Anda di halaman 1dari 12

Tugas Kelompok

MAKALAH FILSAFAT ILMU

“Kode Etik Ilmuan Indonesia, Tindakan Plagiat, Menghindari Tindakan Plagiasi”

Disusun Oleh:

DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. FIRDAUS L.N., M.Si

PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) PENDIDIKAN BIOLOGI


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS RIAU
2018

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur dengan hati dan pikiran yang tulus dipanjatkan atas kehadirat Allah
SWT, karena berkat nikmat, ma’unah, dan hidayah-Nya, Makalah yang berjudul “Etika
Akademis ” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam dihaturkan pada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syi’ar Islam, yang
berpengaruh dan manfaatnya hingga ini masih terasa.
Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Filsafat
Ilmu, Prof. Dr. Firdaus LN, M.Si yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, motivasi, dan
berbagai kemudahan lainnya. Tugas ini disusun demi memenuhi tugas mandiri dan
menambah pengetahuan kami mengenai mata kuliah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Atas kritik dan sarannya
penulis ucapkan terimakasih
Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Pekanbaru, November 2017

Tim penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan alat bagi manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Meskipun dalam perkembangannya kemajuan
ilmu pengetahuan tidak selalu mensejahterakan manusia, akan tetapi memiliki dampak buruk
dari kemajuan dan berkembangnya ilmu tersebut.
Sebagai sebuah disiplin ilmu dan keilmuan, maka didalamnya terkandung nilai-nilai yang
sudah menjadi semacam aturan seperti etika. Dalam konsep filsafat, etika merupakan aturan
untuk membedakan yang baik dan buruk. Etika dan ilmu merupakan sumber pengetahuan
yang diharapkan dapat menghentikan perilaku menyimpang seperti adanya tindakan
plagiarisme terhadap hasil karya orang lain.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kreatif dan inovatif dan banyak memiliki prestasi
yang membanggakan ditingkat nasional maupun internasional, akan tetapi masih juga yang
melakukan plagiat terhadap karangan orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan
sendiri. Nahrowi dalam Istiana, (2016) mengartikan plagiat sebagai penjiplakan atau
pengambilan karangan orang lain baik secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh
atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Lebih lanjut, Oxford
American Dictionary menyatakan bahwa plagiat adalah “to take and use another person’s
ideas or wriitng or inventions as one‘s own” (Clabaugh dalam Istiana, 2016). Pelaku
plagiat disebut Plagiator, sedangkan sifat pelaku untuk memplagiat disebut Plagiarisme.
Perguruan Tinggi memiliki tanggungjawab yang besar untuk memberikan edukasi dan
sosialisasi terkait kejujuran, integritas dan orisinalitas merupakan unsur utama yang perlu
diperhatikan pada saat seseorang menciptakan karya ilmiah agar tidak terjadi perbuatan
plagiarisme yang dampaknya akan merugikan bagi pencipta, penulis ataupun peneliti.
Melalui tulisan ini, diharapkan anggota civitas academica (mahasiswa, dosen dan staf
kependidikan) mampu menghasilkan karya tulis yang berkualitas dan terhindar dari unsur
plagiarime.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian Etika?
2. Bagaimanakah Hubungan Etika dengan Ilmu?
3. Bagaimanakah Kode Etika Ilmuan Indonesia?
4. Bagaimanakah Sikap Ilmiah yang dimiliki Ilmuan?
5. Bagaimanakah Hakikat Tindakan Plagiat?
6. Bagaimanakah Ruang Lingkup Plagiarisme?
7. Apakah Faktor Pendorong Terjadinya Plagiat?
8. Apakah Contoh Kasus Plagiarisme di Indonesia?
9. Bagaimanakah Cara Menghindari Tindakan Plagiarisme?
10. Apakah Sanksi Plagiarisme?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Etika.
2. Hubungan Etika dengan Ilmu.
3. Mengetahui Kode Etika Ilmuan Indonesia.
4. Mengetahui Sikap Ilmiah yang dimiliki Ilmuan.
5. Mengetahui Hakikat Tindakan Plagiat.
6. Mengetahui Ruang Lingkup Plagiarisme.
7. Mengetahui Faktor Pendorong Terjadinya Plagiat.
8. Mengetahui Contoh Kasus Plagiarisme di Indonesia.
9. Mengetahui Cara Menghindari Tindakan Plagiarisme.
10. Mengetahui Sanksi Plagiarisme.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Umum Etika
Menurut Surajiyo (2015), etika secara etimologi berasal dari kata Yunani ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Secara terminologi etika adalah cabang filsafat yang
membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik buruk.
Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia yaitu menyangkut perbuatan, tingkah
laku, gerakan-gerakan, kata-kata dan sebagainya. Adapun motif, watak, suara hati sulit untuk
dinilai.
2.2 Kode Etik Ilmuan Indonesia
2.2.1 Hubungan antara Etika dan Ilmu
Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Ilmu dan etika sebagai suatu
pengetahuan yang diharapkan dapat meminimalkan dan menghentikan perilaku
penyimpangan dan kejahatan di kalangan masyarakat. Ilmu dan etika diharapkan mampu
mengembangkan kesadaran moral di lingkungan masyarakat sekitar agar dapat menjadi
cendekiawan yang memiliki moral dan akhlak yang baik/mulia (Lisnawati, 2016).
Contoh hubungan antara etika dan beberapa ilmu:
•      Etika dan jiwa ilmu (psikologi), antara etika dan ilmu jiwa terdapat hubungan yang
amat kuat. Ilmu jiwa menyelidiki dan membicarakan kekuatan perasaan, paham,
mengenal, ingatan, kehendak, sedangkan etika sangat membutuhkan obyek kajian
ilmu jiwa. Pada masa sekarang ini, terdapat cabang ilmu jiwa yang disebut’ ilmu jiwa
masyarakat” yakni menyelidiki soal bahasa bagaimana pengaruhnya terhadap
perkembangan susunan masyarakat.
•      Etika dan ilmu kemasyarakatan (sosiologi), hubungan diantara kedua ilmu ini erat,
karena perbuatan manusia itulah yang menjadi topik kajiannya, disisi lain etika sangat
mendorong untuk mempelajari kehidupan masyarakat yang mana itu menjadi pokok
persoalan sosiologi.
2.2.2 Kode Etik Ilmuan Indonesia
Kode etik bagi para ilmuwan khususnya di Indonesia adalah sebagaimana tertuang dalam
Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, khususnya
etika keilmuan dijelaskan bahwa Etika Keilmuan dimaksudkan untuk menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa mampu menjaga
harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan
kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya. Etika ini diwujudkan secara pribadi
ataupun kolektif dalam karsa, cipta, dan karya, yang tercermin dalam perilaku kreatif,
inovatif, inventif, dan komunikatif, dalam kegiatan membaca, belajar, meneliti, menulis,
berkarya, serta menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Etika Keilmuan menegaskan pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan
memanfaatkan waktu, disiplin dalam berfikir dan berbuat, serta menepati janji dan komitmen
diri untuk mencapai hasil yang terbaik. Di samping itu, etika ini mendorong tumbuhnya
kemampuan menghadapi hambatan, rintangan dan tantangan dalam kehidupan, mampu
mengubah tantangan menjadi peluang, mampu menumbuhkan kreativitas untuk penciptaan
kesempatan baru, dan tahan uji serta pantang menyerah.
2.2.3 Sikap Ilmiah Yang Harus Dimiliki Ilmuan

Menurut Abbas Hamami M dalam Surajiyo (2015), sikap ilmiah yang harus dimiliki para
ilmuan ada enam yaitu:

1. Tidak ada rasa pamrih (disinterstedness), artinya suatu sikap yang diarahkan untuk
mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif dengan menghilangkan pamrih atau
kesnangan pribadi.
2. Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuan mampu
mengadakan pemilihan terhadap segala sesuatuyang dihadapi.
3. Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat
indera serta budi (mind)
4. Adanya sikap berdasar kepercayaan (belief) dan dengan merasa pasti bahwa setiap
pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian
Adanya sikap etis (akhlak) yang selalu berkehendak untuk mengembangkan ilmu untuk
kemajuan ilmu dan untuk kebahagian manusia.

2.3 Hakikat Tindakan Plagiat


2.3.1 Pengertian Plagiat
Nahrowi dalam Istiana, (2016) mengartikan plagiat sebagai penjiplakan atau
pengambilan karangan orang lain baik secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh
atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Lebih lanjut, Oxford
American Dictionary menyatakan bahwa plagiat adalah “to take and use another person’s
ideas or wriitng or inventions as one‘s own” (Clabaugh dalam Istiana, 2016). Pelaku
plagiat disebut Plagiator, sedangkan sifat pelaku untuk memplagiat disebut Plagiarisme.
2.3.2 Ruang Lingkup Plagiarisme
Ruang lingkup plagiarisme, meliputi:
1) Mengutip kata-kata atau kalimat orang lain tanpa menggunakan tanda kutip dan
tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
2) Menggunakan gagasan, pandangan atau teori orang lain tanpa menyebutkan identitas
sumbernya.
3) Menggunakan fakta (data, informasi) milik orang lain tanpa menyebutkan identitas
sumbernya.
4) Mengakui tulisan orang lain sebagai tulisan sendiri.
5) Melakukan parafrase (mengubah kalimat orang lain ke dalam susunan kalimat
sendiri tanpa mengubah idenya) tanpa menyebutkan identitas sumbernya.
6) Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan telah dipublikasikan pihak lain
seolah-olah sebagai karya sendiri.
2.3.3 Tipe Plagiarisme
Soelistyo (2011), menyebutkan ada beberapa tipe dari plagiarisme, yaitu:
1) Plagiarisme Kata demi Kata (Word for word Plagiarism). Penulis menggunakan kata-
kata penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya.
2) Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source). Penulis menggunakan gagasan orang
lain tanpa memberikan pengakuan yang cukup (tanpa menyebutkan sumbernya secara
jelas).
3) Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship). Penulis mengakui sebagai
pengarang karya tulis karya orang lain.
4) Self Plagiarism. Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempublikasikan satu artikel
pada lebih dari satu redaksi publikasi. Dan mendaur ulang karya tulis/ karya ilmiah.
Yang penting dalam self plagiarism adalah bahwa ketika mengambil karya sendiri,
maka ciptaan karya baru yang dihasilkan harus memiliki perubahan yang berarti.
Artinya Karya lama merupakan bagian kecil dari karya baru yang dihasilkan.
Sehingga pembaca akan memperoleh hal baru, yang benar-benar penulis tuangkan
pada karya tulis yang menggunakan karya lama.
2.3.4 Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Plagiat
Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan plagiat adalah:
1) Terbatasnya waktu untuk menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang menjadi beban
tanggungjawabnya. Sehingga terdorong untuk copy-paste atas karya orang lain.
2) Rendahnya minat baca dan minat melakukan analisis terhadap sumber referensi yang
dimiliki.
3) Kurangnya pemahaman tentang kapan dan bagaimana harus melakukan kutipan.
4) Kurangnya perhatian dari guru ataupun dosen terhadap persoalan plagiarisme.

2.3.5 Kasus-Kasus Plagiarisme


1) Chairil Anwar
Penyair ini pernah dituduh telah melakukan penjiplakan suatu karya tulis. tuduhan
tersebut dikeluarkan oleh Hans Bague Jassin melalui tulisannya yang dimuat di
Mimbar Indonesia berjudul karya Asli, Saduran, dan Plagiat yang membahas tentang
puisi kerawang-Bekasi. Adapun Jassin (bergelar Paus Sastra Indonesia) itu
membandingkan puisi Chairil dengan The Dead Young Soldiers karya Archibald
MacLeish, penyair Amerika Serikat.
2) Dosen UPI
Tiga orang dosen bergelar doktor yang dikenai sanksi oleh Universitas Pendidikan
Indonesia (UPI) Bandung karena kasus plagiat mengaku teledor. Karya tulis itu dibuat
dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia dengan 18 halaman. Penulisan itu dibantu
seorang kawannya yang menerjemahkan naskah dari bahasa indonesia ke bahasa
inggris sebagian besar sesuai kaidah. Namun, sidang senat akademik UPI tetap
memutuskan tiga orang doktor melakukan plagiarisme dengan sanksi berupa
penurunan pangkat dan jabatan, serta menggugurkan kenaikan promosi guru besar
ketiganya.
3) Anggito Abimanyu
Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Anggito Abimanyu telah menyampaikan
permohonan pengunduran dirinya sebagai dosen UGM. Permohonan tersebut
disampaikan Anggito terkait tuduhan plagiat tulisan artikel disalah satu Koran
nasional.

2.4 Cara Menghindari Tindakan Plagiarisme


Indriyanto (2012), menyebutkan cara-cara menghindari terjadinya plagiarisme pada karya
tulis dengan kejujuran pada diri seorang penulis, pengakuan terhadap karya orang lain, dan
meningkatkan peran pendidik dalam mencegah plagiarisme.
Secara umum, cara menghindari tindakan plagiarisme dengan melakukan pengutipan dan
melakukan paraphrase.
1. Pengutipan
1) Menggunakan dua tanda kutip, jika mengambil langsung satu kalimat, dengan
menyebutkan sumbernya.
2) Menuliskan daftar pustaka, atas karya yang dirujuk, dengan baik dan benar.
Yang dimaksud adalah sesuai panduan yang ditetapkan masing-masing institusi
dalam penulisan daftar pustaka.
2. Paraphrase
1) Melakukan parafrase dengan tetap menyebutkan sumbernya. Parafrase adalah
mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan menggunakan kata-kata sendiri,
tanpa merubah maksud atau makna ide/gagasan dengan tetap menyebutkan
sumbernya.
2.4.1 Pembuktian Plagiarisme
Cara membuktikan hasil karya ilmiah yang plagiat melalui:
1) Menggunakan alat/aplikasi pendeteksi plagiarisme. Misalnya: Turnitin, Wcopyfind,
dan sebagainya.
2) Penggunaan aplikasi Zotero, Endnote dan aplikasi sejenis untuk pengelolaan sitiran
dan daftar pustaka
2.4.2 Tips Menulis Karya Ilmiah Tanpa Plagiarisme
Berikut diutarakan beberapa tips menulis karya ilmiah tanpa plagiarisme sebagai berikut:
1. Tentukan buku yang hendak anda baca.
2. Sediakan beberapa kertas kecil (seukuran saku) dan satukan dengan penjepit.
3. Tulis judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, jumlah halaman
pada kertas kecil paling depan.
4. Sembari membaca buku, salin ide utama yang anda dapatkan pada kertas-kertas kecil
tersebut.
5. Setelah selesai membaca buku, anda fokus pada catatan anda
6. Ketika menulis artikel, maka jika ingin menyitir dari buku yang telah anda baca,
fokuslah pada kertas catatan.
7. Kembangkan kalimat anda sendiri dari catatan yang anda buat.
2.4.3 Sanksi Plagiarisme
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, mengatur sanksi bagi orang yang melakukan
plagiat, khususnya yang terjadi dilingkungan akademik.
1. (Pasal 25 ayat 2): Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk
memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti merupakan jiplakan
dicabut gelarnya.
2. (Pasal 70): Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar
akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 Ayat (2)
terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun
dan pidana denda paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).
Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun 2010, mengatur sanksi bagi mahasiswa yang
melakukan tindakan plagiat.
1) Teguran.
2) Peringatan tertulis.
3) Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa.
4) Pembatalan nilai.
5) Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa.
6) Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa.
7) Pembatalan ijazah apabila telah lulus dari proses pendidikan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia
dalam hubungannya dengan baik buruk. Kode etik bagi para ilmuwan khususnya di Indonesia
adalah sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika
Kehidupan Berbangsa, khususnya etika keilmuan dijelaskan bahwa Etika Keilmuan
dimaksudkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi agar warga bangsa mampu menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada
kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan
budaya.
Plagiat merupakan penjiplakan karangan orang lain baik secara sengaja atau tidak
sengaja dalam memperoleh nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau
seluruh karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya sendiri, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Plagiat ini sudah banyak dilakukan oleh
kalangan umum, baik secara umum maupun oleh orang awam.
Cara menghindari tindakan plagiarisme dengan melakukan pengutipan dan melakukan
paraphrase. Selain itu memberikan sanksi kepada plagiator salah satunya untuk mahasiswa
yang melakukan tindakan plagiat, dimana sudah dibuat Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun
2010.
DAFTAR PUSTAKA

Afian. 2014. Karya Ilmiah dan Plagiat. Makalah Universitas Jember.


http://afianizecson49.blogspot.co.id (diakses: 06 November 2017)
Indriyanto. 2012. Mencegah Terjadinya Plagiarisme Pada Karya Tulis. Fakultas Pertanian
UNILA
Istiana, P. 2016. Panduan Anti Plagarisme. Artikel UGM.
http://lib.ugm.ac.id/data/panduan_plagiarisme.pdf (diakses: 06 November 2017)
Lako, A. 2012. Plagiarisme Akademik. Artikel Unika Soegijapranata Semarang.
https://storage.kopertis6.or.id (diakses: 06 November 2017)
Lisnawati.2016. Etika Keilmuan. http://pasyibisa.blogspot.co.id/p/blog page_8144.html.
(diakses: 06 November 2017)
Soelistyo, H. 2011. Plagiarisme: Pelanggaran Hak Cipta dan Etika. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
Surajiyo. 2015. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. PT. Bumi Aksara: Jakarta
Wibowo, A. 2012. Mencegah dan Menanggulangi Plagiarisme di Dunia Pendidikan.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. http://download.portalgaruda.org/article.php (diakses:
06 November 2017)

Anda mungkin juga menyukai