Anda di halaman 1dari 16

TEORI EVALUASI DAN TES

“Teori Evaluasi dan Macam-macam Tes dalam Evaluasi”

OLEH
MUTIA SARI 19177035

DOSEN PEMBIMBING:
Dr. ZULYUSRI, M.P.

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya dalam menyelesaikan makalah yang
berjudul “Teori Evaluasi dan Macam-macam Tes dalam Evaluasi”, sehingga
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan tentang pengertian,
ruang lingkup dari assesmen dan evaluasi, diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang pentingnya assesmen dan
evaluasi dalam dunia pendidikan.
Selaku manusia biasa, makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak
kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Saran dan masukan sangat kami
harapkan, dan kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
khususnya dalam bidang pendidikan. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir.

Padang, 4 februari 2020

Penulis

DAFTAR ISI

i
HALAMAN JUDUL.................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................... 2
1.3. Tujuan......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori Evaluasi............................................................................. 3
2.2 Macam Tes dalam Evaluasi........................................................ 8
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan..................................................................................... 11
3.2 Saran........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 12

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Evaluasi pada dasarnya sebagai dasar keputusan, menyusun kebijakan,
maupun progam selanjutnya, keputusan apakah akan dilanjutkan, diperbaiki atau
dihentikan. Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu
upaya apapun yang terprogam, tidak terkcuali bagi progam pembelajaran sebagai
bagian dari progam pendidikan. Untuk mengetahui apakah program yang telah
direncanakan dan dilaksanakan dapat tercapai tujuannya.
Dalam suatu evaluasi terdapat metode-metode yang digunakan oleh seorang
pendidik untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasian proses pembelajaran
dan sejauh mana tingkat kefahaman peserta didik dalam memahami mata
pelajaran yang diberikan oleh seorang pendidik.
Diantara metode tersebut yaitu metode evaluasi bentuk tes. Kata tes sudah
tidak asing lagi bagi para pelajar baik tingkat bawah maupun perguruan tinggi.
Dalam makalah ini akan diuraikan pengertian dari tes, apa saja macam-macam tes
serta kelebihan dan kekurangan tes tersebut.

1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat disimpulkan rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut.
1. Apa saja teori evaluasi?
2. Apa saja macam tes dalam evaluasi?
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka tujuan dari
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk menjelaskan macam teori evaluasi.
2. Untuk menjelaskan macam tes dalam evaluasi.
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori Evaluasi.


Pengertian evaluasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti penilaian;
hasil. Menurut Bryan & White (1987), evaluasi adalah upaya untuk
mendokumentasi dan melakukan penilaian tentang apa yang terjadi dan juga
mengapa hal itu terjadi, evaluasi yang paling sederhana adalah mengumpulkan
informasi tentang keadaan sebelum dan sesudah pelaksanaan suatu
program/rencana.
Pengertian evaluasi menurut Charles O. Jones dalam Aprilia (2009) adalah
“evaluation is an activity which can contribute greatly to the understanding and
improvement of policy development and implementation” (evaluasi adalah
kegiatan yang dapat menyumbangkan pengertian yang besar nilainya dan dapat
pula membantu penyempurnaan pelaksanaan kebijakan beserta
perkembangannya). Pengertian tersebut menjelaskan bahwa kegiatan evaluasi
dapat mengetahui apakah pelaksanaan suatu program sudah sesuai dengan tujuan
utama, yang selanjutnya kegiatan evaluasi tersebut dapat menjadi tolak ukur
apakah suatu kebijakan atau kegiatan dapat dikatakan layak diteruskan, perlu
diperbaiki atau dihentikan kegiatannya.
Menurut PP No. 39 Tahun 2006, Evaluasi adalah rangkaian kegiatan
membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome)
terhadap rencana dan standar.
Menurut Ernest R. Alexander dalam Aminudin (2007), metode evaluasi
dapat diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
1) Before and after comparisons, metode ini mengkaji suatu obyek penelitian
dengan membandingkan antara kondisi sebelum dan kondisi sesudahnya.
2) Actual versus planned performance comparisons, metode ini mengkaji suatu
obyek penelitian dengan membandingkan kondisi yang ada (actual) dengan
ketetapan perencanaan yang ada (planned)
3) Experintal (controlled) model, metode yang mengkaji suatu obyek penelitian
dengan melakukan percobaan yang terkendali untuk mengetahui kondisi yang
diteliti.
4

4) Quasi experimental models, merupakan metode yang mengkaji suatu obyek


penelitian dengan melakukan percobaan tanpa melakukan
pengontrolan/pengendalian terhadap kondisi yang diteliti.
5) Cost oriented models, metode ini mengkaji suatu obyek penelitian yang hanya
berdasarkan pada penilaian biaya terhadap suatu rencana.
Menurut Scriven (1999) ada dua model evaluasi yaitu:
1. Goal Free Evaluation
Dalam melaksanakan evaluasi program, evaluator tidak perlu
memperhatikan apa yang menjadi tujuan program, yang perlu diperhatikan dalam
program tersebut adalah bagaimana kerjanya (kinerja) suatu program, dengan
jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi (pengaruh) baik hal-
hal yang positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal yang negatif (yang
tidak diharapkan).
2. Evaluasi formatif-sumatif
Evaluasi formatif adalah suatu evaluasi yang biasanya dilakukan ketika
suatu program tertentu sedang dikembangkan dan biasanya dilakukan lebih dari
sekali dengan tujuan untuk melakukan perbaikan. Tujuan dari evaluasi formatif
adalah untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk
melakukan perbaikan suatu produk atau program. evaluasi formatif dilakukan
untuk memberikan informasi evaluatif yang bermanfaat untuk memperbaiki suatu
program. ada dua faktor yang mempengaruhi kegunaan evaluasi formatif, yaitu
kontrol dan waktu.
Evaluasi sumatif yaitu penilaian hasil-hasil yang telah dicapai secara
keseluruhan dari awal kegiatan sampai akhir kegiatan. Waktu pelaksanaan pada
saat akhir proyek sesuai dengan jangka waktu proyek dilaksanakan. Untuk
evaluasi yang menilai dampak proyek, dapat dilaksanakan setelah proyek berakhir
dan diperhitungkan dampaknya sudah terlihat nyata.

Menurut P.P No 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan


Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan, di dalam pelaksanaannya, kegiatan
evaluasi dapat dilakukan pada berbagai tahapan yang berbeda, yaitu;
5

1) Evaluasi pada Tahap Perencanaan (ex-ante), yaitu evaluasi dilakukan sebelum


ditetapkannya rencana pembangunan dengan tujuan untuk memilih dan
menentukan skala prioritas dari berbagai alternatif dan kemungkinan cara
mencapai tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya;
2) Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan (on-going), yaitu evaluasi dilakukan pada
saat pelaksanaan rencana pembangunan untuk menentukan tingkat kemajuan
pelaksanaan rencana dibandingkan dengan rencana yang telah ditentukan
sebelumnya, dan
3) Evaluasi pada Tahap Pasca-Pelaksanaan (ex-post), yaitu evaluasi yang
dilaksanakan setelah pelaksanaan rencana berakhir, yang diarahkan untuk
melihat apakah pencapaian (keluaran/hasil/dampak) program mampu
mengatasi masalah pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini
digunakan untuk menilai efisiensi (keluaran dan hasil dibandingkan masukan),
efektivitas (hasil dan dampak terhadap sasaran), ataupun manfaat (dampak
terhadap kebutuhan) dari suatu program.
Dalam model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) dijelaskan
pengertian evaluasi input, Proses, dan Produk (Mohaimin, 2013) sebagai berikut:
1) Evaluasi Input
Evaluasi input (input evaluation) merupakan evaluasi yang bertujuan
menyediakan informasi untuk menentukan bagaimana menggunakan
sumber daya yang tersedia dalam mencapai tujuan program. Evaluasi input
meliputi analisis personal yang berhubungan dengan bagaimana
penggunaan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif strategi
yang harus dipertimbangkan untuk mencapai suatu program.
Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem, alternatif strategi
program, desain prosedur untuk strategi implementasi, pembiayaan dan
penjadwalan. Evaluasi masukan bermanfaat untuk membimbing pemilihan
strategi program dalam menspesifikasikan rancangan prosedural.
Informasi dan data yang terkumpul dapat digunakan untuk menentukan
sumber dan strategi dalam keterbatasan yang ada. Pertanyaan yang
mendasar adalah bagaimana rencana penggunaan sumber-sumber yang ada
sebagai upaya memperoleh rencana program yang efektif dan efisien.
2) Evaluasi Proses
6

Evaluasi yang dirancang dan diaplikasikan dalam praktik


implementasi kegiatan disebut dengan evaluasi proses. Untuk melihat
apakah pelaksanaan program sudah sesuai dengan strategi yang telah
dilaksanakan tersebut, maka perlu diadakannya evaluasi. Evaluasi tersebut
dinamakan evaluasi proses. Evaluasi proses termasuk mengidentifikasi
permasalahan prosedur pada pelaksanaan kejadian dan aktivitas. Setiap
perubahan-perubahan yang terjadi pada aktivitas dimonitor secara jujur
dan cermat. Pencatatan aktivitas harian penting dilakukan karena berguna
pada pengambilan keputusan untuk menentukan tindak lanjut
penyempurnaan dan menentukan kekuatan dan kelemahan program.
Stufflebeam juga mengatakan bahwa evaluasi proses merupakan
pengecekan yang berkelanjutan atas implementasi perencanaan. Tujuan
evaluasi proses yaitu untuk mengidentifikasikan atau memprediksi dalam
proses pelaksanaan, seperti cacat dalam desain prosedur atau
implementasinya. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa evaluasi proses juga
bertujuan untuk menyediakan informasi sebagai dasar memperbaiki
program, serta untuk mencatat, dan menilai prosedur kegiatan dan
peristiwa. Selain itu, tujuan utama evaluasi proses yaitu:
1. Mengetahui kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal-hal yang baik
untuk dipertahankan,
2. Memperoleh informasi mengenai keputusan yang ditetapkan, dan
3. Memelihara catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat
implementasi dilaksanakan.
Memonitor kegiatan, berinteraksi terus menerus, serta dengan
mengobservasi kegiatan, dan staf merupakan hal-hal yang dilakukan dalam
evaluasi proses. Dalam melakukannya, dinyatakan bahwa hal tersebut
dapat melibatkan pengukuran pre-test dan pos-test terhadap pengetahuan
dan keterampilan, mengobservasi perilaku tertentu pada siswa, self-report
mengenai perbaikan tingkah laku, penilaian performance rutin (tingkat, tes
terstandard, portofolio), self-studi yang terus menerus, studi kasus
individual, kehadiran dan data kedisiplinan, kesesuaian antara program
7

dengan pelaksanan, keterlaksanaan program, pengukuran sosiometri, serta


hambatan-hambatan yang ditemui.
3) Evaluasi Output
Evaluasi produk adalah evaluasi yang bertujuan untuk mengukur,
menginterpretasikan dan menilai pencapaian program. Evaluasi produk
adalah evaluasi mengukur keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi dapat
juga bertujuan mengumpulkan deskripsi dan penilaian terhadap iuran
(outcome) dan menghubungkan itu semua dengan objektif, konteks, input,
dan informasi proses, serta untuk menginterpretasikan kelayakan dan
keberhargaan program. Evaluasi produk dapat dilakukan dengan membuat
definisi operasional dan mengukur kriteria pengukuran yang telah dicapai
(objektif), melalui pengumpulan nilai dari stakeholder, dengan unjuk rasa
(performing) baik dengan menggunakan analisis secara kuantitatif,
maupun kualitatif. Analisis produk ini diperlukan pembanding antara
tujuan, yang ditetapkan dalam rancangan dengan hasil program yang
dicapai. Hasil yang dinilai dapat berupa skor tes, prosentase, data
observasi, diagram data, sosiometri yang dapat ditelusuri kaitannya dengan
tujuan-tujuan yang lebih rinci. Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif
tentang mengapa hasilnya seperti itu.
Dalam model-model evaluasi salah satunya Educational System Evaluation
Model dalam buku (Arifin,2012:72), kegiatan evaluasi dibagi menjadi empat jenis
diantaranya:
a) Input evaluation, structuring decision. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk
membantu mengatur keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada,
alternatif apa yang akan diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai
tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.
b) Process evaluation, to serve implementing decision. Kegiatan evaluasi ini
bertujuan untuk membantu melaksanakan keputusan. Pertanyaan yang harus
Anda jawab adalah hingga bagaimana suatu rencana telah dilaksanakan,
apakah rencana tersebut sesuai dengan prosedur kerja, dan apa yang harus
diperbaiki.
8

c) Product evaluation, to serve recycling decision. Kegiatan evaluasi ini


bertujuan untuk membantu keputusan selanjutnya. Pertanyaan yang harus
Anda jawab adalah hasil apa yang telah dicapai dan apa yang dilakukan
setelah program berjalan.

2.2 Macam Tes dalam Evaluasi


Terdapat banyak intrumen yang dapat digunakan dalam proses evaluasi.
Diantaranya adalah tes. Tes merupakan salah satu cara untuk mengetahui kondisi
siswa. Kondisi yang dimaksud adalah prestasi belajar siswa. Pengertian lain
mengenai tes adalah seperangkat pertanyaan atau tugas yang diberikan kepada
siswa untuk mengumpulkan informasi tentang kemampuan, penguasaan atau
aspek-aspek lain yang sejenis.
Oermann (2009:8) mengatakan bahwa “Tests are used frequently as an
assessment strategy. They can be used to assess students’ knowledge and skills
prior to instruction, which enables the teacher to gear instruction to the learners’
needs.” Senada dengan Oermann, zainal (2009:118) menyatakan tes sebagai
teknik yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran yang di
dalamnya termuat pertanyaan atau tugas yang harus di jawab atau dikerjakan oleh
peserta didik untuk mengukur perilaku peserta didik.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa tes untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik dan dari informasi tersebut guru dapat
merencanakan pengajaran yang lebih baik lagi.
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa “A number of decision by the teacher
rely on judgement about student’ learning that are founded on numerous and
varied evaluation activities...”. Guru memegang peranan penting dalam proses
evaluasi sebab gurulah yang dapat menilai prestasi belajar siswanya secara riil.
Oleh karena itu, seorang guru perlu mengetahui intrumen apa saja yang ada dalam
evaluasi pembelajaran yang salah satunya adalah test.
Tes bisa dibedakan menjadi beberapa macam. Pembagian beberapa jenis
ini ditinjau dari beberapa sudut pandang. Heaton (1998) membagi tes menjadi
empat bagian:
1. Tes prestasi belajar (achievement test)
2. Tes penguasaan (proficiency test)
9

3. Tes bakat (aptitude test)


4. Tes diagnostik (diagnostic test)
Sedangkan Brown (2004) menambahkan satu tes lagi yaitu tes penempatan
(placement test). Oermann (2009:9), juga menjelaskan bahwa Tests also may be
used to place students into appropriate courses. Placement tests, taken after the
individual has been admitted, provide data for determining which courses students
should complete in their programs of study.
Dalam bidang psikologi, tes dibagi menjadi empat jenis, yaitu:
1. Tes intelegensia umum, yaitu tes untuk mengukur kemampuan umum
seseorang.
2. Tes kemampuan khusus, yaitu tes untuk mengukur kemampuan
potensial dalam bidang tertentu.
3. Tes prestasi belajar, yaitu tes untuk mengukur kempuan aktual sebagai
hasil belajar.
4. Tes kepribadian, yaitu untuk mengukur karakteristik pribadi
seseorang.
Berdasarkan jumlah peserta didik, tes dibagi menjadi dua Zainal
(2009:118), yaitu:
1. Tes kelompok, yaitu tes yang diadakan secara kelompok. Guru akan
berhadapan dengan sekelompok peserta didik.
2. Tes perseorangan, yaitu tes yang dilakukan secara individu. Guru akan
berhadapan dengan seorang peserta didik.
Berdasarkan cara penyusunannya terbagi menjadi dua:
1. Tes buatan guru (techer-made test), yaitu tes yang disusun sendiri oleh guru yang
akan mempergunakan tes itu. Tes buatan guru ini dibedakan menjadi dua, yaitu :
a. Tes subjektif, yaitu tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat
pembahasan atau uraian kata-kata seperti : uraikan, jelaskan, mengapa,bagaimana,
bandingkan,simpulkan dan sebagainya.
b. Tes objektif, yaitu tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara
objektif, seperti menandai masing-masing pernyataan dengan melingkari huruf B
jika pernyataan itu benar dan melingkari huruf S jika pernyataan itu salah. Lebih
jelasnya, Objective assessment is a form of questioning which has a single correct
10

answer. Objective question types include true/false answers, multiple choice,


multiple-response and matching questions. Objective assessment is well suited to
the .increasingly popular computerized or online assessment format.
2. Tes yang dibakukan (standarized test), yaitu tes yang sudah memiliki derajaat
validitas dan reliabilitas yang tinggi berdasarkan percobaan terhadap sampel
yang cukup besar dan representatif.
Dilihat dari segi waktu yang disediakan bagi testee untuk menyelesaikan tes,
tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Power test, yaitu tes di mana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut tanpa dibatasi.
2. Speed test, yaitu tes di mana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut dibatasi.
Dilihat dari segi cara mengajukan pertanyaan dan cara memberikan
jawabannya, tes dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:
1. Tes tertulis (pencil and paper test), yaitu jenis tes dimana tester dalam
mengajukan butir-butir pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan
testee memberikan jawabannya juga secara tertulis. Tes tertulis terbagi
menjadi dua, yaitu:
a. Tes tertulis formal, yaitu tes yang meliputi jumlah testee yang cukup besar
yang diselenggarakan oleh panitia resmi yang diangkat oleh pemerintah.
b. Tes tertulis nonformal, yaitu tes yang berlaku untuk tujuan tertentu yang
dilaksanakan langsung oleh pihak pelaksana dalam situasi semi resmi.
3. Tes lisan (nonpencil and paper test), yaitu tes dimana tester di dalam
mengajukan pertanyaan-pertanyaanatau soalnya dilakukan secara lisan, dan
testee memberikan jawabannya secara lisan pula.Selain kedua jenis tes diatas,
zainal (2009:149) menambahkan satu jenis tes lagi yang termasuk dalam tes
yang dilihat dari segi cara mengajukan pertanyaan dan memberi jawaban
yaitu tes perbuatan. Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut
jawaban peserta didik dalam bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan.

BAB III
PENUTUP
11

3.1 Simpulan
Evaluasi sebagai dasar keputusan, menyusun kebijakan, maupun progam
selanjutnya, keputusan apakah akan dilanjutkan, diperbaiki atau dihentikan.
Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu upaya
apapun yang terprogam, tidak terkcuali bagi progam pembelajaran sebagai bagian
dari progam pendidikan. Untuk mengetahui apakah program yang telah
direncanakan dan dilaksanakan dapat tercapai tujuannya
3.2 Saran
Sebagai calon guru hendaknya mengerti dan benar-benar paham mengenai
evaluasi karena sangat bermanfaat saat memasuki dunia kerja. Mengingat masa
depan yang akan kita hadapi tentu akan berbeda dengan masa yang sedang kita
jalani sekarang. Dalam belajar dan pembelajaran setiap guru professional harus
mempunyai evaluasi pembelajaran terhadap siswa, karena dengan memahami
assesmen pembelajaran, guru dapat mengetahui bagaimana perkembangan peserta
didiknya dalam kegiatan belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Cetakan ke-4. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta :


Bumiaksara.

Nurkancana, Wayan dan Sunartana, Evaluasi pendidikan, Surabaya: Usaha


Nasional, 1986.

Oermann, H. Marilyn., et.al. 2009. Evaluation and Testing in Nursing Education.


New York: Spinger Publishing Company.

Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan teknik evaluasi pembelajaran , Bandung:


Remaja Rosda Karya, 2009.

Reid, flerre. 2003. Policy On The Evaluation of Learning. Quebec: Gouvernement


du Quebec.

Sudjiono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Prees.

Sukardi, Evalusi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya , Jakarta Timur: Bumi


Aksara, 2008.

Widyoko, Eko Putro, Evaluasi Program Pembelajaran , Yogyakarta: Pustaka


Pelajar, 2010.

Worthen, R. Blaine., at. Al. 1997. Program Evaluation: Alternative Approaches


and Practical Guidelines Second Edition. New York: Longman Publishers
USA.

12

Anda mungkin juga menyukai