Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT

MAKALAH

MATA KULIAH PENDIDIKAN ANAK


BERBAKAT

Dosen Pengampu:

Vera Sriwahyuningsih, S.Pd., M.Pd

Dibuat oleh kelompok 4:

Aisyah Nurjanah 22101156120001


Fatekhah Oktavia Sari 22101156120025
Fira Melia Sari 22101156120007
Nayla Rahma Oktaviani 22101156120012
Risti Octaviani 22101156120018

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN


KONSELING FAKULTAS KEGURUAAN DAN
ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS PUTRA
INDONESIA YPTK PADANG PADANG
2023
A. Program pendidikan anak berbakat
Menurut Samuel A. Kirk (1986): Program pendidikan anak berbakat adalah
program yang dirancang untuk membantu anak berbakat mencapai potensi mereka secara
penuh. Program pendidikan anak berbakat harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan
pendidikan anak berbakat secara keseluruhan, baik dalam aspek intelektual, kreativitas,
maupun bakat khusus. Program pendidikan anak berbakat juga harus dirancang untuk
membantu anak berbakat mencapai potensi mereka secara penuh, baik dalam bidang
akademik, karier, maupun kehidupan sosial.
Margaret W. Rogers (1993): Program pendidikan anak berbakat adalah program
yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak berbakat, baik dalam aspek
intelektual, kreativitas, maupun bakat khusus. Jadi, program pendidikan anak berbakat
harus memperhatikan berbagai aspek perkembangan anak berbakat, mulai dari aspek
intelektual, kreativitas, bakat khusus, hingga aspek sosial dan emosional. Program
pendidikan anak berbakat juga harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan dan minat
anak berbakat secara individual.
Program pendidikan anak berbakat adalah serangkaian kegiatan yang dirancang
untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak berbakat, baik dalam aspek intelektual,
kreativitas, maupun bakat khusus. Program pendidikan anak berbakat dapat mencakup
berbagai aspek
Menurut Samuel. A. krirk, 1986, Tujuan program pendidikan anak berbakat yaitu:
1. Anak-anak berbakat harus menguasai sistem konseptual yang penting ada pada
tingkat kemampuan mereka dalam berbagai bidang mata pelajaran
2. Anak-anak berbakat harus mengembangkan keterampilan dan strategi yang
memungkinkan mereka menjadi mandiri, kreatif, dan memenuhi kebutuhan dirinya,
dan
3. Anak-anak berbakat harus mengembangkan suatu kesenangan dan kegairahan tentang
belajar yang akan membawa mereka melalui kerja keras dan kerutinan yang
merupakan bagian proses yang tidak dapat dihindarkan.
Tujuan utama program Pendidikan anak berbakat yaitu untuk memberikan
kesempatan bagi siswa agar menemukan kebutuhannya yang tidak ditemui dalam kelas
reguler. Dengan demikian mereka dapat “meledakkan” potensial yang dimiliki secara
maksimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa, secara umum, suatu program bagi anak
berbakat harus mampu untuk:
1. Menyediakan kesempatan dan pengalaman invidu sesuai dengan kebutuhannya yang
terus dapat mereka kembangkan.
2. Menciptakan lingkungan yang baik dan meningkatkan kecerdasan ketertarikan,
talenta, perkembangan afektif dan kemampuan intuisi.
3. Kesempatan untuk kerjasama dan partisipasi aktif dari siswa dan orang tua.
4. Memberikan waktu, ruang dan dorongan bagi siswa untuk menemukan jati diri,
kekuatannya, kemampuannya dan segala kemungkinan yang mampi diraihnya.
5. Memberikan kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan anak-anak, teman sebaya,
dan orang dewasa dengan kemampuan yang berbeda.
6. Mendorong siswa untuk menemukan tempatnya dalam masyarakat dan apa yang
dapat dilakukannya.
Penerapan program pendidikan bagi anak berbakat harus dilakukan dengan hati-
hati, agar dapat memenuhi kebutuhan dan minat anak berbakat secara optimal. Program
pendidikan bagi anak berbakat juga harus dirancang dengan memperhatikan prinsip-
prinsip pendidikan anak berbakat, seperti prinsip diferensiasi, prinsip individualisasi, dan
prinsip integrasi. Berikut adalah beberapa prinsip pendidikan anak berbakat yang perlu
diperhatikan:
1. Prinsip diferensiasi: Prinsip diferensiasi menekankan pada pentingnya menyesuaikan
pembelajaran dengan kemampuan dan minat anak berbakat.
2. Prinsip individualisasi: Prinsip individualisasi menekankan pada pentingnya
memberikan kesempatan kepada anak berbakat untuk berkembang secara individual,
sesuai dengan kemampuan dan minat mereka.
3. Prinsip integrasi: Prinsip integrasi menekankan pada pentingnya mengintegrasikan
kebutuhan pendidikan anak berbakat dengan kebutuhan pendidikan anak pada
umumnya.
Pendidikan anak berbakat merupakan hal yang penting untuk dilakukan, agar anak
berbakat dapat berkembang secara optimal dan mencapai potensi mereka secara penuh.
Anak berbakat memiliki kemampuan yang unggul dari anak rata-rata/normal, baik dalam
kemampuan intelektual maupun noninteklektual. Oleh karena itu, mereka membutuhkan
pendidikan yang dapat memenuhi kebutuhan dan minat mereka secara khusus. Program
pendidikan anak berbakat yang tepat dapat membantu anak berbakat untuk
mengembangkan potensi mereka secara optimal, baik dalam aspek intelektual, kreativitas,
bakat khusus, maupun aspek sosial dan emosional. Program pendidikan anak berbakat
juga dapat membantu anak berbakat untuk mencapai kesuksesan dalam bidang akademis,
karier, dan kehidupan sosial mereka.
B. Model program pendidikan dini
1. Model Montessori
Montessori adalah metode pendidikan yang dikhususkan untuk anak-anak.
Sesuaidengan namanya Montessori, metode ini pertama kali dikembangkan oleh
doktersekaligus pendidik asal Italia bernama Dr. Maria Montessori pada tahun
1900.Ciri dari metode montessori yaitu membebaskan anak untuk memilih apa
yangingin mereka pelajari sesuai dengan tujuan dari metode montessori itu sendiri,
yaituagar anak-anak mampu meraih potensinya dalam kehidupan. Metode montessori
juga meyakini bahwa setiap anak memiliki kelebihan serta bakatnya masing-masing.
Selain itu, metode ini lebih menekankan pada kebebasan untuk mengeksplorasi dan
menanamkan kemandirian dengan batas-batas tertentu.
Model Montessori menjabarkan tiga konsep sebagai kunci pembelajarannya,
yaitu:
a. Anak belajar jika melakukan aktivitas secara langsung
b. Anak bebas memilih apa yang dibutuhkannya untuk mengembangkan
kompetensinya.
c. Guru tidak boleh mendiktekan tujuan belajar kepada anak agar anak dapatmemilih
kegiatan dengan bebas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan
Behaviorist
2. Model Behaviorist
Teori belajar behaviorisme berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan
diamati.Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat
menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini
adalahterbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan, yaitu melalui pembiasaan yang dilakukan sehari hari oleh anak. Misalnya
saja: berdo'asebelum dan sesudah melakukan kegiatan, mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, memina maaf setiap melakukan kesalahan, dan lain sebagainya. Pada
penerapannya atau proses belajar mengajar, teori belajar behavioristik
sangattergantung dari beberapa aspek, seperti tujuan pembelajaran, karakteristik
murid, materi pelajaran, media pembelajaran, dan fasilitas pembelajaran.
Pandangan yang mendasar tentang hakikat teori belajar behavioristik adalah
sebagai berikut:
a. Mementingkan pengaruh lingkungan.
b. Mementingkan bagian-bagian
c. Mengutamakan reaksi
d. Hasil belajar terbentuk secara mekanis
e. Dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu
f. Mementingkan pembentukan kebiasaan
g. Memecahkan masalah dilakukan dengan cara "trial and error"
3. Model Interaksionis
Pembelajaran dalam kurikulum ini menekankan interaksi antara guru
denganpeserta didik, peserta didik dengan peserta didik, peserta didik dengan
lingkunganmasyarakat, serta dengan sumber belajar lainnya. Dalam hal ini, siswa
diajarkanterkait dengan bagaimana menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
lingkunganmasyarakat sekitar, sehingga mampu menciptakan kehidpan masyarakat
yanglebihbaik. Komponen dalam kurikulum interaksionisme:
a. Tujuan dan Isi Kurikulum, tujuan program pendidikan setiap tahun berubah.
b. Metode, metode yang digunakan yaitu dengan cara pendidik berusahamembentuk
karakter anak didik yang bisa menemukan minat dan kebutuhannya,serta membuat
anak didik agar bisa bekerja bersama dengan teman temannya,baikteman dalam
satu kelas maupun tetangga kelas dalam lingkungan sekolah.
c. Evaluasi, dalam kegiatan evaluasi keterlibatan anak didik diutamakan padaproses
memilih, menyusun, dan menilai bahan yang akan digunakan. Evaluasibukan
sekedar menilai apa yang telah dikuasai oleh anak didik. tetapi juga
menilaipengaruh kegiatan sekolah terhadap masyarakat.

C. Pertanyaan dan jawaban


1. Apa yang dimaksud dengan anak berbakat?
Jawaban:
Anak berbakat merujuk pada individu yang menunjukkan potensi atau keahlian luar
biasa dalam suatu bidang, seperti seni, matematika, musik, atau olahraga. Bakat ini
seringkali muncul pada usia dini dan memerlukan perhatian khusus dalam
pengembangan potensinya.
2. Mengapa penting untuk memiliki program pendidikan khusus bagi anak berbakat?
Jawaban:
Program pendidikan khusus bagi anak berbakat penting karena mereka memerlukan
tantangan dan stimulasi yang sesuai dengan tingkat kecerdasan dan minat mereka.
Dengan program yang tepat, anak berbakat dapat mencapai potensi maksimalnya dan
berkembang secara holistik.
3. Apa strategi yang efektif untuk mengidentifikasi bakat anak?
Jawaban:
Identifikasi bakat anak dapat dilakukan melalui observasi, pengamatan guru, dan tes
khusus. Evaluasi terus-menerus dari berbagai aspek, seperti kognitif, sosial, dan
emosional, membantu dalam mengenali bakat yang mungkin tersembunyi.
4. Bagaimana melibatkan orangtua dalam program pendidikan anak berbaka?
Jawaban:
Libatkan orangtua dengan berkomunikasi secara teratur, memberikan pemahaman
tentang potensi anak, dan memberikan dukungan dalam pengembangan bakat.
Workshops, seminar, atau konsultasi secara berkala juga dapat menjadi cara efektif
untuk melibatkan orangtua.
5. Apakah ada risiko yang terkait dengan program pendidikan anak berbakat?
Jawaban:
Iya, beberapa risiko melibatkan tekanan berlebihan, kelebihan beban, atau isolasi
sosial karena fokus yang terlalu besar pada prestasi. Penting untuk menyeimbangkan
tantangan dengan kebutuhan emosional anak dan memastikan bahwa lingkungan
pendidikan mendukung pertumbuhan positif mereka.

Daftar pustaka

Anita, Y. (2010). Model Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada.
Dewi, dkk. (2021). Telaah Kurikulum dan Perencanaan PAUD.
Jakarta: YayasanPenerbit
Muhammad Zaini. Jazuli, M. (2019). Model-Model Pembelajaran Bagi Anak Usia
Dini. JurnalPemikiran dan Ilmu Keislaman, 2(1), 125-138.
Munandar, S.C. Utami. 1972. Bunga Rampai Anak-Anak Berbakat Pembinaan dan
Pendidikannya. Jakarta : P.T. Raja Grafindo Persada
M. Soleh. (1996). Alternatif Pelayanan dan Pembelajaran Anak Berbakat di
Sekolah Unggulan. Seminar Nasional. Surakarta: UNS.

Anda mungkin juga menyukai