Anda di halaman 1dari 5

UTS

NAMA : M.FIKRY ALFATIH

KLS : PAI F

DOSEN : DR.AHMAD SULTON

MATHKUL : FILSAFAT

1. Jelaskan Perbedaan karakteristik pemikiran filsafat periode Yunani Klasik, periode

Abad Pertengahan (termasuk Islam), periode Modern, dan periode Kontemporer

atau Posmodern!

Jawab:

Pebedaannya

Yunani bersifat (kosmosentris)


adalah penyelidikan terhadap cosmos/alamMempunyai tradisi mitologi yang kuat
(gudangnya mitos),focus pada penyelidikan alam semesta, penekanan pada rasionalitas
dan pemikiran logis, eksplorasi konsep – konsep seperti kebenaran, keadilan, dan
kebaikan. Alam semesta bersumber pada air, karena air sangat diutuhkan manusia.
Periode abad tengah bersifat (teosentris)
Fokus pada hubungan Antara filsafat dan agama islam. filosof seperti Al-
Farabi,Avicenna (ibnu sina ), dan averrroes (ibnu rusyd) mengembangkan pemikiran
filosofis dalam konteks alam. penelitian dalam berbagai bidang termasuk metafisika,
etika dan epistemologi. Sumber kebenara adalah agama. Teosentris adalah berpusat
pada tuhan.
Periode modern bersifat (antroposentis)
adalah memusatkan kepada manusia Periode ini dimulai pada Renaisans dan
mencakup pemikiran filosof seperti Descartes, Kant, dan Rousseau. Pemisahan Antara
agama dan filsafat. Pemikiran ilmiah dan metode empiris menjadi penting. Pemikiran
tentang hak asasi manusia dan kontrak social. Filsafat modern manusia sebagai sumber.
Post modern bersifat kotemporer
adalah memusatkan ilmu,Pemikiran filsafat mencakup berbagai aliran, seperti
eksistensialisme, positivisme logis, dan postmodernisme. Postmodernisme menekankan
bahwa tidak ada kebenaran absolut atau narasi tunggal. Fokus pada dekonstruksi,
relafotas, dan peran Bahasa dalam konstruksi realitas. Pemikiran yang kritis terhadap
institusi, pengetahuan, dan kekuasaan. Penguasa hari ini adalah orang yang berilmu,
kebenaran ditata oleh ilmu.

2. Berikan penjelasan secara detail dan mendalam elemen-elemen filsafat yang

meliputi: instrumen, bentuk kegiatan, sifat kegiatan filsafat, objek refleksi, dan

elemen produk atau hasil!

Jawab:

a. Instrumen dalam filsafat adalah akal budi manusia. Ini adalah kemampuan berpikir
abstrak, rasional, dan kritis yang memungkinkan manusia untuk merenungkan
pertanyaan-pertanyaan filosofis. Akal budi adalah alat utama yang digunakan oleh
filsuf untuk menganalisis, merenungkan, dan mencari pemahaman mendalam tentang
dunia dan eksistensi.
b. Bentuk Kegiatan Filsafat adalah bentuk kegiatan intelektual yang melibatkan berpikir
kritis, penalaran, dan refleksi. Ini tidak hanya mencakup membaca dan mempelajari
pemikiran filsuf-filsuf terdahulu, tetapi juga menciptakan argumen, mengajukan
pertanyaan, dan merenungkan masalah-masalah filosofis dengan teliti. Bentuk kegiatan
filsafat melibatkan diskusi, debat, dan penelitian filosofis.
c. Sifat kegiatan filsafat adalah reflektif, kritis, abstrak, dan universal. Filsafat melibatkan
refleksi mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan fundamental dan pemikiran abstrak
yang tidak terikat pada konteks spesifik. Ini juga merupakan kegiatan kritis di mana
argumen-argumen dievaluasi dengan cermat, dan asumsi-asumsi yang mendasarinya
dipertanyakan. Filsafat juga bersifat universal karena mencoba mencari prinsip-prinsip
dan pemahaman yang berlaku untuk semua konteks.
d. Objek refleksi dalam filsafat mencakup berbagai aspek kehidupan manusia dan realitas.
Ini mencakup pertanyaan-pertanyaan tentang eksistensi, kebenaran, moralitas,
pengetahuan, kebebasan, dan banyak lagi. Objek refleksi filsafat tidak terbatas pada
domain tertentu; filsuf dapat merenungkan tentang segala hal, dari sifat alam semesta
hingga makna hidup manusia.
e. Hasil dari kegiatan filsafat biasanya berupa teori-teori, konsep-konsep, argumen, atau
pemahaman yang lebih mendalam tentang pertanyaan-pertanyaan filosofis. Produk-
produk filsafat ini sering dinyatakan dalam bentuk tulisan, esai, buku, atau makalah
filsafat. Selain itu, hasil filsafat juga dapat berupa pandangan pribadi yang lebih kuat
terkait dengan nilai-nilai, keyakinan, atau pandangan dunia individu.
Penting untuk diingat bahwa filsafat adalah disiplin yang beragam, dan elemen-
elemen ini mungkin bervariasi dalam pendekatan dan fokusnya tergantung pada filsuf
dan tradisi filosofis tertentu. Namun, elemen-elemen ini memberikan gambaran umum
tentang apa yang membentuk kegiatan dan produk filsafat.

3. Bagaimana Implementasi Integrasi Iman, Ilmu, dan Amal, dan Langkah Strategis
Menjawab Tantangan Akademik dan Dunia Kerja di IAIN Ponorogo?
Jawab:
Implementasi integrasi iman, ilmu, dan amal adalah hal yang sangat penting dalam
lingkungan pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo atau
lembaga pendidikan Islam lainnya. Tujuan utama dari integrasi ini adalah
menghasilkan lulusan yang tidak hanya kompeten secara akademik, tetapi juga
memiliki moral yang baik, integritas, dan kualitas kepemimpinan yang tinggi
sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
berikut langkah-langkah strategis yang dapat diambil di IAIN Ponorogo:
1.Pengembangan Kurikulum Berbasis Islam
2. Peningkatan Kualitas Pengajaran
3. Penguatan Pengalaman Praktik
4.Pembentukan Karakter
5. Kerja Sama dengan Dunia Kerja
6. Penelitian dan Inovasi
7. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Dengan mengimplementasikan langkah-langkah strategis ini, IAIN Ponorogo dapat
menciptakan lulusan yang siap untuk menghadapi tantangan akademik dan dunia kerja
sambil memegang teguh nilai-nilai iman, ilmu, dan amal dalam tindakan mereka. Ini
akan membantu menciptakan generasi yang berkontribusi positif terhadap masyarakat
dan dunia dengan cara yang sejalan dengan ajaran Islam.

4. Buatlah analisis sebab-sebab kekurang mampuan lembaga pendidikan dalam


menghasilkan lulusan berkualitas tinggi perspektif filsafat pendidikan?
a. Kurangnya Pemahaman Terhadap Tujuan Pendidikan: Salah satu sebab utama
adalah kurangnya pemahaman yang jelas terkait dengan tujuan pendidikan. Setiap
lembaga pendidikan harus memiliki pemahaman yang kuat tentang apa yang ingin
dicapai dengan pendidikan mereka. Jika tujuan-tujuan ini tidak terdefinisi dengan
baik, maka sulit untuk menghasilkan lulusan berkualitas tinggi.
b. Kurikulum yang Tidak Relevan: Beberapa lembaga pendidikan mungkin
menggunakan kurikulum yang sudah ketinggalan zaman atau tidak relevan dengan
kebutuhan masyarakat dan dunia kerja saat ini. Ini bisa mengakibatkan lulusan yang
kurang siap untuk menghadapi tantangan dunia nyata.
c. Kualitas Pengajaran dan Metodologi yang Kurang Baik: Metode pengajaran yang
tidak efektif dan guru atau dosen yang kurang berkualitas dapat menjadi hambatan
besar dalam menghasilkan lulusan berkualitas tinggi. Pendidikan yang tidak
memotivasi, interaktif, atau memadai bisa membuat siswa tidak terlibat sepenuhnya
dalam pembelajaran.
Dalam mengatasi kekurangmampuan ini, lembaga pendidikan perlu berkomitmen
untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan mereka, merumuskan tujuan
pendidikan yang jelas, dan secara aktif beradaptasi dengan perubahan-perubahan
dalam masyarakat dan dunia kerja.

5. Bagaimana Respon Civitas Akademika IAIN Ponorogo Atas Konsep Integrasi Iman,
Ilmu, dan Amal? Berikan argumentasi logis dan orisinil Anda!
Jawab:
Pendidikan Agama sebagai Landasan Utama:
1. IAIN Ponorogo memiliki misi untuk mengintegrasikan agama Islam ke dalam
pendidikan, sehingga dapat diasumsikan bahwa konsep integrasi iman, ilmu, dan
amal sangat relevan dan diterima dengan baik oleh civitas akademika. Mereka
mungkin melihat integrasi ini sebagai landasan utama dalam membentuk karakter
dan moral yang kuat
2. Penguatan Identitas Islami Konsep integrasi iman, ilmu, dan amal dapat membantu
memperkuat identitas Islami di kalangan civitas akademika IAIN Ponorogo.
Mereka mungkin melihatnya sebagai cara untuk menghidupkan prinsip-prinsip
Islam dalam kehidupan sehari-hari dan dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Pengembangan Sumber Daya Manusia Beretika Civitas akademika IAIN Ponorogo
mungkin melihat konsep ini sebagai sarana untuk menghasilkan lulusan yang tidak
hanya kompeten dalam bidang akademik, tetapi juga beretika tinggi. Mereka
percaya bahwa integrasi iman, ilmu, dan amal dapat membantu menciptakan
sumber daya manusia yang berkontribusi positif pada masyarakat.
4. Peningkatan Kualitas Penelitian dan Pendidikan Integrasi iman, ilmu, dan amal
dapat menginspirasi penelitian dan pengajaran yang lebih mendalam di IAIN
Ponorogo. Civitas akademika mungkin melihat konsep ini sebagai cara untuk
menciptakan pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan antara agama Islam
dan ilmu pengetahuan.
5. Pencapaian Keseimbangan Konsep ini mungkin juga dianggap penting dalam
mencapai keseimbangan antara aspek spiritual, intelektual, dan praktis dalam
kehidupan mereka. Mereka mungkin melihatnya sebagai cara untuk menghindari
pemisahan antara agama dan ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai