Anda di halaman 1dari 35

BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga
SD?

Materi 4.
Guru memahami lingkup
numerasi untuk menguatkan
transisi PAUD-SD
Materi 3.4. Konsep Numerasi Dasar PAUD-
SD

Apa itu kemampuan Numerasi?

KEMAMPUAN NUMERASI
Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis
konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara
Indonesia dan dunia.

Berdasarkan Asesmen Nasional


Apakah kemampuan numerasi hanya
sebatas tentang bilangan dan hitung-
hitungan saja?

Kemampuan peserta didik dalam berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga
negara Indonesia dan dunia.

“Matematika secara singkat dimengerti sebagai ilmu tentang pola (the science of patterns) yang termasuk
didalamnya mengenai keteraturan, struktur, dan hubungan yang logis.”
(Devlin, 2000)
1 Mengajarkan logika dan berpikir kritis

Kemampuan berlogika dan berpikir kritis diperlukan untuk menjelaskan ide


di balik sebuah sistem/prosedur dan mengaitkannya dengan kebutuhan
yang harus dipenuhi.

Untuk meningkatkan keterampilan


2 memecahkan masalah

Matematika mengorganisir informasi yang kita ketahui, menyusunnya


secara sistematis dan menguji hipotesa. Keterampilan tersebut diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari.

Mengajarkan keterampilan membuat


3 perencanaan dan estimasi

Setiap hari kita perlu membuat perencanaan: waktu tempuh sebuah


perjalanan, mengatur keuangan, menghitung komposisi dalam masakan,
dll. Semua hal ini membutuhkan keterampilan matematika.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
Materi 3.4 Cakupan Numerasi Anak Usia
Dini
Bapak-Ibu guru, ruang lingkup numerasi dapat dibagi menjadi 5 strands / 5 pilar
dimana kelima komponen tersebut perlu dibangun mulai dari usia dini. Berikut
kelima komponen numerasi tersebut :

● Bilangan
● Pola
● Pengukuran
● Geometri
● Analisis Data

Kelima komponen atau ruang lingkup numerasi tersebut bersifat setara walau memang pada usia dini, atau usia
PAUD-SD Awal, guru perlu menguatkan kesadaran bilangan (komponen bilangan) terlebih dahulu sebab sama seperti
kesadaran fonemik/bunyi (phonemic awareness) yang merupakan prasyarat untuk belajar menjadi pembaca yang
sukses, mengembangkan kesadaran bilangan (number sense) merupakan prasyarat untuk berhasil dalam matematika
.Dengan kata lain, kesadaran bilangan adalah fondasi dasar untuk bangunan domain matematika lainnya

Sumber: NCTM (2000); Gersten dan Chard (1999)


Komponen 1 :
Bilangan
Mengapa pemahaman akan bilangan penting untuk membangun kemampuan numerasi anak?

● Pemahaman akan bilangan merupakan kemampuan yang esensial yang menjadi


prasyarat untuk kemampuan-kemampuan numerasi lainnya.
● Dengan pemahaman bilangan yang kuat, peserta didik dapat membangun strategi yang
efisien dan akurat bagaimanapun bentuk masalah numerasi yang dihadapi.

Pemahaman mengenai bilangan yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal
11. Memiliki kesadaran bilangan, mengetahui cara menampilkan bilangan (dengan benda konkret,
tulisan atau simbol), serta hubungan antar bilangan dan sistem bilangan. Contohnya ialah
pemahaman bahwa angka 1 mewakili satu buku, atau tulisan ‘dua’ mewakili dua kursi, selain itu bahwa
dengan menghitung maju (1;2;3..), maka benda yang mewakili jumlah bilangan tersebut pun akan
bertambah (1 bola; 2 bola; 3 bola..), serta pemahaman terkait nilai tempat misalnya bahwa angka 1
pada bilangan 12 memiliki nilai berbeda dengan angka 2,

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
Komponen 1 :
Bilangan
22. Memahami makna dari operasi bilangan dan bagaimana suatu proses operasi bilangan saling terkait satu sama lain.
Ketika peserta didik sudah memahami bahwa menghitung maju maka benda yang mewakili bilangan akan bertambah dan
sebaliknya untuk menghitung mundur, peserta didik pun dapat secara lancar memahami operasi bilangan penjumlahan
dimana misalnya bilangan 3 jika ditambah 2 (artinya terdapat dua kali langkah hitung maju) maka bilangan tersebut akan
sampai di bilangan 5 atau artinya terdapat tambahan 2 benda ke dalam sekelompok benda, sebaliknya pula untuk operasi
bilangan pengurangan yang berkaitan dengan hitung mundur dan mengambil sejumlah benda dari sekelompok benda.
Selain itu, keterkaitan antar operasi bilangan yang dimaksud artinya peserta didik memahami bahwa 3 + _ = 5 sama hal-nya
dengan 3 + 2 = .

? 5
5

3 2 3 ?

33. Melakukan operasi hitung dengan efisien dan akurat. Peserta didik memahami bahwa terdapat beragam strategi dalam
melakukan operasi hitungan (misalnya dengan korespondensi satu-satu, dengan jari-jemari, dengan hitung maju-mundur,
dengan operasi hitung secara mental dan nalar, dan lainnya), serta dapat memprosesnya secara efisien. Contohnya ialah
ketika melakukan operasi hitung 5-2= , peserta didik memahami bahwa ia perlu menghitung mundur bilangan, atau
menurunkan jarinya untuk pengurangan ketimbang menghitung maju atau mengangkat jarinya.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
Komponen 2 :
Pola
Mengapa penting untuk mengenali pola berulang dan membuat pola?
● Pengenalan, pembandingan, dan analisa pola adalah komponen yang penting dalam perkembangan intelektual peserta didik.
● Ketika peserta didik menyadari bahwa suatu operasi memiliki pola tertentu, mereka akan mampu menemukan cara menyelesaikan
suatu masalah.

Pemahaman mengenai Pola yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:
11. Pemahaman pola, relasi dan fungsi artinya membangun kemampuan peserta didik untuk dapat mengenali pola sebagai sesuatu yang
berulang dan memahami bahwa terdapat relasi antar konsep pola yang satu dengan yang lainnya (misalnya terdapat pola yang sama
antara pola warna dengan pola gerak, yaitu pola AAB-AAB). Pemahaman ini pun dapat dibangun dengan turut menampilkan
pertanyaan pemicu seperti : "“Bagaimana kamu menggambarkan pola ini?”; “Bagaimana kita mengulang atau melanjutkan pola ini?”;
“Apa yang sama dari kedua pola ini?”

A A B - A A B
22. Merepresentasikan dan menganalisa situasi dan struktur matematis menggunakan simbol. Peserta didik mampu menjelaskan
pola dalam berbagai cara, misalnya, menggunakan kata-kata, gambar, simbol, benda, tindakan, angka.
Contoh: Guru memberikan 4 bungkus biskuit yang di setiap bungkus terdapat 2 buah biskuit lalu mengajak anak menunjukkan jumlah
semua biskuit yang ada. Anak menggambarkan 4 kotak merepresentasikan bungkus, lalu menggambar dua garis di setiap kotak
merepresentasikan 2 biskuit di setiap bungkus.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
Komponen 2 :
Pola
Pemahaman mengenai Pola yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:

3 Menggunakan model matematis untuk merepresentasikan dan memahami hubungan


kuantitatif. Peserta didik mampu mengaitkan pola dengan bilangan bulat.
Contoh: Guru memberikan 4 bungkus biskuit yang setiap bungkus terdapat 2 buah biskuit lalu
menanyakan jumlah semua biskuit. Untuk merepresentasikan jumlah semua biskuit, anak
menggambar:

2 4 6 8

14. Menganalisa perubahan di berbagai konteks: Memahami


bahwa beberapa perubahan dapat dijelaskan secara
matematis dan dapat diprediksi akan membantu kita
memahami bagaimana dunia bekerja.
Contoh: dari kegiatan mengukur pertumbuhan kecambah dari
hari ke hari anak memahami bagaimana pertumbuhan
bekerja (Jika diberikan makanan dan cahaya tumbuhan
akan bertumbuh)

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
Komponen 3 :
Geometri
Cakupan: a. bentuk, b. posisi, c. transformasi (ketepatan dalam menempatkan suatu objek ke dalam suatu ruang), d. visualisasi spasial
(kesadaran ruang).

Mengapa Geometri penting untuk kemampuan numerasi anak?


Dengan mengeksplorasi bentuk, struktur, posisi, dan transformasi, peserta didik akan mengembangkan kesadaran ruang yang akan
menjadi dasar pemahaman di bidang matematika, seni, pengetahuan alam, dan juga sosial; serta bagian dari STPPA
(permendikbudristek nomor 5, tahun 2022).

1 Pemahaman mengenai Geometri yang perlu dibagun peserta didik PAUD - SD awal:
Mengeksplorasi, menginvestigasi dan mendiskusikan bentuk dari suatu bangun datar dan atau bangun ruang dalam
keseharian di kelas. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menjelaskan dan mengenali bentuk geometri (nama bangun datar /
bangun ruang) dari suatu benda, serta menyampaikan persamaan dan perbedaan satu benda dengan benda lainnya berdasarkan
ciri-ciri bentuknya (misalnya peserta didik mengetahui bahwa lembaran roti memiliki bentuk yang sama dengan buku cerita, yaitu
sama-sama berbentuk persegi).

21. Menunjukkan pemahaman yang berkaitan dengan direksi, jarak, dan posisi
relatif dalam ruang dengan cara mendemonstrasikan, membuat model, dan
menggambarkan posisi lewat percakapan, demonstrasi, atau cerita.
Contoh: Setelah guru membacakan cerita, anak dapat mendemonstrasikan posisi d i
atas - di bawah, jauh - dekat, dan di antara dengan cara bermain peran; Anak dapat
membuat model kelasnya menggunakan balok mainan, atau menggambarkan peta Peta sekolah hasil observasi
sekolah.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
Komponen 3 :
Geometri
Pemahaman mengenai Geometri yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:

31. Mengenali dan mampu membalik, menggeser, dan memutar suatu bentuk. Mengenal dan membuat bentuk
yang memiliki simetri. Salah satunya lewat kegiatan melipat (origami/ kain) atau kegiatan tangram (menyusun
bentuk) anak mengenali bentuk dalam berbagai formasi.

Contoh Origami Tangram

42. Mampu membentuk gambaran mental dari bentuk geometris menggunakan ingatan dan visualisasi spasial.

Contoh: Anak menjelaskan bagaimana alur menuju perpustakaan dari kelasnya dengan menggambarkan rute dan
ruangan-ruangan yang dilalui. Anak memprediksi bentuk apa yang akan muncul ketika suatu kertas yang dilipat
secara simetris dipotong di satu sudutnya.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
Komponen 4 :
Pengukuran
Cakupan: pengukuran baku dan tidak baku; membangun kesadaran waktu
Mengapa Pengukuran penting untuk kemampuan numerasi anak?
● Pengukuran sebagai jembatan untuk menghubungkan pemahaman bilangan dengan geometri.
● Pengukuran merupakan keterampilan yang akan sering digunakan dalam keseharian serta menguatkan
pengetahuan lainnya dalam numerasi.

Pemahaman mengenai Pengukuran yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:

11. Memahami atribut dari benda yang dapat terukur, memahami unit, sistem, dan proses pengukuran. Guru
dapat membangun pemahaman akan pengukuran dengan mengeksplorasi objek di sekitarnya secara langsung
dengan cara melihat, menyentuh dan membandingkan objek dengan objek lainnya.
Contoh: membandingkan panjang, berat, luas dari satu benda dengan benda lainnya dengan melakukan observasi;
mendiskusikan bagian apa yang perlu diperhatikan dari suatu objek untuk membandingkan panjang/ berat/ luas.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
Komponen 4 :
Pengukuran
Pemahaman mengenai Pengukuran yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:

21. Menggunakan teknik, alat, dan cara yang sesuai untuk


melakukan pengukuran. Guru dapat memulai
dengan memperkenalkan pengukuran tidak baku, yaitu
pengukuran tidak dengan standar tertentu.
Contoh: dengan membandingkan panjang pensil A dan B dengan
cara menaruhnya pada permukaan yang sama dan melihat
mana yang lebih panjang, atau dengan menjadikan pensil
sebagai unit pengukuran tidak baku dimana misalnya panjang
meja sama dengan lima kali panjang pensil. Selanjutnya, guru
pun dapat memperkenalkan pengukuran baku seperti
sentimeter untuk unit panjang, kilogram untuk unit berat dan
pengukuran baku lainnya menggunakan alat dengan
pengukuran yang telah terstandardisasi.

Membangun pemahaman akan Pengukuran pun tidak terbatas pada membangun


pemahaman pengukuran pada benda, tetapi membangun pemahaman akan
konsep waktu. Pemahaman akan waktu seperti bagaimana suatu kejadian
mengawali kejadian yang lain secara berurutan dan bagaimana kalender dapat
memberikan informasi akan waktu.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
Komponen 5 : Analisis
Data
Cakupan: mengenali atribut sebagai dasar persamaan dan perbedaan karakteristik antar objek dan mengklasifikasi

Mengapa Analisa Data penting untuk kemampuan numerasi anak?


● peserta didik dapat mengkritisi pengetahuan baru dengan cara membandingkan pengetahuan baru dengan apa
yang telah ia ketahui sebelumnya. Hal ini dapat membangun kemampuannya dalam menentukan suatu hal
berdasarkan data atau dengan kata lain, hasil dari investigasinya.

Pemahaman mengenai Analisis Data yang perlu dibangun peserta didik PAUD - SD awal:

11. Menyusun pertanyaan kunci guna mendapatkan jawaban yang relevan dengan apa yang dicari.
Contoh: Diskusikan menu untuk acara makan bersama di sekolah, “Apa yang perlu kita tanyakan ke teman-teman
supaya kita semua suka menu di acara nanti?” Anak dapat memberikan pertanyaan “Apa makanan favoritmu?”
atau “ Apa buah favoritmu?”

22. Memilih dan menggunakan cara yang tepat untuk menganalisa data.
Contoh: Anak menggunakan gambar untuk mendata makanan favorit teman-teman.
Setiap anak menempelkan stiker di kolom makanan kesukaannya

33. Membangun dan mengevaluasi kesimpulan dan membuat prediksi berdasarkan


data. Contoh: Dari piktograf, anak menentukan menu berdasarkan dua pilihan
terbanyak

44. Memahami dan mengaplikasikan konsep dasar dari kemungkinan (probabilitas). Contoh:
Dengan mengobservasi awan, anak diajak memperkirakan apakah hari ini akan
cerah, berawan, atau hujan.

Dengan analisis data, guru diharapkan dapat menguatkan kemampuan berpikir logis para peserta didik. Hal ini dapat
didorong dengan membantu peserta didik untuk meramu pertanyaan pada masalah tertentu, mengorganisasikan
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 4
respon dari pertanyaan tersebut dan menampilkannya dalam bentuk data. Dengan kemampuan tersebut,
BADAN STANDAR KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN
TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
2022

Modul 3
Bagaimana membangun kemampuan literasi
numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga
SD?

Materi 3.5
Guru memahami
bagaimana membangun
kemampuan numerasi
secara bertahap
1. Bilangan

Pada konteks Transisi PAUD-SD, kemampuan memahami Sama seperti kesadaran fonemik/bunyi huruf (phonemic
bilangan dan koneksinya pada komponen Bilangan diawali awareness) yang merupakan prasyarat untuk belajar
dengan membangun kemampuan menghitung dengan menjadi pembaca yang sukses, mengembangkan
pemahaman dan mengenali bilangan dari kumpulan benda, kesadaran bilangan (number sense) merupakan prasyarat untuk
yang termasuk di dalamnya adalah kemampuan mengenali berhasil dalam matematika (Gersten dan Chard 1999).
sekumpulan kecil benda tanpa menghitung (subitasi), Membangun kemampuan kesadaran bilangan pada peserta
menggunakan korespondensi satu-satu untuk didik berkaitan juga dengan kemampuan
membandingkan banyaknya benda dan menghitung
benda sampai 10 dan seterusnya, dan memahami Contoh: Kemampuan peserta didik melihat pola akan
numerasi lainnya.
kardinalitas (nama bilangan yang disebut terakhir membantu mereka dalam melakukan operasi bilangan;
menunjukkan banyaknya benda) dan membandingkan serta Pengamatan yang terasah terhadap bangun ruang dan bilangan
mengurutkan banyaknya benda. akan membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
estimasi kuantitas dan ukuran.

Lintasan Pembelajaran Kesadaran Bilangan


Awal
Korespondensi

Hubungan

Kompensas
Membilan

Satu-Satu

Kardinalita

Inklusi
Subitas

Hierarki
Besara

Unitizin
Bagian-
Utuh
n

g
i

s
g

i
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 2
1. Bilangan
Beberapa ciri seseorang yang memiliki kesadaran Selanjutnya kemampuan memahami operasi
bilangan: ialah misalnya dapat mengaitkan bilangan dibangun dari pemahaman akan inklusi
bilangan dengan sejumlah benda (bilangan 3 hirarki (bahwa semua bilangan mencakup bilangan
dikaitkan dengan 3 bola), menggunakan strategi sebelumnya, misalnya dalam tujuh terdapat enam),
penalaran seperti misalnya menyadari jika dilanjutkan dengan bagian-keseluruhan (misalnya,
mainannya diambil akan berkurang, melakukan tujuh terdiri dari dua dan lima). Kemudian,
penaksiran yang masuk akal (wajar) seperti memahami bahwa penjumlahan merupakan tindakan
mampu membandingkan yang lebih banyak-lebih menggabungkan dan pengurangan merupakan
sedikit, memahami cara merepresentasikan tindakan memisahkan, dan dilanjutkan dengan
bilangan, misalnya mulai melakukan memperkenalkan simbol operasi bilangan.
korespondensi satu-satu, mempresentasikan Kemampuan anak dalam melakukan operasi bilangan ini
bilangan menggunakan model visual, misalnya tidak terlepas dari kesadaran bilangan yang ia miliki.
menggunakan benda konkret atau gambar untuk
menunjukkan bilangan, memahami hubungan
antara bilangan, dan sistem bilangan, seperti mulai
memahami bahwa urutan angka saat melakukan
penjumlahan tidak akan mempengaruhi
hasil, tetapi akan berbeda untuk pengurangan,
mengetahui bahwa 5+4 = 4+5,
mengetahui bahwa 5-4 tidak sama dengan 4-5,
serta ampu berhitung komputasi) tanpa alat
bantu.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 3
Contoh Praktik Belajar Bilangan
Contoh Kegiatan : Contoh Kegiatan :
Ayo Lihat dengan Cepat (Belajar Subitasi) Kumpulan Benda di Sekitar
Alat dan Bahan : Alat dan Bahan :
Kartu lima kerangka dan sepuluh kerangka. benda-benda di sekitar.

Langkah Kegiatan : Langkah Kegiatan :


●Guru dapat menampilkan kartu-kartu lima kerangka (five- ●Guru memberikan instruksi agar anak dapat
frames) atau sepuluh kerangka (ten-frames) yang berisikan menyimak apa yng disampaikan dengan seksama.
noktah (dot) yang ditampilkan dengan isian dan susunan ●Guru pun memastikan agar benda-benda yang perlu
berbeda-beda. diambil berjumlah cukup.
●Tampilkan gambar dengan cepat sekitar 3-5 detik. ●Guru mengawali dengan memberikan instruksi dengan
Kemudian, tanyakan kepada peserta didik apa yang unit yang spesifik misalnya : “Berikan aku 2 pensil”
mereka lihat. ●Jika peserta didik di kelas dapat mengikuti dengan baik,
●Saat kegiatan berlangsung, Anda dapat menanyakan kepada guru pun memberikan instruksi lanjutan “Sekarang
peserta didik pertanyaan-pertanyaan berikut ini Berapa yang Bapak/Ibu guru akan tampilkan simbol angka, kalian
kamu lihat? cari barang favorit kalian sejumlah bilangan ini ya!.
Bagaimana kamu tahu demikian cepat? ●Kemudiann guru pun dapat menampilkan angka ‘3’, ‘5’
Berapa kotak yang kosong? sambil memberikan pertanyaan pemicu :
Berapa noktah lagi yang diperlukan “Apa yang membuatmu mengatakan bahwa
agar semua kotak terisi? kumpulan benda ini sejumlah tiga balok?”, jika anak
●Siswa sebaiknya memulai dengan five-frames (kerangka lima masih bingung, ajak mereka untuk menghitung benda
noktah) sebelum beralih ke ten-frames (kerangka sepuluh tersebut satu per satu.
noktah) dan dapat mengeksplorasi dua buah ten-frames
nantinya untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik
tentang nilai tempat.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 4
2. Pola (Aljabar)
Cara membangunnya secara bertahap :

Pada konteks Transisi PAUD-SD, tahapan


membangun pemahaman akan pola dimulai
dengan membangun kemampuan dalam
mengenali dan mencontoh pola berulang
sederhana (misalnya pola warna selang-seling,
seperti merah, putih, merah, putih),
dilanjutkan dengan mengidentifikasi,
melengkapi, mencontoh, dan melanjutkan pola
berulang sederhana.

Selanjutnya, anak pun diperkenalkan tentang cara


mengenali satuan terkecil pembentuk
pola, dan kemudian melanjutkan pola secara
mandiri. A B A B

Kemudian, memahami pola bilangan termasuk


pula memahami pola bilangan ganjil dan
genap. Setelah itu, pola bertumbuh (baik 1 3 5 7
gambar maupun bilangan), termasuk pola 2 4 6 8
bilangan dengan menghitung lompat (skip
counting).

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 5
Contoh Kegiatan Mengenalkan Pola

Contoh Kegiatan : Menyusun Pola Buah


Alat dan Bahan :
- piring
-2 jenis buah, kesukaan anak, masing-masih sebanyak enam
buah/ enam potongan buah.

/
Langkah Kegiatan :
-Berikan contoh kepada anak seperti apa pola selang-seling (pola
ABAB) menggunakan buah.
-Guru dapat menyampaikan "Lihat di sini Ibu memiliki
kereta buah, ternyata buahnya tidak hanya stroberi, tetapi ada
pula anggur"
-Guru dapat menyampaikan kembali "Apakah kalian dapat
mengikuti Ibu untuk melihat buah apa saja yang berbaris dari
sebelah KIRI?"
-Guru melanjutkan "Ada stroberi, anggur, stroberi, anggur,
stroberi, anggur, ...eits ada buah lagi yang akan masuk
barisan, kira-kira buah apa ya?"
-Jika anak masih ragu menjawab, Guru dapat memberikan
pilihan "stroberi atau anggur yaah?"
-Kemudian jika anak sudah dapat menjawab, guru dapat
memberikan kesempatan kepada anak untuk membuat pola
dengan potongan buahnya masing-masing.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 6
Contoh Kegiatan Mengenalkan Pola

Contoh Kegiatan : Kemana Kelinci Melompat


Alat dan Bahan :
- tabel angka yang berisi angka 1-100
- miniatur kelinci

Langkah Kegiatan :
● Tampilkan tabel angka, kemudian Guru dapat mengajak peserta didik untuk
sebutkan angka 1- 100 sambil menunjuk angkat tersebut secara bersama-sama
di kelas, dari kiri ke kanan, atas ke bawah.
● Kemudian perkenalkan si Kelinci kepada anak dan hobinya untuk
melompat namun dengan menggunakan pola (yaitu sesuatu yang
berulang).
● Pertama Guru dapat membuat si Kelinci melompat satu-satu dari angka satu,
sehingga angka selanjutnya ialah dua, tiga dan seterusnya.
● Kemudian guru mengatakan bahwa kelinci akan memulai lompatan dari angka
satu, namun ia perlu melompat dua angka, dan guru pun
mendemonstrasikan kelinci yang melompat dari angka satu, melompat ke arah
angka tiga pada tabel angka, dan angka lima.
● Guru pun bertanya kepada peserta didik "Setelah angka lima, si kelinci akan
melompat ke mana yaa?"
● Jika peserta didik masih merasa bingung, guru dapat berikan pilihan "angka
6 atau 7?" atau mengajak mereka kembali untuk melihat lompatan kelinci
dari angka 1, 3, 5...

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 7
3. Geometri
Pada konteks Transisi PAUD-SD, kemampuan geometri
mulai dibangun dengan cara: Untuk kemampuan spasial, dimulai dari
- Mengenalkan anak pada bentuk dua dan tiga dimensi kemampuan menentukan jalur yang perlu dilalui
sederhana. untuk mencapai sebuah benda pada gambar,
dilanjutkan dengan menyebutkan posisi dari
benda yang dilihat terhadap benda lain (atas,
bawah, belakang, samping, depan), dan
- Dilanjutkan mengelompokkan bentuk kemudian membedakan kiri dan kanan, serta dapat
dengan memiliki yang membandingkan menentukan arah dan langkah yang
kesamaan, kesamaanbentuk dua
perbedaan, serta membandingkan dandan tiga dibutuhkan dari satu lokasi ke lokasi lainnya
dimensi. pada petak.

- Kemudian, dilanjutkan dengan membangun kemampuan untuk


KIRI KANAN
menggabungkan (komposisi) bangun dua dimensi dan tiga
dimensi menjadi bentuk baru, dan kemampuan untuk
mengurai (dekomposisi) bangun dua dimensi dan tiga dimensi
menjadi dua atau lebih bentuk yang lebih kecil.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 8
Contoh Praktik Belajar Geometri

Contoh Kegiatan : Di mana posisiku?


Alat dan Bahan :
Gelas dan Meja (dapat diganti dengan benda lain)
Contoh Kegiatan : Mencari Harta Karun
Geometri Langkah Kegiatan :
-Guru dapat memperkenalkan konsep atas, bawah, kanan dan
Alat dan Bahan : kiri terlebih dahulu kepada peserta didik dengan mengambil
- Bentuk cetak segitiga, persegi dan lingkaran. contoh nyata di kelas, misalnya guru memberikan
- Benda-benda di sekitar pertanyaan pemicu “Siapa yang berada di depan bapak/ibu
guru?” atau “Siapa yang berada di sebelah kiri A?”
-Selanjutnya guru dapat memberikan instruksi kepada satu
Langkah Kegiatan :
anak untuk dapat menaruh gelas di posisi tertentu pada meja,
-Guru dapat memperkenalkan bentuk- misalnya “taruh gelas di bawah meja” atau “taruh gelas di
bentuk dua dimensi atau bangun datar sebelah kiri meja.

terlebih dahulu kepada para peserta didik.


-Guru dapat memberikan pertanyaan
pemantik “Apa yang membedakan lingkaran
berbeda dengan persegi?’ atau “Apa yang
membuat persegi berbeda dengan segitiga?”
-Selanjutnya, guru pun kembali menampilkan
salah satu bentuk dua dimensi kemudian
menginstruksikan anak untuk mengambil satu
hingga dua barang-barang di sekitar yang
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 9
menyerupai bentuk tersebut, dan
4. Pengukuran
Pada konteks Transisi PAUD-SD, tahapan belajar aspek
pengukuran dimulai dengan:

-Mengenal atribut dari benda yang hendak diukur (seperti panjang, tinggi,
berat) dan membandingkan persamaan maupun perbedaan antara satu
benda dengan benda lainnya. Selain perbedaan atribut, anak pun
membandingkan mana benda yang lebih atau kurang dari yang lain.

-Kemudian dilanjutkan dengan merunutkan benda berdasarkan atribut


(misalnya urutan benda dari yang paling pendek hingga yang paling
panjang). Cara dalam membandingkan benda pun dapat dilakukan
dengan dengan membandingkan secara langsung, artinya mendekatkan satu
benda dengan benda lainnya kemudian diamati mana yang lebih pendek
dan mana yang lebih panjang, atau dapat secara tidak langsung artinya
menggunakan benda lain, misalnya dalam membandingkan satu meja
dengan meja lainnya, anak menggunakan panjang pensil sebagai
pembanding. Dengan menggunakan benda sebagai pembanding
artinya anak pun melakukan pengukuran tidak baku.

-Setelah anak dapat ajeg menggunakan cara tidak baku dalam


mengukur, anak pun dapat beralih mengenal pengukuran dengan satuan
baku.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 10
Contoh Praktik Belajar Pengukuran
Contoh Kegiatan : Membandingkan Benda di Sekitar
Alat dan Bahan :
- Buku berukuran kecil
- Buku berukuran lebih besar
- pensil.

Langkah Kegiatan :
-Guru dapat memperkenalkan cara membandingkan secara langsung
terlebih dahulu, misalnya dengan membandingkan buku tulis dengan buku
gambar dengan cara meletakkan bersebelahan dan memberikan pertanyaan
seperti “Mana yang lebih besar ya?” atau “Buku mana yang lebih kecil?”

-Selanjutnya, guru pun memberikan ide permasalahan kepada peserta didik


tentang cara untuk mengukur dua meja yang berjauhan.

-Guru dapat memberikan pertanyaan pemicu seperti “wah jika meja-


nya terlalu jauh, bagaimana cara kita membandingkannya ya?”

-Anak kemudian dapat diperkenalkan benda-benda sekitar yang dapat


berfungsi sebagai pembanding, misalnya pensil.

-Peserta didik pun mencobakan untuk pengukuran dua meja dengan


panjang sisi berbeda tersebut dengan pensil (misalnya panjang Meja A ialah 5
pensil dan panjgan Meja B ialah 7 pensil.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 11
5. Analisis Data
Pada konteks Transisi PAUD-SD,
pengenalan kemampuan analisa data
dimulai dengan:

- Menyortir dan menggolongkan benda


berdasarkan satu atau lebih atribut / ciri
tertentu, dan menghitung ada berapa
benda sesuai dengan masing-masing
kategori.

- Dilanjutkan dengan mengumpulkan dan


mengelompokkan data untuk menjawab
pertanyaan (contoh pertanyaan misalnya, apa
cemilan favoritmu?")

- Menginterpretasi hasilnya (misalnya, jenis


cemilan mana yang perlu disiapkan untuk
kelas) berdasarkan tampilan data
(misalnya, piktograf dan diagram batang)
untuk menjawab pertanyaan, sebagai
contoh "mana yang paling banyak? mana yang
paling sedikit?"

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 12
Contoh Praktik Belajar Analisa Data

Contoh kegiatan : Jumlah Binatang Peliharaan


Alat dan Bahan : nota tempel, alat tulis.

Langkah Kegiatan :
- Mulai dengan pertanyaan, "Berapa banyak binatang peliharaan siswa kelas ini?"
dan meminta anak memprediksi (1, 2, 3, atau lainnya).

- Kemudian anak diajak mengumpulkan data dengan masing-masing


menuliskan di selembar nota tempel (sticky notes) nama dan jumlah
binatang peliharaan yang dimilikinya (tulis nol jika tidak ada).

- Nota tempel yang dikumpulkan kemudian ditampilkan dengan menuliskan di


papan garis horisontal dan label "Jumlah Binatang Peliharaan" dan bilangan
nol, satu, dua, dan seterusnya. Tempelkan nota tempel sesuai dengan angkanya
sehingga terlihat berapa tinggi untuk masing-masing.

- Guru kemudian dapat mengajukan pertanyaan, misalnya:


- "Berapa banyak siswa yang memiliki satu binatang peliharaan?"
- "Berapa binatang peliharaan yang terbanyak yang dimiliki seorang
siswa?"
- "Ada tidak siswa yang memiliki binatang peliharaan lebih dari 2?"

- Guru juga mengajak siswa memikirkan jawaban terhadap pertanyaan awal untuk
jumlah binatang peliharaan yang mewakili kelas (misalnya yang paling banyak
siswanya, atau "satu sampai tiga", dll.)

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 13
Diskusi Numerasi

Diskusi ini terjadi melalui dua jalur. Satu Diskusi numerasi yang kaya dan terstruktur
jalur adalah melalui pembicaraan antar menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan memfasilitasi
peserta didik itu sendiri, misalnya ketika kemampuan
numerasinya. Untuk mengembangkan lingkungan belajar dimana
bermain yang melibatkan kemampuan pembicaraan matematika adalah pusat, fokuskan pada
numerasi. Ketika seorang anak pengembangan ketiga keterampilan berikut :
berpartisipasi dalam diskusi
permainan numerasi, dia di
memiliki
kesempatan untuk atau
"bertutur",
menyuarakan pemikirannya. Proses
Keterampilan
verbalisasi pikirannya membawa
Diskusi Numerasi
kejelasan lebih lanjut untuk ide-idenya.
Pertukaran ide yang terjadi di
dalam
proses selanjutnya membangun
gambaran, ide-ide
menciptakan
Jalur lain untuk menggunakan baru.
dan menciptakan pengetahuan
adalah mendengarkan ide ide orang
dengan Menjelaskan
Mendengarkan Menghubungkan
lain.
Ketika seorang peserta didik terlibat Pemikiran
Aktif ide
dengan ide-ide anak lain, dia belajar cara Matematika
berpikir baru, membangun makna, dan
memperkaya pemahamannya sendiri.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 3
Diskusi Numerasi :
Bagaimana Menjelaskan Pemikiran Numerasi

Bagaimana
Dari mana
kamu
kamu
mendapatkan
tahu?
jawaban itu?
Pertanyaan pemicu sebagari
bantuan / scaffolding untuk
membantu siswa menjelaskan
● Ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, pemikiran mereka:
● Apa yang kamu lihat pertama
Anda dapat meminta peserta didik menjelaskan
proses berpikir mereka. kali? atau Bagian mana dari
masalah yang kamu pikirkan
● Peserta didik mungkin tidak terbiasa pertama kali?
menjelaskan pemikiran mereka, sehingga
● Bilangan apa yang kamu
mereka tidak tahu bagaimana menyampaikan
ide, pemahaman, dan strategi dalam kata-kata. pikirkan selanjutnya?

● ● Bagaimana kamu mengetahui apa


Ajaklah peserta didik untuk berdiskusi dengan
memberikan pertanyaan pemicu yang dapat yang harus dilakukan setelah itu?
membantu mereka menjelaskan apa yang
mereka pikirkan.

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 4
Diskusi Numerasi :
Bagaimana Menjadi Pendengar yang Aktif

● Peserta didik juga belajar ketika saling Mengajari peserta didik


mendengarkan teman sebaya dengan penuh menjadi pendengar bagaimana yang
perhatian. aktif
berguna bagi sepanjang hayat danakan
akan
memperkuat pemahaman numerasi
● Mendengarkan secara aktif berarti mereka.
mendengarkan untuk memahami dan
berusaha untuk mengerti pesan pembicara.
Contoh kalimat dan pertanyaan
● Dalam proses belajar, kita mendengarkan untuk mengklarifikasi:
dengan tujuan memahami dan/atau ● Bapak/Ibu guru mengerti , tapi
memperluas ide atau strategi matematika. Bapak/Ibu guru tidak mengerti .
Bolehkah <Nama Anak> mengulangi
● Beberapa cara menjadi pendengar yang aktif:
apa yang tadi kamu katakan?
○ Mengajukan pertanyaan klarifikasi ● Dari mana kamu dapat/lihat ?
kepada anak.
● Apakah maksud kamu ?
○ Memparafrasakan atau menyatakan
kembali informasi yang disampaikan
oleh anak.
Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 5
Diskusi Numerasi :
Bagaimana Menghubungkan Ide

● Anda dapat mengajar peserta didik untuk


menggunakan bahasa yang membantu
Contoh kalimat untuk menghubungkan
mereka menghubungkan ide-ide mereka
informasi:
membantu siswa tetap fokus pada topik,
serta mendorong diskusi yang lebih ● “Wah pembelajaran hitung longkap (skip
terstruktur dan terfokus. counting) kita hari ini seperti
saat
membantu Ibu-mu membungkus keripik
● Alih-alih peserta didik hanya melemparkan
seperti yang sudah kamu ceritakan yaa,
idenya, Anda dapat mengajarkan mereka
lima keripik tiap bungkusan.”
untuk menghubungkan ide- dan
ide
menggabungkannya ● “Iyaya, kalau kita sudah mengetahui seperti
menggunakan penghubung. bahasa apa itu bilangan 3, jadi jika nanti
Bapak/Ibu guru minta agar dapat
membawa tiga buku cerita ke sekolah esok
hari, kamu sudah dapat menyiapkannya
sendiri yaa?”

● “Jadi kamu merasa kalau belajar bilangan


hari ini mirip dengan kejadian ini
karena ?”

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 6
Kesalahan adalah Peluang untuk Belajar

Ungkapan dan pertanyaan untuk menciptakan


lingkungan yang aman untuk membuat
kesalahan

● Bapak/Ibu guru senang kalian sudah berani


mencoba, misalnya pun salah artinya kalian
sedang belajar!
● Ketakutan untuk melakukan kesalahan
menjadikan peserta didik enggan untuk ● Bagian ini cukup sulit ya. Yang mana yang
berpartisipasi, dan ini menghalangi siswa membingungkan? Apa yang dapat
membereskan kesalahpahaman mereka. membantu kamu mendapatkan jawaban?
Kesediaan untuk berpartisipasi ini
adalah kunci pertumbuhan siswa. ● Coba periksa kembali, menurutmu apakah
ada yang perlu diperbaiki atau semua sudah
● Peserta didik yang tidak takut melakukan baik? Bagian mana yang perlu diperbaiki?
kesalahan lebih cenderung untuk
mencoba ide-ide baru, bahkan jika ● Wah tadi kamu kesulitan di bagian ini,
mereka belum yakin bagaimana ide-ide namun kemudian kamu dapat mencoba
itu bekerja, dan lebih berani mengambil menjawabnya. Apa yang sih yang sudah
risiko dalam pembelajaran mereka. kamu lakukan untuk dapat menjawabnya?

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 7
Refleksi Praktik

Refleksi,
11. Apakah Bapak/Ibu sudah menciptakan yuk!
lingkungan belajar yang membangun
pembelajar numerasi? Seperti apa
usaha Bapak/Ibu dalam
menciptakannya?

22. Apa yang Bapak/Ibu lakukan ketika terdapat


peserta didik yang melakukan kesalahan
ketika belajar numerasi?

Modul 3. Bagaimana membangun kemampuan literasi numerasi secara bertahap sejak PAUD hingga SD? | Materi 3.5 8

Anda mungkin juga menyukai