Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGEMBANGAN KREATIVITAS

“PERANAN MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN


KREATIVITAS ”

DOSEN PENGAMPU :
FIKI PRAYOGI,S.Pd M.Pd

DISUSUN OLEH:

1. JESI KURNIAWATI (17110030)


2. REVALDI OKTORA. R (17110046)
3. UPIK YUNI YANTI (17110057)

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP-PGRI BANDAR LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufiq, rahmat,
serta ridho-Nya kepada kita semua. Sehingga makalah kami dapat terselesaikan dengan tema “Peranan
masyarakat dalam mengembangkan kreativitas”. Makalah ini ditunjukan untuk memahami lebih detail
mengenai pengembangan kreativitas , yang diharapkan pembaca dapat mencermati konsep belajar
secara mudah.

Dan tidak lupa kami ucapakan terima kasih kepada bapak Fiki Prayogi, S.Pd., M.Pd selaku
dosen pengampu pengembangan kreativitas yang telah membimbing mata perkuliahan. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini juga ditunjukan untuk memenuhi tugas kelompok. kami hanya manusia biasa
tempat dimana adanya kehilafan, maka kami mohon maaf bila ada kesalahan atau kekurangan dalam
makalah yang kami buat ini. Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat untuk pengetahuan kita
semua. Agar tercapainya kesempurnaan makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari teman-teman
yang membacanya.

Bandar Lampung, 25 Februari 2020

Penyusun

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………….


B. Rumusan Masalah …………………………………………….
C. Tujuan…………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengantar ……………………………………………………...
B. Kebudayaan yang “creativoggenic”………………………..
C. Kebudayaan ,Kreativitas dan Keunggulan………………….
D. Kebudayaan Indonesia dan Pengembangan Kreativitas…
E. Bentuk Kerja sama dengan Masyarakat……………………
F. Memanfaatkan Sumber dalam Masyarakat………………..
G. Beberapa Contoh Program Luar Sekolah………………….
H. Peran serta Masyarakat di Indonesia……………………….

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN…………………………………………………..
B. SARAN…………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat penting
pada saat ini. Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam
suatu kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh
lingkungannya karena mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang terus
berubah dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat.
Potensi kreatif yang sangat penting tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap anak,
bahwa anak-anak memiliki ciri-ciri oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri individu
kreatif, misalnya: rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, berani
menghadapi resiko, senang akan hal-hal yang baru, dan lain sebaginya. Meskipun demikian
faktor orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan merupakan faktor penting yang sangat
mempengaruhi perkembangan kreativitas tersebut.
Dunia anak-anak merupakan pewarnaan emosional yang paling nyata. Kompetensi-
kompetensi dini yang dihasilkan anak-anak akan mendorong kreativitas mereka selanjutnya.
Anak-anak merupakan objek paling murni untuk digali kemampuannya melalui kreativitas
yang tercipta. Mereka bukanlah miniatur orang dewasa. Perlakuan khusus sebagai anak-anak
sangat mereka butuhkan. Kreativitas merupakan suatu aktivitas dan kemampuan untuk
menciptakan sesuatu atau 2 kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada
sebelumnya menjadi sesuatu yang berarti dan bermanfaat. Kreativitas dapat terwujud di mana
saja, kapan saja dan oleh siapa saja tanpa memandang usia maupun tingkat pendidikan
tertentu. Menyibukkan diri dengan melakukan hal-hal yang kreatif sangat bermanfaat dan
memberikan kepuasan tersendiri. Tidak dipungkiri lagi bahwa kreativitas dapat meningkatkan
kualitas hidup. Ide-ide kreatif yang tercipta dapat berguna bagi diri sendiri, orang lain bahkan
Negara terbukti dengan pesatnya kemajuan teknologi dan semakin berkembangnya ilmu
pengetahuan. Semua itu merupakan salah satu sumbangan kreativitas. Jadi, kreativitas harus
dipupuk sejak dini sehingga anak-anak kelak tidak hanya menjadi konsumen saja namun bisa
melahirkan dan menciptakan sesuatu yang bermakna dan berguna.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka pada penelitia makalah ini dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut :

1. Apa saja factor factor Kebudayaan yang “creativoggenic”?


2. Bagaimana pandangan kebudayaan, kreativitas, keunggulan?
3. Bagaimana peranan kebudayaan Indonesia dan pengembangan kreativitas?
4. Bagaimana bentuk kerja sama pengembangan kreativitas dengan masyarakat?
5. Apa saja kah manfaat sumber pengembangan kreativitas di dalam masyarakat?
6. Bagaimanakah pernanan masyarakat dalam pengembangan kreativitas?

C.  Tujuan Pembahasan


1.   Dapat mengetahui factor factor kebudayaan yang “creativogenic”
2. Dapat memahami kebudayaan,kreativitas, dan keunggulan
3. Dapat memahami peranan kebudayaan Indonesia dan pengembangan kreativitas
4. Dapat memahami bentuk kerja sama pengembangan kreativitas dengan masyarakat
5. Dapat mengetahui manfaat sumber pengembangan kreativitas di dalam masyarakat
6. Dapat memahami peranan masyarakat dalam pengembangan kreativitas
BAB II
PEMBAHASAN

PERANAN MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN


KREATIVITAS

A. Pengantar

Bab ini di awali dengan tinjauan secara makro, factor- factor apa dalam suatu
kebudayaan membantu perkembangan kreativitas warga Negara nya, sebagaimana di
gagaskan oleh Arieti(1976) dengan konsep nya tentang kebudayaan yang creativogenic dan
Simonton (1978) yang menekankan pentingnya kondisi sosio-kultural terhadap
perkembangan kreativitas.
Dalam kaitan ini penting pula untuk mengetengahkan gagasan dari beberapa pakardan
pemikir Indonesia tentang kondisi dan peranan kebudayaan Indonesia dalam pengembangan
kreativitas anggota masyarakat. Bahasan kemudian di lanjutkan dengan tinjauan secara mikro
apa saja yang dalam praktek dapat dilakukan masyarakat untuk warga Negara generasi muda
yang berbakat dan bertalenta.

B. Kebudayaan yang “creativoggenic”

Bronowski menemukan dua puncak kejayaan kreativitas dalam sejarah


Barat;kebudayaan Yunani antara 600 dan 300 SM dan zman Reinnassance.Agaknya dalam
kebudayaan-kebudayaan tertentu kreativitas lebih dihargai sehingga lebih berkembang
daripada dalam kebudayaan-kebudayaan lainnya.Silvano Arieti menamnakn kebudayaan itu
seperti kebudayaan”creativogenic”,yaitu kebudayaan yang menunjang ,memupuk dan
memungkinkan perkembangna kreativitas.
Arieti mengemukakan sembilan faktor sosiokultural yang “creativogenic”, antara lain;

1. Tersedianya sarana kebudayaan


Terjadinya sarana juga meliputi sarana fisik dalam bentuk peralatan atau bahan yang
dibutuhkan untuk suatu bidang. Oleh karna itu jika kreativitas dalam bidang seni ingin
dikembangkan, makan peningkatan sarana dan media kebudayaan perlu di
pertimbangkan.

2.  Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan


Rangsangan dan lingkungan kebudayaan tidak hanya harus tersedia, tetaapi juga harus
diingini dan mudah didapatkan.

3. Penekanan pada “becoming” tidak hanya”being”


Manusia yang kreativ menyadari bahwa kreatifitas adalah suatu yang umbuh yang
membutuhan masa depan maupun masa kini.

4.  Memberikan kesempatan bebas terrhadap media kebudayaan bagi semua warga


negara tanpa diskriminasi
Dahulu dan sekarang , samoai batas tertentu hanya golongan elite atau golongan
golongan tertentu yang mendapat privillage untuk bidang – bidang kebudayaan
tertentu. Dan diskriminasi juga berlaku bagi jenis kelamin tertentu.

5.  Timbulnya kebebasan atau paling tidak hanya ada diskriminasi yang ringan setelah
pengalaman tekanan dan tindasan yang keras ,merupakan insentif atau tantangan
terhadap pertumbuhan kreativitas.
Walaupun diskriminasi masi tetap ada dalam bentuk yang ringan, di mungkinkn untuk
dapat merelalisasikan potensinya.

6.  Keterbukaan terrhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda


Tidak berarti bahwa kita harus melepaskan kebudayaan yang tradisional.
Kebudaaayaan tradisional tetap bertahan, tetapi di samping itu di cari bentuk bentuk
baru yang menunjukan pertumbuhan dari kebudayaan.

7.  Toleransi dan minat terhadap pandangan yang divergen


Pentingnya pandangan “divergen” sebagai indicator dari kreativitas. Pemikiran
divergeen ialah yang menjajaki macam- macam alternative jawaban terhadap suatu
persoalan, sedangkan pemikiran konvergen menuju pada suatu jawaban yang paling
mungkin terhadap suatu persoalan.

8.  Adanya interaksi antara pribadi-pribadi yang berarti


Interaksi antara kelompo orang yang tenar dalam bidang tertentu (misalnya para
seniman di taman ismail marzuki,), dengan adanya kesempatan bekerja sama, dapat
mempunyai dampak yang bermakna.

9. Adanya insentif ,penghargaan atau hadiah


Ditinjau dari segi pendidikan, apabila intensif atau motivasi eksternal (yaitu berupa
hadiah, uang, dan sebagainya ) terlalu sering diberikan, justru dapat mempunyai
dampak bahwa motivasi internal berkurang atau hilang.

     
C. Kebudayaan ,Kreativitas dan Keunggulan

Simonton memusatkan perhatian pada kondisi  kebudayaan yang  menunjang atau


menghambat munculnya tkoh-tokoh unggul kreatif.Simonton membuat perbedaan kritis
antara dua tahap dalam kehidupan pencipta yaitu:
1) Kejadian sosiokultural yang dapat mempunyai pengaruh terhadap masa produktivitas
pencipta
2) Kejadian sosiokultural yang dapat berpengaruh terhadap perrkembangan pencipta.

Simonton mengemukakan tujuh perrubah yang mempengaruhi perkembangan kratif


seseorang yaitu:
a) Pendidikan Formal
b) Adanya pencipta ulang yang menjadi model peran
c) Zeitgeist yaitu adanay pengaruh dari iklim mental pada kala waktu tertentu dalam sejarah
d) Fragmentasi Politis
e) Keadaan perang
f) Gangguan sipil
g) Ketidakstabilan politis
Kesimpulam nya,budaya dapat berpengaruh dalam memudahkan atau menghambat
pengembangan kreatiivtas selama tahun-tahun formatif dari anak-anak dan pertumbuhan
bakat.
Arieti menunjukkan bahwa adda beberapa pandangan yang berbeda.Di satu pihak ,ada
yang berpandangan bahwa genius dibentuk oleh kebudayaan.Di lain pihak,ada yang
berpandangan bahwa kebudayaan baru dibentuk atau dicipta oleh genius.

D. Kebudayaan Indonesia dan Pengembangan Kreativitas

            Menurut  Toeti Noerhadi sejarah manusia dapat dikembalikan pada interaksi antar dua
gerak psikologi ,yaitu yang bersifat pengemdalian konservatif dan suatu daya kreatif yang
mempertanyakan pengalaman masa lalu dan menghadapi pembaruan.
            Selo Semardjan menekankan bahwa ornag yang benar-benar kreatif memilki sistem
nilai dan sistem apresiasi hidup0 sendiri yang mungkin tidak sama dengan nilai-nilai yang
dianut masyarakat ramai.
            Harsya Bachtiar seperti juga Rogers memaparkan kebutuhan sosial  akan kreativitas
yang menghendaki suatu bentuk,struktur ,pola atau sistem   yang baru karena apa yang telah
ada dianggap tidak lagi memadai atau tidak bisa memenuh kebutuhan .Menurutnya,faktor
lain yang  tidak kurang penting adalah pembuahan silang antar sistem budaya.
            Senada dengan Carl Rogers ,Mochtar Lubis menegasskan bahwa salah satu
persyaratan utama bagi berkembangnya kreativitas suatu bangsa adalah adanya kebebasan.
            Takdir Alisjahbana menyimpulkan bahwa ‘kebudayaan Indonesia yang baru adalah
suatu penjelmaan dari kebudayaan dunia yang sedang tumbuh,yang lebih nyata menjelmakan
kesatuan budi umat manusia di bumi yang satu,yang menjadi kecil oleh  kemajuan ilmu dan
teknologi yang melahirkan alat-alat komunikasi dan lalu lintas yang cepat ,sehingga semua
manusia menjadi tetangga yang senasib dan seharapan.

E. Bentuk Kerja sama dengan Masyarakat

Kelompok peminat didalma masyarakat merupakan unsur yang kuat dalam pengadaan
program untuk siswa berbakat,terutama di negara-negara yang sistem sekolahnya belum
melayani kebutuhan pendidikan anak berbakat.Banyak negara lainnya melaporkan bahwa
masyarakat merupakan sumber penunjang utama atau paling tidak salah satu sumber utama.
Program anak berbakat cukup banyak pula yang merupakan kerrja sama antara bisnis
ddan industri dengan sekolah .Hal ini dapat berupa kunjungan ke tempat kerja,dengan
sebelumnya ada pembelajaran persiapan.
Kemungkinan lain adalah bahwa para ahli atau spesialis dalam bidang tertentu datang
ke sekolah untuk memberi ceramah,memberi demonstrasi dari pekerjaan mereka dengan
mebagikan perralatan dan sebagainya.
Sebagaimana dinyatakan oleh Frank “teh community becomes the classroom”.Siswa
dapat “magang” bekerja di beberapa perusahaan atau pabrik .Hubungan mentor dengan
orang-orang bisnis atau ilmuan industri dapat memupuk perrkembangan keterampilan
,sikap ,nilai dan citra diri.
F. Memanfaatkan Sumber dalam Masyarakat

Koordinator program sebagai pengelola  dapat melakukan atau merrencanakan


kegiatan sebagai berikut:
Menyediakan bus yang dapat menjadi laboratorium  mobil yang dapat membawa
siswa ke lapangan.
Menghubungi perhimpunan orang-orang  yang sudah pensiun atau lanjut usia
Menghubungi orangtua yang dapat mengajar dalam bidang minat mereka
Memanfaatkan fasilitas perusahaan yang letaknya dekat sekola yang memberikan
kesempatan belajar
Menggunakan tape recorder yang memungkinkan siswa menjajaki daerah tertentu
untuk melakukan survei atau mengkaji topik tertentu
Mengunjungi perusahaan telepon
Mengunjungi stasiun televisi

G. Beberapa Contoh Program Luar Sekolah

John Feldhusen menekankan bahwa siswa berbakat dan kreatif mempunyai kebutuhan
pendidikan khusus yang sebagian dapat dipenuhi melalui pelayanan di luar sekolah pada hari
Sabtu ,waktu libur,sore atau malam hari.Ia memprakasai gagasan untuk menyelenggarakan
Super Saturday.
Kebutuhan afektif khusus termasuk memotivasi untuk berhubungan dengan teman
sebaya yang berbakat intelektual atau artistik dan brerkomunikasi dengan model orang
dewasa yang kreatif dan berhasil.  

H.  Peran serta Masyarakat di Indonesia

Peran serta masyarakat untuk memupuk bakat dan talenta siswa berbakat sudah
semakin banyak ditemukan akhir-akhir ini seperti kursus, pelatihan, sanggar, dan sebagainya.
Demikian pula untuk bakat dalam bidang psikomotor seperti olahraga dan bahkan
sekarang sudah banyak ditemukan kursus untuk berbagai macam keterampilan seperti
menjahit, memasak, kecantikan, dan sebagainya yang mengembangkan berbagai talenta.
Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan anak berbakat dapat
terwujud  melalui berbagai bentuk kerja sama
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran serta masyarakat untuk memupuk bakat dan talenta siswa berbakat sudah
semakin banyak ditemukan akhir-akhir ini seperti kursus, pelatihan, sanggar, dan
sebagainya. Demikian pula untuk bakat dalam bidang psikomotor seperti olahraga dan
bahkan sekarang sudah banyak ditemukan kursus untuk berbagai macam keterampilan
seperti menjahit, memasak, kecantikan, dan sebagainya yang mengembangkan berbagai
talenta.
Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan anak berbakat
dapat terwujud  melalui berbagai bentuk kerja sama.

B. Saran
Demikian makalah yang penulis buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat
mengharapkan saran yang berisi kritik maupun sanggahan serta tambahan terhadap
makalah ini agar menjadi lebih baik.

Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan memakluminya, karena
penulis adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber : Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:


Rineka Cipta.

http://byutiridhaandini.blogspot.com/2013/10/peranan-masyarakat-dalam-
mengembangkan.html.yarakat
http://pranatario.blogspot.com/2018/03/peranan-masyarakat-dalam-mengembangkan.html?
m=0
http://12033ntm.blogspot.com/2013/10/resume-bab-6-peranan-masyarakat-dalam.html

Anda mungkin juga menyukai