Anda di halaman 1dari 15

MISI PROFETIK ILMU KELOMPOK 4

DAN TANGGUNG JAWAB


ILMUAN

ANGGOTA KELOMPOK:

Lusiana Fransisca 2001045002


Novia Rahmawati 2001045076
Wilda Amelia Tusholeha 2001045018

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4


2

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan modul mata kuliah
IDI/ Kependidikan 1. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan modul berjudul “Misi Profetik Ilmu dan Tanggung Jawab Ilmuan”
dapat diselesaikan karena bantuan banyak pihak. Kami berharap modul tentang
“Misi Profetik Ilmu dan Tanggung Jawab Ilmuan” dapat menjadi referensi bagi
pihak yang membutuhkan. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca
mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca makalah ini. Penulis
menyadari modul yang berjudul “Misi Profetik Ilmu dan Tanggung Jawab
Ilmuan” masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami
menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan modul.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada modul ini, kami memohon maaf.

Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga modul berjudul “Misi
Profetik Ilmu dan Tanggung Jawab Ilmuan” ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jakarta, 07 November 2021

Penulis

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4


3

CAPAIAN PEMBELAJARAN MAHASISWA

Mata Kuliah : IDI Kependidikan Islam 1


Kode mata kuliah : 0115K-161
Bobot : 2 sks
Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dosen : Dr. Heni Ani Nuraeni, MA

CPMK1 Mahasiswa mampu ,menelaah hakikat, sejarah, dan perkembangan Ilmu


Pengetahuan; (CPL1)
CPMK2 Mahasiswa mampu menguraikan Kedududukan Ilmu dalam Islam; (CPL2)
CPMK3 Mahasiswa mampu mengaitkan hubungan Ilmu Pengatahuan dengan Agama
Islam; (CPL3)
CPMK4 Mahasiswa mampu menganalisis Ayat alQur’an dan Hadis tentang Ilmu
Pengetahuan; (CPL4)
CPMK5 Mahasiswa Mampu mengaitkan hubungan Ilmu Pendidikan sesuai dengan
ajaran Islam (CPL5)
CPMK6 Mahasiswa Mampu menyusun bahan ajar mengintegrasikan Ilmu ke dalam
Islam; (CPL6)

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4


4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu bukanlah merupakan pengetahuan yang datang begitu saja seperti barang
yang sudah jadi dan datang dari dunia khayal. Akan tetapi ilmu merupakan suatu
cara berpikir yang demikian rumit dan mendalam tentang suatu objek yang khas
dengan pendekatan yang khas pula sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang
berupa pengetahuan yang handal. Handal dalam arti bahwa sistem dan struktur ilmu
dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka. Ia terbuka untuk diuji oleh siapapun
(Sya'roni, 2014).

Ilmu merupakan salah satu dari buah pemikiran manusia dalam menjawab masalah-
masalah kehidupan. Ilmu merupakan salah satu dari pengetahuan manusia. Untuk
bisa menghargai ilmu sebagaimana mestinya sesungguhnya kita harus mengerti
apakah hakikat ilmu itu sebenarnya. Dengan demikian maka pengertian yang
mendalam terhadap hakikat ilmu, bukan saja akan mengikatkan apresiasi kita
terhadap ilmu, namun juga membuka mata kita terhadap berbagai kekurangan
(Sya'roni, 2014). Ilmu yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor
peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih
sempurna. Berbagai peralatan dikembangkan manusia untuk meningkatkan kualitas
hidupnya dengan jalan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya. Proses
penemuan dan penerapan itulah yang menghasilkan kapak dan batu zaman dulu
sampai komputer hari ini. Berbagai masalah memasuki benak pemikiran manusia
dalam menghadapi kenyataan hidup sehari-hari dan beragam buah pemikiran telah
dihasilkan sebagai bagian dari sejarah kebudayaannya (Sya'roni, 2014).

Melihat permasalahan tersebut, seorang ilmuan yang sekaligus budayawan,


sastrawan dan sejarahwan indonesia mencetuskan sebuah pemikiran mengenai ilmu
sosial profetik. Pemikiran ini terinspirasi dari tulisan-tulisan Roger Garaudy dan
Muhammad Iqbal. Berdasarkan pemikiran Garaudy, Kuntowijoyo mengambil
filsafat profetiknya. Filsafat Baratdianggap tidak mampu memberikan tawaran yang
memuaskan karena hanyaterombang-ambing dalam dua kutub idealis dan
materialis, tanpa berkesudahan.Filsafat barat itu lahir dari pertanyaan bagaimana
pengetahuan itu dimungkinkan,Garaudy memberikan saran agar mengubah
pertanyaan itu menjadi bagaimana kenabian (wahyu) itu dimungkinkan. Filsafat
barat telah membunuh Tuhan danmanusia, karena itu ia mengajukan filsafat
kenabian dengan mengakui wahyu.Pemikiran Kuntowijoyo ini merupakan sebuah
respon terhadap perkembangan arus pemikiran di era postmodernisma, di sini ia
menempatkan ajaran agama sebagaisalah satu sumber ilmu pengetahuan.

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4


5

B. Pengertian Misi Profetik Ilmu dan Tanggung Jawab Ilmuan

Kepemimpinan profetik terdiri atas dua kata, yakni kepemimpinan dan


profetik. Kedua unsur kata ini mengandung definisi yang berbeda. Konsep
kepemimpinan tidak dapat dipisahkan dari suatu interaksi antara pemimpin dan
orang-orang yang dipimpin. Jika ditinjau dari aspek bahasa, kepemimpinan
berasal dari kata “pemimpin” dengan imbuhan ke- dan -an .

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kepemimpinan merupakan


perihal memimpin atau cara memimpin. Adapun dalam bahasa Inggris disebut
leadership, yang mana leadership berasal dari kata leader yang artinya pemimpin
dan to lead yang artinya kepemimpinan. Sedangkan secara istilah, kepemimpinan
mempunyai makna dan penjelasan yang berbeda-beda.

Dalam sudut pandang Kartono dalam Rifaudin (2017: 49) menyebutkan


bahwa, kepemimpinan merupakan kekuatan aspirasional, kekuatan semangat, dan
kekuatan moral yang kreatif, yang mampu mempengaruhi para anggota untuk
mengubah sikap, sehingga mereka menjadi confirm dengan keinginan pemimpin.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan merupakan suatu upaya untuk mempengaruhi orang lain (dalam
hal ini terkhusus orang yang dipimpin) guna membawa suatu perubahan dalam
suatu kelompok atau organisasi agar tujuan atau cita-cita yang diharapkan
tercapai.

Setelah penjabaran mengenai definisi kepemimpinan, maka selanjutnya


merupakan definisi dari istilah “profetik”. Profetik berasal dari kata prophet yang
berarti nabi. Istilah “profetik” merujuk pada istilah kenabian. Jadi pengertian
profetik identik dengan seseeorang yang memiliki sifat atau ciri layaknya

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4


6

seorang nabi atau bisa orang diperkirakan diprediksikan memiliki sifat seperti
seorang nabi (Makruf, 2017: 245-245).

Jadi, Misi Profetik Ilmu adalah dimaksudkan bahwa upaya pengembangan


dan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi tidak hanya mengubah suatu hal
demi perubahan dan kemajuan semata, namun lebih dari itu, pengembangan ilmu
pengetahuan & kemajuan tersebut haruslah diarahkan pada perubahan dan
kemajuan atas dasar cita-cita etik dan profetik.

A. Etika Profesi Seorang Ilmuan

Etika Profesi Seorang Ilmuwan (Kode Etik Ilmuwan) Berikut adalah etika
profesi seorang ilmuwan:

1. Kode etik keilmuan hendaknya mencantumkan secara jelas semua


landasan pemikiran di balik setiap pedoman tatalaku dan prinsip-
prinsipnya.

2. Kode etik keilmuan hendaknya menunjukkan secara tegas upaya-upaya


yang perlu dilakukan agar ditaati oleh semua pelaku yang terlibat
dan kode etik keilmuan hendaknya cukup luas sehingga mencakup
semua karya ilmiah dan penelitian dasar, terapan dan teknologi
serta semua tindakan para pelaku yang terlibat dalam berbagai disiplin
dan profesi keilmuan dan keteknikan. (Prinsip Moralitas Pribadi)

3. Kode etik keilmuan hendaknya menentang semua


prasangka kemanusiaan berdasarkan jenis kelamin, agama,
kebangsaan dan kesukuan atauan cacat fisik atau mental.

4. Kode etik keilmuan hendaknya melarang penelitian yang


diarahkan pada pengembangan dan penggunaan metoda penyiksaan
dan peralatan serta teknik yang mengancam dan melanggar hak-
hak asasi manusia secara individual maupun kolektif. (Prinsip
Moralitas Antar Pribadi).

5. Kode etik keilmuan hendaknya mengarahkan kegiatan akademis


dan keilmuan kepada penyelesaian damai konflik antar manusia
dan pelucutan senjata secara umum (Prinsip Moralitas Masyarakat).

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4


7

B. Profesionalisme dan Tanggung Jawab Sosial Ilmuan

Menurut Abbas Hama (dikutip Surajiyo, 2008:153) Para ilmuwan sebagai


orang yang professional dalam bidang keilmuwan sudah barang tentu mereka juga
memiliki visi moral, yaitu moral khusus sebagai ilmuwan. Moral inilah didalam
filsafat ilmu disebut juga sebagai sikap ilmiah. Menurut Abbas (dikutip Surajiyo,
2008:156) sedikitnya ada enam sikap ilmiah yang perlu dimiliki oleh para
ilmuwan yaitu :
1. Tidak ada rasa pamrih (disinterstedness), artinya suatu sikap diarahkan
untuk mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif dengan menghilangkan pamrih
atau kesenangan pribadi.
2. Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuwan
Mampu mengadakan pemilihan terhadap segala sesuatu yang dihadapi. Misalnya
hipotesis yang beragam, metodologi yang masing-masing menunjukkan
kekuatannya atau cara penyimpulan yang satu cukup berbeda walaupun masing-
masing menunjukkan akurasinya.
3. Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun
terhadap alat-alat indra serta budi (mind).
4. Adanya sikap yang mendasar pada suatu kepercayaan (belief) dan
dengan merasa pasti (conviction) bahwa setiap pendapat atau teori yang terdahulu
telah mencapai kepastian.
5. Adanya suatu kegiatan rutin bahwa seorang ilmuwan harus selalu tidak
puas terhadap penelitian yang telah dilakukan, sehingg selalu ada dorongan untuk
riset dan riset sebagai aktivitas yang menonjol dalam hidupnya.
6. Harus memiliki sikap etis (akhlak) yang selalu berkehendak untuk
mengembangkan ilmu untuk kemajuan ilmu dan untuk kebahagiaan manusia,
lebih khusus untuk pembangunan bangsa dan negara.
Proses menemukan kebenaran secara ilmiah mempunyai implikasi etis
bagi seorang ilmuan. Karakteristik proses tersebut merupakan kategori moral yang
melandasi sikap etis seorang ilmuan. Kegiatan intelektual yang meninggikan
kebenaran sebagai tujuan akhirnya mau tidak mau akan mempengaruhi pandangan
moral. Kebenaran berfungsi bukan saja sebagai jalan pikirannya namun seluruh
jalan hidupnya. Dalam usaha masyarakat untuk menegakkan kebenaran inilah
maka seorang ilmuwan terpanggil oleh kewajiban sosialnya, bukan saja sebagai
MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4
8

penganalisis materi kebenaran tersebut namun juga sebagai prototipe moral yang
baik (Suriasumantri, 2000: 244).
Di bidang etika tanggung jawab sosial seorang ilmuwan bukan lagi
memberikan informasi namun memberi contoh. Dia harus tampil di depan
bagaimana caranya bersifat obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima
pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggapnya benar, dan kalau
perlu berani mengakui kesalahan. Pengetahuan yang dimilikinya merupakan
kekuatan yang akan memberinya keberanian. Demikian juga dalam masyarakat
yang sedang membangun maka dia harus bersikap sebagai seorang pendidik
dengan memberikan suri teladan (Suriasumantri, 2000: 244).
Berbicara mengenai tanggung jawab keilmuan merupakan hal yang secara
tidak langsung mengenai tanggung jawab manusia, dalam hal ini terkait dengan
ilmuwan yang mencari, mempraktikan, dan menerapkan atau menggunakan ilmu
pengetahuan tersebut dalam kehidupan. Jadi bila kaum ilmuwan konsekuen
dengan pandangan hidupnya, baik secara intelektual maupun secara moral , maka
salah satu penyangga masyarakat modern akan berdiri dengan kukuh. Berdirinya
pilar penyangga keilmuan itu merupakan tanggung jawab sosial seorang ilmuwan.

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4


9

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mahasiswa dapat memahami dan mengikuti orientasi rencana perkuliahan


semesater dengan baik (CPMK1)
2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyetujui konsep Islam dalam Disiplin Ilmu;
[C4, A2]; (CPMK2)
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menganalisa pasang surut perkembangan ilmu
dan kontribusi tradisi keilmuan dunia Islam; [C4, A2]; (CPMK2)
4. Mahasiswa dapat menjelaskan, menganalis a, dan mengkritisi metodologi ilmu
modern dan menerima the Islamic Worldview sebagai metodologi [C4, A1];
(CPMK3)
5. Mahasiswa dapat menerima dan menerapkan misi profetik ilmu dan tanggung
jawab ilmuan [C4, A2]; (CPMK3)
6. Mahasiswa dapat menjelaskan, menganalis a, dan Kedudukan orang berilmu
dalam Islam; [C5, A2]; (CPMK3)
7. Mahasiswa dapat menganalisa dan mengikuti pentingnya integrasi ilmu dan
prinsip integrasinya [C5, A3]; (CPMK4)
8. Memahami tentang Ilmu Pendidikan dalam Islam [C4, A3]; (CPMK4)
10. Memahami tentang Ilmu Pendidik dan Peserta Didik menurut Islam; [C6, A4];
(CPMK5)
11. Memahami tentang Ilmu Kurikulum Pendidikan Islam ; [C6, A4]; (CPMK5)
12. Menguraikan Metoden Pendidikan menurut Islam [6, A4](CPMK5)
13. Menjelaskan Biologi perspektif al-Quran Hadis [C6, A5]; (CPMK5)
14. Menjelaskan Integrasi Ilmu Biologi dalam Pendidikan

Mata Kuliah ini mengantarkan mahasiswa untuk belajar pendekatan integrasi ilmu pada
berbagai disiplin ilmu terkait, yang secara umum berisikan materi tentang konsepsi ilmu,
tradisi keilmuan masyarakat muslim, metodologi ilmu dan the Islamic Worldview, misi
profetik ilmu dan tanggung jawab ilmuan, konsep integrasi ilmu, ragam paradigma dan
teknik integrasi ilmu, integrasi ilmu dalam konsep berpikir, integrasi ilmu dalam konsep
diri manusia, integrasi ilmu dalam hidup bermasyarakat dan berbudaya, serta praktik
terapan integrasi ilmu pada pokok bahasan program studi.

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4


1
0

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Deskripsi Kegiatan lokasi waktu
Pendahuluan 1. Dosen dan mahasiswa saling memberi 10 menit
salam. Berdoa bersama, salah satu
mahasiswa memimpin doa sebelum
pelajarandimulai
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong
rasa ingin tahu dan berpikir
kritis, dosen mengajukan pertanyaan
tentang misi profetik ilmu dan
tanggung jawab ilmuan.
3. Dosen menyampaikan tujuan
pembelajaran yangingin dicapai.
4. Dosen menjelaskan pentingnya
memahami misi profetik ilmu dan
tanggung jawab ilmuan.
5. Mahasiswa diberikan waktu mengkaji
secara mandiri, materi yang akan
diajarkan

Inti Mengamati 10 menit


1. Mahasiswa mengamati dan mencermati
materi tentang misi profetik ilmu dan
tanggung jawab ilmuan.
2. Mahasiswa mendiskusikan materi
tentang misi profetik ilmu dan tanggung
jawab ilmuan.

Menalar 20 menit
1. Mahasiswa mencari contoh tokoh ilmuan
yang sesuai dengan pembahasan materi
tentang misi profetik ilmu dan tanggung
jawab ilmuan.
15 menit
Mencoba
1. Setiap mahasiswa menyimpulkan
deskripsi dari ciri-ciri ilmuan yang
sesuai dengan misi profetik ilmu.
2. Dosen membimbing / menilai
kemampuan mahasiswanya dalam
melakukan berdiskusi dan merumuskan
kesimpulan

Mengomunikasikan 15 menit
1. Mahaiswa menyampaikan kesimpulan
tentang pengertian misi profetik ilmu
dan tanggung jawab ilmuan dengan
tokoh ilmuan.
2. Dosen memberi penguatan terhadap
MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4
1
1

kesimpulan yang disampaikan


Mahasiswa.
3. Dosen menilai kemampuan siswa
berkomunikasi secara lisan.
Penutup 1. Dengan bimbingan dosen, mahasiswa 15 menit
membuat rangkuman/kesimpulan dari
materi yang telah dipelajari.
2. Mahasiswa merefleksi penguasaan
materi yang telah dipelajari dengan
membuat catatan penguasaan materi.
2. Dosen memberikan tugas
mandiri sebagai latihan. Membandingan
tokoh ilmuan yang sesuai misi profetik
ilmu dan tanggung jawab ilmuan dengan
tokoh ilmuan yang tidak sesuai dengan
misi profetik. Tugas tersebut akan
dikumpul pada pertemuan berikut.
3. Siswa mendengarkan arahan guru untuk
materi pada pertemuan berikutnya
4. Menutup pembelajaran dengan
berdoa dipimpinoleh guru

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4


1
2

LATIHAN SOAL

1. Apa pengertian dari misi profetik ilmu dan tanggung jawab ilmuan?
Jelaskan!

2. Sebutkan dan jelaskan etika dari seorang ilmuan!

3. Jelaskan bagaimana profesionalisme dan tanggung jawab sosial dari


seorang ilmuan!

JAWABAN

1. Misi Profetik Ilmu adalah dimaksudkan bahwa upaya pengembangan dan


kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak hanya mengubah suatu
hal demi perubahan dan kemajuan semata, namun lebih dari itu,
pengembangan ilmu pengetahuan & kemajuan tersebut haruslah diarahkan
pada perubahan dan kemajuan atas dasar cita-cita etik dan profetik.

Profetik memiliki arti kenabian berasal dari kata propthetic (Inggris) yang
mempunyai makna kenabian atau sifat yang ada dalam diri seorang nabi.
Kesadaran profetik mempersyaratkan adanya kesadaran vertikal yakni
sadar tentang adanya adanya diri sebagai mahkluk dengan khaliq sebagai
ciptaan tuhan (Allah).Yaitu sifat nabi yang mempunyai ciri manusia
sebagai mana idealnya tidak hanya secara spritual / individual, tetapi juga
profektik didalamnya mempunyai masa depan yang akan datang. Dan
mempunyai tujuan untuk menuju kearah pembebasan. Jadi, misi profetik
ilmu adalah memiliki sifat seperti nabi dan mengtranformasikannya
kedalam ilmu pengatahuan.

2. Kode etik seorang ilmuan ialah :

a) Mencantumkan secara jelas semua landasan pemikiran di balik


setiap pedoman tatalaku dan prinsip-prinsipnya.

b) Menunjukkan secara tegas upaya-upaya yang perlu dilakukan


agar ditaati oleh semua pelaku yang terlibat dan kode etik
keilmuan hendaknya cukup luas sehingga mencakup semua
karya ilmiah dan penelitian dasar, terapan dan teknologi serta
semua tindakan para pelaku yang terlibat dalam berbagai disiplin
dan profesi keilmuan dan keteknikan.

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4


1
3

c) Menentang semua prasangka kemanusiaan berdasarkan jenis


kelamin, agama, kebangsaan dan kesukuan atauan cacat fisik
atau mental.

d) Melarang penelitian yang diarahkan pada pengembangan dan


penggunaan metoda penyiksaan dan peralatan serta teknik yang
mengancam dan melanggar hak-hak asasi manusia secara
individual maupun kolektif.

e) Mengarahkan kegiatan akademis dan keilmuan kepada


penyelesaian damai konflik antar manusia dan pelucutan
senjata secara umum.

3. Tanggung jawab dalam arti demikian memiliki arti, yakni apa yang harus
ditanggung. Aspek tanggung jawab sebagai sikap dasar keilmuan telah
menjadi satu dalam kehidupan keilmuan itu sendiri dan sulit dipisahkan.
Tanggung jawab keilmuan tidak dapat dilepaspisahkan dari perkembangan
pengetahuan maupun keilmuan dari abad ke abad. Berbicara mengenai
tanggung jawab keilmuan merupakan hal yang secara tidak langsung
mengenai tanggung jawab manusia, dalam hal ini terkait dengan ilmuwan
yang mencari, mempraktikan, dan menerapkan atau menggunakan ilmu
pengetahuan tersebut dalam kehidupan.

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4


1
4

RANGKUMAN

Kepemimpinan profetik adalah model kepemimpinan yang diperankan


oleh seseorang pilihan Tuhan (Nabi), untuk membantu umat manusia dari jalan
kegelapan (ulumat), yang berarti ketidaktahuan, penghinaan, keterbelakangan,
kesewenang-wenangan, monopoli, oligopoli, anarki, ketidakstabilan, materialism,
penistaan agama, dan lain-lain, terhadap jalan cahaya (nur), yang berarti
kebenaran dan sains, untuk pengembangan kehidupan manusia.

Maka pada intinya, kepemimpinan profetik merupakan suatu cara


memimpin guna mempengaruhi seseorang dengan merujuk pada prinsip dan sifat
kenabian. Tanggung jawab mengandung makna penyebab (kausalitas) dalam arti
"bertanggung jawab atas". Tanggung jawab dalam arti demikian memiliki arti,
yakni apa yang harus ditanggung. Subyek yang menyebabkan dapat diminta
pertanggungjawabannya, meskipun permasalahan - permasalahan tersebut tidak
disebabkan oleh ilmu atau ilmuwan itu sendiri.

Aspek tanggung jawab sebagai sikap dasar keilmuan telah menjadi satu
dalam kehidupan keilmuan itu sendiri dan sulit dipisahkan. Tanggung jawab
keilmuan tidak dapat dilepaspisahkan dari perkembangan pengetahuan maupun
keilmuan dari abad ke abad. Teori tu’minuna billah dalam prinsip kepemimpinan
profetik ialah prinsip keimanan yang sejati. Iman merupakan salah satu bentuk
“keperpercayaan” tanpa sebuah konsekuensi yang nyata. Manusia akan
menemukan pribadi yang sempurna jika mereka dapat mengatur hatinya atau
mengarahkan hidupnya terhadap sesuatu yang abstrak hanaya kepada Allah Yang
Maha Esa. Begitu pun dengan kepemimpinan profetik yang mana bentuk pola,
model, pengarahan, serta gaya, dibangun berdasarkan prinsip keadilan sebagai
bentuk perwujudan dari sifat Allah. Pola kadilan dalam kepemimpinan profetik
bukan hanya merupakan tugas seorang Nabi saja, melainkan juga tugas Allah
Subhanahu wa Ta’ala, sebuah perlakuan adil merupakan bagian dari persaksian
Allah SWT untuk umatnya.

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4


1
5

DAFTAR PUSTAKA

(Dewi et al., 2020)Dewi, E. R., Hidayatullah, C., & Raini, M. Y. (2020). Konsep
Kepemimpinan Profetik. Al-Muaddib :Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial Dan Keislaman, 5(1),
147–159. https://core.ac.uk/download/pdf/327184949.pdf

Contoh Modul Pembelajaran - Nasir | PDF (scribd.com)

https://id.scribd.com/document/375489249/Isi-Materi-4-misi-Profetik-Ilmu-
Tanggung-Jawab-Ilmuan

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/d4c08843cfc73356ccaa483591
3cc7c0.pdf
https://123dok.com/document/z13png3q-makalah-islam-disiplin-ilmu-6a-misi-
profetik-ilmu-dan-tanggung-jawab-ilmuan.html

MISI PROFETIK ILMU DAN TANGGUNG JAWAB ILMUAN | KELOMPOK 4

Anda mungkin juga menyukai