Anda di halaman 1dari 20

MOLLUSCA

Group 6
Zalsa Faitunnisa
(620023)
• MEMBANGKITKAN BUDAYA ILMIAH

Pada dasarnya, manusia berbudaya ilmiah adalah orang yang pada


setiap pikiran, sikap dan perilaku didasarkan pada logika atau akal.
Mereka melakukan sesuatu berdasarkan logika dan mengerti hukum.
Setiap perbuatan dilakukan karena memang perlu, bukan karena ikut-
ikutan atau diajak orang lain. Budaya ilmiah dapat diartikan budaya
yang mengedepankan suatu proses obyektifitas yang tumbuh dan
lahir dari rahim organisasi yang membiasakan komunitasnya
berkomunikasi secara sehat dan konstruktif yang tendensi pergulatan
pemikirannya sangat dipengaruhi oleh khasanah yang ilmiah
(rasional, aktual, faktual dan obyektif).
Budaya ilmiah sebenarnya tidak hanya karya ilmiah.
Minimal diskusi tema, atau sederhananya dalam obrolan
sehari-hari. budaya ilmiah yang mengakar pada obrolan
ringan tersebut akan bertransformasi menjadi komponen, dan
akan mencari bagian lain hingga kemudian menjadi sistem.
Prosesnya, manusia sebagai pencipta budaya ilmiah akan
mulai membiasakan percakapan berbobot dengan proses
awal dimana mulai ada pembatasan mana yang opini,
abduksi dan ijtihad. Jadi mau ataupun tidak, budaya ilmiah
juga menyangkut plagiarism.
• Beberapa contoh budaya ilmiah yang harus ditumbuhkembangkan
oleh remaja sehingga akan mencerminkan eksistensi dan kompetensi
diri adalah sebagai berikut:

1. Budaya Membaca.

Membaca adalah jantung pendidikan. Menurut Francis


Baron, Membaca menciptakan manusia yang lengkap.
Membaca adalah pintu menuju gerbang ilmu
pengetahuan, dengan membaca setiap kita akan
mengetahui dan memahami berbagai informasi untuk
memperkaya khasanah keilmuan. Dengan membaca
yang tidak diketahui menjadi tahu dan yang tidak
dimengerti menjadi dimengerti.
2. Budaya Menulis

Frank tibolt dalam bukunya berjudul meraih yang terbaik, membuktikan


bahwa dengan menulis bermacam masalah dan kerumitan akan
terpecahkan dengan baik sehingga dia mengatakan menulis adalah mitra
dan solusi terpercaya. Menulis adalah bentuk ekspresi diri yang didasari
dengan ide, konsep dan gagasan seseorang untuk maksud dan tujuan
tertentu. Kegiatan menulis dalam bentuk apapun (buku, jurnal, karya
ilmiah, artikel, dan yang lainnya) akan menjadikan kita mempunyai
kapasitas dan kapabelitas keilmuan dimata orang lain. Remaja yang
memaksakan untuk mencoba menulis sesuatu hal yang dia ketahui akan
mendorong mereka menjadi terbiasa mencurahkan isi hatinya dalam
bentuk tulisan. Dengan terbiasa maka menulis akan tumbuh menjadi
budaya yang melekat pada diri remaja untuk mengekspresikan ide dan
pemikirannya sebagai sumbangsih remaja dalam mendorong terciptanya
budaya ilmiah dikalangan remaja.
3. Budaya Berdiskusi

Apa yang telah kita baca dan tulis belum pasti kebenarannya meskipun
jelas sumbernya. Untuk meyakinkan sejauh mana kebenarannya
sehingga diterima/tidaknya argumentasi kita maka sangat perlu untuk
didiskusikan. Diskusi adalah forum untuk menguji sejauhmana
kemampuan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki untuk
dijadikan konsensus atau untuk dikritisi sebagai sesuatu yang masih
banyak kelemahan dan kekurangannya dari berbagai aspek kajian.
Oleh karenanya dengan diskusi kita akan semakin memahami betul
akan pentingnya masukan, kritikan dan saran atas apa yang kita
ketahui dan kita pahami selama ini. Dengan diskusi pula akan semakin
meningkatkan kualitas komunikasi kita (communication skill) untuk
dapat meyakinkan dan mempengaruhi orang lain.
Membangun dan membangkitkan budaya ilmiah adalah salah satu
solusi terbaik dalam mencegah terjadinya perilaku dan pergaulan
remaja yang memprihatinkan. Melalui budaya ilmiah setiap generasi
muda (baca : remaja) dituntut untuk membudayakan hal-hal yang
bersifat keilmuan seperti membaca, menulis, berdiskusi, aktif dalam
berbagai forum/organisasi ilmiah dan menjadi student center learning
dilingkungan pendidikan. Dengan menyibukkan diri pada berbagai
aktifitas positif diatas, generasi muda (baca : remaja) diharapkan
menjadi generasi bangsa yang cerdas, berwawasan dalam ilmu
pengetahuan dan menjadi SDM yang unggul dalam berbagai bidang.
Inilah generasi muda bangsa (baca : remaja) yang akan menjadikan
bangsa ini bermartabat dan disegani bangsa lain.
Adapun unsur-unsur yang diperlukan untuk membangun dan
membangkitkan budaya ilmiah :

1.Norma ilmiah

1.Memberikan penghargaan (credit) yang sepatutnya kepada orang


yang memberikan kontribusi kepada penelitian; pengarang bersama
(authorship) atau ucapan terima kasih (acknowledgement) —
(Catatan: Norma ini yang selalunya tidak diikuti — mungkin untuk
kenaikan pangkat atau ingin dianggap hebat oleh orang lain).
2.Jujur dalam memberikan penilaian kepada hasil pekerjaan orang lain.
3.Publikasi di jurnal ilmiah yang dinilai oleh rekan sejawat (peer-
reviewed journals). adalah media untuk menciptakan reputasi. Sejarah
telah membuktikan bahwa tidak ada jalan selain ini — reputasi ilmiah
tidak akan tercipta melalui publikasi di koran dan televisi.
2.Ciri-ciri dari budaya ilmiah

1.Metoda saintifik
2.Penilaian dari rekan sejawat (peer-reviewed system).
3.Akumulasi dari pengetahuan yang dipublikasikan dalam peer-
reviewed journals dan disimpan untuk bahan rujukan.
4.Buku catatan laboratorium — (Catatan: Saya mengamati banyak
kawan-kawan saya yang juga dosen, walaupun mereka lulusan dari
perguruan tinggi ternama, mereka tidak mempunyai buku ini, walaupun
ada — tetapi tidak ditulis dengan cara yang betul)
3.Kebiasaan ilmiah

1.Selalu mempublikasikan hasil penelitian. (Catatan: Masih banyak


profesor yang sedikit sekali publikasinya, yang menandakan mereka
tidak pernah melakukan penelitian yang bermutu — Apakah mereka
masih dianggap pakar?)
2.Dapatkan pendidikan yang setinggi-tingginya — PhD dalam bidang
sains.
3.Pendidikan yang dimulai dengan bimbingan dan kemudian baru
bekerja secara mandiri.
4.Mobilitas yang tinggi dari para saintis, berpindah dari satu universitas
ke universitas yang lain.
5.Selalu berinteraksi dengan orang-orang yang pintar yang memiliki
ketertarikan dalam bidang yang sama dalam sains.
• MEMBANGKITKAN BUDAYA UNGGUL DI
INDONESIA

Budaya unggul dapat diartikan cara hidup yang beorientasi pada mutu
(memberikan penghargaan tinggi terhadap mutu). 

Seseorang yang memiliki budaya unggul senantiasa berupaya


melakukan yang terbaik untuk menghasilkan sesuatu dengan mutu
setingggi-tingginya. Orang yang unggul adalah siapa saja yang selalu
berupaya melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan optimal dan
tidak asal-asalan. Ciri-ciri orang memiliki keunggulan antara lain
berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, cerdas, berdemokrasi dan
bertanggung jawab, kerja keras dan kerja cerdas, bersikap hemat dan
selalu ingin mengembangkan potensi dirinya. 
Hanya dengan budaya unggul maka seseorang dapat mengatasi
tantangan dan memanfaatkan peluang globalisasi.
kebudayaan yang telah negara kita miliki hendaknya di barengi oleh
bagaimana cara kita mengembang kan dan memperkenalkan kepada
bangsa lain seperti tarian ,indonesia banyakk sekali memiliki tarian daerah
yang amat sangat banyak contohnya tarian reog dari ponorogo hendaknya
kita sebagai generasi muda turut ambil besar dalam mengembangkan
tarian reog ini agar tarian ini tidak lagi di klaim oleh negara lain.
Indonesia telah lama di kenal oleh dunia sebagai negara yang mempunyai
ragam budaya yang khas maka tidak heran apabila bangsa kita memiliki
ciri khas kita  mempunyai banyak sekali BUDAYA. Seorang individu
yang memiliki budaya unggul akan berupaya melakukan yang terbaik
untuk menghasilkan sesuatu dengan mutu setinggi-tingginya.
Ciri-ciri orang berbudaya unggul adalah:

1.Berakhlak mulia 5.Bertanggung jawab

2.Berbudi pekerti luhur 6.Kerja keras dan kerja cerdas

3.Cerdas 7.Bersikap hemat

4.Selalu ingin mengembangkan 8.Berdemokrasi


potensi diri

Hanya dengan budaya unggul, seseorang akan dapat mengatasi


tantangan dan memanfaatkan peluang globalisasi.
Adapun Faktor penghambat prestasi

1.Kurang memiliki motivasi

2.Tidak memiliki cita-cita dan tujuan mantap

3.Kurang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan

4.Tidak mau bekerja keras dan kreatif

5.Tidak memiliki daya saing

6.Lingkungan hidup kurang kondusif

7.Sarana dan prasarana kurang memadai


CARA MENINGKATKAN BUDAYA UNGGUL

1.Mengajarkan budaya ke orang lain

Setelah mengetahui seluk beluk budaya sendiri, sebaiknya menyampaikan


hal tersebut kepada oranmg lain. Salah satu caranya adalah mengajarkan
kepada orang lain, baik di lingkungan rumah atau sekolah. Dengan
mengajarkan budaya kita ke orang lain, maka semakin banyak orang yang
mengetahui mengenai budaya daerah sendiri maupun budaya daerah lain.
Sehingga memperkaya diri sendiri dan orang lain dengan pengetahuan
kebudayaan. Semakin banyak pengetahuan budaya yang dimiliki, maka
semakin besar rasa kita untuk saling menghormati kebudayaan orang lain.
2.Memperkenalkan budaya ke negara lain

Memperkenalkan budaya Indonesia di luar negeri juga bisa dengan


menggunakan pakaian-pakaian yang mencerminkan budaya Indonesia.
Bagi beberapa orang yang sedang bekerja, sekolah, atau liburan ke luar
negeri bisa menggunakan baju-baju produk hasil budaya lokal. Jika ada
salah satu produsen baju lokal Indonesia di luar negeri, bisa menjadi
sarana yang baik untuk kita menggunakannya.
Dengan memanfaatkan media sosial, kita bisa memposting foto maupun
video kesenian lokal dan budaya daerah Indonesia. Dengan memposting
hal tersebut, maka secara tidak langsung sudah memperkenalkan budaya
kita ke luar negeri. hal ini karena yang memanfaatkan media sosial atau
internet tidak terbatas hanya orang Indonesia saja, melainkan semua
orang di dunia.
3.Tidak terpengaruh budaya asing

Untuk melestarikan budaya sendiri, sebaiknya kita tidak terpengaruh


dengan budaya negara lain. Pada era globalisasi saat ini, budaya asing
sangat mudah masuk ke tengah-tengah masyarakat Indonesia. Dengan
banyak budaya asing yang masuk, sebaiknya kita menjadikan budaya
sendiri sebagai identitas diri. Menjadi peluang untuk memperkenalkan
budaya Indonesia. Meski budaya asing dinilai lebih modern dan lebih gaul,
budaya Indoensia juga tidak kalah bagusnya untuk diperkenalkan. Jika
budaya asing begitu-begitu saja, budaya Indonesia justru banyak
ragamnya. Kita boleh mempelajari budaya asing, namun harus dengan
cermat. Mengambil sisi positif yang bisa mengembangkan diri kita, tanpa
menghilangkan jati diri kebudayaan sendiri.
Negara Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas. Dengan
banyaknya pulau, tentu mengakibatkan banyak suku bangsa yang ada di
Indonesia. Keanekaragaman suku bangsa ini menimbulkan banyak
keragaman adat dan budaya. Meski berbeda suku dan budayanya, warga
Indonesia mampu membawa perbedaan itu menjadi kekuatan bangsa.
setiap daerah memiliki ciri khas dan istilah masing-masing dalam
budayanya. Meski memiliki perbedaan istrilah, arti yang diungkapkan
pasti sama. Berbagai bentuk budaya daerah merupakan akar dari budaya
nasional. Jika budaya daerah berkembang, maka budaya nasional juga
turut berkembang. Keragaman tersebut mampu memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa. Perbedaan dari masing-masing daerah
wajib dihargai, baik di lingkungan tempat tinggal, masyarakat, dan
sekolah.
Terdapat beberapa sikap untuk menghargai budaya orang lain, yaitu:

1. Mau belajar budaya daerah lain


2. Melihat pertunjukkan atau pentas budaya daerah
3. Tidak menganggap budaya lain itu rendah dibandingkan budaya
sendiri
4.Menghindari sikap kedaerahan
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai