ANGGOTA KELOMPOK:
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan modul mata kuliah
IDI/ Kependidikan 1. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulisan modul berjudul “Misi Profetik Ilmu dan Tanggung Jawab Ilmuan”
dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap modul tentang
“Misi Profetik Ilmu dan Tanggung Jawab Ilmuan” dapat menjadi referensi bagi
pihak yang membutuhkan. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca
mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Penulis
menyadari modul yang berjudul “Misi Profetik Ilmu dan Tanggung Jawab
Ilmuan” masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami
menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan modul.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada modul ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga modul berjudul “Misi
Profetik Ilmu dan Tanggung Jawab Ilmuan” ini dapat bermanfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu bukanlah merupakan pengetahuan yang datang begitu saja seperti barang
yang sudah jadi dan datang dari dunia khayal. Akan tetapi ilmu merupakan suatu
cara berpikir yang demikian rumit dan mendalam tentang suatu objek yang khas
dengan pendekatan yang khas pula sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan yang handal. Handal dalam arti bahwa sistem dan struktur ilmu
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka. Ia terbuka untuk diuji oleh siapapun
(Sya'roni, 2014).
Ilmu merupakan salah satu dari buah pemikiran manusia dalam menjawab masalah-
masalah kehidupan. Ilmu merupakan salah satu dari pengetahuan manusia. Untuk
bisa menghargai ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus mengerti
apakah hakikat ilmu itu sebenarnya. Dengan demikian maka pengertian yang
mendalam terhadap hakikat ilmu, bukan saja akan mengikatkan apresiasi kita
terhadap ilmu, namun juga membuka mata kita terhadap berbagai kekurangan
(Sya'roni, 2014). Ilmu yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor
peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih
sempurna. Berbagai peralatan dikembangkan manusia untuk meningkatkan kualitas
hidupnya dengan jalan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya. Proses
penemuan dan penerapan itulah yang menghasilkan kapak dan batu zaman dulu
sampai komputer hari ini. Berbagai masalah memasuki benak pemikiran manusia
dalam menghadapi kenyataan hidup sehari-hari dan beragam buah pemikiran telah
dihasilkan sebagai bagian dari sejarah kebudayaannya (Sya'roni, 2014).
seorang nabi atau bisa orang diperkirakan diprediksikan memiliki sifat seperti
seorang nabi (Makruf, 2017: 245-245).
Etika Profesi Seorang Ilmuwan (Kode Etik Ilmuwan) Berikut adalah etika
profesi seorang ilmuwan:
penganalisis materi kebenaran tersebut namun juga sebagai prototipe moral yang
baik (Suriasumantri, 2000: 244).
Di bidang etika tanggung jawab sosial seorang ilmuwan bukan lagi
memberikan informasi namun memberi contoh. Dia harus tampil di depan
bagaimana caranya bersifat obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima
pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggapnya benar, dan kalau
perlu berani mengakui kesalahan. Pengetahuan yang dimilikinya merupakan
kekuatan yang akan memberinya keberanian. Demikian juga dalam masyarakat
yang sedang membangun maka dia harus bersikap sebagai seorang pendidik
dengan memberikan suri teladan (Suriasumantri, 2000: 244).
Berbicara mengenai tanggung jawab keilmuan merupakan hal yang secara
tidak langsung mengenai tanggung jawab manusia, dalam hal ini terkait dengan
ilmuwan yang mencari, mempraktikan, dan menerapkan atau menggunakan ilmu
pengetahuan tersebut dalam kehidupan. Jadi bila kaum ilmuwan konsekuen
dengan pandangan hidupnya, baik secara intelektual maupun secara moral , maka
salah satu penyangga masyarakat modern akan berdiri dengan kukuh. Berdirinya
pilar penyangga keilmuan itu merupakan tanggung jawab sosial seorang ilmuwan.
TUJUAN PEMBELAJARAN
Mata Kuliah ini mengantarkan mahasiswa untuk belajar pendekatan integrasi ilmu pada
berbagai disiplin ilmu terkait, yang secara umum berisikan materi tentang konsepsi ilmu,
tradisi keilmuan masyarakat muslim, metodologi ilmu dan the Islamic Worldview, misi
profetik ilmu dan tanggung jawab ilmuan, konsep integrasi ilmu, ragam paradigma dan
teknik integrasi ilmu, integrasi ilmu dalam konsep berpikir, integrasi ilmu dalam konsep
diri manusia, integrasi ilmu dalam hidup bermasyarakat dan berbudaya, serta praktik
terapan integrasi ilmu pada pokok bahasan program studi.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan lokasi waktu
Pendahuluan 1. Dosen dan mahasiswa saling memberi 10 menit
salam. Berdoa bersama, salah satu
mahasiswa memimpin doa sebelum
pelajarandimulai
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong
rasa ingin tahu dan berpikir
kritis, dosen mengajukan pertanyaan
tentang misi profetik ilmu dan
tanggung jawab ilmuan.
3. Dosen menyampaikan tujuan
pembelajaran yangingin dicapai.
4. Dosen menjelaskan pentingnya
memahami misi profetik ilmu dan
tanggung jawab ilmuan.
5. Mahasiswa diberikan waktu mengkaji
secara mandiri, materi yang akan
diajarkan
Menalar 20 menit
1. Mahasiswa mencari contoh tokoh ilmuan
yang sesuai dengan pembahasan materi
tentang misi profetik ilmu dan tanggung
jawab ilmuan.
15 menit
Mencoba
1. Setiap mahasiswa menyimpulkan
deskripsi dari ciri-ciri ilmuan yang
sesuai dengan misi profetik ilmu.
2. Dosen membimbing / menilai
kemampuan mahasiswanya dalam
melakukan berdiskusi dan merumuskan
kesimpulan
Mengomunikasikan 15 menit
1. Mahaiswa menyampaikan kesimpulan
tentang pengertian misi profetik ilmu
dan tanggung jawab ilmuan dengan
tokoh ilmuan.
2. Dosen memberi penguatan terhadap
MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4
1
1
LATIHAN SOAL
1. Apa pengertian dari misi profetik ilmu dan tanggung jawab ilmuan?
Jelaskan!
JAWABAN
Profetik memiliki arti kenabian berasal dari kata propthetic (Inggris) yang
mempunyai makna kenabian atau sifat yang ada dalam diri seorang nabi.
Kesadaran profetik mempersyaratkan adanya kesadaran vertikal yakni
sadar tentang adanya adanya diri sebagai mahkluk dengan khaliq sebagai
ciptaan tuhan (Allah).Yaitu sifat nabi yang mempunyai ciri manusia
sebagai mana idealnya tidak hanya secara spritual / individual, tetapi juga
profektik didalamnya mempunyai masa depan yang akan datang. Dan
mempunyai tujuan untuk menuju kearah pembebasan. Jadi, misi profetik
ilmu adalah memiliki sifat seperti nabi dan mengtranformasikannya
kedalam ilmu pengatahuan.
3. Tanggung jawab dalam arti demikian memiliki arti, yakni apa yang harus
ditanggung. Aspek tanggung jawab sebagai sikap dasar keilmuan telah
menjadi satu dalam kehidupan keilmuan itu sendiri dan sulit dipisahkan.
Tanggung jawab keilmuan tidak dapat dilepaspisahkan dari perkembangan
pengetahuan maupun keilmuan dari abad ke abad. Berbicara mengenai
tanggung jawab keilmuan merupakan hal yang secara tidak langsung
mengenai tanggung jawab manusia, dalam hal ini terkait dengan ilmuwan
yang mencari, mempraktikan, dan menerapkan atau menggunakan ilmu
pengetahuan tersebut dalam kehidupan.
RANGKUMAN
Aspek tanggung jawab sebagai sikap dasar keilmuan telah menjadi satu
dalam kehidupan keilmuan itu sendiri dan sulit dipisahkan. Tanggung jawab
keilmuan tidak dapat dilepaspisahkan dari perkembangan pengetahuan maupun
keilmuan dari abad ke abad. Teori tu’minuna billah dalam prinsip kepemimpinan
profetik ialah prinsip keimanan yang sejati. Iman merupakan salah satu bentuk
“keperpercayaan” tanpa sebuah konsekuensi yang nyata. Manusia akan
menemukan pribadi yang sempurna jika mereka dapat mengatur hatinya atau
mengarahkan hidupnya terhadap sesuatu yang abstrak hanaya kepada Allah Yang
Maha Esa. Begitu pun dengan kepemimpinan profetik yang mana bentuk pola,
model, pengarahan, serta gaya, dibangun berdasarkan prinsip keadilan sebagai
bentuk perwujudan dari sifat Allah. Pola kadilan dalam kepemimpinan profetik
bukan hanya merupakan tugas seorang Nabi saja, melainkan juga tugas Allah
Subhanahu wa Ta’ala, sebuah perlakuan adil merupakan bagian dari persaksian
Allah SWT untuk umatnya.
DAFTAR PUSTAKA
(Dewi et al., 2020)Dewi, E. R., Hidayatullah, C., & Raini, M. Y. (2020). Konsep
Kepemimpinan Profetik. Al-Muaddib :Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan Keislaman, 5(1),
147–159. https://core.ac.uk/download/pdf/327184949.pdf
https://id.scribd.com/document/375489249/Isi-Materi-4-misi-Profetik-Ilmu-
Tanggung-Jawab-Ilmuan
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/d4c08843cfc73356ccaa483591
3cc7c0.pdf
https://123dok.com/document/z13png3q-makalah-islam-disiplin-ilmu-6a-misi-
profetik-ilmu-dan-tanggung-jawab-ilmuan.html