Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BANK STREET DAN CREATIVE CURRICULUM

Mata Kuliah: Teori Pendidikan Anak Usia Dini

Dosen Pengampu: Anti Isnaningsih, M.Pd

Disusun oleh:

1. Alfina Rosida (PA721002)


2. Rizki Nur Arisah
3. Laili Alip Nurrohmah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS MA’ARIF NAHDLATUL ULAMA (UMNU)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah berkontribusi menyumbangkan pikirannya.
Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
tentang demonstrasi. Bahkan kami juga berharap pembaca bisa mempelajari dan mengetahui
tentang apa itu demonstrasi.
Penulis juga merasa bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam
penyusunannya, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Kebumen, 30 Mei 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PANDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................1
1.3 Tujuan ..................................................................................................1
1.4 Manfaat.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendekatan pembelajaran pada model Bank Street............2
2.2 Tujuan Model Bank Street……………………………………………..2

2.3 Pengertian Creative Curriculum...........................................................2

2.4 Peran Guru dalam Creative curriculum………………………………2

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan...........................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kurikulum didasarkan pada ide bahwa anak dapat belajar tentang dunia manusia,
mereka dapat membuat defenisi dari apa yang mereka temui. Bank Street berfokus pada
tema-tema besar yang menarik pada anak – penjelajahan tentang bagaimana, apa, dan
mengapa hal-hal yang berkaitan dengan fisik dan sosial serta pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan asal sesuatu. Lima mata pelajaran pokok antropologi, sejarah, ilmu
politik, ekonomi, dan ilmu bumi diintegrasikan dalam kegiatan-kegiatan di kelas.
Masyarakat adalah lingkungan pendidikan. Seni dan ilmu alam dijalin dalam
pengalaman dan kegiatan-kegiatan ilmu-ilmu sosial untuk membantu anak-anak
menemukan makna dalam dunia sekelilingnya. Di dalam kelas anak-anak bermain dengan
alat-alat permainan yang dapat diubah-ubah bentuknya seperti: balok, air, kayu, kertas,
benda-benda seni, dan plastisin. Anak-anak bebas memilih alat-alat permainan, bekerja
sendiri atau berkelompok. Anak-anak didorong untuk belajar dengan caranya sendiri. Ada
juga aktivitas-aktivitas kelompok yang umum seperti memasak, rekreasi, bermain di luar
ruangan, mendengarkan musik, atau diskusi kelompok. Bermain adalah inti dari interaksi
perkembangan. Bermain dipandang sebagai alat utama pembelajaran bagi anak untuk
membangun dan membangun kembali, membentuk dan membentuk kembali
pengetahuan.
Berdasarkan dimensi dari sudut Bahasa tersebut, istilah kreatif merujuk pada
kemampuan seseorang untuk menciptakan suatu karya dan seseorang yang sudah
memiliki daya cipta untuk menciptakan suatu karya. Kreatif dapat dimaksudkan menjadi
berpikir untuk mencipta (creative mind) dimiliki oleh banyak orang terkenal yang selalu
leluasa bereksplorasi di ranah konvergen dan divergen (Herawati, 2018). Kreativitas
merupakan merupakan aktualisasi diri dalam berbagai sisi terkait dengan kecerdasan.
National Advisory Committee on Creative and Culture Education kreativitas
digambarkan sebagai bentuk kegiatan imajinasi yang ditampilkan sebagai sesuatu yang
orisinil yang memberi manfaat dan bernilai. Kegiatan kreatif bermula dari kegiatan
imajinatif yang bermesinkan pemikiran tentang kemungkinan-kemungkinan (Budi
Maryatun, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengertian pendekatan pembelajaran pada model bank street?
2. Bagaimana tujuan model bank street?
3. Bagaimana pengertian creative curriculum?
4. Bagaimana peran guru dalam creative curriculum?

1
1.3 Tujuan
1. Memahami lebih dalam tentang pengertian pendekatan pembelajaran pada model
bank street.
2. Memahami lebih dalam tentang tujuan model bank street.
3. Mengetahui pengertian creative curriculum.
4. Memahami peran guru dalam creative curriculum.

1.4 Manfaat
1. Tenaga pendidik mampu memahami arti pendekatan pembelajaran pada model
bank street.
2. Tenaga pendidik mengetahui tujuan model bank street.
3. Tenaga pendidik mengetahui arti creative curriculum.
4. Tenaga pendidik mengetahui peran guru dalam creative curriculum.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pendekatan pembelajaran pada model Bank Street


Model ini dikembangkan oleh Sprague Mithchell (1878-1967), Carroline Pratt
dan Harrier Johnson dengan mendirikan Play School yang disebut sebagai sekolah
pengasuhan pertama Amerika Sarikat. Pendekatan pembelajaran pada model Bank
Street adalah anak-anak merupakan pebelajar, pencoba, penjelajah, dan artis yang
aktif. Anak- anak belajar dalam interaksinya dengan lingkungan. Model ini kadang-
kadang disebut dengan pendekatan interaksi-perkembangan. Filosopi model ini adalah
perkembangan kognitif dan afektif tidak terjadi secara terpisah tetapi saling
berhubungan. Tujuan pembelajaran model Bank Street adalah mengembangkan
seluruh aspek perkembangan anak mencakup (fisik, emosi, sosial, dan kognitif);
berbagi tanggung jawab dengan anak dan masyarakat; mengembangkan kompetensi
dan motivasi untuk menggunakan kemampuan anak; mengembangkan kemandirian
dan pribadi anak; mengembangkan hubungan sosial dengan kepedulian terhadap
orang lain dan lingkungan; mengembangkan kreativitas, dan mempromosikan
integritas dan hubungan.
Pendekatan Bank Street dikembangkan oleh Lucy Sprague Mitchell, Caroline
Pratt, Harriet Johnson pada tahun 1878-1967. Berawal dari “Nursery School”, bagia
dari Biro Eksperimen Pendidikan. Pendekatan Bank Street ini dipengaruhi oleh kajian
John Dewey yang meyakini bahwa kekuatan pendidikan untuk mempengaruhi dan
meningkatkan massyarakat

3.2 Tujuan Model Bank Street


Adapun tujuan dalam model bank street Antara lain :
a) mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak mencakup (fisik, emosi,
sosial, dan kognitif);
b) berbagi tanggung jawab dengan anak dan masyarakat;
c) mengembangkan kompetensi dan motivasi untuk menggunakan kemampuan
anak;
d) mengembangkan kemandirian dan pribadi anak;
e) mengembangkan hubungan sosial dengan kepedulian terhadap orang lain dan
lingkungan;
f) mengembangkan kreativitas, dan mempromosikan integritas dan hubungan.

3
3.3 Pengertian Creative Curriculum

Istilah kreatif secara tunggal didefinisikan sebagai:


1) Memiliki daya cipta; memiliki kemampuan untuk menciptakan;
2) bersifat (mengandung) daya cipta (Tahir, Ismawati, Rismayani,

Nurhikmah, & Syaroh, 2018). Berdasarkan dimensi dari sudut Bahasa


tersebut, istilah kreatif merujuk pada kemampuan seseorang untuk menciptakan suatu
karya dan seseorang yang sudah memiliki daya cipta untuk menciptakan suatu karya.
Kreatif dapat dimaksudkan menjadi berpikir untuk mencipta (creative mind) dimiliki
oleh banyak orang terkenal yang selalu leluasa bereksplorasi di ranah konvergen dan
divergen (Herawati, 2018).
Kreativitas merupakan aktualisasi diri dalam berbagai sisi terkait dengan
kecerdasan. National Advisory Committee on Creative and Culture Education
kreativitas digambarkan sebagai bentuk kegiatan imajinasi yang ditampilkan sebagai
sesuatu yang orisinil yang memberi manfaat dan bernilai. Kegiatan kreatif bermula
dari kegiatan imajinatif yang bermesinkan pemikiran tentang kemungkinan-
kemungkinan (Budi Maryatun, 2017).
Makna dari pembelajaran kreatif ini erat kaitannya dengan pemikiran Jean
Piaget dalam (Rahelly, 2018) mengenai cognitive-development perspective yang
fokus pada bagaimana anak berpikir dan bagaimana pemikiran mempengaruhi
perkembangan mereka. Piaget percaya bahwa anak-anak dapat tumbuh secara alamiah
untuk menjelajah dunianya. Pemikiran tersebut sesuai dengan istilah kreatif yang
berarti menciptakan. Piaget berpandangan bahwa anak-anak dapat menciptakan suatu
karya secara alamiah, dan proses kreatif tersebut dapat ditumbuhkan melalui
pembelajaran-pembelajaran yang alamiah (Herawati, 2018). Pandangan mengenai
Mitra Ash-Shibyan: Jurnal Pendidikan dan Konseling ǀ Vol. 04, No. 01 (2021)
Licensed under CC-BY-SA
3.4 Peran Guru Dalam Creative Curriculum
Kemampuan guru dalam melaksanakan kewajibannya secara
bertanggungjawab, merupakan makna yang terkandung dalam kompetensi. Seorang
guru PAUD harus mampu menjalankan alur pembelajaran, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Hal ini penting, mengingat anak-anak pada
usia 4-6 tahun, merupakan usia emas. Pada usia ini, otak bekerja sangat cepat.
Sehingga informasi yang diterima, sangat cepat diolah untuk kemudian diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari (Mooney, 2013). Para pemerhati anak usia 4-6 tahun,
menyebutkan mereka sebagai golongan anak luar biasa (“Montessori Early Child. A
Guid. Students,” 2013) Oleh karena itu, guru PAUD perlu memiliki kompetensi yang
maksimal, agar mampu mengoptimalkan perkembangan anak usia dini. Dapat kita
telaah lebih lanjut berdasarkan pendapat Montessori (Ansari & Winsler, 2014) bahwa
terdapat delapan prinsip panduan untuk menjadi guru PAUD, diantaranya:

4
a. Learning about Early Childhood Education History
Guru harus mempelajari sejarah perkembangan pendidikan anak usia
dini. Guru senantiasa selalu mencari berbagai teori, konsep dan hal lain terkait
dengan anak usia dini. Sehingga guru dapat mengetahui bagaimana anak usia
dini dapat berkembang dan belajar. Guru dapat menggali berbagai konsep
melalui teori-teori yang disampaikan oleh ahli yang fokus membahas anak
usia dini. Misalnya seperti Friedrich Froebel yang meyakini bahwa anak
belajar melalui bahan ajar, kemudian John Dewey yang meyakini bahwa kelas
merupakan model dari demokrasi, dan Jean Piaget serta Lev Vygotsky yang
fokus kepada pemahaman mengenai bagaimana anak belajar. Berbagai konsep
tersebut, dapat dijadikan acuan dan referensi bagi terselenggaranya
pembelajaran yang berkualitas, yang menghasilkan sebuah model
pembelajaran, misalnya model pembelajaran Montessori, yang berakar dari
teori Maria Montessori.

b. Learning about Child Growth, Development, and Learning Theory


Eksistensi Model Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Guru PAUD
mutlak harus memiliki kompetensi untuk mengetahui pertumbuhan,
perkembangan anak dan menguasai teori pembelajaran. Guru harus
mengetahui setiap tahap dan tugas perkembangan anak, sehingga dapat
memberikan stimulasi pembelajaran yang optimal.

c. Learning about Individual Children


Berbagai tipe-tipe perkembangan dan perilaku anak, juga penting
untuk dipelajari dalam program pendidikan anak usia dini. Dengan
kemampuan menguasai setiap karakteristik perkembangan dan perilaku anak,
guru dapat mengetahui kelemahan dan kelebihan anak yang berimplikasi pada
perencanaan kurikulum yang bersumber pada kebutuhan individu. Sehingga
masing-masing anak akan diperlakukan secara individual, agar seluruh
kebutuhannya terpenuhi.

d. Learning about Families and Communities (the end)


Mempelajari keluarga dan lingkungan yang berada di tengah-tengah
anak, juga tidak kalah pentingnya untuk dipelajari. Guru PAUD harus mampu
mempelajari keluarga anak didiknya. Mulai dari pola asuh yang diterapkan,
kebiasaan-kebiasaan keluarga, sampai kepada hal-hal pribadi yang berkaitan
dengan perkembangan anak. Lingkungan sekitar juga mempengaruhi
perkembangan anak, guru harus mampu mengidentifikasi lingkungan yang
sesuai dengan kebutuhan anak usia dini. Karena, anak belajar melalui
lingkungan terdekatnya, sehingga penting untuk menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi terwujudnya perkembangan yang optimal.

e. Preparing Environments
Anak belajar berdasarkan pengalamannya. Guru PAUD harus mampu
menciptakan lingkungan belajar dengan memilih bahan-bahan ajar yang

5
menarik serta berhubungan dengan program pembelajaran. Lingkungan
sebagai sumber belajar yang alami, harus mampu diatur sedemikian rupa,
agar dapat mampu memfasilitasi anak untuk belajar melalui pengalamannya
secara langsung.

f. Making Decisions about Curriculum


Berbagai pendekatan yang diciptakan dalam sebuah kurikulum atau
rencana pembelajaran, harus mampu dipilih dan diterapkan sesuai dengan
karakteristik anak. Kurikulum yang baik, adalah kurikulum yang mampu
mengintegrasikan antara aspek perkembangan anak (mulai dari perkembangan
fisik-motorik, sosial, emosional, dan kognitif) dan seluruh disiplin ilmu
(membaca, menulis, matematika, sains, sosial) dengan mempertimbangkan
minat, keterampilan serta kemampuan anak dalam sebuah program
pembelajaran.

g. Interacting with Children


Hubungan yang positif dan negatif antara anak dengan guru, dapat
memberikan efek yang besar dalam pembelajaran. Karena pada masa ini, anak
usia dini sedang dalam masa perkembangan menemukan konsep dirinya.
Sehingga guru sangat berperan sebagai sosok atau figur untuk
mengtransformasikan nilai-nilai hidup kepada anak.Disinilah peran kelekatan
muncul melalui interaksi dengan anak.

h. Creating Communities of Learners


Menciptakan hubungan yang baik merupakan aspek yang penting bagi
terciptanya pembelajaran (Bers, Flannery, Kazakoff, & Sullivan, 2014).
Dalam pelaksanaannya, pendidikan anak usia dini, tidak hanya melibatkan
guru sebagai subjek sentral atau sumber pembelajaran. Hubungan yang baik
antara guru, orangtua dan masyarakat sekitar, perlu diciptakan. Komunitas-
komunitas guru, orangtua dan masyarakat yang peduli terhadap
keberlangsungan pendidikan anak usia dini, mutlak diperlukan, agar
masingmasing pihak dapat bertukar pikiran demi terciptanya pembelajaran
yang bermutu.

6
BAB 3

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Pendekatan pembelajaran pada model Bank Street adalah anak-anak


merupakan pebelajar, pencoba, penjelajah, dan artis yang aktif. Anak- anak belajar
dalam interaksinya dengan lingkungan). Berdasarkan dimensi dari sudut Bahasa, istilah
kreatif merujuk pada kemampuan seseorang untuk menciptakan suatu karya dan
seseorang yang sudah memiliki daya cipta untuk menciptakan suatu karya. Seorang
guru PAUD harus mampu menjalankan alur pembelajaran, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.

 Bu Ofi : apa itu konvergen dan divergen

Konvergen : berfikir logis dan sistematis. Sedangkan divergen : berfikir kreatif

 Bu Aning : apa itu implementasi dalam dunia paud

Kurikulum dalam paud terdiri atas program agama da

 Titi : apa itu Learning about Individual Children

7
DAFTAR PUSTAKA

https://jaririndu.blogspot.com/2013/07/makalah-metode-demonstrasi-dalam.html

http://www.jejakpendidikan.com/2016/12/kelebihan-dan-kekurangan-metode.html

http://kahfiashab.blogspot.com/2013/02/metode-pembelajaran-demonstrasi

http://www.Kajianpustaka.com/2012/10/metode-demonstrasi-dalam-belajar

http://asikbelajar.com/2013/08/metode-demonstrasi.html

ofi: konvergen dan divergen

konvergen : berfikir logis dan sistematis

divergen: berfikir kreatif

aning: implementasi dalam dunia paud

8
9

Anda mungkin juga menyukai