Kontrak Perkuliahan
Filsafat Pancasila
2
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DALAM KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL
(UU NO.20 TAHUN 2003)
Penjelasan Pasal 37 Ayat 1 UU No.20 tahun 2003
3
VISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI
(Menurut DIRJEN DIKTI No.43/DIKTI/Kep/2006)
4
MISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI
(Menurut Dirjen DIKTI No.43/DIKTI/Kep/2006)
5
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
TUJUAN UMUM :
Memberi pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa
mengenai hubungan warga negara dengan negara serta pendidikan bela
negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan
negara
TUJUAN KHUSUS :
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban
secara santun, jujur, demokratis serta ikhlas sebagai WNI yang terdidik dan
bertanggung jawab.
2. Agar mahasiswa memahami masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dapat mengatasinya
dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan
Pancasila, Wawasan Nusantara dan Ketahana Nasional.
3. Agar Mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai
perjuangan, cinta tanah air dan rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
6
HISTORY PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(Tahun1960 – KINI)
CIVICS/KEWARGAAN NEGARA : SMA/SMP 62, SD 68, SMP 1969,
SMA 1969
PENDIDIKAN KEWARGAAN NEGARA (PKN) : SD 68, PPSP 73
PENDIDIKAN MORAL PANCASILA (PMP) : SD, SMP,SMU 1975, 1984.
PENDIDIKAN PANCASILA : PT 1970-an - 2000-an
PENDIDIKAN KEWIRAAN : PT 1960-an - 2001
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN : PT 2002 - Sekarang
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) : SD,
SMP, SMU 1994-Sekarang
PENDIDIKAN KEWARGAAN : IAIN/STAIN 2002 - sekarang
(rintisan)
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) : SD, SMP, SMU, PT
(UU No.20 Thn 2003 ttg SISDIKNAS)
7
Metode Pengajaran
Dengan pendekatan Student Active Learning
baik secara daring dan luring meliputi antara
lain:
• Telaah materi Collaborative learning
• Studi Kasus
• Keaktifan kelas/Diskusi
• Seminar
• Debat
• Tugas lapangan
• Tugas kelompok
8
Sistem Penilaian
9
Materi Pertemuan
1. Pancasila sebagai suatu sistem filsafat
2. Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara
3. Pancasila sebagai Dasar Negara
4. Identitas Nasional
5. Negara dan Konstitusi
6. Hak dan Kewajiban Waega Negara
7. Demokrasi Indonesia
8. Negara Hukum dan HAM
9. Geostrategis Indonesia ~ Ketahanan Nasional
10. Geopolitik Indonesia dan Otonomi Daerah
10
Tugas
1. Tugas (individu dan kelompok 2 orang atau...)
Penulisan sesuai kaidah ilmiah, kumpul sebelum UTS ke email
Kelas Kewarganegaraan 1A RMIK = suranto.dsa@yahoo.com
Kelas Kewarganegaraan 1B RMIK = suranto.d54@yahoo.com
2. Tujuan Tugas :
Mampu menganalisis suatu kasus di Indonesia serta
memberi alternatif solusi pemecahannya.
4. Uraian Tugas
a. Obyek garapan: Sebuah kasus yang tengah terjadi di
Indonesia
b. Yang harus dikerjakan dan batasannya: Menganalisis
kasus tersebut dengan memberi jawab atas 5W 1H dari
kasus tersebut lalu memberikan alternatif solusi.
11
Cara Pengerjaannya
1. Mencari, mengumpulkan dan mengidentifikasi dari
berbagai sumber media.
2. Memilih satu kasus yang dianggap penting oleh
kelompok secara musyawarah.
3. Mendeskripsikan kembali dengan kalimat sendiri
mencakup pertanyaan 5W 1H (what, where, why,
when, which) dan how.
4. Memberi alternatif solusi atas kasus tersebut melalui
diskusi kelompok.
5. Melaporkan secara tertulis hasil kelompok.
6. Gunakan metode penulisan ilmiah standar lembaga.
12
1. Pancasila sebagai Suatu
Filsafat Pancasila
13
Konteks Filsafat
1. Filsafat selaku ajaran kebijaksanaan sudah dilahirkan
pada abad ke-4 dan ke-5 SM di Yunani kuno, berasal
dr kt philosophy yg secara etimologis dr kata philos
atau philein artinya cinta dan sophia artinya hikmat
atau kebijaksanaan, shg bermakna cinta kpd hikmat
atau kebijaksanaan (wisdom). Butir2 ajaran
kebijaksanaan tsb di kalangan masyarakat Timur
disebut dg “falsafah” yg tersebar dlm pepatah-petitih,
peribahasa, seloka, tambo dsb.
2. Dlm artian meta science atau science of science,
dimaksudkan sbg suatu kajian meta-ilmiah yg
diperlukan kehadirannya di tengah perkembangan
berbagai disiplin ilmu atau sains.
3. Filsafat selaku filsafat ilmu “philosophy of science”, yakni
sebuah refleksi kritis secara mendasar atas
perkembangan ilmu, khususnya thd tendensi
positivisme ilmu.
4. Konteks aliran filsafat yg pd umumnya terbangun dlm
sebuah teori spesifik atau sistem filosofis.
5. Konteks akademik keilmuan (sering disebut sbg “ilmu
filsafat”~philosophy), dlm hal ini filsafat sbg bid studi
universiter-di Perancis. Bhw filsafat mrp slh satu
diantara banyaknya ilmu pengetahuan. Namun dlm hal
ini ilmu pengetahuan bukan lah science melainkan
wissenschaft, artinya ilmu pengetahuan dlm artian
pengetahuan yg refleksif, kritis dan sistematis.
Sedangkan ilmu pengetahuan (science) hrs ditambah 1
ciri lagi yakni empiris.
6. Filsafat sebagai pandangan hidup atau weltanschauung
(Jerman). Hal ini terkait dg upaya sekelompok manusia
guna meresponsisi dan menjawab permasalahan pokok
kehidupan manusia. Mencakup hal berikut: 1) hakikat
hidup manusia; 2) hakikat kerja atau karya; 3) hakikat
ruang dan waktu; 4) hakikat hub manusia dg alam; 5)
hakikat hub mns dg mns lainnya.
7. Filsafat ialah konteks pandangan dunia worldview, yg
sering dipakai juga weltanschauung sbg padanannya.
Perbedaan pd substansinya yakni pandangan hidup diisi
oleh sistem normatif sbg acuan bg sikap dan perilaku.
Sementara pandangan dunia worldview substansinya
ialah sistem intelektual kognitif yg mjd acuan bagi
persepsi dan pembentukan pengetahuan atau ilmu
pengetahuan.
Definisi Filsafat
Filsafat mrp Induk Ilmu pengetahuan. Menurut J. Gredt dalam bukunya
“Elementa Philosophiae” bhw filsafat sebagai “Ilmu pengetahuan yang timbul
dari prinsip-prinsip mencari sebab musababnya yang terdalam”.
Berasal dr kata Arab “falsafah”.
Secara etimologis dr bhs Yunani “philein “ yang berarti cinta dan “shophos”
atau “sophia“ yang berarti hikmah atau kebijaksanaan atau “wisdom”.
Jadi filsafat menurut asal katanya berarti cinta akan kebijaksanaan, atau
mencintai kebenaran/pengetahuan.
Cinta dikemukakan sebagai keinginan yang menggebu dan sungguh-sungguh
terhadap sesuatu, sedangkan kebijaksanaan dapat diartikan sebagai
kebenaran yang sejati.
Jadi filsafat secara sederhana dapat diartikan sebagai hasrat atau keinginan
yang sungguh2 untuk mencari kebenaran yang sejati. Orang yg berfilsafat
berarti memiliki hasrat yang besar dan sungguh2 terhadap kebijaksanaan.
Philosophy juga mrp kata Inggris berarti filsafat
yg berasal dari kata Yunani philosophia, lazim
diterjemahkan sbg cinta kearifan. Akar katanya
philos (philia,cinta) dan sophia (kearifan).
Dalam perkembangannya shopia berarti juga
meliputi kebenaran pertama, pengetahuan luas,
kebajikan intelektual, pertimbangan sehat sampai
kepandaian pengrajin dan bahkan kecerdikan dlm
memutuskan soal2 praktis.
Secara Umum, filsafat mrp hasil pemikiran manusia yg
kritis dan radikal, mendalam sampai pd intinya yg
membahas secara menyeluruh sampai pd “hakikatnya”
utk mencapai kebenaran yg sesuai dg kenyataan.
Hakikat adl sesuatu hal yg adanya terlepas dr hal lain,
adanya menurut dirinya sendiri, tidak terikat oleh ruang,
waktu, keadaan serta sifatnya tetap tidak berubah.
Secara praktis, filsafat berarti alam pikiran atau alam
berpikir. Berfilsafat berarti berpikir secara mendalam
dengan sungguh2 atau berpikir secara ilmiah sampai pada
hakikatnya. Filsafat mempunyai sejumlah konteks
pemakaian baik sbg pandangan hidup, pandangan
dunia, aliran filsafat maupun kebijaksanaan hidup.
Definisi Filsafat menurut ahli
Definisi filsafat dihimpun oleh The Liang Gie, 1977 al sbb:
1. Alston, filsafat adl analisis thd konsep2 dasar yg dgnnya
org berfikir ttg dunia dan kehidupan manusia.
2. Passmore, filsafat mrp suatu bentuk perbincangan kritis
dan demikian pula halnya dg ilmu, yakni sbg bentuk yg
paling maju dr perbincangan kritis. Keistimewaannya
terletak pd kedudukannya sbg suatu perbincangan kritis
mengenai perbincangan kritis.
3. Nagel, filsafat adl suatu komentar kritis mengenai
eksistensi dan tuntutan2 bhw kita memiliki pengetahuan
mengenai hal ini. Filsafat dianggap membantu apa yg kabur
dlm pengalaman dan objeknya.
4. Leighton, filsafat ialah suatu tulang pikiran buat mencari
suatu totalitas dan keserasian dari pengertian yg beralasan
mengenai sifat dasar dan makna dari semua segi pokok
kenyataan.
5. Bacon, filsafat adl induk agung dari ilmu2.
6. Sidgwick, filsafat adl ilmu dr ilmu2. Ia memeriksa
pengertian2 khusus, asas2 fundamental, metode yg tegas,
dan kesimpulan2 utama dr suatu ilmu dg maksud
mengkoordinasikannya dg hal2 itu dr ilmu2 yg lain.
7. Brameld, filsafat merupapkan usaha yg kukuh dr org
biasa maupun cerdik pandai utk membuat hidup sedpt
mungkin bisa dipahami dan mengandung makna.
8. Wild, filsafat adl usaha untuk mengerti fakta2 yg paling
mendasar mengenai dunia yg kita diami dan sejauh
mungkin menerangkan fakta2 itu.
9. Plato, filsafat ialah suatu penyelidikan thd sifat dasar yg
penghabisan dari kenyataan.
Definisi Filsafat menurut ahli
Definisi lain menurut ahli pikir al sbb:
1. Mulder, filsafat adl pemikiran teoritis mengenai
susunan kenyataan sebagai keseluruhan.
2. Notonagoro, filsafat ialah ilmu yg memandang
objeknya dr sudut hakikat.
3. Poedjowijatno, filsafat adl ilmu ttg segala sesuatu yg
menyelidiki keterangan yg sedalam2nya.
4. Hasbullah Bakry, filsafat ialah ilmu yg menyelidiki
segala sesuatu dg mendalam mengenai ketuhanan,
alam semesta, dan manusia shg dpt menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh
dpt dicapai akal manusia dan bagaimana sikap manusia
itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
• Dapat disimpulkan terdapat dikotomi pengertian filsafat,
yaitu:
– Filsafat dalam arti proses dan filsafat dlam arti produk.
– Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai
pandangan hidup.
– Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti
praktis.
• Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti
produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti
praktis.
• Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,
tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari,
dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi
bangsa Indonesia.
23
Pemikiran Filsafat Pancasila
Filsafat Pancasila merupakan suatu sistem atau aliran
kefilsafatan kebangsaan Indonesia yg bersumber pd sejarah,
budaya, tradisi dan lingkungan.
Arti Penting dan Pertanggungjawaban Filsafat Pancasila
Guna menjelaskan isu2 global seperti:
a. Kebebasan, HAM, demokrasi dan kemajuan;
b. Pengambilan sikap yang memadai thd sains dan teknologi
modern;
c. Membangkitkan kembali metafisika terutama filsafat
ketuhanan utk menjelaskan dan menunjukkan landasan
kehidupan manusia secara bermakna; dan
d. Membantu mengatasi problem mendasar sains dlm filsafat
ilmu, science of science atau new philosophy (Bernal, 1979).
Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena
Pancasila merupakan hasil perenungan jiwa yang
mendalam yang dilakukan oleh the faounding father
kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan
Abdul Gani).
Pancasila sebagai filsafat mengandung
pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat
menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi
Pancasila.
Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan
pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasla
(Notonagoro).
Ciri sistem Filsafat Pancasila :
29
a. Landasan Ontologis Pancasila
44
• Notonagoro membagi nilai menjadi tiga macam, yaitu:
1) Nilai material, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia.
2) Nilai vital, yaitu sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat melaksanakana kegiatan atau aktivitas.
3) Nilai kerokhanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
rohani yang dapat dibedakan menjadi empat macam:
a) Nilai kebenaran, yang bersumber pada akal (ratio, budi,
cipta) manusia.
b) Nilai keindahan, atau nilai estetis, yang bersumber pada
unsur perasaan (aesthetis, rasa) manusia.
c) Nilai kebaikan, atau nilai moral, yang bersumber pada
unsur kehendak (will, karsa) manusia.
d) Nilai religius, yang merupakan nilai kerokhanian tertinggi
dan mutlak. Nilai religius ini bersumber kepada
kepercayaan atau keyakinan manusia.
45
Secara aksiologis, bangsa Indonesia merupakan
pendukung nilai-nilai Pancasila (subscriber of value
Pancasila), yaitu bangsa yang berketuhanan, yang
berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang
berkerakyatan dan berkeadilan sosial.
Pengakuan, penerimaan dan pernghargaan atas nilai-
nilai Pancasila itu nampak dalam sikap, tingkah laku,
dan perbuatan bangsa Indonesia sehingga
mencerminkan sifat khas sebagai Manusia Indonesia.
Sila-sila Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki
satu kesatuan dasar aksiologis, yaitu nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya juga
merupakan suatu kesatuan. Aksiologi Pancasila
mengandung arti bahwa kita membahas tentang
filsafat nilai Pancasila.
46
• Dalam filsafat Pancasila, disebutkan ada tiga tingkatan nilai,
yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praktis/praksis.
1. Nilai dasar, adalah asas-asas yang kita terima sebagai dalil
yang bersifat mutlak, sebagai sesuatu yang benar atau tidak
perlu dipertanyakan lagi. Nilai-nilai dasar dari Pancasila
adalah nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan,
nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
2. Nilai instrumental, adalah nilai yang berbentuk norma sosial
dan norma hukum yang selanjutnya akan terkristalisasi dalam
peraturan dan mekanisme lembaga-lembaga negara.
3. Nilai praksis, adalah nilai yang sesungguhnya kita
laksanakan dalam kenyataan. Nilai ini merupakan batu ujian
apakah nilai dasar dan nilai instrumental itu benar-benar
hidup dalam masyarakat.
• Nilai-nilai dalam Pancasila termasuk nilai etik atau nilai moral
merupakan nilai dasar yang mendasari nilai intrumental dan
selanjutnya mendasari semua aktivitas kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
47
Pokok-Pokok Filsafat Pancasila
63