Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

KONSEP DAN CONTOH PENELITIAN EVALUASI (PROGRAM)

MATA KULIAH : METODE PENELITIAN PENDIDIKAN


Dosen: Prof. Dr. H. Supardi U.S

Disusun Oleh :

Aisyi Nazika 20217279036


Annisa Fitri Islamiy 20217279053
Nida Nidiana Tolibin 20217279082

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA


FAKULTAS PASCASARJANA UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil alamin, atas izin dari Allah SWT penyusunan makalah mengenai
"Penelitian Evaluasi " ini dapat terselesaikan.

Terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Supardi, dosen matakuliah Metodologi Penelitian yang selalu
memotivasi.
2. Keluarga tercinta yang senantiasa mendoakan dan mensupport.
3. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Pascasarjana MIPA Kelas Reguler
2022-2023 yang saling mendukung.

Tentunya kesempurnaan hanyalah milik yang Maha Kuasa. Kami yakin, masukan dan
saran yang akan membantu memberikan nilai lebih kepada makalah ini akan
ditemukan pada hasil karya makalah-makalah berikutnya yang akan disusun oleh
banyak pembelajar setelah kami.

Tetap semangat menimba ilmu.

Wassalammualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 30 September 2022

Tim Penyusun Makalah


DAFTAR ISI

Halama
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan Penyusunan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Penelitian Evaluasi (Program) 3
1. Pengertian Penelitian Evaluasi (Program) 3
2. Tujuan Penelitian Evaluasi (Program) 4
3. Lingkup Penelitian Evaluasi dalam Pendidikan 5
4. Prosedur Penelitian Evaluasi (Program) 5
5. Model-model Penelitian Evaluasi (Program) 7
6. Langkah-langkah Evaluasi Program dalam Pendidikan 15
B. Contoh Penelitian Evaluasi 15
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan 18
B. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Allah SWT telah menciptakan alam raya ini yang diantaranya dapat kita
saksikan sebagai kenyataan yang hebat dan dahsyat dengan sekian banyak
data. Manusia sendiri tidak akan sanggup menghitungnya satu persatu hingga
tuntas. bila manusia tidak melukiskan data itu dengan pena yang dibuat
dengan menggunakan seluruh pepohonan yang ada di alam raya ini, niscaya
data itu tidak akan habis ditulis (Al Luqman:27 dan Al Kahfi:109). Hal ini
menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang terbatas, data yang dapat
dihimpun hanya sebagian kecil saja dan itu pun terbagi kepada beberapa
keahlian yang bermacam-macam dan data itu adalah bagian dari sebuah
penelitian.

Penelitian merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengetahui


seluk beluk sesuatu. Kegiatan ini biasanya muncul dan dilakukan karena ada
suatu masalah yang memerlukan jawaban atau ingin membuktikan sesuatu
yang telah lama dialaminya selama hidup, atau untuk mengetahui berbagai
latar belakang terjadinya sesuatu (Beni, 2008).

Tinggi rendahnya tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap


peradaban suatu bangsa dan hal itu dipengaruhi oleh berbagai faktor di
lingkungan pendidikan salah satunya program yang diterapkan di sekolah.
Setiap program atau kegiatan yang dilaksanakan di sebuah lembaga
khususnya pendidikan untuk melihat sejauh mana keberhasilan program
tersubut maka perlu diadakan sebuah penelitian evaluasi. Penelitian evaluasi
atau program dalam pendidikan sangat diperlukan karena untuk memperbaiki
mutu kerja lembaga pendidikan, sistem pendidikan dan program-program
yang akan diaksankan guna meningkatkan mutu pendidikan.
Secara umum penelitian evaluasi diperlukan untuk merancang,
menyempurnakan dan menguji pelaksanaan suatu praktik pendidikan. dalam
rencana atau program, kegiatan diperlukan data hasil evaluasi tentang
program atau kegiatan pendidikan yang lalu, kondisi yang ada serta tuntutan
dan kebutuhan bagi program baru (Sukmadinata, 2012). Mengingat begitu
pentingnya penelitian evaluasi, maka perlu dipahami seperti apa konsep
penelitian evaluasi, tujuan, prosedur dan manfaat serta model atau pendekatan
yang digunakan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan penting yang terkait


dengan sub-bab yang akan dibahas pada BAB II Pembahasan. Rumusan
masalah dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan penelitian evaluasi (program)?


2. Apa tujuan penelitian evaluasi (program)?
3. Apa lingkup penelitian evaluasi dalam pendidikan?
4. Bagaimana prosedur penelitian evaluasi (program)?
5. Apa saja pendekatan penelitian evaluasi (program)?
6. Bagaimana langkah-langkah penelitian evaluasi (program)?
7. Bagaimana contoh penelitian evaluasi (program)?

C. Tujuan Penyusunan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memahami:
1. Konsep penelitian evaluasi (program).
2. Tujuan penelitian Evaluasi (program).
3. Lingkup penelitian evaluasi dalam pendidikan
4. Prosedur penelitian Evaluasi (program).
5. Pendekatan penelitian evaluasi (program).
6. Langkah-langkah penelitian evaluasi (program).
7. Contoh penelitian evaluasi (program).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Penelitian Evaluasi (Program)


1. Pengertian Penelitian Evaluasi (Program)
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation;
dalam bahasa arab al-Taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti penilaian.
akar katanya adalah value; dalam bahasa arab; al-qimah; dalam bahasa
Indonesia berarti nilai (Sudijono, 2008).

Evaluasi adalah suatu upaya untuk mengukur hasil atau dampak


suatu aktivitas, program, atau proyek dengan cara membandingkan dengan
tujuan yg telah ditetapkan, dan bagaimana cara pencapaiannya (Mulyono
2009). Sedangkan menurut Rika Dwi K. (2009) Evaluasi adalah sebuah
proses dimana keberhasilan yang dicapai dibandingkan dengan
seperangkat keberhasilan yang diharapkan. Perbandingan ini kemudian
dilanjutkan dengan pengidentifikasian faktor-faktor yang berpengaruh
pada kegagalan dan keberhasilan.
Viviane dan Gilbert de Lansheere (dalam Inggit Kurniawan, 2009)
menyatakan bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan
metode pembelajaran telah sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Sedangkan menurut Zulharman (2007) Evaluasi adalah penerapan
prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi
dan efektifitas suatu program.
Evaluasi program adalah proses untuk mendeskripsikan dan menilai
suatu program dengan menggunakan kriteria tertentu dengan tujuan untuk
membantu merumuskan keputusan, kebijakan yang lebih baik.
Pertimbangannya adalah untuk memudahkan evaluator dalam
mendeskripsikan dan menilai komponen-komponen yang dinilai, apakah
sesuai dengan ketentuan atau tidak (Edison, 2009). Menurut Suharsimi
Arikunto (2007: 222) penelitian evaluasi dapat diartikan suatu proses yang
dilakukan dalam rangka menentukan kebijakan dengan terlebih dahulu
mempertimbangkan nilai-nilai positif dan keuntungan suatu program, serta
mempertimbangkan proses serta teknik yang telah digunakan untuk
melakukan suatu penelitian.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian evaluasi merupakan suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang
dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu
program) sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak, dengan cara
mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji pelaksanaan program yang
dilakukan secara objektif. Kemudian merumuskan dan menentukan
kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan
keuntungan suatu program.
2. Tujuan Penelitian Evaluasi (Program)

Seorang evaluator patut mengetahui apa tujuannya melakukan evaluasi


program. Pada dasarnya memang sudah diketahui bahwa tujuan dari
dilakukannya evaluasi adalah untuk menghadirkan rekomendasi
berdasarkan pengukuran dan penilaian yang telah dilakukan dan evaluasi
program dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang suatu program.

Pada dasarnya tujuan melakukan evaluasi program adalah untuk


mengetahui sejauh mana suatu program yang telah dirancang dan
direncanakan mengarah dalam mencapai tujuan program. Dengan
melakukan evaluasi program maka pihak yang terkait dengan pembuat
keputusan memiliki kekuatan dalam memberikan rekomendasi terhadap
pelaksanaan program. Seharusnya sebuah program yang sedang
dilaksanakan mengarah kepada tujuan yang telah dicanangkan baik tujuan
jangka pendek, maupun jangka panjang. Evaluasi program di saat program
dilakukan dapat menjadi bahan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang
harus disingkirkan, kekuatan-kekuatan yang harus ditingkatkan maupun
upaya mengatasi konflik yang dapat menghambat pencapaian program.
Sedangkan evaluasi program saat program telah berakhir dilaksanakan dapat
menjadi arah menentukan rekomendasi apakah program dihentikan,
dilanjutkan atau diperbaiki berdasarkan penilaian seberapa efektif program
telah dilaksanakan.

Sebuah program idealnya memiliki tujuan jangka pendek dan jangka


Panjang, berdasarkan tujuan ini kemudian dirancang sumberdaya yang
mendukung pencapaiannya. Untuk menghindari kegagalan pencapaian
tujuan program maka evaluasi pada saat program berlangsung menjadi
antisipasi yang efektif. Mengamati dan melakukan penilaian ada
aspek-aspek program yang sedang bekerja dengan catatan catatan kejadian
selama program berlangsung bermaksud menghadirkan fakta apa yang
menjadi kekuatan dan kelemahan program. Program yang dibiarkan berjalan
tanpa evaluasi pada saat program berlangsung akan menyulitkan pemangku
keputusan merumuskan keputusan saat program berakhir. Pembuat
kebijakan hanya akan dapat menduga apa yang menyebabkan program
berhasil dilaksanakan maupun dugaan apa yang menyebabkan program
gagal mencapai tujuan.

Karena itu dapat dirumuskan beberapa tujuan dan fungsi evaluasi


program:

1. Sebagai pertimbangan dalam menghadirkan rekomendasi bagi


pengambil keputusan terkait dengan pelaksanaan program yang sedang
berlangsung maupun rekomendasi terhadap program yang telah selesai
dilaksanakan.
2. Sebagai penentu keefektifan pencapaian tujuan program, baik jangka
pendek maupun jangka panjang.
3. Sebagai bahan analisis untuk menentukan kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan yang dimiliki sumber daya program.
4. Sumber kekuatan dalam keputusan melanjutkan, menghentikan atau
bagian mana yang akan diperbaiki dari program (rekomendasi akhir).

Mengapa melakukan evaluasi program? Adalah pertanyaan yang


mendasari seorang evaluator dalam melakukan evaluasi. Hal ini terkait
dengan fungsi dari evaluasi itu sendiri. Evaluasi berfungsi untuk bahan
rekomendasi pengambilan keputusan program, maka hasil akhir dari sebuah
penelitian evaluasi adalah rumusan rekomendasi berdasarkan hasil analisis
mendalam yang telah dilakukan. Dengan demikian program-program yang
tetap dilaksanakan secara rutin yang berjalan tanpa rekomendasi
berdasarkan analisis evaluasi akan menghadapi persoalan yang kurang lebih
sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Kebijakan untuk perbaikan program
semestinya hadir berdasarkan analisis yang tepat, bukan berdasarkan dugaan
yang lemah tanpa aktivitas dan prosedur ilmiah yang dilakukan dalam
penelitian evaluasi program.
3. Lingkup Penelitian Evaluasi dalam Pendidikan
Dari sekian banyak jenis penelitian, penelitian evaluatif belum
banyak dilakukan oleh pendidik. Para pendidik umumnya lebih familiar
dengan penelitian tindakan kelas yang dimaksudkan untuk memperbaiki
proses pembelajaran. Penelitian evaluatif pada dasarnya digunakan untuk
meneliti keberhasilan suatu program termasuk dalam lingkup pendidikan.
Begitu banyak program dan kebijakan yang dikeluarkan oleh institusi yang
berwenang, misalnya program pemberlakuan Kurikulum 2013, program
Pendidikan Sistem Ganda (PSG), sehingga dibutuhkan penelitian evaluatif
tentang keberhasilan atau terlaksananya program atau kebijakan tersebut
dalam implementasinya di lapangan. (Sri Kantun, 2016)

Mengingat begitu luasnya cakupan bidang pendidikan, evaluasi


dalam bidang pendidikan dapat diidentifikasi ke dalam tiga cakupan
penting, yaitu evaluasi pembelajaran, evaluasi program, dan evaluasi
sistem. Hal ini sesuai dengan Pasal 27 ayat 2 UURI No. 20 Tahun 2003,
evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program
pendidikan pada jalur formal dan non formal untuk semua jenjang satuan
dan jenis pendidikan. Dengan demikian, ruang lingkup evaluasi
pendidikan mencakup:

1. Evaluasi pembelajaran, yang merupakan inti bahasan evaluasi yang


kegiatannya berada dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses belajar
mengajar.
2. Evaluasi program pendidikan, yakni cakupan evaluasi pendidikan yang
lebih luas, yaitu dimulai dari evaluasi kurikulum sampai pada evaluasi
program dalam suatu bidang studi, termasuk di dalamnya program,
implementasi program, dan efektivitas program.
3. Evaluasi sistem pendidikan, merupakan evaluasi di bidang yang paling
luas. Macam- macam kegiatan yang termasuk evaluasi sistem diantaranya
evaluasi diri, evaluasi internal, evaluasi eksternal, dan evaluasi
kelembagaan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lembaga, yang
dicontohkan dalam evaluasi akreditasi lembaga pendidikan.

Ruang lingkup evaluasi pendidikan juga dapat dilihat dari ruang lingkup proses
pendidikan sebagai suatu sistem yang tentunya memiliki batasan tersendiri.
Stufflebeam (dalam Qur’in, 2014, hlm. 23) membagi evaluasi menjadi empat
ruang lingkup, yakni sebagai berikut.

1. Evaluasi masukan (input),


yaitu evaluasi yang berkaitan dengan kualitas masukan yang berupa calon
peserta didik, baik kemampuan intelektualnya maupun aspek kepribadian.
2. Evaluasi proses,
yaitu evaluasi yang sasarannya adalah proses belajar- mengajar, termasuk
faktor instrumennya, seperti evaluasi kemampuan guru dalam mengajar,
kesesuaian metode yang digunakan oleh guru, kurikulum, media pendidikan
dan lembaga pendidikan.
3. Evaluasi produk,
yaitu penilaian pendidikan yang sasarannya hasil akhir suatu proses
pendidikan, yaitu peserta didik.
4. Evaluasi konteks,
yaitu evaluasi yang berkaitan dengan masalah-masalah kompleks yang
melibatkan hal-hal di luar proses pendidikan tetapi mempengaruhi proses
dan hasil pendidikan. Evaluasi konteks dapat meliputi pengaruh lingkungan
sosial, budaya, keluarga, iklim terhadap pelaksanaan dan hasil pendidikan.
Dapat juga melakukan penilaian terhadap hasil pendidikan dengan
menggunakan kriteria eksternal, seperti mengaitkan hasil pendidikan dengan
tuntutan masyarakat kerja, masyarakat politik, masyarakat agama, dan
sebagainya.

Sementara itu menurut Sudijono (2018, hlm. 30) ruang lingkup evaluasi dalam
bidang pendidikan di sekolah mencakup tiga komponen utama, yakni sebagai
berikut.

1. Evaluasi Program Pengajaran

Evaluasi pengajaran mencakup evaluasi terhadap tujuan pengajaran, isi program


pengajaran, dan strategi belajar mengajar.
2. Evaluasi Proses Pelaksanaan Pengajaran

Ruang lingkup evaluasi proses pelaksanaan pengajaran mencakup:

1. Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung dengan garis besar
program pengajaran yang telah ditentukan;
2. Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran;
3. Kesiapan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran;
4. Minat atau perhatian peserta didik dalam mengikuti pelajaran;
5. Keaktifan atau partisipasi peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung;
6. Peranan bimbingan dan penyuluhan terhadap peserta didik yang memerlukannya;
7. Komunikasi dua arah antara guru dan peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung;
8. Pemberian motivasi terhadap peserta didik;
9. Pemberian tugas-tugas kepada peserta didik dalam penerapan teori-teori yang
diperoleh dalam kelas;
10. Upaya menghilangkan dampak negatif yang timbul akibat kegiatan-kegiatan yang
dilakukan di sekolah.

3. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar mencakup evaluasi tingkat penguasaan peserta didik


terhadap tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit- unit program pengajaran
yang bersifat terbatas, dan evaluasi tingkat pencapaian peserta didik terhadap
tujuan-tujuan umum pengajaran.

4. Prosedur Penelitian Evaluasi (Program)


Menurut Arikunto (2007: 298) satu hal yang paling mencolok dalam
perbedaan penelitian evaluasi dengan penelitian-penelitian lainnya yaitu
untuk mengambil keputusan maka pengambilan kesimpulan penelitian
didasarkan atas tolok ukur dan kriteria tertentu. Biasanya yang dijadikan
sebagai tolok ukur adalah sasaran yang hendak dicapai melalui program
yang dilaksanakan. Tolak ukur untuk komponen-komponen program adalah
kualitas maksimal yang dikehendaki bagi setiap komponen.
Sedangkan prosedur penelitian evaluasi menurut Suharsimi Arikunto
(2007: 299-230) adalah sebagai berikut:
a. Peneliti mengadakan pengkajian terhadap buku-buku, lapangan dan
menggali informasi dari para pakar untuk memperoleh gambaran
tentang masalah yang akan diteliti.
b. Peneliti merumuskan problematika penelitian dalam bentuk pertanyaan
penelitian setelah terlebih dahulu mengkaji lagi sumber-sumber yang
relevan untuk memperoleh ketajaman problematika.
c. Peneliti menyusun proposal penelitian dengan mencantumkan latar
belakang masalah, alasan mengadakan penelitian, problematika, tujuan,
hipotesis ( disertai dengan dukungan teori dan penemuan-penemuan
penelitian), metodologi penelitian yang memuat subjek penelitian
(populasi dan sampel dengan rincian besarnya sampel, teknik sampling
dan siapa sampel penelitiannya), instrumen pengumpulan data dan
teknik analisis data.
d. Peneliti mengatur perencanaan penelitian, menyusun instrumen,
menyiapkan kancah penelitian dan melaksanakan uji coba instrumen.
e. Pelaksanan penelitian dalam bentuk yang disesuaikan dengan model
penelitian yang telah dipilih. Dalam penelitian evaluasi peneliti
mungkin mengambil model eksperimen murni (jika
persyaratan-persyaratan terpenuhi) atau model eksperimen pura-pura.
Dalam hal ini penelitian berpikir bahwa dalam mengevaluasi program
dipikirkan mesti ada sesuatu yang dilaksanakan. Peneliti mengukur
tingkat keberhasilan perlakuan yang dilaksanakan dalam program yang
dievaluasi. Dalam hal ini peneliti telah mengkaji rencana pengelola
program melalui sasaran yang dikehendaki sesudah perlakuan
diberikan. Dengan kata lain pelaksana penelitian evaluasi sudah
menyiapkan tolok ukur.
f. Peneliti mengumpulkan data dengan instrumen yang telah disusun
berdasarkan rincian komponen-komponen yang akan dievaluasi.
g. Menganalisis data yang terkumpul dengan mengetrapkan tolok ukur
yang telah dirumuskan oleh peneliti sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan oleh pengelola program.
h. Menyimpulkan hasil penelitian berdasarkan atas gambaran sejauh mana
data sesuai dengan tolok ukur.
i. Informasi mengenai hasil penelitian evaluasi disampaikan kepada
pengelola program atau pihak yang minta bantuan kepada peneliti
evaluasi. Evaluasi tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi
tindak lanjut program yang dievaluasi. Wujud tindak lanjut ada tiga
alternatif yatu:
1) Program disebarluaskan karena dipandang baik
2) Program direvisi karena ada hal-hal yang belum sesuai dengan
tolol ukur yang dikehendaki
3) Program dihentikan karena ada bukti bahwa kurang atau tidak baik.

5. Model-Model Penelitian Evaluasi (Program)


Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang
dapat dipakai dalam mengevaluasi program pembelajaran. Berikut akan
diuraikan beberapa model evaluasi program yang populer dan banyak
dipakai sebagai strategi atau pedoman kerja dalam pelaksanaan evaluasi
program yaitu:
a. Model Kirkpatrick
Kirkpatrick salah seorang ahli evaluasi program pelatihan dalam bidang
pengembangan sumber daya manusia (SDM). Model evaluasi yang
dikembangkan oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah
Kirkpatrick Four Levels Evaluation Model. Evaluasi terhadap
efektivitas program pelatihan (training) menurut Kirkpatrick (1998)
dalam Eko Putro Widoko (2010) mencakup empat level evaluasi, yaitu:

1) Evaluasi reaksi (reaction evaluation)


Mengevaluasi terhadap reaksi peserta training berarti mengukur
kepuasan peserta. Program training dianggap efektif apabila proses
training dirasa menyenangkan dan memuaskan bagi peserta training,
sehingga mereka tertarik dan termotivasi untuk belajar dan berlatih.
Dengan kata lain peserta training akan termotivasi apabila proses
training berjalan secara memuaskan bagi peserta yang pada akhirnya
akan memunculkan reaksi dari peserta yang menyenangkan.
Sebaliknya apabila peserta tidak merasa puas terhadap proses
training yang diikutinya mereka tidak akan termotivasi untuk
mengikuti training.
Partner (2009) mengemukakan bahwa “the interest, attention and
motivation of the participants are critical to the success of any
training program, people learn better when they react positively to
the learning environment”. Dapat disimpulkan bahwa keberhasilan
proses kegiatan training tidak terlepas dari minat, perhatian, dan
motivasi peserta pelatihan dalam mengikuti jalannya kegiatan
pembelajaran. Orang akan belajar lebih baik manakala mereka
memberi reaksi positif terhadap lingkungan belajar.
Kepuasan peserta dapat dikaji dari beberapa aspek, yaitu materi yang
diberikan, fasilitas yang tersedia, strategi penyampaian materi yang
digunakan oleh instruktur, media pembelajaran yang tersedia, waktu
pelaksanaan pembelajaran, hingga gedung tempat pembelajaran
dilaksanakan. Mengukur reaksi dapat dilakukan dengan reaction
sheet dalam bentuk angket sehingga lebih mudah dan lebih efektif.
2) Evaluasi belajar (learning evaluating)
Ada tiga hal yang dapat diajarkan dalam prgram training, yaitu
pengetahuan, sikap maupun keterampilan. Peserta training dikatakan
telah belajar apabila pada dirinya telah mengalami perubahan sikap,
perbaikan pengetahuan maupun peningkatan keterampilan. Oleh
karena itu untuk mengukur efektivitas prgram training maka ketiga
aspek tersebut perlu untuk diukur. Tanpa adanya perubahan sikap,
peningkatan pengetahuan atau keterampilan pada peserta training
maka program dapat dikatakan gagal.
Penilaian learning evaluating ini ada yang menyebut dengan
penilaian hasil (output) belajar. Mengukur hasil belajar lebih sulit
dan memakan waktu dibandingkan dengan mengukur reaksi.
Mengukur reaksi dapat dilakukan dengan reaction sheet dalam
bentuk angket sehingga lebih mudah dan lebih efektif. Menurut
Kirkpatrick (1998: 40), untuk menilai hasil belajar dapat dilakukan
dengan kelompok pembanding. Kelompok yang ikut pelatihan dan
kelompok yang tidak ikut pelatihan diperbandingkan
perkembangannya dalam periode waktu tertentu. Dapat juga
dilakukan dengan membandingkan hasil pretest dengan posttest, tes
tertulis maupun tes kinerja (performance test).
3) Evaluasi perilaku (behavior evaluation)
Evaluasi pada level ke 3 (evaluasi tingkah laku) ini berbeda dengan
evaluasi terhadap sikap pada level ke 2. Penilaian sikap pada
evaluasi level 2 difokuskan pada perubahan sikap yang terjadi pada
saat kegiatan pembelajaran dilakukan sehingga lebih bersifat
internal, sedangkan penilaian tingkah laku difokuskan pada
perubahan tingkah laku peserta setelah selesai mengikuti
pembelajaran. Sehingga penilaian tingkah laku ini lebih bersifat
eksternal. Karena yang dinilai adalah perubahan perilaku setelah
mengikuti kegiatan pembelajaran dan kembali ke lingkungan mereka
maka evaluasi level 3 ini dapat disebut sebagai evaluasi terhadap
outcomes dari kegiatan pelatihan.
Evaluasi perilaku dapat dilakukan dengan membandingkan perilaku
kelompok kontrol dengan perilaku peserta training, atau dengan
membandingkan perilaku sebelum dan sesudah mengikuti training
maupun dengan mengadakan survei atau interview dengan pelatih,
atasan maupun bawahan peserta training setelah mereka kembali
ketempat kerja.

4) Evaluasi hasil (result evaluation)


Evaluasi hasil dalam level ke 4 ini difokuskan pada hasil akhir (final
result) yang terjadi karena siswa telah mengikuti suatu program
pembelajaran. Termasuk dalam kategori hasil akhir dari suatu
program pembelajaran diantaranya adalah peningkatan hasil belajar,
peningkatan pengetahuan, dan peningkatan keterampilan (skills).
Beberapa program mempunyai tujuan meningkatkan moral kerja
maupun membangun teamwork (kerjasama tim) yang lebih baik.
Dengan kata lain adalah evaluasi terhadap impact
program (pengaruh program). Tidak semua pengaruh dari sebuah
program dapat diukur dan juga membutuhkan waktu yang cukup
lama. Oleh karena itu evaluasi level 4 ini lebih sulit di bandingkan
dengan evaluasi pada level-level sebelumnya. Evaluasi hasil akhir ini
dapat dilakukan dengan membandingkan kelompok kontrol dengan
kelompok peserta pembelajaran, mengukur kemampuan siswa
sebelum dan setelah mengikuti pembelajaran apakah ada
peningkatan atau tidak (Kirkpatrick, 1998: 61).
Dibandingkan dengan model evaluasi yang lain, model ini memiliki
beberapa kelebihan yaitu: 1) lebih komprehensif, karena mencakup
had skill dan soft skill. 2) objek evaluasi tidak hanya hasil belajar
semata tapi juga mencakup proses, output dan outcomes. 3) mudah
untuk diterapkan. Selain kelebihan tersebut model ini juga memiliki
beberapa keterbatasan, antara lain: 1) kurang memperhatikan input.
2) untuk mengukur impact sulit dilakukan karena selain sulit tolak
ukurnya juga sudah di luar jangkauan guru maupun sekolah.
b. Model Evaluasi CIPP
Model evaluasi CIPP yang dikemukakan oleh Stufflebeam & Shinkfield
(1985) adalah sebuah pendekatan evaluasi yang berorientasi pada
pengambil keputusan (a decision oriented evaluation approach
structured) untuk memberikan bantuan kepada administrator atau leader
pengambil keputusan. Stufflebeam mengemukakan bahwa hasil
evaluasi akan memberikan alternatif pemecahan masalah bagi para
pengambil keputusan. Model evaluasi CIPP ini terdiri dari 4 komponen
yang diuraikan sebagai berikut:
1) Evaluasi konteks
Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang berkaitan dengan
lingkungan program atau kondisi obyektif yang akan dilaksanakan.
Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu (Eko
Putro Widoyoko: 2010). Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin
(2009) menjelaskan bahwa, evaluasi konteks adalah upaya untuk
menggambarkan dan merinci lingkungan kebutuhan yang tidak
terpenuhi, populasi dan sampel yang dilayani, dan tujuan proyek.
2) Input evaluasi
Tahap kedua dari model CIPP adalah evaluasi input, atau evaluasi
masukan. Menurut Eko Putro Widoyoko, evaluasi masukan
membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang
ada, alternative apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk
mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk
mencapainya. Komponen evaluasi masukan meliputi: 1) Sumber
daya manusia, 2) Sarana dan peralatan pendukung, 3) Dana atau
anggaran, dan 4) Berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan.
3) Evaluasi proses
Evaluasi proses digunakan untuk menditeksi atau memprediksi
rancangan prosedur atau rancangan implementasi selama tahap
implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan program
dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Evaluasi
proses meliputi koleksi data penilaian yang telah ditentukan dan
diterapkan dalam praktik pelaksanaan program. Pada dasarnya
evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana telah
diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki.
4) Evaluasi produk/ hasil
Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan guna untuk
melihat ketercapaian/ keberhasilan suatu program dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap evaluasi inilah
seorang evaluator dapat menentukan atau memberikan rekomendasi
kepada evaluan apakah suatu program dapat dilanjutkan,
dikembangkan/modifikasi, atau bahkan dihentikan.
Menurut Eko Putro Widoyoko model evaluasi CIPP lebih
komprehensif diantara model evaluasi lainnya, karena objek
evaluasi tidak hanya pada hasil semata tetapi juga mencakup
konteks, masukan, proses, dan hasil. Selain kelebihan tersebut, di
satu sisi model evaluasi ini juga memiliki keterbatasan, antara lain
penerapan model ini dalam bidang program pembelajaran dikelas
mempunyai tingkat keterlaksanaan yang kurang tinggi jika tidak
adanya modifikasi.
c. Model Evaluasi UCLA
Tayibnapis (1989: 11) Alkin (1969) menulis tentang kerangka kerja
evaluasi yang hampir sama dengan model CIPP. Alkin mendefinisikan
evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih
informasi yang tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi
sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat
keputusan dan memilih beberapa alternatif. Alkin mengemukakan lima
macam evaluasi yaitu: (1) System assessment, yang memberikan
informasi tentang keadaan atau posisi sistem (Tayibnapis. 1989: 11).
Mbulu (1994/1995: 83) system assessment, berfungsi memberikan
informasi mengenai keadaan atau profil program. (2) Program plannin,
membantu pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil
memenuhi kebutuhan program (Tayibnapis. 1989: 11). (3) Program
implementation, yang menyiapkan informasi apakah program sudah
diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti yang
direncanakan? (Tayibnapis. 1989: 11). (4) Program improvement, yang
memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi,
bagaimana program bekerja, atau berjalan? Apakah menuju pencapaian
tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul tak
terduga (Tayibnapis. 1989: 11). Mbulu (1994/1995: 83) program
improvement, berfungsi memberikan informasi tentang bagaimana
program tersebut bermanfaat dan bagaimana program dapat
dilaksanakan. (5) Program certification, yang memberi informasi
tentang nilai atau guna program(Tayibnapis. 1989: 11).
d. Evaluasi Model Wheel (roda) dari Beebe
Model evaluasi ini berbentuk roda karena menggambarkan usaha
evaluasi yang berkaitan dan berkelanjutan dari satu proses ke proses
selanjutnya. Model ini digunakan untuk mengetahui apakah pelatihan
yang dilakukan suatu instansi telah berhasil, untuk itu diperlukan lah
sebuah alat untuk mengevaluasinya.
Secara singkat, model wheel ini mempunyai 3 tahap utama. Tiga tahap
tersebut adalah pembentukan tujuan pembelajaran,
pengukuran outcomes pembelajaran, dan penginterpretasian hasil
pengukuran dan penilaian.
e. Evaluasi Model Provus
Evaluasi kesenjangan program, begitu orang menyebutnya.
Kesenjangan program adalah sebagai suatu keadaan antara yang
diharapkan dalam rencana dengan yang dihasilkan dalam pelaksanaan
program. Evaluasi kesenjangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
kesesuaian antara standard yang sudah ditentukan dalam program
dengan penampilan aktual dari program tersebut (Eko Putro Widoyoko:
2010).
Dengan demikian tujuan dari model ini adalah untuk menganalisis
suatu program sehingga dapat ditentukan apakah suatu program layak
diteruskan, ditingkatkan dan sebaliknya yang disesuaikan dengan
standar, performance, dan discrepancy.
f. Evaluasi Model Stake
Stake menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi, yaitu
description dan judgement dan membedakan adanya tiga tahap dalam
program pendidikan yaitu context, process dan outcomes. Stake
menyatakan bahwa apabila menilai suatu program pendidikan, maka
harus melakukan perbandingan yang relatif antara satu program dengan
yang lainnya. Dalam model ini antencedent (masukan), transaction
(proses) dan outcomes (hasil) data dibandingkan tidak hanya untuk
menentukan apakah ada perbedaan antara tujuan dengan keadaan yang
sebenarnya, tetapi juga dibandingkan dengan standar yang absolut
untuk menilai manfaat program (Farida Yusuf Tayibnapis, 2000:22).

6. Langkah-Langkah dalam Melakukan Evaluasi (Program)

Banyak hal yang harus dievaluasi dalam program pendidikan, mulai dari
perencanaan, proses penyelenggaraan hingga hasil dan dampak dari program
pendidikan yang telah dilaksanakan. Selayaknya dalam melakukan evaluasi
program disusun langkah-langkah yang dapat membantu sekolah dalam
melakukan evaluasi program pendidikan.

Berikut dikemukakan 5 langkah yang dapat membantu dalam meringankan


evaluator dalam melaksanakan evaluasi program pendidikan, idealnya
sebuah sekolah harus memiliki rencana dalam mengevaluasi program yang
dapat diterapkan tidak hanya program yang besar, program sederhana
bahkan program yang kecil sekalipun harus memiliki rencana (langkah)
dalam melakukan evaluasi.
1. Mendefinisikan Program
Langkah pertama adalah mendefinisikan istilah atau program itu sendiri.
Program didefinisikan sebagai usaha-usaha yang maksimal yang dilakukan
berdasarkan seperangkat sumber daya dengan melakukan serangkaian
kegiatan yang ditentukan. Sebuah strategi dilakukan mengacu dan
ditentukan dari definisi program dan mengacu pada aktivitas terencana yang
bertujuan untuk mencapai tujuan atau memecahkan masalah. Strategi yang
dilakukan harus berdasarkan bukti dan fakta mengenai konsep dan definisi
program itu sendiri.
2. Mendapatkan Data dari Tim yang Akurat
Dalam memperoleh data, lakukan langkah mengumpulkan data hanya dari
orang-orang yang tepat. Kumpulkan Tim data sekolah atau organisasi yang
bertanggung jawab untuk mengelola pengumpulan dan analisis data.
Bentuklah tim yang solid dengan anggota yang memiliki keahlian yang
diperlukan untuk menangani data. Tim adalah orang- orang yang memiliki
keahlian yang diperlukan untuk masalah akademik dan sosial akademik
program, praktek dan strategi di sekolah. Anggota tim mungkin termasuk
kepala sekolah; direktur pendidikan, guru kelas (mungkin salah satu yang
mewakili masing-masing tingkat kelas); konselor sekolah; psikolog sekolah
atau pekerja sosial, lainnya. Beberapa tim bahkan termasuk orang tua dan
siswa.
3. Lakukan Pembatasan Sumber Daya yang Digunakan dan Sub Sistem yang
Akan Dievaluasi
Berbekal daftar catatan sekolah, evaluator akan dapat mengidentifikasi
program yang kurang terkoordinasi dan kemudian menghilangkan program
yang menyedot terlalu banyak sumber daya, atau yang tidak selaras dengan
tujuan evaluasi. Upayakan waktu seefektif mungkin untuk melakukan
evaluasi. Selain itu dukungan dari sistem akademis adalah unsur kunci dari
iklim sekolah dapat dievaluasi Jika evaluator menemukan bahwa tidak ada
dukungan akademis atau iklim sekolah tidak mendukung dilakukan evaluasi,
hal mungkin menunjukkan bahwa upaya evaluasi ini tidak layak dilanjutkan.
Setelah evaluator melakukan beberapa "pemangkasan" atau pembatasan dari
daftar maka berikutnya evaluator dapat mengevaluasi bagian program yang
tersisa.
4. Mengevaluasi Semua Rencana yang Ada Pada Daftar
Untuk melukiskan gambaran yang lengkap, rencana evaluasi sekolah yang
komprehensif harus mencakup setiap usaha pada daftar yang telah
dikemukakan. Lakukan identifikasi tujuan dari setiap usaha dan memilih
metode jangka pendek dan jangka panjang dari pengukuran dan menilai
dampaknya pada siswa. Catatan penting dalam langkah ini adalah
berpedoman pada urgensi masalah sebagai ukuran dasar dari menerapkan
upaya-upaya baru dalam menyelesaikan masalah. Semakin mendesak suatu
masalah maka evaluasi semakin prioritas untuk dilakukan. Selanjutnya juga
merencanakan waktu, menempatkan instrumen pengukuran atau mekanisme
untuk pengumpulan data. Melakukan konsultasi dengan ahli evaluasi
merupakan suatu gagasan yang baik agar evaluator sekolah siap untuk
memilih metode dalam pengukuran hasil evaluasi. Seorang ahli dapat
membantu a memilih alat pengukuran yang baik (misalnya, tidak semua
survei diciptakan sama, dan ada beberapa keahlian yang terlibat dalam
melakukan kelompok fokus). Ahli juga dapat merencanakan pengumpulan
data yang optimal dan menentukan bagaimana data dari titik waktu yang
berbeda akan dibandingkan (misalnya, akan perbedaan yang signifikan
secara statistik menjadi standar untuk menilai perubahan).
5. Lengkapi Rencana Evaluasi
Setelah perencanaan evaluasi dilakukan maka langkah selanjutnya adalah
melakukan persiapan Perencanaan Lembar Kerja untuk menyempurnakan
rencana evaluasi. Evaluator sekolah mungkin saja belum dapat menerapkan
praktek evaluasi tapi secara keseluruhan, rencana dalam evaluasi harus
melakukan hal berikut:

● Menjadwalkan evaluasi sedari awal dan menetapkan waktu yang


tepat untuk melakukan evaluasi.
● Jika memungkinkan melakukan pretest pengukuran serta beberapa
posttest pengukuran pada jarak waktu tertentu.
● Melakukan pengumpulan data secara berkelanjutan dengan dibantu
pihak-pihak terkait di sekolah.
● Melakukan pengukuran di berbagai tingkat, seperti individu,
kelompok kelas kecil dan besar, hingga pada tingkat populasi atau
sekolah. Mengukur di tingkat kelompok untuk mengevaluasi upaya
yang mencapai kelompok-kelompok kecil; mengukur pada tingkat
populasi untuk mengevaluasi upaya yang menjangkau seluruh
sekolah. Pengukuran pada tingkat populasi cenderung dilakukan
lebih jarang, misalnya, setiap tahun atau setiap tahun, dibandingkan
dengan pengukuran pada tingkat lain.
● Gunakan beberapa informan (siswa, orang tua dan guru).
● Gunakan beberapa alat pengumpulan data formal dan informal
(misalnya, observasi, catatan review, survei, wawancara).
● Melacak baik jangka pendek dan jangka panjang indikator hasil,
menilai apa upaya yang segera dapat dilakukan setelah melakukan
pelacakan jangka pendek.
● Kumpulkan secara subjektif, hasil kualitatif dari data dengan
menggunakan instrumen yang handal dan valid.

Terdapat hal-hal penting yang terkait dengan pemahaman evaluasi Program


pendidikan:
1. Hal utama yang terkait dengan evaluasi program adalah bahwa evaluasi
program pendidikan harus dilakukan dengan sistematis. Ini berarti bahwa
evaluator harus bijaksana, melakukan evaluasi dengan sengaja, terstruktur
dan melakukan pendekatan benar-benar ketat dalam evaluasi.

2. Memperhatikan metode penelitian dan model evaluasi yang sesuai


untuk mengevaluasi sebuah program pendidikan karena metode dan model
yang dapat digunakan dalam evaluasi sangat majemuk. Hal ini berarti bahwa
evaluator dapat memiliki banyak instrumen (alat) dalam melakukan
pengukuran, namun tindakan pemilihan instrumen yang sesuai dengan
kebutuhan evaluasi program harus dilakukan dengan hati-hati. Instrumen
alat atau tools apa yang akan dipilih dalam evaluasi program sangat
tergantung pada apa yang ingin dicapai melalui upaya evaluasi.
3. Evaluator meski teliti dengan hal-hal yang mungkin memandu
pemilihan instrumen evaluasi seperti: fokus pada struktur desain program,
cara implementasi instrumen dalam evaluasi, populasi atau sampel yang
akan dievaluasi, dan pengukuran hasil atau dampak yang akan dilakukan.

B. Contoh Penelitian Evaluasi (Program)


Pada makalah ini kami memberkan 3 contoh penelitian evaluasi program :
Contoh 1

1. Contoh Judul Penelitian Evaluasi

Evaluasi Program Pendidikan Sistem Ganda pada SMK 5 Makassar


2. Contoh Rumusan Masalah
- Bagaimanakah prosedur rekruitmen peserta didik, persyaratan
administrasi guru produktif, pengembangan kurikulum dengan
keterlibatan industri/asosiasi, kalender pendidikan, ketersediaan sarana
dan prasarana di sekolah dan di industri (institusi pasangan) sehingga
dapat mendukung tercapainya tujuan yang ditetapkan, serta pembiayaan
pelaksanaan program sistem ganda pada tahapan masukan
(Antecedents) di SMKN 5 Makassar?
- Bagaimanakah kegiatan pembelajar di sekolah yang terdiri dari;
penguasaan guru dalam penyiapan administrasi/bahan pembelajaran,
penguasaan guru dalam kegiatan pembelajaran,interaksi guru dan
siswa, pengelolaan praktek kerja siswa; dan bagaimana kegiatan
pelatihan kerja di industri (institusi pasangan) yang terdiri dari;
identitas industri; kompetensi instruktur; dan proses praktek kerja di
industri (institusi pasangan), pelaksanaan program pendidikan sistem
ganda pada tahapan proses (transactions) SMKN 5 Makassar?
- Bagaimanakah hasil ujian nasional, hasil ujian nasional komponen
produktif dengan pendekatan project work; dan sertifikasi; dan
keterserapan tamatan di dunia kerja pada tahapan hasil (outcomes) di
SMKN 5 Makassar?
3. Sistematika Penulisan Proposal Penelitian Evaluasi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Penelitian
C. Perumusan Masalah
D. Kegunaan Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual Evaluasi Program/Kebijakan
B. Deskripsi Program/Kebijakan yang Dievaluasi
C. Model EvaluasiProgram/Kebijakan yang Dipilih
D. Hasil Penelitian yang Relevan
E. Kriteria Evaluasi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Pendekatan, Metode dan Desain Model Penelitian
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
Contoh 2
1. Contoh Judul Penelitian Evaluasi
Evaluasi Program Pembelajaran Full Day School Di SD Islam Al-Azhar 39
Purwokerto

2. Contoh Rumusan Masalah


· Bagaimana evaluasi program pembelajaran FDS di SD Islam Al Azhar 39
Purwokerto?
· Seberapa efektif tingkat keberhasilan pembelajaran FDS di SD Islam Al Azhar 39
Purwokerto?

3. Sistematika Penulisan Proposal Penelitian Evaluasi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah Penelitian
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
F. Siatematika Penulisan
BAB II EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN FDS
A. Deskripsi Konseptual Evaluasi Program
B. Deskripsi Konsep Sistem Pembelajaran FDS
C. Evaluasi Program Sistem Pembelajaran FDS
D. Model Evaluasi CIPP
E. Kriteria Evaluasi
F. Hasil Penelitian yang Relevan
G. Kerangka Berpikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Jenis, Pendekatan dan Desain Model Penelitian
D. Instrumen Penelitian
E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
F. Teknik Analisis Data
G. Pemeriksaan Keabsahan Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDAS
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
Contoh 3
1. Contoh Judul Penelitian Evaluasi
Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN 2 Wonosobo
2. Contoh Rumusan Masalah pada penelitian evaluasi ini yaitu : “Berapa besar tingkat
kesesuaian pembelajaran PAI di SMPN 2 Wonososbo berdasarkan peraturan yang
mengatur kurikulum 2013?”.
3. Pertanyaan Penelitian. Pertanyaan dalam penelitian ini yaitu:
1) bagaimana kesesuaian pembelajaran PAI di SMPN 2 Wonososbo dengan
prinsip-prinsip dan karakteristik pembelajaran kurikulum 2013?
2) Bagaimana latar belakang guru dan peserta didik di SMPN 2 Wonosobo?
4. Sistematika penulisan proposal penelitian evaluasi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
D. Sistematika Pembahasan
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
B. Landasan Teori
1) Kajian Teori
2) Kerangka Berpikir
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Subjek dan Objek Penelitian
C. Tempat atau Lokasi Penelitian
D. Definisi Operasional Variabel
E. Populasi dan Sampel Penelitian
F. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
G. Teknik Analisis Data
BAB IV PROFIL SEKOLAH HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
B. Hasil Penelitian
C. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan penjelasan makalah, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penelitian evaluasi merupakan suatu prosedur ilmiah yang sistematis yang
dilakukan untuk mengukur hasil program atau proyek (efektifitas suatu
program) sesuai dengan tujuan yang direncanakan atau tidak, dengan cara
mengumpulkan, menganalisis dan mengkaji pelaksaaan program yang
dilakukan secara objektif. Kemudian merumuskan dan menentukan
kebijakan dengan terlebih dahulu mempertimbangkan nilai-nilai positif dan
keuntungan suatu program.
2. Tujuan penelitian evaluasi (program), yaitu: (a) membantu perencanaan
untuk pelaksanaan program, (b) membantu dalam menentukan keputusan
penyempurnaan atau perubahan program, (c) membantu dalam penentuan
keputusan keberlanjutan atau pemberhentian program, (d) menemukan
fakta-fakta dukungan atau penolakan terhadap program, (e) memberikan
sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial, dan politik, dalam
pelaksanaan program serta faktor-faktor yang mempengaruhi program.
3. Penelitian evaluasi dalam pendidikan mencakup bidang yang cukup luas,
adapun beberapa contoh bidang antara lain, (a) kurikulum, (b) program
pendidikan, (c) pembelajaran, (d) pendidik, guru, konselor dan
administrator, (e) siswa kepribadian, kecerdasan, sikap, minat, motivasi,
kebiasan belajar dan prilaku menyimpang, (f) organisasi sekolah, (g)
manajemen
4. Prosedur penelitian evaluasi menurut Suharsimi Arikunto, yaitu: (a) peneliti
mengadakan pengkajian tentang masalah yang akan diteliti, (b) peneliti
merumuskan problematika, (c) Peneliti menyusun proposal penelitian, (d)
peneliti mengatur perencanaan penelitian, menyusun instrumen,
menyiapkan kancah penelitian dan melaksanakn uji coba instrumen, (e)
melaksanakan penelitian, (f) mengumpulkan data, (g) menganalisis data
yang diperoleh, (h) menyimpulkan hasil penelitian.
5. Terdapat beberapa beberapa model evaluasi sebagai strategi atau pedoman
kerja pelaksanaan evaluasi program, yaitu: (a) model evaluasi CIPP, (b)
UCLA, (c) Brinkerhoff, dan (d) Stake, (e) kirkpatrick, (f) wheel, (g) provus..
6. Menurut Sukmadinata (2012:133) langkah-langkah penelitian evaluasi,
yaitu: (a) klarifikasi alasan melakukan evaluasi, menjelaskan alasan-alasan
mengapa evaluasi diadakan, (b) memilih model evaluasi, (c)
mengidentifikasi pihak-pihak yang terkait, (d) penentuan komponen yang
akan di evaluasi, (e) mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan evaluasi, (f)
menyusun desain evaluasi dan jadwal kegiatan, (g) pengumpulan dan
analisis data, (h) pelaporan hasil evaluasi.

A. Saran
Dalam makalah ini penyusun menyarankan kepada para pembaca untuk
mempelajari tentang metode penelitian evaluasi (program) dari buku sumber
yang lain yang lebih dalam, dengan begitu dapat menambah wawasan kita.
Penelitian evalusi bertujuan untuk mengukur program, maka sangat penting
untuk menentukan model penelitian yang tepat dengan mempertimbangkan
nilai-nilai positif dalam sebuah program serta perlu adanya kerjasama antara
evaluator, adrimistator, dan lembaga pendidikan dalam sebuah evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Edison. 2009. Penelitian dan Evaluasi Dalam Bidang Pendidikan:Evaluasi CIPP,
Emzir. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Gall, M.D., Gall, J.P. and Borg, W.R. (2003). Educational Research: An
Intoduction. New York: Pearson Education Inc.
Hamidi. 2007. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: UMM Press
http://sulistiyaingwarni.blogspot.com/2015/03/penelitian-evaluasi.html
(diakses
pada 29 September 2019)

Mbulu, J. 1995. Evaluasi Program Konsep Dasar, Pendekatan Model, dan


Prosedur Pelaksanaan. Malang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek Operasi dan
Perawatan Fasilitas.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Subali Bambang. 2010. Metodologi Penelitian


Pendidikan Biologi.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/metode%20penelitian
%20biologi-pertama_0.pdf (diakses pada 29 September 2019)

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sukardi. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Sukmadinata Nana S. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya
Tayipnapis, F.Y. 1989. Evaluasi Program. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

PENELITIAN EVALUATIF SEBAGAI SALAH SATU MODEL PENELITIAN


DALAM BIDANG PENDIDIKAN (Suatu Kajian Konseptual) Sri Kantun,
2016
https://serupa.id/evaluasi-pendidikan-pengertian-tujuan-ruang-lingkup-dsb/

Anda mungkin juga menyukai