A. Rosyid Al Atok
Makna Budaya
Menurut Wiranata (2011: 96), budaya yang terdapat antara umat manusia
itu sangat beraneka ragam, berstruktur, memuat beberapa aspek, bersifat dinamis
dan relatif, serta diteruskan secara sosial melalui proses pembelajaran. Menurut
Bronislaw Malinowski terdapat empat unsur pokok dalam budaya, yaitu: (1)
sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota
masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya; (2) organisasi
ekonomi; (3) alat- alat dan lembaga atau petugas- petugas untuk pendidikan; dan (4)
kekuatan politik (Ranjabar 2013).
Budaya Akademik
1. Kejujuran
2. Kritis
3. Kreatif
Kreatif adalah suatu kemampuan untuk memberi suatu gagasan baru sebagai
pemecahan masalah. Suatu kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru
atau cara yang baru dari sesuatu yang telah ada sebelumnya. Kreatifitas akan
muncul jika ada suatu halangan atau rintangan yang memerlukan solusi terbaru.
4. Obyektif
Obyektif adalah sifat ilmiah yang didasarkan atas kebenaran (keadaan apa
adanya). Dalam kegiatan ilmiah berarti berdasarkan data faktual tanpa
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi, kekuasaan, atau faktor-faktor subyektif
lainnya. Karena didasarkan atas data faktual, maka sikap obyektif cenderung
menunjukkan lebih pasti. Sikap objektif adalah sikap yang harus dijunjung tinggi
bagi seseorang akademisi untuk mendapatkan kebenaran ilmiah.
5. Analitis
6. Konstruktif
7. Dialogis
Bebas prasangka adalah sikap ilmiah yang tidak didasarkan pada dugaan-
dugaan subyektif. Seorang mahassiswa dalam melakukan kegiatan ilmiah bisa
menggunakan dugaan sementara atau hipotesis tetapi tidak boleh subyektif.
Dugaan sementara itu harus didasarkan kebenaran obyektif yang diyakininya.
Suatu metode haruslah merupakan hasil analisis berdasarkan fakta -fakta serta
data yang nyata dan bisa dibuktikan. Sifat ilmiah harus memiliki sifat bebas
dari prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan yang subjektif.
Etika Akademik
Secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” dan “ethikos”.
Ethos berarti sifat, watak, karakter, adat, kebiasaan. Ethikos berarti susila,
keadaban atau kelakuan dan perbuatan yang baik. Dalam Kamus Bahasa Indonesia,
Etika diantaranya diartikan sebagai sistem nilai atau sebagai nilai-nilai atau norma-
norma moral yang menjadi pedoman bagi seseorang atau kelompok untuk bersikap
dan bertindak. Etika juga bisa diartikan sebagai kumpulan azas atau nilai yang
berkenaan dengan akhlak atau moral. Manurut Abdul Haris (2007) etika adalah
kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika juga berarti tata cara
atau adat, sopan santun dan lain sebagainya dalam masyarakat beradaban dalam
memelihara hubungan baik sesama manusia. Etika juga bisa diartikan suatu ilmu
yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang
dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai buruk dengan memperlihatkan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat dicerna akal pikiran (Istighfarotur
Rahmaniyah, 2010). Etika merupakan petunjuk dasar bagi tingkah laku, cara pikir
dan keyakinan. Tidak satu kelompok manusia pun yang hidup tanpa etika. Dalam
pandangan Burhanuddin Salam (1997) Etika adalah sebuah refleksi kritis dan
rasional mengenai nilai dan norma moral yang menentukan dan terwujud dalam
sikap dan pola perilaku hidup manusia, baik secara pribadi maupun kelompok.
Etika Mahasiswa
Suatu hal dalam etika akademik yang penting adalah etika berbusana.
Mahasiswa adalah manusia dewasa, karena itu mereka tidak lagi dipanggil anak
atau siswa tapi dipanggil dengan sapaan saudara atau mahasiswa. Dengan
demikian mereka sudah dianggap manusia dewasa. Tapi apakah orang dewasa itu
punya kebebasan sebebas-bebasnya, jawabnya adalah tidak, tetapi mereka punya
kebebasan yang dilembagakan. Sebagai contoh kebebasan dalam bebusana,
sekalipun bebas menentukan busana dan berpenampilan sendiri tetapi hendaknya
tidak melanggar etika yang berlaku di masyarakat umum. Etika berbusana itu
diantaranya adalah: (1) Memakai busana yang tidak melanggar aturan, norma,
kepatutan dalam lingkungan, seperti memakai pakaian yang terbuka/terlihat aurat
atau anggota tubuh yang seharusnya ditutupi; (2) Bisa mengikuti mode, tapi tetap
harus sesuai acara, sesuai waktu, sesuai tempat; (3) Tidak menggunakan pakaian
yang terlalu mencolok atau menarik perhatian orang; (4) Tidak berbusana yang
membuat anda sulit bergerak/melangkah; (5) Tidak memakai aksesoris yang
menimbulkan bunyi-bunyi waktu anda bergerak dan mudah tersangkut, karena anda
akan hilir mudik dipanggung dan belakang panggung serta berdekatan dan
bergesekan dengan orang lain.; (6) Tidak memakai sepatu yang menimbulkan
bersuara keras waktu melangkah; (7) Tidak membetulkan/merapihkan pakaian
sembarangan tempat; (8) Tidak berpakaian sebagaimana sedang santai, seperti
memakai sandal, berkaos oblong, bercelana pendek, dan sebagainya.
Selain dalam hal berbusana, mahasiswa juga harus menjaga etika dalam
berkomunikasi, baik dengan dosen, tenaga akademik, sesama mahasiswa, maupun
masyarakat pada umumnya. Baik berkomunikasi secara lisan, maupun tulisan. Baik
berkomunikasi secaara langsung maupun melalui media sosial. Dalam hal
berkkomunikasi ini hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah: (1) sikap yang
sopan saat berkomunikasi; (2) nada suara yang datar dan tidak meninggi; (3) pilihan
kata yang baik; dan (4) bahasa yang santun.
Bagi mahasiswa Universitas Negeri Malang, Kode Etik Mahasiswa telah diatur
dalam Peraturan Rektor Universitas Negeri Malang, Nomor 26 Tahun 2018 tentang
Kode Etik Mahasiswa. Dalam Peraturan Rektor tersebut diatur hal-hal sebagai
berikut:
Burhanuddin Salam. 1997. Etika Sosial, Asas Moral dalam Kehidupan Manusia.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Istighfarotur Rahmaniyah. 2010. Pendidikan Etika Konsep Jiwa dan Etika Prespektif
Ibnu Maskawaih. Malang: Aditya Media.
Liliweri, Alo. 2002. Makna Budaya dalam Komunikasi antar Budaya. Yogyakarta:
LKIS Pelangi Aksara.
Peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2018 tentang Kode Etik Mahasiswa Universitas
Negeri Malang.
Widiarto, T. 2009. Psikologi Lintas Budaya Indonesia. Salatiga: Widya Sari Press.
Wiranata, I Gede A.B. 2011. Antropologi Budaya. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Woro Aryandini S. 2000. Citra Bima Dalam Kebudayaan Jawa. Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-press).