Anda di halaman 1dari 35

Filsafat Komunikasi

Rencana Perkuliahan
1. Tata Tertib dan Rencana Perkuliahan
2. Definisi, Pengertian, dan Tujuan Filsafat Komunikasi
3. Objek Filsafat, dan Peranan Filsafat
4. Aliran Filsafat; Idealisme, Materialisme, Dualisme,
5. Aliran Filsafat; Empirisme, Rasionalisme,
Fenomenalisme
6. Cabang cabang Filsafat; metafisika, logika, etika
7. Cabang cabang Filsafat; estetika, epistemologi
8. Ontologi Ilmu Komunikasi
9. Epistemologi Ilmu Komunikasi
10. Aksiologi Ilmu Komunikasi
11. Filsafat Komunikator
12. Filsafat Pesan
13. Filsafat Media
14. Filsafat audience
Buku
 Bakhtiar, Amsal. Dr. MA (2005). Filsafat Ilmu,
Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada.
 Frans Magnis Suseno. 1993. Etika Dasar:
Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral.
Yogyakarta: Kanisius. K. Bertens. 2013. Etika.
Yogyakarta: Kanisius.
 Keraf, A. Sonny dan Mikhael Dua ( 2001 ),
Ilmu Pengetahuan : Sebuah Tinjauan Filosofis.
Jakarta: Penerbit Kanisius
 Wiramihardja, Sutarjo, Prof. Dr. Psi (2007) Pengantar
Filsafat. Bandung : Penerbit PT Rfika Aditama.
 Suwardi Edraswara, Filsafat Ilmu, CAPS, Jakarta, 2012
 Raja Oloan Tumanggor, Logika : Sebuah Pengantar,
Pustaka Mandiri, Tanggerang, 2012.
 H.A. Basiq Djalil, Logika (Ilmu Mantiq), Kencana, Jakarta,
2010.
 Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Bumi Aksara,
Jakarta, 2014
 Muhammad Taqi Mishbah Yazdi, Buku Daras Filsafat
Islam, Mizan, Bandung, 2003
 Murtadha Muthahhari, Mengenal
Epistemologi, Lentera, Jakarta, 2001.

Kiki Zakiah 6
Buku
 Ardianto, Elvinaro, drs, M Si dan Bambang Q-Anees M Ag.
(2007) Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung : Penerbit Simbiosa
Rekatama Media
 Astrid S. Susanto. 2000. Filsafat Komunikasi. Bandung: Bina
Citra.
 Bakhtiar, Amsal. Dr. MA (2005). Filsafat Ilmu, Jakarta : Penerbit
PT Raja Grafindo Persada.
 Dani Vardiansyah. 2005. Filsafat Ilmu Komunikasi. Jakarta:
Indeks.
 Frans Magnis Suseno. 1993. Etika Dasar: Masalah-Masalah
Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius.
 Haryatmoko, DR (2007). Etika Komunikasi : Manipulasi Media,
Kekerasan dan Pornografi. Jakarta : Penerbit Kanisius
 K. Bertens. 2013. Etika. Yogyakarta: Kanisius.
 Keraf, A. Sonny dan Mikhael Dua ( 2001 ), Ilmu Pengetahuan :
Sebuah Tinjauan Filosofis. Jakarta: Penerbit Kanisius
 Littlejon, Stephen H. And Karen A. Foss (2005). Theories of
Human Communication (eighth edition) Wadsworth : a
devision of Thomson Learning. Inc.
 Mufid Muhammad. 2010. Etika Dan Filsafat Komunikasi.
Jakarta: Kencana Preneda Media Group.
 Mulyana, Deddy, DR. MA (2002) Metodologi Penelitian
Kualitatif : Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial
Lainnya. Bandung Penerbit PT Remaja Rosdakarya.
 Mulyana, Deddy, Prof. Ph.D, MA (2007). Ilmu Komunikasi :
Suatu Pengantar. Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya
 Nina W. Syam. 2010. Filsafat Sebagai Akar Ilmu
Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
 Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu, Teori Dam Filsafat
Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
 P. Hardono Hadi. 1994. Epistemologi Filsafat
Pengetahuan. Yogyakarta: Kanisius.
 Sumarno. 2013. Filsafat Dan Etika Komunikasi. Jakarta:
Universitas Terbuka
 Wiramihardja, Sutarjo, Prof. Dr. Psi (2007) Pengantar
Filsafat. Bandung : Penerbit PT Rfika Aditama.
B. PENGERTIAN FILSAFAT

1. Tinjauan Secara Etimologis

PHILO

PHILOSOP
PHILOSOPHY
HIA

SOPHIA
Lanjutan ….

 PHILO : love
 PHILEIN : to love
 SOPHIA : wisdom
 PHILOSOPHIA : love of wisdom
 PHILOSOPHY : cinta akan kebijaksaan
(love of wisdom) dalam arti yang sedalam-
dalamnya.
Lanjutan ….

 Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari


philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa
Yunani philo (love of ) dan sophia (wisdom). Jadi
secara etimologis filsafat artinya cinta atau gemar
akan kebajikan (love of wisdom).
 Cinta artinya hasrat yang besar atau yang berkobar-
kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaan
artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang
sesungguhnya. Filsafat berarti hasrat atau keinginan
yang sungguh-sungguh akan kebenaran sejati.
Demikian arti filsafat pada mulanya.

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 12


2. Definisi Filsafat

 Menurut Immanuel Kant


Filsafat merupakan pengetahuan yang
menjadi pokok pangkal dari segala
pengetahuan, yang di dalamnya
tercakup masalah epistemologi (filsafat
pengetahuan) yang menjawab
persoalan apa yang dapat kita ketahui.

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 13


Lanjutan …..
 Menurut N. Driyarkara
Filsafat adalah permenungan yg sedalam-
dalamnya tentang sebab-sebab “ada” dan
“berbuat” permenungan tentang kenyataan
yg sedalam-dalamnya, sampai “mengapa”
yang “penghabisan”.

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 14


3. Esensi Pengertian Filsafat

1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan


sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan
dasar secara nyata.
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan
pengetahuan sumber daya, hakikatnya, keabsahan-nya,
dan nilainya.
4. Pemikiran kritis atas pengandaian-pengandaian dan
pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai
bidang pengetahuan.

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 15


C. CIRI-CIRI FILSAFAT
1. Komprehensif/Menyeluruh : Pemikiran filsafat
merupakan pemikiran yg luas, tak membatasi
diri dan bukan hanya ditinjau dari satu sudut
pandang saja.
2. Mendasar/radikal : Pemikiran filsafat
merupakan pemikiran yg dalam sampai pada
hasil yg fundamental atau esensial.
3. Konseptual: Berpikir filsafat adalah berpikir
melampau batas pengalaman hidup sehari-hari
Lanjutan …..
4. Koheren dan konsisten : Koheren artinya sesuai
dengan kaidah-kaidah berpikir logis dan
konsisten artinya tak mengandung kontradiksi.
5. Bebas : Berpikir filsafat adalah berpikir secara
bebas, bebas dari prasangka sosial, kepentingan
politik, dst.
Tujuan Filsafat
 Membentuk ilmuwan yang memiliki sikap
kritis terhadap bidang ilmunya, tidak
bersikap solipsistik, menganggap bahwa
hanya pendapatnya yang paling benar.
·

Kiki Zakiah 18
 Berusaha merefleksi, menguji, mengkritik asumsi
dan metode keilmuan. Menerapkan metode
ilmiah yang sesuai atau cocok dengan struktur
ilmu pengetahuan, bukan sebaliknya. Metode
hanya saran berpikir, bukan merupakan hakikat
ilmu pengetahuan.

Kiki Zakiah 19
Lanjutan
 Filsafat ilmu memberikan pendasaran logis
terhadap metode keilmuan.
 Setiap metode ilmiah yang dikembangkan harus
dapat dipertanggungjawabkan secara logis-
rasional, agar dapat dipahami dan dipergunakan
secara umum. Semakin luas penerimaan dan
penggunaan metode ilmiah, maka semakin valid
metode tersebut. Pembahasan mengenai hal ini
dibicarakan dalam metodologi, yaitu ilmu yang
mempelajari tentang cara-cara untuk
memperoleh kebenaran.
·
Kiki Zakiah 20
Lanjutan
 Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara
menyeluruh kita bisa memahami, sumber, hakekat, dan
tujuan ilmu.
 Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan
kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita
mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer
secra historis.
 Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa
dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama
untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan
non ilmiah.
 ·

Kiki Zakiah 21
 Mendorong pada calon ilmuwan dan iluman untuk
konsisten dalam mendalami ilmu dan
mengembangkannya.
 Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan
tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.
 Memahami dampak kegiatan ilmiah (penelitian) yang
berupa teknologi ilmu (misalnya alat yang digunakan
oleh bidang medis, teknik, komputer) dengan
masyarakat yaitu berupa tanggung jawab dan implikasi
etis. Contoh dampak tersebut misalnya
masalaheuthanasia dalam dunia kedokteran masih
sangat dilematis dan problematik, penjebolan terhadap
sistem sekuriti komputer, pemalsuan terhadap hak atas
kekayaaan intelektual (HAKI) , plagiarisme dalam karya
ilmiah.

Kiki Zakiah 22
D. OBJEK FILSAFAT
1. Objek material filsafat adalah segala
sesuatu yang ada, yang meliputi : ada
dalam kenyataan, ada dalam pikiran, dan
yang ada dalam kemungkinan (Lasiyo
dan Yuwono, 1994 : 6).
2. Objek formal filsafat adalah hakikat dari
segala sesuatu yang ada (Lasiyo dan
Yuwono, 1994 : 6).

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 23


E. PERANAN FILSAFAT

SEBAGAI
PENDOBRAK

SEBAGAI
FILSAFAT PEMBEBAS

SEBAGAI
PEMBIMBING

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 24


1. FILSAFAT SBG. PENDOBRAK
 Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia
tertawan dalam penjera tradisi dan kebiasaan.
 Dalam penjara tersebut, manusia terlena dalam
alam mistik yang penuh sesak dgn hal-hal yang
serba rahasia yang terungkap lewat berbagai
mitos.
 Kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan
tembok tradisi. Meski pendobrakan itu
membutuhkan waktu yang cukup panjang.

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 25


2. FILSAFAT SBG. PEMBEBAS
 Filsafat bukan sekedar mendobrak pintu penjara
tradisi yang penuh dgn mitos, tetapi juga
membawa manusia keluar dari kekangan tsb.
 Filsafat membebaskan manusia dari belenggu
cara berpikir mistis . Filsafat membebaskan
manusia dari ketidak tahuan dan kebodohannya.
 Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir
yang tidak kritis, yang membuat manusia mudah
menerima kebenaran semu yang menyesatkan.

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 26


3. FILSAFAT SBG. PEMBIMBING
 Filsafat membebaskan manusia dari cara
berpikir mistis dengan membimbing manusia
untuk berpikir secara rasional.
 Filsafat membebaskan manusia dari cara
berpikir yang picik dan dangkal dan
membimbing manusia untuk berpikir secara
luas dan mendalam.
 Filsafat membebaskan manusia dari cara
berpikir yang tak teratur dan tak jernih dan
membimbing manusia untuk berpikir secara
sistematis dan logis.
9/20/2020 Designed by Kuntjojo 27
F. ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT

1. IDEALISME
Idealisme adalah suatu ajaran/faham atau
aliran yang menganggap bahwa
realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma)
atau jiwa, ide-ide dan pikiran atau yang
sejenis dengan itu.

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 28


Lanjutan …..
 Aliran ini merupakan aliran yang sangat
penting dalam perkembangan sejarah pikiran
manusia.
 Mula-mula dalam filsafat Barat kita temui
dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato.
yang menyatakan bahwa alam, cita-cita itu
adalah yang merupakan kenyataan
sebenarnya.
 Adapun alam nyata yang menempati ruang ini
hanyalah berupa bayangan saja dari alam
idea itu.

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 29


Lanjutan …..
2. MATERIALISME
 Materialisme merupakan faham atau aliran yang
menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain
materi atau nature (alam) dan dunia fisik adalah
satu.
 Pada abad pertama masehi faham Materialisme
tidak mendapat tanggapan yang serius, bahkan
pada abad pertengahan, orang menganggap asing
terhadap faham Materialisme ini. Baru pada jaman
Aufklarung (pencerahan), Materialisme mendapat
tanggapan dan penganut yang penting di Eropah
Barat.

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 30


Lanjutan ….
3. DUALISME
 Dualisme adalah ajaran atau aliran/faham yang
memandang alam ini terdiri atas dua macam
hakekat yaitu hakekat materi dan hakekat rohani.
 Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas
berdiri sendiri, sama azazi dan abadi.
 Perhubungan antara keduanya itu mencipta-kan
kehidupan dalam alam. Contoh yang paling jelas
tentang adanya kerja sama kedua hakekat ini
adalah terdapat dalam diri manusia.

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 31


Lanjutan ….
4. EMPIRISME
 Empirisme berasal dari kata Yunani yaitu "
empiris" yang berarti pengalaman inderawi.
Oleh karena itu empirisme dipahami sbg
pandangan yg memandang pengalaman
sebagai sumber utama pengenalanan dan
yang dimaksudkan dengannya adalah baik
pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia
maupun pengalaman batiniah yang
menyangkut pribadi manusia.

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 32


Lanjutan …..
5. RASIONALISME
 Rasionalisme adalah merupakan faham atau
aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-
ide yang masuk akal.Selain rasio, tidak ada
sumber kebenaran yang hakiki.
 Zaman Rasionalisme berlangsung dari
pertengahan abad ke XVII sampai akhir abad
ke XVIII. Pada zaman ini hal yang khas bagi
ilmu pengetahuan adalah penggunaan yang
eksklusif daya akal budi (ratio) untuk
menemukan kebenaran.

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 33


Lanjutan …..
6. FENOMENALISME
 Secara harfiah Fenomenalisme adalah aliran atau
faham yang menganggap bahwa Fenomenalisme
(gejala) adalah sumber pengetahuan dan kebenaran.
 Fenomenalisme bergerak di bidang yang pasti. Hal
yang menampakkan dirinya dilukiskan tanpa
meninggalkan bidang evidensi yang langsung.
 Fenomenalisme adalah suatu metode pemikiran, "a
way of looking at things".

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 34


G. CABANG-CABANG FILSAFAT
1. METAFISIKA (filsafat tentang hal ada)
2. LOGIKA (filsafat tentang berpikir)
3. ETIKA (filsafat tentang pertimbangan moral)
4. ESTETIKA (filsafat tentang keindahan)
5. EPISTEMOLOGI (filsafat tentang pengetahuan):
1) FILSAFAT ILMU
2) FILSAFAT PENDIDIKAN
3) FILSAFAT SEJARAH
4) FILSAFAT MATEMATIKA
5) FILSAFAT POLITIK

9/20/2020 Designed by Kuntjojo 35

Anda mungkin juga menyukai