Disusun oleh :
Kelompok 4
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita
rahmat dan hidayah-Nya. Sehinnga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Misi Profetik
Ilmu dan Tanggung jawab Keilmuan ”. Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah IDI. Kami berharap dengan mengerjakan dan menyelesaikan makalah ini akan
menambah wawasan dalam mata kuliah IDI.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena itu, kami
sangat berharap akan kritikan dan saran dari pembaca untuk melengkapi segala kekurangan dan
kesalahan dari makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada teman-teman yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu
karena telah banyak memberi saran dalam penyusunan makalah ini.
KATA PENGANTAR………………...................................
DAFTAR ISI…………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………
A. Latar Belakang…………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………..
C. Tujuan………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………
C. Etika………………………………………………
E. Ahlak………………………………………………
A. Kesimpulan…………………………………………..
DAFTAR PUSAKA……………………………………………
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan
eksperimen, dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya.
Ilmu juga merupakan salah satu dari buah pemikiran manusia dalam menjawab Ilmu
merupakan salah satu dari buah pemikiran manusia dalam menjawab masalah-masalah
kehidupan. Untuk bisa menghargai ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus
Untuk bisa menghargai ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus mengerti
apakah hakikat ilmu itu sebenarnya. Dengan demikian maka pengertian mengerti apakah
hakikat ilmu itu sebenarnya. Dengan demikian maka pengertian yang mendalam terhadap
hakikat ilmu, bukan saja akan mengikatkan apres yang mendalam terhadap hakikat ilmu,
bukan saja akan mengikatkan apresiasi kita iasi kita terhadap ilmu, namun juga membuka
mata kita terhadap berbagai kekurangan terhadap ilmu, namun juga membuka mata kita
terhadap berbagai kekurangan (Sya'roni, 2014).
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan apa itu tanggung jawab ilmu ?
2. Menjelaskan macam macam etika
3. Menjelaskan pengertian etika ?
C. Manfaat
Manfaat dari makalah yang berjudul “Misi Profetik Ilmu dan Tanggung Jawab Ilmuwan”
adalah penulis berharap dapat memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai misi
profetik ilmu dan tanggung jawab ilmuwan.
BAB II
PEMBAHASAAN
Menurut Ali Syari’ati dalam Sya'roni (2014) para nabi tidak hanya mengajarkan
dzikir dan do’a tetapi mereka juga datang dengan suatu ideologi pembebasan. Secara
definitif, pendidikan profetik dapat dipahami sebagai seperangkat teori yang tidak hanya
mendeskripsikan dan mentransformasikan gejala sosial, dan tidak pula hanya mengubah
suatu hal demi perubahan, namun lebih dari itu, diharapkan dapat mengarahkan
perubahan atas dasar cita-cita etik dan profetik. Kuntowijoyo sendiri memang
mengakuinya, terutama dalam sejarahnya Islamisasi ilmu itu seperti hendak memasukan
sesuatu dari luar atau menolak sama sekali ilmu yang ada (Kuntowijoyo, 2001 dalam
Sya'roni, 2014). Selanjutnya, Kuntowijoyo (2001) dalam Sya'roni (2014) memasukan
kata profetik ke dalam penemuannya tentang ilmu-ilmu sosial profetik yang mengandung
tiga muatan ilmu-ilmu sosial yaitu humanisme, liberasi, dan transendensi.
1. Tidak ada rasa pamrih, yaitu suatu sikap yang diarahka untuk mencapai pengetahuan
ilmiah yang objektif dengan menghilangkan pamrih atau kesenangan pribadi.
2. Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang bertujuan agar para imuawan mampu
mengadakan pemilihan terhadap berbagai hal yang dihadapi.
3. Seoarang ilmuwan sangat menghargai terhadap segala pendapat yang dikemukakan
oleh orang lain, oleh para ilmuwan lainnya, memiliki keyakinan yang kuat terhadap
kenyataan maupun terhadap alat indera serta budi, adanya sikap yang positif terhadap
setiap pendapat atau teori terdahulu telah memberikan inspirasi bagi terlaksanya
penelitian dan pengamatan lebih lanjut.
4. Seorang ilmuan juga memilki rasa tidak puas terhapa penelitian yang telah dilakukan
sehingga dia terdorong untuk terus melakukan riset atau penelitian.
5. Seorang ilmuwan harus memilki akhlak atau sikap etis yang selalu berkehendak
untuk mengembangkan ilmu untuk kebahagian manusia, lebih khusus untuk
pembangunan bangsa dan negara. Akhlak dan sikap etis dalam mengembangkan ilmu
untuk memiliki sopan santun ilmiah yaitu dengan berhati-hati dalam mengeluarkan
pendapat, dan kalau teryata dia salah maka harus segera menyadari dan
mengklasifikasi kesalahan tersebut.
Cabang Etika ,
- Etika filosofis: non-empiris (filsafat) dan praktis (hukum)
- Etika teologis: bertitik tolak dari presuposisi-presuposisi teologis
Ada pendapat lain yang menyatakan perlunya suatu hubungan yang dialogis antara
keduanya. Dengan hubungan dialogis ini maka relasi keduanya dapat terjalin dan bukan
hanya saling menatap dari dua horizon yang paralel saja Selanjutnya diharapkan dari
hubungan yang dialogis ini dapat dicapai suatu tujuan bersama yang mulia, yaitu
membantu manusia dalam bagaimana ia seharusnya hidup.
Revisionis: etika teologis mengoreksi dan memperbaiki etika filosofis 🡪 St.
Augustinus (354-430) Sintesa: etika filosofis dan etika teologis disintesakan, sehingga
hasilnya etika filosofis menjadi lapisan bawah yang bersifat umum dan etika teologis
menjadi lapisan atas yang bersifat khusus 🡪Thomas Aquinas (1225-1274)
Diaparalelisme: etika teologis dan etika filosofis dianggap sejajar seumpama sepasang rel
kereta api F.E.D. Schleiermacher (1768-1834).
E. Ahlak
Menurut istilahnya, akhlak adalah sifat yang tertanam di dalam diri seorang
manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu
pemikiran dan paksaan. Dalam KBBI, akhlak berarti budi pekerti atau kelakuan. Akhlak
secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan
secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khuluk, berasal dari bahasa Arab yang berarti
perangai, tingkah laku, atau tabiat. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al
Gazali, dan Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada
diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan
pikiran terlebih dahulu.
Akhlak ialah sifat yang terpatri dalam jiwa manusia yang darinya terlahir
perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan senang dan mudah tanpa
memikirkan dirinya serta tanpa adanya renungan terlebih dahulu.
1. Profesi harus dipandang sebagai pelayanan, maka sifat tanpa pamrih menjadi ciri khas
pengemban profesi.
2. Pelayanan profesi mendahulukan kepentingan klien.
3. Berorientasi pada masyarakat kesuluruhan.
4. Menjamin mutu dan solidaritas sesama profesi.
1. Hak Rekayasawan
Hak asasi manusia
Hak profesional
Hak kontraktual, misal: memperoleh gaji dengan jumlah tertentu.
Hak non-kontraktual, misal: hak atas privasi,
Hak atas non diskriminasi.
2. Misi Profesi
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi
semesta alam.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Ilmu adalah penelusuran data atau informasi melalui pengamatan, pengkajian dan eksperimen,
dengan tujuan menetapkan hakikat, landasan dasar ataupun asal usulnya. Seiring dengan
berjalannya waktu, teknologi dan ilmu pengetahuan juga semakin berkembang. Namun
kemajuan ilmu pengetahuan tidak di dasari dengan keimanan yang kuat. Seperti Negara Barat
yang menjadi kiblat ilmu pengetahuan di seluruh dunia dalam perkembangannya lebih condong
ke arah sekuler. Melihat permasalahan tersebut, seorang ilmuwan yang sekaligus budayawan,
sastrawan, dan sejarawan Indonesia, Kuntowijoyo (1943-2005), mencetuskan sebuah pemikiran
mengenai ilmu sosial profetik.
Misi profetik ilmu dan tanggung jawab ilmuwan yaitu sifat yang ada dalam diri seorang nabi
yang mempunyai ciri sebagai manusia yang ideal secara spiritualindividual, tetapi juga menjadi
pelopor perubahan, membimbing masyarakat ke arah perbaikan dan melakukan perjuangan tanpa
henti melawan penindasan. Ilmuwan merupakan orang yang melakukan kegiatan atau aktivitas
yang berkaitan dengan bidang keilmuan. Seorang ilmuwan memiliki tanggung jawab sosial,
moral, dan etika
DAFTAR PUSAKA
Bertens, K. 2007. Etika. Jakarta: Gramedia.
Buseri, K. 2014. Ilmu, Ilmuwan dan Etika Ilmiah. Al-Banjari. Vol.13. No.2.
De, V. 1987. Pengantar Etika. Yogyakarta: Tiara Wacana
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-akhlak/
https://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://myblogalwafi.blogspot.com/2015/06/kode-etik-tanggung-jawab-profesi.html