Disusun Oleh:
DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. FIRDAUS L.N., M.Si
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji dan syukur dengan hati dan pikiran yang tulus dipanjatkan atas kehadirat Allah
SWT, karena berkat nikmat, ma’unah, dan hidayah-Nya, Makalah yang berjudul “Etika
Akademis ” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Shalawat dan salam dihaturkan pada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabatnya yang setia mengorbankan jiwa raga dan lainnya untuk tegaknya syi’ar Islam, yang
berpengaruh dan manfaatnya hingga ini masih terasa.
Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu mata kuliah Filsafat
Ilmu, Prof. Dr. Firdaus LN, M.Si yang telah memberikan bimbingan, petunjuk, motivasi, dan
berbagai kemudahan lainnya. Tugas ini disusun demi memenuhi tugas mandiri dan
menambah pengetahuan kami mengenai mata kuliah ini.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Atas kritik dan sarannya
penulis ucapkan terimakasih
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Tim penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan merupakan alat bagi manusia yang diciptakan dengan tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan umat manusia. Meskipun dalam perkembangannya kemajuan
ilmu pengetahuan tidak selalu mensejahterakan manusia, akan tetapi memiliki dampak buruk
dari kemajuan dan berkembangnya ilmu tersebut.
Sebagai sebuah disiplin ilmu dan keilmuan, maka didalamnya terkandung nilai-nilai yang
sudah menjadi semacam aturan seperti etika. Dalam konsep filsafat, etika merupakan aturan
untuk membedakan yang baik dan buruk. Etika dan ilmu merupakan sumber pengetahuan
yang diharapkan dapat menghentikan perilaku menyimpang seperti adanya tindakan
plagiarisme terhadap hasil karya orang lain.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kreatif dan inovatif dan banyak memiliki prestasi
yang membanggakan ditingkat nasional maupun internasional, akan tetapi masih juga yang
melakukan plagiat terhadap karangan orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan
sendiri. Nahrowi dalam Istiana, (2016) mengartikan plagiat sebagai penjiplakan atau
pengambilan karangan orang lain baik secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh
atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip
sebagian atau seluruh karya atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya
ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Lebih lanjut, Oxford
American Dictionary menyatakan bahwa plagiat adalah “to take and use another person’s
ideas or wriitng or inventions as one‘s own” (Clabaugh dalam Istiana, 2016). Pelaku
plagiat disebut Plagiator, sedangkan sifat pelaku untuk memplagiat disebut Plagiarisme.
Perguruan Tinggi memiliki tanggungjawab yang besar untuk memberikan edukasi dan
sosialisasi terkait kejujuran, integritas dan orisinalitas merupakan unsur utama yang perlu
diperhatikan pada saat seseorang menciptakan karya ilmiah agar tidak terjadi perbuatan
plagiarisme yang dampaknya akan merugikan bagi pencipta, penulis ataupun peneliti.
Melalui tulisan ini, diharapkan anggota civitas academica (mahasiswa, dosen dan staf
kependidikan) mampu menghasilkan karya tulis yang berkualitas dan terhindar dari unsur
plagiarime.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Etika.
2. Hubungan Etika dengan Ilmu.
3. Mengetahui Kode Etika Ilmuan Indonesia.
4. Mengetahui Sikap Ilmiah yang dimiliki Ilmuan.
5. Mengetahui Hakikat Tindakan Plagiat.
6. Mengetahui Ruang Lingkup Plagiarisme.
7. Mengetahui Faktor Pendorong Terjadinya Plagiat.
8. Mengetahui Contoh Kasus Plagiarisme di Indonesia.
9. Mengetahui Cara Menghindari Tindakan Plagiarisme.
10. Mengetahui Sanksi Plagiarisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Tinjauan Umum Etika
Menurut Surajiyo (2015), etika secara etimologi berasal dari kata Yunani ethos yang
berarti watak kesusilaan atau adat. Secara terminologi etika adalah cabang filsafat yang
membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik buruk.
Yang dapat dinilai baik buruk adalah sikap manusia yaitu menyangkut perbuatan, tingkah
laku, gerakan-gerakan, kata-kata dan sebagainya. Adapun motif, watak, suara hati sulit untuk
dinilai.
2.2 Kode Etik Ilmuan Indonesia
2.2.1 Hubungan antara Etika dan Ilmu
Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Ilmu dan etika sebagai suatu
pengetahuan yang diharapkan dapat meminimalkan dan menghentikan perilaku
penyimpangan dan kejahatan di kalangan masyarakat. Ilmu dan etika diharapkan mampu
mengembangkan kesadaran moral di lingkungan masyarakat sekitar agar dapat menjadi
cendekiawan yang memiliki moral dan akhlak yang baik/mulia (Lisnawati, 2016).
Contoh hubungan antara etika dan beberapa ilmu:
• Etika dan jiwa ilmu (psikologi), antara etika dan ilmu jiwa terdapat hubungan yang
amat kuat. Ilmu jiwa menyelidiki dan membicarakan kekuatan perasaan, paham,
mengenal, ingatan, kehendak, sedangkan etika sangat membutuhkan obyek kajian
ilmu jiwa. Pada masa sekarang ini, terdapat cabang ilmu jiwa yang disebut’ ilmu jiwa
masyarakat” yakni menyelidiki soal bahasa bagaimana pengaruhnya terhadap
perkembangan susunan masyarakat.
• Etika dan ilmu kemasyarakatan (sosiologi), hubungan diantara kedua ilmu ini erat,
karena perbuatan manusia itulah yang menjadi topik kajiannya, disisi lain etika sangat
mendorong untuk mempelajari kehidupan masyarakat yang mana itu menjadi pokok
persoalan sosiologi.
2.2.2 Kode Etik Ilmuan Indonesia
Kode etik bagi para ilmuwan khususnya di Indonesia adalah sebagaimana tertuang dalam
Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, khususnya
etika keilmuan dijelaskan bahwa Etika Keilmuan dimaksudkan untuk menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar warga bangsa mampu menjaga
harkat dan martabatnya, berpihak kepada kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan
kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan budaya. Etika ini diwujudkan secara pribadi
ataupun kolektif dalam karsa, cipta, dan karya, yang tercermin dalam perilaku kreatif,
inovatif, inventif, dan komunikatif, dalam kegiatan membaca, belajar, meneliti, menulis,
berkarya, serta menciptakan iklim kondusif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Etika Keilmuan menegaskan pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan
memanfaatkan waktu, disiplin dalam berfikir dan berbuat, serta menepati janji dan komitmen
diri untuk mencapai hasil yang terbaik. Di samping itu, etika ini mendorong tumbuhnya
kemampuan menghadapi hambatan, rintangan dan tantangan dalam kehidupan, mampu
mengubah tantangan menjadi peluang, mampu menumbuhkan kreativitas untuk penciptaan
kesempatan baru, dan tahan uji serta pantang menyerah.
2.2.3 Sikap Ilmiah Yang Harus Dimiliki Ilmuan
Menurut Abbas Hamami M dalam Surajiyo (2015), sikap ilmiah yang harus dimiliki para
ilmuan ada enam yaitu:
1. Tidak ada rasa pamrih (disinterstedness), artinya suatu sikap yang diarahkan untuk
mencapai pengetahuan ilmiah yang objektif dengan menghilangkan pamrih atau
kesnangan pribadi.
2. Bersikap selektif, yaitu suatu sikap yang tujuannya agar para ilmuan mampu
mengadakan pemilihan terhadap segala sesuatuyang dihadapi.
3. Adanya rasa percaya yang layak baik terhadap kenyataan maupun terhadap alat-alat
indera serta budi (mind)
4. Adanya sikap berdasar kepercayaan (belief) dan dengan merasa pasti bahwa setiap
pendapat atau teori yang terdahulu telah mencapai kepastian
Adanya sikap etis (akhlak) yang selalu berkehendak untuk mengembangkan ilmu untuk
kemajuan ilmu dan untuk kebahagian manusia.
KESIMPULAN
Etika adalah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau perbuatan manusia
dalam hubungannya dengan baik buruk. Kode etik bagi para ilmuwan khususnya di Indonesia
adalah sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR RI Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika
Kehidupan Berbangsa, khususnya etika keilmuan dijelaskan bahwa Etika Keilmuan
dimaksudkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan
teknologi agar warga bangsa mampu menjaga harkat dan martabatnya, berpihak kepada
kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai dengan nilai-nilai agama dan
budaya.
Plagiat merupakan penjiplakan karangan orang lain baik secara sengaja atau tidak
sengaja dalam memperoleh nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau
seluruh karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya sendiri, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Plagiat ini sudah banyak dilakukan oleh
kalangan umum, baik secara umum maupun oleh orang awam.
Cara menghindari tindakan plagiarisme dengan melakukan pengutipan dan melakukan
paraphrase. Selain itu memberikan sanksi kepada plagiator salah satunya untuk mahasiswa
yang melakukan tindakan plagiat, dimana sudah dibuat Peraturan Menteri Nomor 17 Tahun
2010.
DAFTAR PUSTAKA