangkan
bakat mereka. Untuk mencapai ini kita harus dibimbing dan diarahkan secara teratur
dari awal, sampai waktu tertentu mampu mengetahui apa keberbakatan dirinya yang
sebenarnya. Proses pengembangan keberbakatan itu akan terjadi jika perkembangannya
tepat dengan tahapan perkembangan anak. Karena Pada setiap tahap perkembangan,
anak-anak memiliki tugas khusus dan memiliki kapasitas dan potensi yang dimiliki.
Suatu pengembangan tidak anak menjadi masalah seorang anak kecil dipaksa untuk
berkembang karena ada beberapa hal belum tentu cocok dengan kemampuan individu
(Tahrir, 2018).

Menurut Gardner & Walter (2003) keberbakatan manusia itu tidak ada
batasannya akan tetapi secara garis besar dapat dikelompokkan dalam beberapa tipe
keberbakatan umum yaitu: musi, gerak-badan, logika-matematik, lingustik, ruang dll.
Meskipun keberbakatan adalah sebagian dari genetika, tetapi dalam proses yang sedang
berjalan perkembangannya masih membutuhkan fasilitas atau rangsangan lainnya
berkontribusi dalam pengembangannya yang baik. Sarana tersebut dapat berupa saran,
olahraga, kondisi kesehatan dan kondisi lingkungankung pada umumnya. Pada kasus
ini peran orang tua, guru dan pendidik diperlukan untuk memfasilitasi proses
mengembangkan bakat anak sesuai dengan dengan apa yang diharapkan. Namun
demekian, keterlibatan orang tua dan pendidik dalam membantu perkembangan
keberbakatan anak menunjukkan hasil yang tidak maksimal. Hal ini terjadi karena pola
yang mereka gunakan tidak memperhatikan faktor-faktor penting yang ada pada anak
dan lingkungan (Tahrir, 2018).

C. Pengertian Mind Map


Mind map adalah satu cara
termudah untuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil
imformasi keluar dari otak, yang merupakan cara mencatat yang kreatif dan efektif.
Mind map merupakan alat yang membantu otak berpikir secara teratur. Semua peta
pikiran mempunyai kesamaan. Semuanya menggunakan warna. Semuanya
menggunakan struktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya mengunakan
garis, simbol, kata dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian yang sederhana,
mendasar yang seuai dengan cara kerja otak. Secara harfiah peta pikiran akan
“memetakan”pikiran-pikiran(Sosial & Sulistyawati, 2020)
Menurut (No Title, 2017) Untuk anak-anak manfaat mind map yaitu membantu
dalam mengingat, mendapatkan ide, menghemat waktu, berkonsentrasi, mendapatkan
nilai yang lebih bagus, mengatur pikiran dan hobi, media bermain, bersenang-senang
dalam menuangkan imajinasi yang tentunya memunculkan kreativitas

D. Penerapan Metode Mind Map dalam pengembangan anak usia dini :


Menurut (Abidin et al., 2023) mind mapping dapat mempermudah otak untuk
memahami danmenyerap informasi dikarenakan cara kerjanya mirip dengan cara kerja
otak dan dapat membuat koneksi dalam otak sehingga dapat mempermudah
pemahaman konteks. Dalam metode mind mapping, sangat mempertimbangkan
keseimbangan potensi belahan otak kiri maupun kanan seorang siswa. Selain itu
metode ini juga dapat menyeimbangkan kedua potensi belahan otak kanan dan kiri .
Dalam penerapan metode mind mapping dapat merangsang peningkatan kemampuan
berfikir kreatif siswa. Metode ini juga merupakan salah satu konsep belajar di dunia
pendidikan yang paling revolusioner. Program mind map ini sangat bermanfaat bagi
anak usia dini untuk melatih keseimbangan antara otak kanan dan kiri.
Terdapat berbagai jenis metode mind map contoh :
pembelajaran di PAUD yang sering digunakan oleh guru dalam upaya
memaksimalkan aspek perkembangan anak. Salah satu variasi metode pembelajaran
yang dimaksud adalah metode mind map yang dikemukakan oleh Tony Buzan. Secara
sederhana, mind map dapat dikatakan sebagai peta pikiran. Belajar dengan
menggunakan konsep peta pikiran membantu anak untuk fokus, kreatif, dan dapat
mengingat dengan mudah secara alami melalui pengenalan warna dan gambar yang
menyengkan. Daam mind map anak dapat menggunakan gambar yang berwarna untuk
menggantikan kata atau tulisan dalam membuat sebuah catatan sehingga mudah untuk
diingat.
BAB III
Penutup
Kesimpulan
Metode ini juga merupakan salah satu konsep belajar di dunia pendidikan yang paling
revolusioner. Program mind map ini sangat bermanfaat bagi anak usia dini untuk melatih
keseimbangan antara otak kanan dan kiri. Salah satu variasi metode pembelajaran yang dimaksud
adalah metode mind map yang dikemukakan oleh Tony Buzan. Belajar dengan menggunakan
konsep peta pikiran membantu anak untuk fokus, kreatif, dan dapat mengingat dengan mudah secara
alami melalui pengenalan warna dan gambar yang menyengkan. Daam mind map anak dapat
menggunakan gambar yang berwarna untuk menggantikan kata atau tulisan dalam membuat sebuah
catatan sehingga mudah untuk diingat.
Daftar Pustaka

Diana, R. R. (2006). SETIAP ANAK CERDAS! SETIAP ANAK KREATIF! Menghidupkan


Keberbakatan dan Kreaivitas Anak. Jurnal Psikolog, 3(2), 123–131. Betri Oktovia.
(2018). Pengaruh Kegiatan Finger Painting Terhadap Kemampuan Menulis. 75383.

Lestari, N. G. A. M. Y. (2020). Penerapan Metode Mind Map Dalam Pengembangan.


Pratama Widya: Jurnal Pendidikan Anak Usia DIni, 5(1), 35–42.

Tahrir, T. (2018). Pola Pengembangan Keberbakatan Dan Pembentukan Kedisiplinan Anak.


Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 1(1), 39–50.
https://doi.org/10.15575/psy.v1i1.2165 Abidin, Z., Faradiba, S. S., & Widdah, H.
(2023). Pelatihan Pembuatan Mind Mapping Materi Matriks bagi Siswa SMA Islam
Almaa. 1(3), 110–117.
No Title. (2017). 3(1).
Sosial, D. A. N. I., & Sulistyawati, T. E. (2020). Perspektif Aksiologi Terhadap Penurunan
Minat Belajar Anak di Masa Pandemi. 1, 33–43.

Anda mungkin juga menyukai