Anda di halaman 1dari 106

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam mempelajari filsafat ilmu, kita

akan menemukan banyak hal yang

berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.

Filsafat ilmu itu sendiri mempelajari tentang

kajian ilmu dari sudut pandang filsafat. Di

dalam mempelajari filsafat ilmu kita akan

menemukan salah satu materi, yaitu cara

kerja ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, saya

akan membahas sedikit tentang cara kerja

ilmu pengetahuan.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


1
Dunia ilmu pengetahuan ialah dunia

fakta, sedangkan life world mencakup

pengalaman subjek-praktis manusia ketika ia

lahir, hidup, dan mati, pengalaman cinta dan

kebencian, harapan dan putus asa,

penderitaan dan kegembiraan, kebodohan dan

kebijaksanaan. Dunia ilmu pengetahuan ialah

dunia objektif, universal, rasional, sedangkan

life world adalah dunia sehari-hari yang

subjektif, praktis dan situasional.


Lebih dari itu, yang mau ditunjukkan

adalah bahwa kita memang hidup dalam dua

dunia ini : dunia ilmu pengetahuan dan dunia

praktis. Ilmu pengetahuan menawarkan cara

kerja rasional. Prinsip kasualitas misalnya

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


2
menjadi prinsip rasional dari ilmu

pengetahuan. Sementara itu kita juga tidak

bisa melepaskan diri dari dunia sehari-hari

dan tradisi dengan segala macam bentuk

kepercayannya dan prakteknya.


Dampak ilmu pengetahuan terhadap

life world masyarakat dapat diklasifikasikan

kedalam dua kategori. Yang pertama dampak

intelektual langsung, terutama perubahan cara

pandang tradisional terhadap realitas; dan

yang kedua dampak tidak langsung, melalui

mediasi teknik-teknik ilmiah, terutama

teknik-teknik produksi dan organisasi sosial.


Kita dapat menegaskan kembali bahwa tujuan

sains ialah menemukan pengetahuan yang

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


3
benar mengenai berbagai keadaan alam

semesta. Kewajiban batiniah seorang

ilmuwan ialah memberikan sumbangan

pengetahuan baru yang benar saja ke

kumpulan pengetahuan benar yang sudah

ada, walaupun ada tekanan-tekanan ekonomi

atau social yang memintanya untuk tidak

melakukan hal itu karena tanggung jawabnya

ialah memerangi ketidaktahuan, prasangka,

dan takhayul di kalangan manusia mengenai

alam semesta ini. Oleh karena itu di kalangan

masyarakat ilmuwan ada sekumpulan

pedoman kerja yang disepakati harus diikuti

oleh seorang ilmuwan yang terhormat.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


4
Pedoman kerja itu secara ringkas mencakup

butir-butir berikut yaitu bekerjalah dengan

jujur, jangan sekali-kali menunggangi data,

selalulah bertindak tepat, teliti dan cermat,

berlakulah adil terhadap pendapat orang lain

yang muncul terlebih dahulu, jauhilah

pandangan berbias terhadap data dan

pemikiran ilmuwan lain, jangan berkompromi

tetapi usahakanlah menyelesaikan

permasalahan yang dihadapi dengan tuntas.


Seorang ilmuwan tidak boleh

memutarbalikan penemuannya bila

hipotesisnya yang dijunjung tinggi yang

disusun di atas kerangka pemikiran yang

terpengaruh preferensi moral ternyata hancur

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


5
berantakan karena beertentangan dengan

fakta-fakta pengujian. Seorang ilmuwan yang

di atas landasn moral memilih untuk

membuktikan bahwa generasi muda kita

berkesadaran tinggi (dia terikat pada generasi

muda) atau membuktikan bahwa hasil

pembangunan itu efektif (dia terikat pada

kebijaksanaan pemerintah) maka dalam hasil

penemuannya dia bersifat netral dan

membebaskan diri dari semua keterikatannya

yang membelenggu dia secara sadar atau

tidak. Penyimpangan dalam hal ini

merupakan pelanggaran moral yang sangat

dikutuk masyarakat ilmuwan. Kenetralan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


6
dalam hal di atas itulah yang menjadikan

ilmu bersifat universal. Ilmu mengabdi

kemanusiaan dengan menyumbangkan

penemuan-penemuan yang didapatkannya

lewat kegiatan ilmiah.


Menurut Sunaryo (2012), ilmu tanpa

adanya bahasa tidak dapat tumbuh dan

berkembang. Selain itu bahasa memiliki

kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu

sebagai akar dan produk budaya yang

sekaligus berfungsi sebagai sarana berpikir

dan sarana pendukung pertumbuhan dan

perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu,

ilmu tidak akan dapat berkembang.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


7
Implikasinya di dalam pengembangan daya

nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana

berpikir modern. Oleh karena itu, jika cermat

dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat

pula dalam berpikir karena bahasa merupakan

cermin dari daya nalar (pikiran).


Berdasarkan uraian di atas, maka

penulis tertarik untuk membahas dan

memahami ilmu dan bahasa yang akan

diuraikan dalam makalah ini dengan judul

Filsafat dan Ilmu Pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
Bahasa memiliki kedudukan, fungsi,

dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan

produk budaya yang sekaligus berfungsi

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


8
sebagai sarana berpikir dan sarana pendukung

pertumbuhan dan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknolog serta iIlmu juga

merupakan bersifat universal, maka rumusan

masalah ini yaitu bagaimanakah Filsafat dan

Ilmu pengetahuan.

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Filsafat dan Ilmu

Pengetahuan
2. Mengetahui bagaimana Perbedaan Ilmu

Pengetahuan
3. Mengetahui bagaimana kajian filsafat:

Ontologi, Epistemologi, Aksiologi


4. Mengetahui bagaimana jenis dan kajian

filsafat
5. Mengetahui bagaimana konsep dan istilah

dalam filsafat

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


9
6. Mengetahui bagaimana ajaran dan teori

(School and Theories)


7. Mengetahui bagaimana keterkaitan filsafat

dengan berbagai ilmu


8. Mengetahui bagaimana filsafat ilmu

pengetahuan
9. Mengetahui bagaimana sarana berfikir dalam

filsafat.
D. Manfaat
Untuk menambah ilmu pengetahuan

dan wawasan bagi mahasiswa dalam materi

dan teori kajian filsafat secara mendalam.

Selain itu penulis juga mendapatkan

pengetahuan tentang filsafat keperawatan dan

mahasiswa akan dapat menggunakan logika

dalam berfikir dam memiliki kemampuan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


10
merumuskan pemikiran dengan

menggunakan bahasa yang baik dan benar

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


11
BAB II

PEMBAHASAN

A. Filsafat dan Ilmu Pengetahuan


1. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani

yaitu philosophia, yang terdiri dari dua kata,

yaitu philein, yang berarti cinta, dan sophos

yang berarti hikmat (wisdom). Sehingga

berdasarkan asal katanya itu filsafat dapat

diartikan cinta akan kebijaksanaan/hikmat.


Menurut Prof. Dr. Harun Nasution, orang

Arab memindahkan kata Yunani tersebut,

philosophia, ke dalam bahasa mereka dengan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


12
menyesuaikannya dengan tabiat bahasa Arab,

yaitu falsafa dengan pola fa’lala, fa’lalah, dan

fi’lal. Dengan demikian kata benda dari kata

kerja falsafa seharusnya menjadi falsafah atau

filsaf.
Masih menurut Prof. Dr. Harun Nasution,

kata filsafat dalam bahasa Indonesia bukan

berasal dari kata Arab falsafah dan bukan

pula dari bahasa Barat (Inggris) philosophy.

Di sini ia masih mempertanyakan apakah fil

diambil dari bahasa Inggris dan safah dari

bahasa Arab, sehingga menjadi kata filsafat?


Sedangkan pengertian istilah filsafat

secara terminologis ada bermacam-macam.

Setiap filsuf memiliki pengertian dan definisi

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


13
yang berbeda-beda tentang filsafat. Hal ini

antara lain disebabkan karena :


1. Para filsuf berbeda pendapat dalam

menentukan prioritas objek kajian filsafatnya.

Ada filsuf yang menekankan pada alam, ada

yang menekankan pada menusia, ada yang

menekankan pada ilmu pengetahuan, dll.


2. Masing-masing definisi dari para filsuf

tersebut baru menggambarkan sebagian saja

dari system filsafat, tidak menggambarkan

system filsafat secara keseluruhan


3. Sejak berkembangnya ilmu pengetahuan

empiris, filsafat mengalami redefinisi dalam

hal peran dan kontribusinya untuk

pengetahuan manusia. Filsafat dewasa ini

tidak sama dengan filsafat zaman Yunani

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


14
kuno. Dan tidak sama pula dengan filsafat

barat di zaman modern. Dewasa ini para

filsuf mempersempit kajiannya hanya pada

aspek-aspek tertentu di alam semesta.


4. Para filsuf dewasa ini lebih tertarik untuk

menganalisi kehidupan manusia secara nyata.

Baik kehidupan manusia sebagai individu,

maupun social dan cultural. Mereka tertarik

pada masalah-masalah eksistensial, seperti

pengalaman manusia, makna “aku”, makna

penderitaan dan kebahagiaan, makna

kebebasan dan keterkungkungan. Ini dimulai

terutama sejak Kierkegaard (1813-1855),

Husserl (1859-1938), dan para eksistensialis

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


15
lainnya seperti Martin Heidegger (1889-

1976) dan Paul Sartre (1905-1980).


Falsafah adalah suatu cara berpikir

yang radikal dan menyeluruh, suatu cara

berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-

dalamnya. Menurut plato filsafat merupakan

pencarian spekulatif. Kata filsafat berasal dari

kata yunani filosofia yang diturunkan dari

kata kerja filosofein yang berarti mecintai

kebijaksanaan.
Filsafat adalah studi tentang seluruh

fenomena kehidupan dan pemikiran manusia

secara kritis dan dijabarkan dalam konsep

mendasar.Filsafat tidak didalami dengan

melakukan eksperimen-eksperimen dan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


16
percobaan-percobaan, tetapi dengan

mengutarakan masalah secara persis, mencari

solusi untuk itu, memberikan argumentasi

dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.

Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke

dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi

falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan

logika bahasa.Seseorang yang mendalami

bidang falsafah disebut "filsuf".


Istilah filsafat bisa ditinjau dari dua

segi, semantik dan praktis. Segi semantik

perkataan filsafat yaitu berasal dari kata Arab

falsafah, yang berasal dari bahasa Yunani,

philosophia yang berarti philos = cinta, suka

(loving) dan Sophia = pengetahuan, hikmah

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


17
(wisdom). Filsafat Yunani Kuno dalam

filsafat yunani kuno ini filsafat umum yang

masih dominan tetapi agama juga masih

berperan. Tokohnya antara lain : thales dan

phytagoras. Filsafat Yunani yaitu dalam

filsafat ini menyatakan bahwa hakikat

manusia tidak terlepas antara tubuh dan jiwa.

Tokohnya adalah plato dan aristoteles.

Filsafat Abad Pertengahan yaitu dalam

filsafat ini menyatakan bahwa agama sebagai

kekuatan baru, filsuf berasal dari rohaniawan

dan wahyu punya otoritas dalam menentukan

kebenaran. Adapun tokohnya : santo

anselmus, thomas aquinas, dan augustinus.


2. Pengertian Ilmu

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


18
Menurut kamus Besar Bahasa

Indonesia, ilmu diartikan sebagai

pengetahuan tentang suatu bidang yang

disusun secara bersistem menurut metode

tertentu, yang dapat digunakan untuk

menerangkan gejala tertentu di bidang

(pengetahuan) itu; atau pengetahuan atau

kepandaian tentang soal duniawi, akhirat,

lahir, batin, dan sebagainya. Dalam

Wikipedia Indonesia, ilmu adalah seluruh

usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan

dan meningkatkan pemahaman manusia dari

berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


19
Selain itu, beberapa tokoh telah

menuliskan definisi ilmu antara lain sebagai

berikut :
Menurut Nazir(1988), Ilmu adalah

pengetahuan yang bersifat umum dan

sistematis, pengetahuan dari mana dapat

disimpulkan dalil – dalil tertentu menurut

kaidah – kaidah umum.


Menurut Shapere (1974), konsepsi ilmu

pada dasarnya mencakup tiga hal yaitu

adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi dan

dapat disistematisasi.
Menurut Schulz (1962), pengertian

ilmu mencakup logika, adanya interpretasi

subjektif dan konsistensi dengan realitas

sosial.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


20
Secara garis besar, ilmu merupakan

suatu kumpulan proses dengan menggunakan

suatu metode ilmiah yang menghasilkan

suatu pengetahuan yang sistematis.


Secara etimologi, ilmu berasal dari kata

“ilm” (Bahasa Arab), Science (Bahasa

inggris) atau Scientia (Bahasa Latin)yang

mengandung kata kerja scire yang berarti

tahu atau mengetahui. Adapun perbedaan

ilmu dengan pengetahuan. Kalau

pengetahuan yang merupakan padan kata dari

knowledge merupakan kumpulan fakta –

fakta, sedangkan ilmu adalah pengetahuan

ilmiah/sistematis. Kumpulan fakta – fakta

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


21
tersebut merupakan bahan dasar dari suatu

ilmu, sehingga pengetahuan belum dapat

dikatakan sebagai ilmu, namun ilmu pasti

merupakan pengetahuan.
Menurut John G. Kemeny, Ilmu

merupakan semua pengetahuan yang

dikumpulkan dengan metode ilmiah. Dari

pernyataan tersebut jelas bahwa ilmu

merupakan hasil/produk dari sebuah proses

yang dibuat dengan menggunakan metode

ilmiah sebagai suatu prosedur. Proses yang

dilakukan untuk menghasilkan suatu ilmu

bukan merupakan proses pengolahan semata

tetapi merupakan suatu rangkaian aktivitas

ilmiah/penelitian terhadap suatu hal yang

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


22
dilakukan oleh sekelompok orang yang

dikenal dengan istilah ilmuan (scientist) yang

bersifat rasional, kognitif dan teleologis

(memiliki tujuan yang jelas).


Secara lengkap menurut The Liang Gie,

Definisi Ilmu adalah rangkaian aktivitas

manusia yang rasional dan kognitif dengan

metode berupa aneka prosedur dan tata

langkah sehingga menghasilkan kumpulan

pengetahuan yang sistematis mengenai gejala

– gejala kealaman, kemasyarakatan, atau

keorangan untuk tujuan mencapai kebenaran,

memperoleh pemahaman, memberikan

penjelasan ataupun melakukan penerapan

(The Liang Gie, 130).

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


23
Suatu ilmu harus bersifat empiris (hasil

dari panca indera/percobaan), sistematis

(memeiliki keterkaitan yang teratur), objektif

(bukan hasil prasangka), analitis dan

verifikatif (bertujuan mencari kebenaran

ilmiah). Ilmu memiliki pokok persoalan

(objek) dan fokus perhatian. Sebagai contoh

ilmu alam. Ilmu alam memiliki pokok

persoalan terkait dengan alam dengan

beberapa fokus perhatian seperti fisika,

kimia, biologi, dan lain-lain.


Jadi, dapat disimpulkan bahwa ilmu

berbeda dengan pengetahuan. Pengetahuan

merupakan kumpulan fakta yang merupakan

bahan dari suatu ilmu, sedangkan ilmu adalah

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


24
suatu kegiatan penelitian terhadap suatu

gejala ataupun kondisi pada suatu bidang

dengan menggunakan berbagai prosedur,

cara, alat dan metode ilmiah lainnya guna

menghasilkan suatu kebenaran ilmiah yang

bersifat empiris, sistematis, objektif, analisis

dan verifikatif.

B. Perbedaan Filsafat dengan Ilmu

Pengetahuan
Perbedaan filsafat dengan ilmu

pengetahuan terletak jelas dari pengertian

awal. Filsafat diperlukan manusia sebagai

panduan dalam menjalani kehidupan,

sedangkan ilmu pengetahuan diperlukan

untuk menjawab segala bentuk pertanyaan.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


25
Filsafat membentuk karakteristik seorang

individu atau kelompok dan ilmu

pengetahuan bertindak sebagai penunjang.


Filsafat merupakan cara pandang

kehidupan oleh individu atau kelompok yang

mana dianggap sebagai dasar kehidupan yang

diinginkan. Dalam hal ini, seorang individu

atau kelompok memikir segala sesuatu secara

sadar, dewasa dan mendalam. Mereka melihat

sebuah permasalahan dalam ruang lingkup

luas dan segala hubungan secara menyeluruh.

Individu yang menerapkan filsafat tertentu

dalam kehidupan akan berfikir secara filosofi,

yaitu mengandalkan disiplin tinggi dalam

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


26
berpikir, cara pemikiran sistematis, menyusun

skema secara konsepsi dan menyeluruh.


Secara keseluruhan, ilmu pengetahuan

merupakan segala kegiatan manusia yang

dilakukan secara sadar dalam upaya mencari

tahu segala segi kehidupan dan alam

sehingga diperoleh kepastian. Ilmu

pengetahuan merangkum semua hal yang ada

dalam kehidupan berdasarkan teori-teori yang

telah disepakati serta teruji.


Ilmu pengetahuan berusaha mencari

jawaban dari penyebab dan mengapa itu bisa

terjadi. Dalam pengelompokkan, ada

beberapa syarat yang harus dipenuhi sehingga

boleh dianggap bagian dari ilmu

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


27
pengetahuan, yakni objektif, metodis,

sistematis dan universal. Sains atau ilmu

pengetahuan didukung beragam model,

hipotesis, teori dan hukum. Masing-masing

saling mendukung satu sama lain sehingga

mampu menyampaikan jawaban yang dicari

oleh manusia. Banyak tokoh-tokoh penting

dalam dunia ilmu pengetahuan, mereka

berperan penting meningkatkan kehidupan

sehingga jauh lebih baik dan moderen.


Perbedaan filsafat dengan ilmu

pengetahuan tampak jelas dari manfaat utama

yang dapat diserap oleh manusia dan

kelompok. Filsafat memberi manfaat luar

biasa bagi kehidupan sebab dianggap sebagai

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


28
elemen dasar dalam bertindak, mengambil

keputusan, meminimalisir terjadinya konflik

dan siap siaga menghadapi perubahan situasi.


Filsafat sendiri telah terbagi menjadi

empat jenis dalam ilmu pengetahuan, yaitu:

materialisme, idealisme, realisme dan

pragmatis. Filsafat tumbuh subur di Yunani

karena tidak adanya kasta pendeta, sehingga

segala sesuatu bebas dibahas secara

intelektual. Tokoh yang paling terkenal

adalah Plato.
Perbedaan filsafat ilmu dengan filsafat

atau ilmu-ilmu lain seperti sejarah ilmu,

psikologi, sosiologi, dan sebagainya terletak

pada masalah yang hendak dipecahkan dan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


29
metode yang akan digunakan. Filsafat ilmu

tidak berhenti pada pertanyaan mengenai

bagaimana pertumbuhan serta cara

penyelenggaraan ilmu dalam kenyatannya,

melainkan mempermasalahkan masalah

metodologik, yakni mengenai azas-azas serta

alasan apakah yang menyebabkan ilmu dapat

menyatakan bahwa ia memperoleh

pengetahuan ilmiah.
Pertalian antara filsafat dan ilmu harus

terjelma dalam filsafat ilmu. Kedudukan

filsafat ilmu dalam lingkungan fisafat secara

keseluruhan adalah :

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


30
1. Bahwa Filsafat Ilmu Berhubungan Erat

Dengan Filsafat Ilmu Pengetahuan

( Epistemology ) ;
2. Filsafat ilmu erat hubungannya dengan logika

dan metodologi, dan dalam hal ini kadang-

kadang filsafat ilmu dijumbuhkan

denganmetodologi ( Beerling, 1985; 4).

Hubungan antara filsafat dengan ilmu

pengetahuan lebih erat dalam bidang ilmu

pengetahuan manusia.Ilmu-ilmu manusia

seringkali lebih jelas masih mempunyai

filsafat ilmu tersembunyi.


Secara garis besar perbedaan filsafat

ilmu dengan ilmu – ilmu lain, baik sejarah

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


31
ilmu, psikologi ilmu maupun sosiologi ilmu

adalah :
1. Filsafat menyelidiki, membahas, serta

memikirkan seluruh alam kenyataan, dan

menyelidiki bagaimana hubungan kenyataan

satu sama lain. Jadi ia memandang satu

kesatuan yang belum dipecah-pecah serta

pembahasanya secara kesuluruhan.

Sedangkan ilmu-ilmu lain atau ilmu vak

menyelidiki hanya sebagian saja dari alam

maujud ini, misalnya ilmu sejarah hanya

membicarakan kejadian – kejadian yang

sudah terjadi di masa lampau, ilmu psikologi

hanya membicarakan tentang jiwa, dan ilmu

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


32
sosiologi hanya membicarakan tentang

manusia.
2. Filsafat tidak saja menyelidiki tentang sebab-

akibat, tetapi menyelidiki hakikatnya

sekaligus. Sedangkan ilmu lainnya hanya

membahas tentang sebab dan akibat suatu

peristiwa.
3. Dalam pembahasannya filsafat menjawab apa

ia sebenarnya, dari mana asalnya, dan hendak

ke mana perginya. Sedangkan ilmu lainnya

harus menjawab pertanyaan bagaimana dan

apa sebabnya.
C. Kajian filsafat: Ontologi, Epistemologi,

Aksiologi
1. Kajian Filsafat Ontologi
Istilah ontologi berasal dari bahasa

Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


33
onta berarti “yang berada”, dan logi berarti

ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontologi

adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang

keberadaan. Namun pada dasarnya term

ontologi pertama kali diperkenalkan oleh

Rudolf Goclenius pada tahun 1636 M. untuk

menamai teori tentang hakikat yang ada yang

bersifat metafisis. Dalam perkembanganya

Cristian Wolff membagi metafisika menjadi

dua, yaitu metafisika umum dan metafisika

khusus. Metafisika umum dimaksudkan

sebagai istilah lain dari ontologi


Bidang pembicaraan teori hakikat luas

sekali, segala yang ada yang mungkin ada,

yang boleh juga mencakup pengetahuan dan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


34
nilai (yang dicarinya ialah hakikat

pengetahuan dan hakikat nilai). Nama lain

untuk teori hakikat ialah teori tentang

keadaan. Hakikat ialah realitas, realitas ialah

kerealan, real artinya kenyataan yang

sebenarnya, jadi hakikat adalah kenyataan

yang sebenarnya, keadaan sebenarnya

sesuatu, bukan keadaan sementara atau

keadaan yang menipu, bukan keadaan yang

meberubah.
Ontologi menyelidiki sifat dasar dari apa

yang nyata secara fundamental dan cara yang

berbeda dimana entitas (wujud) dari

kategori-kategori yang logis yang berlainan

(objek-objek fisik, hal universal, abstraksi)

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


35
dapat dikatakan ada dalam rangka tradisional.

ontologi dianggap sebagai teori mengenai

prinsip-prinsip umum dari hal ada, sedangkan

dalam hal pemakaianya akhir-akhir ini

ontologi dipandang sebagai teori mengenai

apa yang ada. Ontologi sering diindetikan

dengan metafisika yang juga disebut proto-

filsafia atau filsafat yang pertama, atau

filsafat ketuhanan yang bahasanya adalah

hakikat sesuatu, keesaan, persekutuan, sebab

akibat, realita, atau Tuhan dengan segala

sifatnya. Dengan demikian, metafisika umum

atau ontologi adalah cabang filsafat yang

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


36
membicarakan prinsip paling dasar atau

dalam dari segala sesuatu yang ada.


Para ahli memberikan pendapatnya

tentang realita itu sendiri, diantaranya

Bramel. Ia mengatakan bahwa ontologi ialah

interpretasi tentang suatu realita dapat

bervariasi, misalnya apakah bentuk dari suatu

meja, pasti setiap orang berbeda-beda

pendapat mengenai bentuknya, tetapi jika

ditanyakan bahanya pastilah meja itu

substansi dengan kualitas materi, inilah yang

dimaksud dari setiap orang bahwa suatu meja

itu suatu realita yang kongkrit. Plato

mengatakan jika berada di dua dunia yang

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


37
kita lihat dan kita hayati dengan kelima panca

indra kita nampaknya cukup nyata atau real.


Adapun mengenai objek material ontologi

ialah yang ada, yaitu ada individu, ada

umum, ada terbatas, ada tidak terbatas, ada

universal, ada mutlak, termasuk kosmologi

dan metafisika dan ada sesudah kematian

maupun sumber segala yang ada. Objek

formal ontologi adalah hakikat seluruh

realitas, bagi pendekatan kualitif, realitas

tranpil dalam kuantitas atau jumlah,

telaahnya menjadi telaah monism,

paralerisme atau plurarisme


Fungsi dan manfaat mempelajari ontologi

sebagai cabang filsafat ilmu antara lain:

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


38
Pertama : berfungsi sebagai refleksi kritis

atas objek atau bidang garapan, konsep-

konsep, asumsi-asumsi dan postulat-postulat

ilmu. Di antara asumsi dasar keilmuan antara

lain:
(1) Dunia ini ada, dan kita dapat mengetahui

bahwa dunia ini benar-benar ada.


(2) Dunia empiris itu dapat diketahui oleh

manusia dengan pancaindera.


(3) Fenomena yang terdapat di di dunia ini

berhubungan satu dengan lainnya secara

kausal.
Kedua: Ontologi membantu ilmu untuk

menyusun suatu pandangan dunia yang

integral, komphrehensif dan koheren. Ilmu

dengan ciri khasnya mengkaji hal-hal yang

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


39
khusus untuk dikaji secara tuntas yang pada

akhirnya diharapkan dapat memperoleh

gambaran tentang objek telaahannya, namun

pada kenyataannya kadang hasil temuan

ilmiah berhenti pada simpulan-simpulan yang

parsial dan terpisah-pisah. Jika terjadi seperti

itu, ilmuwan berarti tidak mampu

mengintegrasikan pengetahuan tersebut

dengan pengetahuan lain.


Ketiga: Ontologi memberikan masukan

informasi untuk mengatasi permasalahan

yang tidak mampu dipecahkan oleh ilmu-

ilmu khusus. Pembagian objek kajian ilmu

yang satu dengan lainnya kadang

menimbulkan berbagai permasalahan, di

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


40
antaranya ada kemungkinan terjadinya

konflik perebutan bidang kajian, misalnya

ilmu bioetika itu masuk disiplin etika atau

disiplin biologi. Kemungkinan lain adalah

justru terbukanya bidang kajian yang sama

sekali belum dikaji oleh ilmu apa pun. Dalam

hal ini ontologi berfungsi membantu

memetakan batas-batas kajian ilmu. Dengan

demikian berkembanglah ilmu-ilmu yang

dapat diketahui manusia itu dari tahun ke

tahun atau dari abad ke abad.


2. Kajian Filsafat Epistemologi
Dalam belajar filsafat, kita akan menemui

banyak cabang kajian yang akan membawa

kita pada fakta dan betapa kaya dan beragam

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


41
kajian filsafat itu. Sebenarnya yang

terpenting adalah bagaimana kita semua

memahami apa saja yan menjadi kajan

filsafat, cabang-cabang filsafat. Albuerey

Castel membagi masalah filsafat menjadi

enam bagian yaitu, teologis, metafisika,

epistemologi, etika, plitik dan sejarah.


Epistemologi adalah cabang filsafat yang

mempelajari benar atau tidaknya suatu

pengetahuan. Sebagai sub sistem filsafat,

epistemologi mempunyai banyak sekali

pemaknaan atau pengertian yang kadang sulit

untuk dipahami. Dalam memberikan

pemaknaan terhadap epistemologi, para ahli

memiliki sudut pandang yang berbeda,

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


42
sehingga memberikan pemaknaan yang

berbeda ketika mngungkapkannya.


Akan tetapi, untuk lebih mudah dalam

memahami pengertian epistemologi, maka

perlu diketahui pengertian dasarnya terlebih

dahulu. Epistemologi berdasarkan akar

katanya episteme (pengetahuan) dan logos

(ilmu yang sistematis, teori). Secara

terminologi, epistemologi adalah teori atau

ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-

dasar pengetahuan, khususnya yang

berhubungan dengan batas-batas pengetahuan

dan validitas atau sah berlakunya

pengetahuan itu.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


43
Beberapa ahli yang mencoba

mengungkapkan definisi daripada

epistemologi adalah P. Hardono Hadi.

Menurut beliau epistemologi adalah cabang

filsafat yang mempelajari dan mencoba

menentukan kodrat dan skope pengetahuan,

pengandaian-pengandaian dan dasarnya, serta

pertanggung jawaban atas pernyataan

mengenai pengetahuan yang dimiliki.


Tokoh lain yang mencoba mendefinisikan

epistemologi adalah D.W Hamlyin, beliau

mengatakan bahwa epistemologi sebagai

cabang filsafat yang berurusan dengan

hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan

pengandaian – pengandaian serta secara

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


44
umum hal itu dapat diandalkannya sebagai

penegasan bahwa orang memiliki

pengetahuan.
Dagobert D. Runes. Seperti yang di tulis

Mujamil Qomar, beliau memaparkan bahwa

epistemologi adalah cabang filsafat yang

membahas, sumber, struktur, metode-metode,

dan validitas pengetahuan. Sedangkan

menurut Azyumardi Azra, beliau

menambahkan bahwa epistemologi sebagai

ilmu yang membahas keaslian, pengertian,

struktur, metode, dan validitas ilmu

pengetahuan. Walaupun dari kedua

pemaparan di atas terdapat sedikit perbedaan,

namun keduanya memberikan pengertian

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


45
yang sederhana dan relatif mudah di pahami.

Mudhlor ahmad merinci menadi enam aspek

yaitu, hakikat, unsur, macam, tumpuan, batas

dan saran pengetahuan.


Am Syaifudin menyebutkan bahwa

epistemologi mencakup pertanyaan yang

harus dijawab, apakah ilmu itu, dari mana

asalnya, apa sumbernya, apa hakikatnya,

bagaimana membangun ilmu yang tepat dan

benar, apa kebenaran itu, mungkinkah kita

mencapai ilmu yang benar, apa yang dapat

kita ketahui, dan sampai manakah

batassannya. Semua pertanyaan itu dapat

diringkas menjadi dua masalah pokok,

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


46
masalah sumber ilmu dan masalah benarnya

ilmu.
3. Kajian Filsafat Aksiologi
Aksiologi membahas tentang masalah

nilai. Istilah aksiologi berasal dari kata axio

dan logos, axios artinya nilai atau sesuatu

yang berharga, dan logos artinya akal, teori,

axiologi artinya teori nilai, penyelidikan

mengenai kodrat, kriteria dan status metafisik

dari nilai. Aksiologi sebagai cabang filsafat

ialah ilmu pengetahuan yang menyelidiki

hakekat nilai, pada umumnya ditinjau dari

sudut pandangan kefilsafatan.


Nilai Intrinsik, contohnya pisau dikatakan

baik karena mengandung kualitas-kualitas

pengirisan didalam dirinya, sedangkan nilai

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


47
instrumentalnya ialah pisau yang baik adalah

pisau yang dapat digunakan untuk mengiris,

jadi dapat menyimpulkan bahwa nilai

Instrinsik ialah nilai yang yang dikandung

pisau itu sendiri atau sesuatu itu sendiri,

sedangkan Nilai Instrumental ialah Nilai

sesuatu yang bermanfaat atau dapat dikatakan

Niai guna.
Aksiologi terdiri dari dua hal utama, yaitu:
Etika : bagian filsafat nilai dan penilaian

yang membicarakan perilaku orang. Semua

prilaku mempunyai nilai dan tidak bebas dari

penilaian. Jadi, tidak benar suatu prilaku

dikatakan tidak etis dan etis. Lebih tepat,

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


48
prilaku adalah beretika baik atau beretika

tidak baik.
Estetika : bagian filsafat tentang nilai dan

penilaian yang memandang karya manusia

dari sudut indah dan jelek. Indah dan jelek

adalah pasangan dikhotomis, dalam arti

bahwa yang dipermasalahkan secara esensial

adalah pengindraan atau persepsi yang

menimbulkan rasa senang dan nyaman pada

suatu pihak, rasa tidak senang dan tidak

nyaman pada pihak lainnya. Aksiologi

memberikan manfaat untuk mengantisipasi

perkembangan kehidupan manusia yang

negatif sehingga ilmu pengetahuan dan

teknologi tetap berjalan pada jalur

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


49
kemanusiaan. Oleh karena itu daya kerja

aksiologi ialah :
1. Menjaga dan memberi arah agar proses

keilmuan dapat menemukan kebenaran yang

hakiki, maka prilaku keilmuan perlu

dilakukan dengan penuh kejujuran dan tidak

berorientasi pada kepentingan langsung.


2. Dalam pemilihan objek penelahaan dapat

dilakukan secara etis yang tidak mengubah

kodrat manusia, tidak merendahkan martabat

manusia, tidak mencampuri masalah

kehidupan dan netral dari nilai-nilai yang

bersifat dogmatik, arogansi kekuasaan dan

kepentingan politik.
3. Pengembangan pengetahuan diarahkan untuk

meningkatkan taraf hidup yang

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


50
memperhatikan kodrat dan martabat manusia

serta keseimbangan, kelestarian alam lewat

pemanfaatan ilmu dan temuan-temuan

universal.

D. Jenis Dan Kajian Filsafat


Filsafat merupakan telaahan yang ingin

menjawab berbagai persoalan secara

mendalam tentang hakikat sesuatu, atau

dengan kata lain filsafat adalah usaha untuk

mengetahui sesatu. Kegiatan penelaahan,

penalaran, atau argumentasi secara mendasar

tentang masalah-masalah tertentu disebut ber-

filsafat, dan pendalamannya ditekankan pada

bidang yang lebih diminati dari pada

masalah-masalah lain.Secara umum bidang

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


51
kajian filsafat cukup luas dan meliputi

berbagai jenis bidang kajian. Menurut Titus

(dalam Poedjiadi, 1987:4), cabang-cabang

tradisional yang dibahas dalam filsafat

meliputi logika, metafisika, epistimologi, dan

etika.
Pengetahuan manusia itu ada tiga macam,

yaitu pengetahuan sains, pengetahuan filsafat,

dan pengetahuan mistik. Pengetahuan ini

dapat diperoleh manusia melalui berbagai

cara dan dengan menggunakan berbagai alat.

Melalui epistimologi diharapkan

pertanyaan tentang “bagaimana”. Misalnya;

Bagaimana cara kita memperoleh

pengetahuan? Bagaimana proses yang

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


52
memungkinkan digalinya pengetahuan yang

berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya?

Bagaimana cara kita mengetahui bila kita

mempunyai pengetahuan? Bagaimana cara

kita membedakan antara pengetahuan dengan

pendapat?. Epistimologi ini terbagi atas

beberapa aliran, yaitu empirisme,

rasionalisme, dan intuisionisme.

E. Konsep dan istilah dalam filsafat


Pada dasarnya konsep dan istilah dalam

filsafat itu berbagai jenis yaitu sebagai

berikut :
1. Ontologi
Ontologi berasal dari bahasa yunani “ontos:

ada atau keberadaan” dan “logos: ilmu atau

pengetahuan” yang berarti ilmu tentang

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


53
sesuatu yang ada. Secara istilah ontologi

adalah ilmu yang membahas tentang hakikat

yang ada yang merupakan realiti baik itu

berbentuk jasmani atau kongkrit maupun

rohani atau abstrak.


Menurut kamus besar bahasa Indonesia,

ontologi ini adalah cabang ilmu filsafat yang

berhubungan dengan hakikat makhluk hidup.

Pertama kali istilah antologi ini

diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada

tahun 1936 M untuk menamai hakikat

sesuatu yang bersifat metafisis. Kemudian

dalam perkembangannya istilah antologi ini

diartikan sebagai metafisika umum.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


54
Menurut Bagus (2000: 764-767), ontologi ini

menyelidiki dan mencari jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan tentang ada atau

tidaknya sesuatu. Contohnya “apakah

bilangan itu nyata?”, “apakah pikiran itu

nyata.

2. Metafisika

Secara etimologis, kata metafisika ini berasal

dari bahasa Yunani meta ta physika yang

berarti hal-hal yang terdapat sesudah fisika.

Metafisika adalah suatu kajian tentang

hakikat keberadaan zat, hakikat pikiran, dan

hakikat zat dengan pikiran. Metafisika ini ada

dua, ada yang dikenal metafisika umum

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


55
(ontologi) dan ada juga yang disebut

metafisika khusus.

Metafisika khusus meliputi teologi metafisik,

filsafat antropologi, dan kosmologi.

1. Teologi metafisik berhubungan erat dengan

ontologi, karena cabang filsafat ini

menyelidiki apa yang dapat dikatakan tentang

adanya Allah, lepas dari agama, lepas dari

wahyu.

2. Filsafat antropologi merupakan cabang

filsafat yang berbicara tentang manusia. Ia

berupaya untuk menemukan jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan seperti “apakah

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


56
manusia itu?”, “apakah hakekat manusia

itu?”

3. Kosmologi merupakan cabang filsafat yang

memandang alam sebagai suatu totalitas dari

fenomena dan berupaya untuk memadukan

spekulasi metafisik dengan evidensi ilmiah di

dalam suatu kerangka yang koheren. Hal-hal

yang biasa disorot dan dipersoalkan dalam

kosmologi adalah mengenai ruang dan waktu,

perubahan, kebutuhan, kemungkinan-

kemungkinan dan keabadian, dengan

menggunakan metode yang bersifat rasional.

Dalam perkembangannya, cabang filsafat ini

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


57
banyak memberi bantuan bagi ilmu-ilmu

alam.

3. Epistimologi

Berasal dari kata episteme yang berarti

pengetahuan dan logos berarti ilmu atau teori.

Jadi epistemologi merupakan cabang filsafat

yang mengkaji secara mendalam dan radikal

tentang asal-usul pengetahuan, struktur,

metode dan validitas pengetahuan, bila

direnungkan maka dapat dipahami bahwa

prinsipnya epistemologi adalah bagian dari

filsafat yang membicarakan tentang

terjadinya pengetahuan, sumber pengetahuan,

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


58
asal mula pengetahuan dan batas-batas, sifat,

metode dan keahlian pengetahuan.

4. Aksiologi

Aksiologi berasal dari bahasa Yunani, axios

dan logos. Axios yang berarti sesuai atau

wajar dan logos yang berarti ilmu atau teori.

Menurut Jujun S.Suriasumantri aksiologi

merupakan teori nilai yang berkaitan dengan

kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.

Aksiologi ini mempertanyakan bagaimana

cara manusia menggunakan penalaran otak

yang luar biasa sehingga perkembangan ilmu

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


59
itu sudah sejak dulu diarahkan dalam tahap-

tahap pertumbuhannya. Jadi, dapat

disimpulkan aksiologi merupakan cabang

filsafat ilmuyang mempertanyakan

bagaimana manusia menggunakan ilmunya.

5. Etika

Etika secara etimologi berasal dari bahasa

Yunani adalah Ethos, yang berarti watak

kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).

Etika biasanya berkaitan erat dengan

perkataan moral yang merupakan istilah dari

bahasa Latin, yaitu Mos dan dalam bentuk

jamaknya Mores, yang berarti juga adat

kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


60
melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan),

dan menghindari hal-hal tindakan yang

buruk. Menurut Drs. Sidi Gajalba dalam

sistematika filsafat, etika adalah teori tentang

tingkah laku perbuatan manusia dipandang

dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat

ditentukan oleh akal. Menurut Drs. H.

Burhanudin Salam, etika adalah cabang

filsafat yang berbicara mengenai nilai dan

norma moral yang menentukan prilaku

manusia dalam hidupnya. Selanjutnya

menurut K. Bertens, dalam buku berjudul

Etika, 1994. yaitu secara umumnya sebagai

berikut:

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


61
a. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh

dilakukan atau tidak sesuai pertimbangan niat

baikatau buruk sebagai akibatnya.

b. Etika adalah nurani (bathiniah), bagaimana

harus bersikap etis dan baik yang

sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya.

c. Etika bersifat absolut, artinya tidak dapat

ditawar-tawar lagi, kalau perbuatan baik

mendapat pujian dan yang salah harus

mendapat sanksi.

d. Etika berlakunya, tidak tergantung pada ada

atau tidaknya orang lain yang hadir. Dari

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

etika adalah salah satu cabang filsafat tertua

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


62
yang membahas secara kritis dan sistematis

masalah-masalah moral. Kajian etika ini lebih

fokus pada perilaku, norma dan adat istiadat.

6. Estestika

Istilah estetika diperkenalkan oleh seorang

filsuf Jerman bernama Alexander Gottlieb

Baumgarten (1714-1762) lewat salah satu

karyanya. Menurutnya, estetika merupakan

ilmu pengetahuan tentang keindahan. Secara

etimologis (bahasa), kata estetika berasal dari

kata dalam bahasa Yunani aesthesis yang

berarti pengamatan, pencerapan inderawi atau

pemahaman intelektual. Oleh karena itu

sebagai salah satu cabang filsafat ilmu,

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


63
estetika mempersoalkan dan membahas

tentangdefenisi, susunan, dan peranan

keindahan khususnya dalam bidang seni.

Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa

keindahan merupakan objek dari estetika.

7. Empiris

Menurut KBBI, empiris merupakan kata sifat

yangberdasarkan pengalaman (terutama yg

diperoleh dari penemuan, percobaan, dan

pengamatan yang telah dilakukan) Dalam

filsafat ilmu, salah satu konsep mendasarnya

adalah empirisme, atau ketergantungan pada

bukti. Empirisme sendiri adalah suatu aliran

dalam filsafatyang menyatakan bahwa semua

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


64
pengetahuan berasal dari pengalaman

manusia. Empirisme menolak anggapan

bahwa manusia telah membawa fitrah

pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan.

Empirisme lahir di Inggrisdengan tiga

eksponennya adalah David Hume, George

Berkeleydan John Locke. Di sini, pernyataan

ilmiah berarti harus berdasarkan dari

pengamatan atau pengalaman. Hipotesa

ilmiah dikembangkan dan diuji dengan

metode empiris, melalui berbagai

pengamatan dan eksperimentasi. Setelah

pengamatan dan eksperimentasi ini bisa

selalu diulang dan mendapatkan hasil yang

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


65
konsisten, hasil tersebutbisa dianggap sebagai

bukti yang dapat digunakan untuk

mengembangkan teori-teori yang bertujuan

untuk menjelaskan fenomena alam.

8. Logika

Logika merupakan cabang filsafat yang

menyelidiki lurus tidaknya pemikiran kita.

Lapangan dalam logika adalah asas-asas yang

menentukan pemikiran yang lurus, tepat, dan

sehat. Menurut (The Liang Gie.2000:21)

logika adalah bidang pengetahuan yang

mempelajari segenap asas, aturan, dan tata

cara penalaran yang betul (corret reasoning),

agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


66
itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses

berpikir itu harus di katakana suatu cara

tertentu.

9. Penalaran

Penalaran merupakan suatu proses berfikir

yang menurut alur tertentu dalam menarik

suatu kesimpulan. Penalaran ini berbeda

dengan logika, hal inidikarenakanlogika

adalah ilmu yang mempelajari pikiran

melalui bahasa dan logika ada ketika telah

terjadinya penalaran yang dianggap baik atau

buruk atas suatu pernyataan,

10. Pengetahuan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


67
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang

diketahui manusia. Secara etimolagi

pengetahuan yang dalam bahasa inngris yaitu

knowledge berarti kepercayaan yang benar

(knowledge is justified true belief).

Sedangkan secara terminologi, menurut Drs.

Sidi Gazaliba pengetahuan adalah apa yang

di ketahui atau hasil dari pekerjaan tahu.

Maksud pekerjaan tahu tersebut adalah hasil

dari kenal, sadar, insaf mengerti dan pandai.

Jadi semua pengetahuan itu adalah milik dari

isi pikiran dan pengetahuan merupakan hasil

proses dari usaha manusia untuk tahu. Loren

Bagus dalam kamus filsafat menjelaskan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


68
bahwa pengetahuan adalah proses kehidupan

yang diketahui manusia secara langsung dari

kesadarannya sendiri.

11. Ilmu

Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan

yang bersifat empiris, sistematis, dapat

diukur, dan dibuktikan. Jadi perbedaan antara

pengetahuan dan ilmu adalah jika

pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu

manusia untuk memahami suatu objek

tertentu. Sedangkan ilmu (science) adalah

pengetahuan yang bersifat positif dan

sistematis.

F. Ajaran dan teori (School and Theories)

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


69
Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu

bidang yang disusun secara bersistem

menurut metode-metode tertentu yang dapat

digunakan untuk menerangkan gejala-gejala

tertentu dibidang (pengetahuan) itu .


Menurut The Liang Gie secara lebih khusus

menyebutkan ciri-ciri ilmu sebagai berikut :


a. Empiris (berdasarkan pengamatan dan

percobaan)
b. Sistematis (tersusun secara logis serta

mempunyai hubungan saling bergantung dan

teratur)
c. Objektif (terbebas dari persangkaan dan

kesukaan pribadi)
d. Analitis (menguraikan persoalan menjadi

bagian-bagian yang terinci)


e. Verifikatif (dapat diperiksa kebenarannya)

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


70
Sementara itu Beerling menyebutkan ciri

ilmu (pengetahuan ilmiah) adalah :


a. Mempunyai dasar pembenaran
b. Bersifat sistematik
c. Bersifat intersubjektif
Setelah kita memahami tentang ilmu itu

sendiri, kita akan lebih mudah dalam

menafsirkan apa itu kebenaran ilmiah. Yaitu,

kebenaran yang sesuai dengan fakta dan

mengandung isi pengetahuan. Pada saat

pembuktiannya kebenaran ilmiah harus

kembali pada status ontologis objek dan sikap

epistemologis (dengan cara dan sikap

bagaimana pengetahuan tejadi) yang

disesuaikan dengan metodologisnya. Hal

yang penting dan perlu mendapat perhatian

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


71
dalam hal kebenaran ilmiah yaitu bahwa

kebenaran dalam ilmu harus selalu

merupakan hasil persetujuan atau konvensi

dari para ilmuwan pada bidangnya masing-

masing.
Kebenaran ditemukan dalam pernyataan-

pertanyaan yang sah, dalam ketidak-

tersembunyian. Kebenaran adalah kesatuan

dari pengetahuan dengan yag diketahui,

kesatuan subjek dengan objek, dan kesatuan

kehendak dan tindakan. Kebenaran sering

dianggap sebagai sesuatu yang harus

“ditemukan” atau direbut melalui pembedaan

antara kebenaran dengan ketidakbenaran.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


72
Dan kebenaran ilmiah paling tidak memiliki

tiga sifat dasar, yakni:


a. Struktur yang rasional-logis. Kebenaran dapat

dicapai berdasarkan kesimpulan logis atau

rasional dari proposisi atau premis tertentu.

Karena kebenaran ilmiah bersifat rasional,

maka semua orang yang rasional (yaitu yang

dapat menggunakan akal budinya secara

baik), dapat memahami kebenaran ilmiah.

Oleh sebab itu kebenaran ilmiah kemudian

dianggap sebagai kebenaran universal. Dalam

memahami pernyataan di depan, perlu

membedakan sifat rasional (rationality) dan

sifat masuk akal (reasonable). Sifat rasional

terutama berlaku untuk kebenaran ilmiah,

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


73
sedangkan masuk akal biasanya berlaku bagi

kebenaran tertentu di luar lingkup

pengetahuan. Sebagai contoh: tindakan marah

dan menangis atau semacamnya, dapat

dikatakan masuk akal sekalipun tindakan

tersebut mungkin tidak rasional.


b. Isi empiris. Kebenaran ilmiah perlu diuji

dengan kenyataan yang ada, bahkan sebagian

besar pengetahuan dan kebenaran ilmiah,

berkaitan dengan kenyataan empiris di alam

ini. Hal ini tidak berarti bahwa dalam

kebenaran ilmiah, spekulasi tetap ada namun

sampai tingkat tertentu spekulasi itu bisa

dibayangkan sebagai nyata atau tidak karena

sekalipun suatu pernyataan dianggap benar

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


74
secara logis, perlu dicek apakah pernyataan

tersebut juga benar secara empiris.


c. Dapat diterapkan (pragmatis). Sifat

pragmatis, berusaha menggabungkan kedua

sifat kebenaran sebelumnya (logis dan

empiris). Maksudnya, jika suatu “pernyataan

benar” dinyatakan “benar” secara logis dan

empiris, maka pernyataan tersebut juga harus

berguna bagi kehidupan manusia. Berguna,

berarti dapat untuk membantu manusia

memecahkan berbagai persoalan dalam

hidupnya.
Adapun tujuan manusia mempunyai

pengetahuan adalah:
a. Memenuhi kebutuhan untuk kelangsungan

hidup

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


75
b. Mengembangkan arti kehidupan
c. Mempertahankan kehidupan dan

kemanusiaan itu sendiri.


d. Mencapai tujuan hidup
Ada dua teori yang digunakan untuk

mengetahui hakekat Pengetahuan:


a. Realisme, teori ini mempunyai pandangan

realistis terhadap alam. Pengetahuan adalah

gambaran yang sebenarnya dari apa yang ada

dalam alam nyata.


b. Idealisme, teori ini menerangkan bahwa

pengetahuan adalah proses-proses mental/

psikologis yang bersifat subjektif.

Pengetahuan merupakan gambaran subjektif

tentang sesuatu yang ada dalam alam

menurut pendapat atau penglihatan orang

yang mengalami dan mengetahuinya. Premis

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


76
pokok adalah jiwa yang mempunyai

kedudukan utama dalam alam semesta.

Sebenarnya realisme dan idealisme

mempunyai kelemahan-kelemahan tertentu.


c. Empirisme, menurut aliran ini manusia

memperoleh pengetahuan melalui

pengalaman (empereikos = pengalaman).

Dalam hal ini harus ada 3 hal, yaitu yang

mengetahui (subjek), yang diketahui (objek)

dan cara mengetahui (pengalaman). Tokoh

yang terkenal: John Locke (1632 –1704),

George Barkeley (1685 -1753) dan David

Hume.
d. Rasionalisme, aliran ini menyatakan bahwa

akal (reason) merupakan dasar kepastian dan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


77
kebenaran pengetahuan, walaupun belum

didukung oleh fakta empiris. Tokohnya

adalah Rene Descartes (1596 –1650, Baruch

Spinoza (1632 –1677) dan Gottried Leibniz

(1646 –1716).
e. Intuisi. Dengan intuisi, manusia memperoleh

pengetahuan secara tiba-tiba tanpa melalui

proses pernalaran tertentu. Henry Bergson

menganggap intuisi merupakan hasil dari

evolusi pemikiran yang tertinggi, tetapi

bersifat personal.
f. Wahyu adalah pengetahuan yang bersumber

dari Tuhan melalui hambanya yang terpilih

untuk menyampaikannya (Nabi dan Rosul).

Melalui wahyu atau agama, manusia

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


78
diajarkan tentang sejumlah pengetahuan baik

yang terjangkau ataupun tidak terjangkau

oleh manusia.

G. Keterkaitan Filsafat Dengan Berbagai

Ilmu
Keterkaitan hubungan Ilmu dengan

Filsafat pada mulanya ilmu yang pertama kali

muncul adalah filsafat dan ilmu-ilmu khusus

menjadi bagian dari filsafat. Dan filsafat

merupakan induk dari segala ilmu karena

berbicara tentang abstraksi/sebuah yang ideal.

Filsafat tidak terbatas, sedangkan ilmu

terbatas sehingga ilmu menarik bagian

filsafat agar bisa dimengerti oleh manusia.

Filsafat berusaha untuk mengatur hasil-hasil

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


79
dari berbagai ilmu-ilmu khusus ke dalam

suatu pandangan hidup dan pandangan dunia

yang terstu padukan, komprehensip (tidak

ada sesuatu bidang yang berada di luar

bidang filsafat) dan konsisten 9uraian

kefilsafatan tidak menyusun pendapat-

pendapat yang saling berkontardiksi).


Pada hakikatnya filsafat dan ilmu saling

terkait satu sama lain, keduanya tumbuh dari

sikap refleksi, ingin tahu, dan dilandasi

kecintaan pada kebenaran. Filsafat dengan

metodenya mampu mempertanyakan

keabsahan dan kebenaran ilmu, sedangkan

ilmu tidak mampu mempertanyakan asumsi,

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


80
kebenaran, metode, dan keabsahannya

sendiri.
Ilmu merupakan masalah yang hidup bagi

filsafat dan membekali filsafat dengan bahan-

bahan deskriptif dan faktual yang sangat

perlu untuk membangun filsafat. Filsafat

dapat memperlancarr integrasi antara ilmu-

ilmu yang dibutuhkan. Filsafat adalah meta

ilmu, refleksinya mendorong peninjauan

kembali ide-ide dan interpretasi baik dari

ilmu maupun bidang-bidang lain. Ilmu

merupakan konkritisasi dari filsafat. Filsafat

dapat dilihat dan dikaji sebagai suatu ilmu,

yaitu ilmu filsafat. Sebagai ilmu, filsafat

memiliki objek dan metode yang khas dan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


81
bahkan dapat dirumuskan secara sistematis.

Ilmu filsafat adalah ilmu pengetahuan yang

mengkaji seluruh fenomena yang dihadapi

manusia secara kritis refleksi, integral,

radikal, logis, sistematis, dan universal

(kesemestaan).
Sebagai fenomena ilmu filsafat dapat

dilihat dari tema besarnya, yaitu, ontologi

(Definisi, pengertian, konsep, mengkaji

keberadaan sesuatu, membahas tentang ada,

yang dapat dipahami baik secara konkret,

faktual, transendental, atau pun metafisis),

epistemologi (Substansi, membahas

pengetahuan yang akan dimiliki manusia

apabila manusia itu membutuhkannya), dan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


82
aksiologi (manfaat, membahas kaidah norma

dan nilai yang ada pada manusia).

H. Filsafat Ilmu Pengetahuan


Untuk memahami pengertian tentang

filsafat ilmu pengetahuan, akan dibahas

terlebih dahulu pengertian filsafat dalam arti

terminologinya. Pengertian filsafat sesuai

dengan terminologinya yaitu:


1. Filsafat adalah upaya spekulatif untuk

menyajikan suatu pandangan sistematik serta

lengkap tentang seluruh realitas.


2. Filsafat adalah upaya melukiskan hakikat

realitas akhir dan dasar serta nyata.


3. Filsafat adalah untuk menentukan batas batas

dan jangkauan pengetahuan: sumbernya,

hakekatnya, keabsahannya, dan nilainya.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


83
4. Filsafat adalah penyelidikan kritis atas

pengandaian pengandaian dan pernyataan

pernyataan yang diajukan oleh berbagai

bidang pengetahuan.
5. Filsafat adalah berupaya untuk membantu

Anda melihat apa yang Anda katakan dan

untuk mengatakan apa yang Anda lihat.


Jadi, pengertian filsafat secara

terminologinya di atas sangat beragam baik

dalam ungkapan maupun titik tekanannya.

Bahkan Mohammad Hatta seorang ahli filafat

Indenesia, dan Langeveld mengatakan bahwa

definisi filsafat tidak perlu diberikan karena

setiap orang memiliki titik tekan sendiri

dalam definisinya. Hal ini bisa dimengerti,

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


84
karena intisari berfilsafat itu terdapat dalam

pembahasan bukan pada definisi. Namun

definisi filsafat untuk dijadikan patokan awal

diperlukan, karena untuk memberi arah dan

cakupan objek yang dibahas, terutama terkait

dengan filsafat ilmu


Berikut akan dibahas tentang pengertian

ilmu pengetahuan. Secara etimologis bahwa

ilmu dalam bahasa Inggris adalah science,

yaitu berasal dari bahasa Latin: scientia

artinya pengetahuan, dan scire artinya

mengetahuai, dan sinonim yang paling dekat

dengan bahasa Yunani adalah episteme.

Sedangkan ilmu yang berasal dari bahasa

Arab adalah: ‘alima, ya’lamu, dan ‘ilman,

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


85
kesemua itu artinya mengerti dan memahami

benar benar. Dari beberapa istilah di atas, lalu

pengertian ilmu dalam kamus bahasa

Indonesia adalah penegtahuan tentang suatu

bidang yang disusun secara bersistem,

menurut metode metode tertentu, yang dapat

digunakan untuk menerangkan gejala gejala

tertentu di bidang itu.


Ciri ciri utama ilmu pengetahuan sesuai

dengen terminologinya antara lain:


1. Ilmu pengetahuan adalah sebagian

pengetahuan bersifat koheren, epiris,

sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Hal

ini beda dengan iman, yaitu pengetahuan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


86
didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib

dan pengahayatan serta pengalaman pribadi.


2. Ilmu pengetahuan berbeda dengan

pengetahuan, sebab ilmu pengetahuan tidak

pernah mengartikan kepingan pengetahuan

satu putusan tersendiri, melainkan ilmu

pengetahuan menandakan seluruh kesatuan

ide yang mengacu ke objek (alam objek)

yang sama dan saling berkaitan secara logis.

Oleh sebab itu, koherensi sistematik adalah

hakikat ilmu pengetahuan.


3. Ilmu pengetahuan tidak memerlukan

kepastian lengkap berkenaan dengan masing

masing penalaran perorangan, sebab ilmu

pengetahuan dapat memuat di dalamnya

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


87
dirinya sendiri hipotesis-hipotesis dan teori

teori yang belum sepenuhnya dimantapkan.


4. Berkaitan dengan konsep ilmu pengetahuan

(pengetahuan ilmiah) adalah ide bahwa

metode metode yang berhasil dan hasil hasil

yang terbukti pada dasarnya harus terbuka

kepada semua pencari ilmu.


5. Ciri hakiki dari ilmu ialah metodologi, sebab

kaitan logis yang dicari ilmu tidak dicapai

dengan penggabungan tidak teratur dan tidak

terarah dari banyak pengamatan dan ide yang

terpisah.

I. Sarana berfikir dalam filsafat.


Kegiatan berfikir kita lakukan dalam

keseharian dan kegiatan ilmiah. Berpikir

merupakan upaya manusia dalam

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


88
memecahkan masalah. Berfikir ilmiah

merupakan berfikir dengan langkah – langkah

metode ilmiah seperti perumusan masalah,

pengajuan hipotesis, pengkajian literatur,

menjugi hipotesis, menarik kesimpulan.

Kesemua langkah – langkah berfikir dengan

metode ilmiah tersebut harus didukung

dengan alat / sarana yang baik sehingga

diharapkan hasil dari berfikir ilmiah yang kita

lakukan mendapatkan hasil yang baik. Sarana

ilmiah pada dasarnya merupakan alat

membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai

langkah yang harus ditempuh.


Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah

untuk memungkinkan kita melakukan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


89
penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan

tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk

mendapatkan pengehahuan yang

memungkinkan untuk bisa memecahkan

masalah sehari-hari. Ditinjau dari pola

berfikirnya, maka maka ilmu merupakan

gabungan antara pola berfikir deduktif dan

berfikir induktif, untuk itu maka penalaran

ilmiah menyadarkan diri kepada proses

logika deduktif dan logika induktif .Penalaran

ilmiah mengharuskan kita menguasai metode

penelitian ilmiah yang pada hakekatnya

merupakan pengumpulan fakta untuk

mendukung atau menolak hipotesis yang

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


90
diajukan. Kemampuan berfikir ilmiah yang

baik harus didukung oleh penguasaan sarana

berfikir ini dengan baik pula. Salah satu

langkah kearah penguasaan itu adalah

mengetahui dengan benar peranan masing-

masing sarana berfikir tersebut dalam

keseluruhan berfikir ilmiah tersebut. Untuk

dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan

baik, maka diperlukan sarana yang berupa

bahasa, logika, matematika dan statistik.


Pengertian berfikir ilmiah adalah berfikir

yang logis dan empiris. Logis adalah masuk

akal, dan empiris adalah dibahas secara

mendalam berdasarkan fakta yang dapat

dipertanggung jawabkan, selain itu

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


91
menggunakan akal budi untuk

mempertimbangkan, memutuskan, dan

mengembangkan. Berpikir merupakan sebuah

proses yang membuahkan pengetahuan.


Proses ini merupakan serangkaian gerak

pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran

tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah

kesimpulan yang berupa pengetahuan.

Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang

menggabungkan induksi dan deduksi. Induksi

adalah cara berpikir yang di dalamnya

kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari

pernyataan-pernyataan atau kasus-kasus yang

bersifat khusus, sedangkan, deduksi ialah

cara berpikir yang di dalamnya kesimpulan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


92
yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-

pernyataan yang bersifat umum.


Sarana berfikir ilmiah merupakan alat

yang membantu kegiatan ilmiah dalam

berbagai langkah yang harus ditempuh tanpa

penguasaan sarana berpikir ilmiah kita tidak

akan dapat melaksanakan kegiatan berpikir

ilmiah yang baik. Mempunyai metode

tersendiri yang berbeda dengan metode

ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya

sebab fungsi sarana berpikir ilmiah adalah

membantu proses metode ilmiah.


Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah

menurut para ahli :


1. Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah

adalah proses atau aktivitas manusia untuk

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


93
menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir

ilmiah adalah proses berpikir untuk sampai

pada suatu kesimpulan yang berupa

pengetahuan
2. Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir

merupakan kegiatan akal untuk memperoleh

pengetahuan yang benar. Berpikir ilmiah

adalah kegiatan akal yang menggabungkan

induksi dan deduksi.


3. Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah

2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir

dalam hubungan yang luas dengan pengertian

yang lebih komplek disertai pembuktian-

pembuktian.
4. Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah

merupakan proses berfikir/pengembangan

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


94
pikiran yang tersusun secara sistematis yang

berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilmiah

yang sudah ada.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


95
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Pada makalah ini dapat disimpulkan

bahwa falsafah adalah suatu cara berpikir

yang radikal dan menyeluruh, suatu cara

berpikir yang mengupas sesuatu sedalam-

dalamnya. Menurut plato filsafat merupakan

pencarian spekulatif. Kata filsafat berasal dari

kata yunani filosofia yang diturunkan dari

kata kerja filosofein yang berarti mecintai

kebijaksanaan.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


96
Sedangkan Ilmu adalah pengetahuan

yang bersifat umum dan sistematis,

pengetahuan dari mana dapat disimpulkan

dalil – dalil tertentu menurut kaidah – kaidah

umum. Secara garis besar, ilmu merupakan

suatu kumpulan proses dengan menggunakan

suatu metode ilmiah yang menghasilkan

suatu pengetahuan yang sistematis.


Perbedaan filsafat dengan ilmu

pengetahuan tampak jelas dari manfaat utama

yang dapat diserap oleh manusia dan

kelompok. Filsafat memberi manfaat luar

biasa bagi kehidupan sebab dianggap sebagai

elemen dasar dalam bertindak, mengambil

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


97
keputusan, meminimalisir terjadinya konflik

dan siap siaga menghadapi perubahan situasi.


Ontologi menyelidiki sifat dasar dari

apa yang nyata secara fundamental dan cara

yang berbeda dimana entitas (wujud) dari

kategori-kategori yang logis yang berlainan

(objek-objek fisik, hal universal, abstraksi)

dapat dikatakan ada dalam rangka tradisional.


Epistemologi adalah cabang filsafat

yang mempelajari benar atau tidaknya suatu

pengetahuan. Sebagai sub sistem filsafat,

epistemologi mempunyai banyak sekali

pemaknaan atau pengertian yang kadang sulit

untuk dipahami. Dalam memberikan

pemaknaan terhadap epistemologi, para ahli

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


98
memiliki sudut pandang yang berbeda,

sehingga memberikan pemaknaan yang

berbeda ketika mngungkapkannya.


Sedangkan Aksiologi membahas

tentang masalah nilai. Istilah aksiologi

berasal dari kata axio dan logos, axios artinya

nilai atau sesuatu yang berharga, dan logos

artinya akal, teori, axiologi artinya teori nilai,

penyelidikan mengenai kodrat, kriteria dan

status metafisik dari nilai.

B. Saran
1. Diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan dan kajian secara teortis dalam

bidang mata kuliah keperawatan filsafat.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


99
2. Diharapkan dapat mengembangkan ilmu

bidang filsafat secara umum baik didalam diri

sendiri maupun dari orang lain.


3. Diharapkan agar dapat mengoptimalkan akal

ini untuk berfikir, jangan sampai kita terus

memanjakan akal ini dengan berfikir hal – hal

yang mudah, sekali – kali marilah kita belajar

Filsafat, agar akal ini mampu berkembang

dan berfikir secara dalam sebagai orang yang

mampu berfikir secara dalam dan mempunyai

pandangan yang luas.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, Filsafat Umum, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 28

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


100
Ahmad, Mudlor. 1994. Ilmu Dan Keinginan Tabu

(Epistemologi Dalam Filsafat). Bandung:

Trigenda Karya.

Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan

Metedologi Pendidikan Islam. Jakarta:

Ciputat Pres.

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metedologi

Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres,

2002), hlm. 5

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


101
Fuad Ihsan, Filsafat Ilmu, (Jakarta, PT Rineka

Cipta: 2010), hlm. 26

Hidayat, Anwar, Ruang Lingkup Filsafat Ilmu:

Ontologi, Epistemologi Dan Aksiologi,

Idi, Jalaluddin Abdullah. 1997. Filsafat

Pendidikan. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Jalaluddin Abdullah Idi, Filsafat

Pendidikan, (Jakarta: Gaya Media

Pratama, 1997), hlm. 104-105

Margono, Soejono Soe. Pengantar Filsafat Louis

O.Kattsoff. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


102
Mudlor Ahmad, Ilmu Dan Keinginan Tabu

(Epistemologi Dalam Filsafat), (Bandung:

Trigenda Karya. 1994) hlm. 61

Muhmidayeli, Filsafat Pendidikan, (Bandung:

Refika Aditama, 2011), hlm. 78

Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung:

Refika Aditama.

Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam:

dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik,

(Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 2

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


103
Mustansyir, Rizal dan Munir, Misnal. 2001.

Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nina W. Syam, Filsafat Sebagai Akar Ilmu

Komunikasi (Bandung: Simbiosa Rekatama,

2010), cet 1, hlm 229

Nuraini Soyomukti, Pengantar Filsafat Umum,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 111

Qomar, Mujamil. 2005. Epistemologi Pendidikan

Islam: dari Metode Rasional Hingga Metode

Kritik. Jakarta: Erlangga.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


104
Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, Filsafat Ilmu,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 26

Shamad, Abd dkk. 2012. Filsafat: Ontologi,

Epistemologi dan Aksiologi, di akses dari

Soyomukti, Nuraini. 2011. Pengantar

Filsafat Umum. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Soejono Soe Margono. Pengantar Filsafat Louis

O.Kattsoff. (Yogyakarta: Tiara Wacana

Yogya, 1986),

Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2005), hlm.118-119

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


105
Susanto, A. 2001. Filsafat Ilmu. Jakarta: Bumi

Aksara.

Syam, Nina W. 2010. Filsafat Sebagai Akar Ilmu

Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama.

Tafsir, Ahmad. 2003. Filsafat Umum. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

WibSurajiyo. 2005. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar.

Jakarta: Bumi Aksara.

FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN


106

Anda mungkin juga menyukai