Anda di halaman 1dari 9

SEPTIARA

2106103030024
Pendidikan Fisika

ANALISIS KURIKULUM OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN


A. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam
di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk
mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih
berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar
dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila
dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut
tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat
pada konten mata pelajaran
 Fokus pada Siswa: Kurikulum Merdeka menempatkan siswa sebagai pusat
pendidikan. Mereka diberi kebebasan untuk menentukan jalan belajar mereka, dengan
mendapatkan bimbingan dari guru sebagai fasilitator dan mentor
 Pembelajaran Berbasis Proyek: Salah satu pendekatan yang digunakan dalam
Kurikulum Merdeka adalah pembelajaran berbasis proyek. Siswa diberi tugas atau
proyek yang menarik dan relevan dengan minat mereka. Mereka belajar melalui
pengalaman langsung, penelitian, dan kerjasama dalam menyelesaikan proyek
tersebut.
 Pengembangan Keterampilan Hidup: Kurikulum Merdeka juga menekankan
pengembangan keterampilan hidup yang diperlukan oleh siswa untuk sukses di dunia
nyata. Keterampilan seperti pemecahan masalah, komunikasi, kerjasama, dan
kreativitas diberikan perhatian khusus dalam proses pembelajaran.
 Evaluasi Alternatif: Dalam Kurikulum Merdeka, evaluasi dilakukan dengan cara yang
lebih holistik dan tidak hanya terfokus pada tes tulis. Siswa dinilai berdasarkan
portofolio karya, presentasi, dan proyek yang mereka kerjakan. Hal ini
memungkinkan penilaian yang lebih komprehensif terhadap kemampuan siswa.
 Penyesuaian dengan Konteks Lokal: Kurikulum Merdeka juga menekankan
pentingnya penyesuaian dengan konteks lokal. Pembelajaran dirancang agar relevan
dengan kehidupan dan kebudayaan siswa, serta menggali potensi lokal untuk
pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan.
 Kolaborasi dengan Komunitas: Kurikulum Merdeka mendorong kolaborasi antara
sekolah dan komunitas. Siswa diberikan kesempatan untuk terlibat dalam proyek dan
kegiatan di luar sekolah yang terkait dengan minat mereka, seperti magang di
perusahaan atau berkontribusi dalam proyek sosial di masyarakat.
Kurikulum Merdeka diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam pendidikan dengan
memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka,
serta mengembangkan keterampilan hidup yang relevan dengan kebutuhan masa depan.
B. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku di Indonesia sebelum diperkenalkannya
Kurikulum Merdeka. Kurikulum 2013 adalah sebuah kurikulum pendidikan di Indonesia
yang diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia pada
tahun 2013. Kurikulum ini dirancang untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yang sebelumnya digunakan.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik secara
menyeluruh, meliputi aspek kognitif, afektif, psikomotorik, serta nilai dan sikap. Kurikulum
ini menekankan pembelajaran yang lebih aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Salah satu
fokus utamanya adalah pengembangan kemampuan berpikir kritis, kemampuan
berkomunikasi, serta penguatan karakter dan moral peserta didik.
Dalam Kurikulum 2013, pembelajaran dilakukan secara tematik atau lintas mata
pelajaran, yang disebut sebagai pendekatan tematik. Konsep ini memungkinkan siswa untuk
belajar melalui pengalaman langsung dan terintegrasi antara berbagai mata pelajaran. Dalam
kurikulum ini juga diperkenalkan Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning)
yang memungkinkan siswa belajar melalui proyek atau tugas yang menantang.
Selain itu, Kurikulum 2013 juga memberikan kebebasan bagi sekolah untuk
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan potensi lokal setiap sekolah. Tujuannya adalah agar pendidikan yang
diberikan lebih relevan dengan konteks dan kebutuhan siswa di masing-masing wilayah

1. Kurikulum Pada jenjang Paud

a. Kurikulum Merdeka pada jenjang Paud


Kurikulum Merdeka adalah sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pendekatan
yang lebih bebas dan berbasis pada kebebasan belajar anak. Kurikulum Merdeka dirancang
untuk jenjang PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dengan tujuan memberikan kesempatan
kepada anak-anak untuk mengembangkan kreativitas, minat, dan bakat mereka secara alami.
Berikut adalah beberapa prinsip yang mendasari Kurikulum Merdeka pada jenjang PAUD:
 Pendidikan Berbasis Pengalaman: Kurikulum Merdeka berfokus pada pembelajaran
yang berpusat pada pengalaman langsung anak. Anak-anak diberikan kesempatan
untuk belajar melalui eksplorasi, observasi, dan interaksi dengan lingkungan sekitar
mereka.
 Kegiatan Bermain: Permainan dan kegiatan bermain merupakan bagian integral dari
Kurikulum Merdeka. Anak-anak diberikan kesempatan untuk bermain secara bebas
dan kreatif, yang membantu mereka dalam pengembangan sosial, emosional, kognitif,
dan motorik.
 Pembelajaran Kolaboratif: Kurikulum Merdeka mendorong kerja sama dan kolaborasi
antara anak-anak. Mereka diajak untuk berinteraksi, berbagi ide, dan belajar bersama-
sama dalam lingkungan yang inklusif dan mendukung.
 Fokus pada Keunikan Anak: Kurikulum Merdeka mengakui bahwa setiap anak
memiliki keunikan dan minatnya sendiri. Oleh karena itu, pendekatan individualisasi
digunakan untuk memfasilitasi perkembangan yang optimal sesuai dengan kebutuhan
dan minat anak.
 Lingkungan Belajar yang Merangsang: Lingkungan belajar dalam Kurikulum
Merdeka didesain sedemikian rupa untuk merangsang eksplorasi dan penemuan.
Anak-anak diberikan akses ke berbagai jenis materi, mainan, dan alat yang
memfasilitasi pembelajaran aktif.
 Pengembangan Keterampilan Hidup: Selain aspek akademik, Kurikulum Merdeka
juga menekankan pada pengembangan keterampilan hidup. Anak-anak diajarkan
keterampilan sosial, keterampilan berpikir kritis, kreativitas, serta kemampuan
berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif.
 Peran Guru sebagai Fasilitator: Guru dalam Kurikulum Merdeka berperan sebagai
fasilitator dan pendamping belajar. Mereka mengamati anak-anak, memberikan
arahan yang sesuai, dan merangsang minat serta kreativitas anak-anak.
Kurikulum Merdeka pada jenjang PAUD mengutamakan pendekatan yang holistik dan
menyenangkan. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang menginspirasi,
membangkitkan rasa ingin tahu, dan memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk
mengembangkan potensi mereka dengan penuh kreativitas.
b. Kurikulum 2013 pada jenjang Paud
Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mendorong per kembangan
peserta didik secara optimal melalui pengalaman belajar yang bermaknadan menyenangkan
sehingga anak mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang mendukung
keberhasilan di sekolah dan pendidikan pada tahap selanjutnya. Kurikulum 2013 Pendidikan
Anak Usia Dini dikembangkan atas dasar pengkajian landasan filosofis, sosiologis, teoritis,
psikologis-pedagogis, dan yuridis yang jelas dan telah teruji secara empiris.
Muatan kurikulum berisi program-program pengembangan, yang terdiri atas: (1)program
pengembangan nilai agama dan moral, (2) program pengembangan fisikmotorik, (3) program
pengembangan kognitif, (4) program pengembangan bahasa, (5) program pengembangan
sosial-emosional, dan (6) program pengembangan seni. Program pengembangan dimaksud
adalahperwujudan suasana belajar untukberkembangnya perilaku, kematangan berpikir,
kinestetik, bahasa, sosial emosional, dan bahasa melalui kegiatan bermain. Suasana belajar
diartikan segala sesuatu yang dapat mendorong minat anak untuk belajar.

2. Kurikulum pada jenjang SD

a. Kurikulum Merdeka pada jenjang SD


Pada jenjang Sekolah Dasar (SD), "Kurikulum Merdeka" merupakan sebuah konsep
pendidikan yang memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan minat, bakat,
dan kreativitas mereka. Kurikulum ini bertujuan untuk memperluas cakupan pembelajaran di
luar materi yang diajarkan secara formal di sekolah. Struktur kurikulum SD dibagi menjadi 3
(tiga) Fase:
a. Fase A untuk kelas I dan kelas II;
b. Fase B untuk kelas III dan kelas IV; dan
c. Fase C untuk kelas V dan kelas VI.

Beberapa poin penting yang mungkin ada dalam Kurikulum Merdeka pada jenjang SD
adalah:
 Pemberian ruang untuk eksplorasi: Kurikulum ini mendorong siswa untuk
mengeksplorasi minat dan bakat mereka melalui kegiatan di luar jam pelajaran
reguler. Misalnya, siswa diberikan kesempatan untuk mengikuti kelompok studi
tambahan, klub olahraga, atau kelompok seni.
 Pengembangan keterampilan praktis: Selain materi pelajaran inti seperti matematika
dan bahasa, Kurikulum Merdeka juga memberikan penekanan pada pengembangan
keterampilan praktis. Siswa dapat mempelajari hal-hal seperti kerajinan tangan,
pertanian, memasak, atau keterampilan kehidupan sehari-hari lainnya.
 Pembelajaran berbasis proyek: Kurikulum ini mendorong pembelajaran berbasis
proyek, di mana siswa belajar melalui proyek nyata yang relevan dengan kehidupan
sehari-hari mereka. Misalnya, siswa dapat membuat proyek lingkungan, mempelajari
tentang keanekaragaman hayati di sekitar sekolah, atau mengorganisir kampanye
kebersihan.
 Inisiatif sosial dan kepedulian: Kurikulum Merdeka juga menekankan pentingnya
inisiatif sosial dan kepedulian terhadap masyarakat. Siswa diajak untuk terlibat dalam
kegiatan amal, membantu orang-orang yang membutuhkan, atau berkontribusi dalam
kegiatan sosial di komunitas mereka.
 Pembelajaran lintas disiplin: Kurikulum ini mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu
dalam pembelajaran. Misalnya, siswa dapat mempelajari sejarah melalui seni atau
mengembangkan pemahaman tentang matematika melalui kegiatan praktis.
Tujuan dari Kurikulum Merdeka pada jenjang SD adalah memberikan kesempatan kepada
siswa untuk berkembang secara holistik, menggali potensi mereka, dan mempersiapkan
mereka untuk menjadi individu yang kreatif, inovatif, serta memiliki kepedulian sosial yang
tinggi.

b. Kurikulum 2013 pada jenjang SD


Implementasi Kurikulum 2013 tingkat SD masih dilaksanakan pada Kelas I dan Kelas VI.
Kurikulum 2013 dilaksanakan untuk membentuk karakter dan keterampilan dari masing-
masing peserta didik. Pemerintah memberikan sosialisasi selama implementasi Kurikulum
2013 berupa diklat untuk menunjang kelancaran implementasi Kurikulum 2013 dan supaya
guru memperoleh wawasan mengenai Kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum pendidikan yang diterapkan di Indonesia pada jenjang
Sekolah Dasar (SD). Kurikulum ini diperkenalkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan pada tahun 2013 dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
Kurikulum 2013 pada jenjang SD memiliki beberapa karakteristik utama, antara lain:
 Pendekatan tematik: Kurikulum ini menggunakan pendekatan tematik dalam
pembelajaran. Materi pembelajaran tidak diajarkan secara terpisah dalam mata pelajaran,
tetapi diintegrasikan dalam tema-tema tertentu. Hal ini bertujuan untuk memperkuat
keterkaitan antar-materi dan meningkatkan pemahaman siswa.
 Pembelajaran berpusat pada siswa: Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran yang
berpusat pada siswa, di mana siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran. Guru
berperan sebagai fasilitator dan pendamping dalam mengarahkan siswa dalam eksplorasi,
diskusi, dan pemecahan masalah.
 Pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan: Selain fokus pada penguasaan
pengetahuan, kurikulum ini juga menekankan pengembangan sikap positif dan
keterampilan siswa. Sikap positif meliputi nilai-nilai moral, sosial, dan sikap
keberagaman. Sedangkan keterampilan meliputi keterampilan berpikir kritis, kreativitas,
komunikasi, kolaborasi, dan keterampilan hidup.
 Penilaian autentik: Penilaian dalam kurikulum 2013 didesain untuk mengukur
kemampuan siswa secara holistik. Penilaian tidak hanya berfokus pada hasil akhir, tetapi
juga melibatkan proses pembelajaran dan pengembangan sikap siswa. Penilaian
dilakukan melalui berbagai teknik, seperti observasi, portofolio, dan proyek.
 Pengembangan karakter: Kurikulum ini menekankan pengembangan karakter siswa
melalui pembiasaan, keteladanan, dan pembelajaran langsung. Pendidikan karakter
meliputi aspek moral, sosial, dan kultural yang diintegrasikan dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Kurikulum 2013 pada jenjang SD terus mengalami penyempurnaan dan penyesuaian seiring
berjalannya waktu. Namun, karakteristik-karakteristik utama tersebut tetap menjadi landasan
dalam pengembangan kurikulum di tingkat SD.

3. Kurikulum pada jenjang SMP

a. Kurikulum merdeka pada jenjang SMP


Kurikulum Merdeka Belajar SMP adalah kurikulum baru yang diterapkan pada jenjang
pendidikan SMP dengan keberagaman pembelajaran intrakurikuler agar siswa dapat
menyesuaikannya dengan kompetensi dan bakat yang dimiliki. Pembelajaran dengan
Kurikulum Merdeka ini memberikan siswa kebebasan dalam memilih mata pelajaran yang
paling sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimiliki. Selain itu, kurikulum ini
juga memberikan kebebasan pada guru dalam memilih perangkat ajar sesuai dengan
kebutuhan belajar dan minat siswa.
Untuk jenjang SMP, struktur Kurikulum Merdeka Belajar dikelompokkan ke dalam fase D
untuk kelas VII, VIII, dan IX dengan kegiatan pembelajaran yang dibagi menjadi dua jenis,
yaitu:
 Pembelajaran intrakurikuler adalah pembelajaran tatap muka yang sudah terjadwal
berdasarkan muatan pelajaran yang terstruktur dan wajib diikuti oleh seluruh siswa di
dalam kelas.
 Pembelajaran kokurikuler adalah adalah pembelajaran berbasis proyek untuk
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dengan alokasi waktu 25% total JP per tahun.
Fitur utama dari Kurikulum Merdeka pada jenjang SMP antara lain:
 Pembelajaran aktif dan kolaboratif: Kurikulum Merdeka mendorong siswa untuk
terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan
melibatkan diskusi kelompok, proyek kolaboratif, presentasi, dan berbagai kegiatan
lain yang mendorong partisipasi aktif siswa.
 Pengembangan keterampilan abad ke-21: Kurikulum Merdeka menekankan pada
pengembangan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, kolaborasi, serta
literasi digital dan penggunaan teknologi informasi. Hal ini dimaksudkan untuk
membekali siswa dengan keterampilan yang relevan dengan tuntutan zaman modern.
 Penilaian kompetensi: Kurikulum Merdeka menggunakan penilaian berbasis
kompetensi, yang menilai kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan dan
keterampilan yang mereka peroleh dalam konteks kehidupan nyata. Penilaian lebih
fokus pada pemahaman konseptual dan penerapan praktis, bukan hanya menghafal
informasi.
 Pelibatan komunitas: Kurikulum Merdeka mendorong pelibatan komunitas dalam
proses pembelajaran siswa. Guru dan siswa diharapkan untuk berkolaborasi dengan
berbagai pihak di luar sekolah, seperti orang tua, anggota masyarakat, dan
profesional, untuk menghadirkan pengalaman belajar yang lebih nyata dan beragam.
 Mata pelajaran Informatika adalah mata pelajaran wajib yang harus diikuti setiap
siswa SMP kelas VII, VIII, maupun IX. Guru pengampu mata pelajaran ini tidak
harus berasal dari latar belakang pendidikan yang sama. Itu artinya, guru pengampu
mata pelajaran Informatika bisa berasal dari berasal dari latar belakang pendidikan
apapun.
Penting untuk dicatat bahwa implementasi Kurikulum Merdeka dapat berbeda antara
sekolah satu dengan yang lain, tergantung pada kebijakan dan sumber daya yang tersedia di
masing-masing sekolah. Oleh karena itu, ada kemungkinan variasi dalam penerapan
Kurikulum Merdeka di berbagai sekolah SMP di Indonesia.
b. Kurikulum 2013 pada jenjang SMP
Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP adalah kurikulum yang dikembangkan oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Kurikulum ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan di tingkat menengah pertama dan menggantikan
kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Berikut adalah
beberapa poin penting dalam Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP:
Pendekatan Kompetensi :Kurikulum 2013 menekankan pada pengembangan kompetensi
siswa, baik aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Kurikulum ini menitikberatkan
pada penguasaan materi yang lebih dalam serta penerapan pengetahuan dalam kehidupan
sehari-hari.
Pembelajaran Tematik :Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik,
di mana materi pembelajaran disusun dalam bentuk tema atau topik tertentu yang terintegrasi.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami keterkaitan antara mata
pelajaran yang diajarkan.
Pengembangan Sikap dan Karakter : Kurikulum 2013 juga memberikan perhatian yang
besar pada pengembangan sikap dan karakter siswa. Pembelajaran tidak hanya fokus pada
aspek kognitif, tetapi juga pada aspek afektif dan psikomotorik. Pembentukan sikap positif
seperti kejujuran, disiplin, kerjasama, dan rasa ingin tahu sangat ditekankan.
Penguatan Kegiatan Ekstrakurikuler : Kurikulum 2013 memberikan perhatian lebih pada
kegiatan ekstrakurikuler sebagai sarana pengembangan potensi siswa di luar kelas. Melalui
kegiatan ini, siswa dapat mengembangkan minat, bakat, dan kreativitas mereka.

Penilaian yang Komprehensif : Sistem penilaian dalam Kurikulum 2013 mengacu pada
penilaian komprehensif, yang meliputi penilaian aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Penilaian dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan berbagai bentuk seperti tes,
observasi, proyek, dan portofolio.
Kurikulum 2013 untuk jenjang SMP ini telah mengalami berbagai evaluasi dan
penyesuaian sejak diperkenalkan. Pemerintah terus berupaya meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia dengan mengoptimalkan implementasi kurikulum ini.

4. Kurikulum pada jenjang SMA

a. Kurikulum Merdeka pada jejang SMA


Kurikulum Merdeka SMA adalahh kurikulum yang diterapkan pada jenjang pendidikan
SMA dengan kegiatan belajar mengajar yang lebih fleksibel, mulai dari segi alokasi waktu
hingga materi pelajaran, tapi tetap berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter,
dan kompetensi peserta didik. Struktur Kurikulum Merdeka SMA terbagi atas dua fase, yaitu
fase E untuk kelas X dan fase F untuk kelas XI dan XII. Selain itu, kegiatan pembelajaran di
jenjang pendidikan ini juga dibagi menjadi dua, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek
penguatan profil pelajar Pancasila dengan alokasi waktu 30% total JP per tahun.
Pada kurikulum sebelumnya, mata pelajaran IPA dipisahkan menjadi tiga, yaitu Fisika,
Kimia, dan Biologi. Namun, pada Kurikulum Merdeka, mata pelajaran IPA tidak dipisahkan
menjadi mata pelajaran yang lebih spesifik. Hal yang sama juga berlaku pada mata pelajaran
IPS. Meskipun demikian, Kemendikbud tetap memberikan kebebasan pada sekolah untuk
memilih pendekatan yang tepat dalam menentukan bagaimana mata pelajaran tersebut
diorganisasikan. Adapun pendekatan yang bisa dipilih oleh sekolah adalah sebagai berikut.
 Mengintegrasikan muatan mata pelajaran IPA dan IPS.
 Mengajarkan muatan mata pelajaran IPA dan IPS secara bergantian dalam blok waktu
terpisah.
 Mengajarkan muatan pelajaran IPA dan IPS secara paralel dengan Jam Pelajaran (JP)
terpisah antara satu mata pelajaran dengan lainnya. Selain itu, guru juga perlu
membuat pembelajaran inkuiri yang mengintegrasikan muatan pelajaran IPA dan IPS
bila memilih pendekatan yang ketiga ini.
Pada kurikulum sebelumnya, siswa kelas X dipisahkan berdasarkan peminatan, yaitu IPA,
IPS, serta Bahasa dan Budaya. Namun, pada Kurikulum Merdeka ini, tidak ada lagi
peminatan. Siswa kelas X wajib mempelajari semua mata pelajaran yang disediakan oleh
sekolah. Siswa akan memilih mata pelajaran pilihan di Kelas XI dan XII sesuai minat dan
bakatnya.Ada lima kelompok mata pelajaran pilihan yang direkomendasikan, yaitu:
 MIPA yang terdiri dari Matematika peminatan, Fisika, Kimia, Biologi, Informatika
 IPS yang terdiri dari Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Antropologi
 Bahasa dan Budaya yang terdiri dari Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa dan Sastra
Inggris, Bahasa Asing lainnyaVokasi/Karya Kreatif yang terdiri dari Budidaya,
Rekayasa, dsb.
 Seni dan Olahraga* (khusus untuk sekolah-sekolah yang ditetapkan pemerintah).
Dalam pemilihan mata pelajaran pilihan ini, siswa diharuskan untuk berdiskusi dengan
guru Bimbingan Konseling (BK). Hal ini dikarenakan, mata pelajaran pilihan yang diambil
siswa akan mempengaruhi rencana karir mereka setelah SMA, misalnya melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi. ika siswa berencana untuk melanjutkan ke perguruan tinggi,
maka mata pelajaran pilihannya harus disesuaikan dengan program studi yang akan dipilih
siswa. Sebaliknya, jika berencana melanjutkan dengan bekerja, maka mata pelajaran pilihan
juga harus disesuaikan dengan pilihan karir tersebut. Itulah mengapa, siswa kelas X sudah
harus mengetahui rencana karir mereka setelah SMA untuk memudahkan dalam pemilihan
mata pelajaran pilihan
Alokasi waktu dalam Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua macam, yaitu untuk
pembelajaran intrakurikuler dan projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Untuk mata
pelajaran pilihan di tingkat SMA, Kurikulum Merdeka menyediakan 20-25 JP dengan alokasi
waktu masing-masing mata pelajaran adalah lima JP per minggunya.
b. Kurikulum 2013 pada jenjang SMA
Kurikulum 2013 juga diterapkan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di
Indonesia. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
sebelumnya digunakan. Tujuan utama dari Kurikulum 2013 pada jenjang SMA adalah untuk
meningkatkan kualitas pendidikan, mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan
kehidupan, dan mengembangkan potensi siswa secara holistik.
Berikut ini beberapa karakteristik utama dari Kurikulum 2013 pada jenjang SMA:
Penguatan kompetensi: Kurikulum 2013 menekankan pada pengembangan kompetensi
siswa, baik kompetensi intelektual maupun kompetensi kepribadian. Kompetensi intelektual
meliputi penguasaan pengetahuan, pemahaman konsep, keterampilan berpikir kritis, dan
keterampilan praktis. Sedangkan kompetensi kepribadian meliputi pembentukan karakter,
nilai-nilai moral, sosial, dan sikap positif.
Pembelajaran berbasis masalah: Kurikulum ini mengedepankan pembelajaran berbasis
masalah, di mana siswa diajak untuk berpikir kritis, menganalisis situasi, dan mencari solusi
masalah nyata. Pembelajaran dilakukan melalui penyelidikan, eksplorasi, kolaborasi, dan
refleksi.
Pengembangan literasi: Kurikulum 2013 juga menekankan pengembangan literasi pada
jenjang SMA. Siswa diajarkan untuk memiliki kemampuan membaca, menulis, dan berbicara
dengan baik serta memiliki pemahaman yang mendalam tentang berbagai jenis teks dan
informasi.
Fleksibilitas dan pilihan: Kurikulum 2013 memberikan fleksibilitas dalam memilih mata
pelajaran yang akan diambil oleh siswa, terutama pada jenjang SMA. Siswa memiliki
kesempatan untuk memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat, bakat, dan aspirasnya.

Anda mungkin juga menyukai