Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH METODOLOGI PENELITIAN LANJUTAN

TUGAS RESUME PENELITIAN EVALUASI

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. H. Usmeldi, M.Pd


Dr. Ir. Arwizet. K, ST, MT

Oleh:

Yudha Aditya Fiandra


NIM. 21193022

PROGRAM DOKTOR PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. Latar Belakang Masalah
Bagian latar belakang masalah menjelaskan mengapa suatu penelitian
dilaksanakan. Fakta dan data yang mendukung harus dicantumkan
(Dermawan, 2000). Dengan menuliskan latar belakang yang kuat, karya tulis
ilmiah akan lebih kompeten dan tidak mudah terbantahkan.
Membuat sebuah latar belakang sebenarnya hanya ada dua kata kunci
umum yaitu ada masalah dan dicarikan solusi. Hal yang membuat banyak dan
panjang latar belakang adalah data-data pendukungnya, mulai dari landasan
yuridis, landasan empiris, landasan teoritis, dan penelitian terdahulu. Dalam
menguraikan permasalahan dimulai dari deskripsi umum ke khusus seperti
piramida terbalik.

Gambar 1. Piramida Terbalik Penelitian


Berikut adalah langkah-langkah pembuatan latar belakang penelitian
evaluasi:
1. Tentukan tema, topik, dan judul makalah
2. Buat kerangka pemikiran dengan menentukan ide pokok atau gagasan
pokok untuk setiap paragrafnya
3. Letakkan gagasan pokok mengenai judul makalah di paragraf paling akhir.
Latar belakang masalah, berisi hal-hal yang mendasari lahirnya kegiatan
evaluasi. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang termuat di dalam bagian
latar belakang masalah adalah hal-hal yang mendorong atau alasan yang
melatarbelakangi dilaksanakannya penelitian evaluasi.
Alasan tersebut harus kuat, tidak mengada-ada sehingga dapat
memberikan gambaran bahwa kegiatan evaluasi yang akan dilakukan tersebut
memang betul-betul perlu dilaksanakan dengan cara menunjukkan adanya
kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang terjadi
Contoh penelitian evaluasi dan cara menyusun latar belakangnya. Jika
judul penelitiannya adalah “Keefektifan E-Learning Sebagai Media
Pembelajaran”. Maka bisa disusun latar belakang dengan kerangka sebagai
berikut:
1. Penerapan model pembelajaran serta pengaruh dalam pelaksanaannya
2. Mendeskripsikan standar mutu pelaksanaan e-learning sebagai media
pembelajaran yang efektif
3. Mengidentifikasi keefektifan evaluasi pelaksanaan e-learning, serta
mengetahui faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan pembelajaran
e-learning
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
Identifikasi masalah didefinisikan sebagai upaya untuk menjelaskan
masalah dan membuat penjelasan dapat diukur. Jika dalam penelitian lainnya
terdapat bagian identifikasi masalah dan pembatasan masalah sesuai dengan
pertimbangan urgensi dan kemampuan peneliti, maka dalam penelitian
evaluasi tidak perlu ada identifikasi masalah dan juga pembatasan masalah,
karena rumusan masalah (pertanyaan evaluasi) harus dirumuskan sesuai
tujuan evaluasi, yaitu untuk mengevaluasi keterlaksanaan dan hasil dari
pelaksanaan suatu program
Rumusan masalah disusun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
melalui kegiatan evaluasi. Rumusan pertanyaan evaluasi dapat berupa: (a)
pertanyaan mengenai dampak/hasil program, (b) pertanyaan mengenai
implementasi program, (c) pertanyaan tentang konteks program, dan (d)
pertanyaan mengenai kebutuhan program.
Perumusan masalah perlu dilakukan untuk memudahkan mengetahui
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, sehingga tujuan penelitian
evaluasi lebih jelas terarah. Perumusan masalah penelitian ditulis dalam
bentuk pertanyaan penelitian. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, cara
menuliskan perumusan masalah dalam penelitian adalah “Bagaimana
keefektifan penerapan e-learning di sekolah?”.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian evaluatif adalah untuk merancang,
menyempurnakan, dan menguji pelaksanaan suatu praktek pendidikan. Selain
itu, penelitian evaluatif juga dimaksudkan untuk minilai keberhasilan kegiatan
secara spesifik dan minilai manfaat dari kegiatan tersebut.
Penelitian evaluatif berbeda dengan evaluasi formal, evaluasi formal bisa
dilakukan oleh para peneliti atau pelaksana dalam bidangnya Penelitian
evaluatif bersifat komprehensif membutuhkan data kuantitatif dan kuantitatif.
Penelitian evaluatif menambah pengetahuan tentang kegiatan tertentu dan
dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut.
Tujuan penelitian evaluasi pada umumnya disesuaikan dengan rumusan
pertanyaan evaluasi yang diajukan. Dalam kaitannya dengan rumusan tujuan
evaluasi, Taylor dkk. (1996) mengidentifikasi beberapa dimensi yang
biasanya ingin digali yang dirumuskan dalam tujuan evaluasi suatu program,
yaitu:
1. Dampak/pengaruh program.
2. Implementasi program.
3. Konteks program.
4. Kebutuhan program.
Menurut Sukmadinata (2009) tujuan penelitian evaluatif adalah sebagai
berikut:
1. Membantu perencanaan pelaksanaan program.
2. Membantu penentuan keputusan perubahan program.
3. Membantu penentuan keputusan keberlanjutan atau penghentian program
4. Menemukan fakta-fakta dukungan atau penolakan terhadap program.
5. Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial dan
politik dalam pelaksanaan program serta faktor yang mempengaruhi.
6. Menilai hubungan antar variabel melalui pengujian dan melalui analisis
Jadi tujuan utama dari penelitian evaluatif adalah sebagai penyedia
informasi berkaitan dengan program-program pendidikan yang telah
dilaksanakan.
Sebagai contoh dalam menetapkan tujuan penelitian evaluasi adalah
sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi penerapan model pembelajaran yang menggunakan
teknologi informasi.
2. Membuat desain evaluasi produk e-learning dalam model pembelajaran
3. Melakukan verifikasi dan validasi pembuatan alat evaluasi e-learning
4. Menganalisis hasil verifikasi dan validasi pembuatan alat evaluasi produk
e-learning.
D. Manfaat Penelitian
Penulisan manfaat penelitian evaluasi sangatlah penting untuk
memberikan gambaran kepada pembaca tentang outcome dan impact dari
penelitian yang dilakukan. Manfaat penelitian adalah narasi yang objektif
yang menggambarkan hal-hal yang diperoleh setelah suatu tujuan penelitian
telah terpenuhi. Manfaat penelitian bisa saja bersifat teori atau bersifat praktis
misalkan memecahkan masalah-masalah pada objek yang diteliti. Secara
spesifik, manfaat penelitian di bidang apapun mencakup dua aspek, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis ini berlatar dari tujuan penelitian verifikatif, untuk
mengecek teori yang sudah ada.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis adalah manfaat yang berguna untuk memecahkan
masalah praktis. Jadi misalnya ingin melakukan evaluasi penggunaan e-
learning maka manfaat praktisnya adalah meningkatkan dan memetakan
faktor pendukung dan penghambat implementasi e-learning serta
dampaknya.
Namun, sesuai karakteristiknya yang bukan untuk pengembangan
ilmu, maka manfaat dari penelitian evaluasi program adalah hanya berkaitan
dengan manfaat praktis, terutama dalam menyediakan informasi untuk
pengambilan keputusan tentang program yang telah diimplementasikan.
E. Desain Penelitian Evaluasi
Sebagai sebuah penelitian, evaluasi juga dilaksanakan dengan
menggunakan suatu desain atau konstelasi (susunan/prosedur) evaluasi
tertentu. Menurut Wirawan (2011:147) Desain evaluasi adalah kerangka
proses melakukan evaluasi dan rencana menjaring dan memanfaatkan
data sehingga dapat diperoleh informasi dengan presisi yang mencukupi
atau hipotesis dapat diuji secara tepat dan tujuan evaluasi dapat dicapai.
Desain evaluasi mencakup suatu proses dan seperangkat rencana atau hasil
tertulis (Brinkerhoff, Robert. O, et al, 1988).
Berbeda dengan riset murni (penelitian murni) dan riset terapan lainnya,
desain evaluasi terdiri dari model evaluasi dan metode penelitian. Model
evaluasi menentukan jenis evaluasi apa saja yang akan dilakukan dan
bagaimana proses melakukan evaluasi tersebut (CIPP, CSE UCLA dll),
sedangkan metode penelitian menentukan jenis data apa saja yang akan
dijaring dalam suatu evaluasi. Rancangan sebuah Desain Evaluasi Program
dapat dilihat pada Gambar 2 berikut:

Gambar 2. Model dan Metode Penelitian Evaluasi (Ambiyar, 2019)


1. Model Penelitian Evaluasi
Peneliti evaluasi program yang ingin merancang sebuah penelitian
evaluasi terlebih dahulu menentukan model evaluasi apa yang akan
digunakan dalam mengevaluasi suatu program. Peneliti harus memahami
spesifikasi suatu model evaluasi yang akan digunakan dari segi langkah-
langkah evaluasi kelebihan dan kekurangan hingga keterkaitan dengan
tujuan dan kebutuhan dalam mengevaluasi.
Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang
dapat dipakai dalam mengevaluasi program pembelajaran. Berikut
beberapa model evaluasi program yang populer dan banyak dipakai dalam
pelaksanaan evaluasi program yaitu:
a. Evaluasi Model Kirkpatrick
Kirkpatrick salah seorang ahli evaluasi program pelatihan dalam
bidang pengembangan sumber daya manusia (SDM). Model evaluasi
yang dikembangkan oleh Kirkpatrick dikenal dengan istilah Kirkpatrick
Four Levels Evaluation Model. Evaluasi terhadap efektivitas program
pelatihan (training) menurut Kirkpatrick (1998) mencakup empat level
evaluasi, yaitu: level 1 reaction, level 2 learning, level 3 behavior, dan
level 4 result.
b. Evaluasi Model CIPP
CIPP merupakan sebuah akronim, terdiri dari; Context
evaluation (penilaian tentang konteks), Input evaluation (penilaian
tentang masukan), Process evaluation (penilaiaan tentang proses), dan
Product evaluation (penilaian tentang hasil). Setiap tipe penilaian
terikat pada perangkat pengambilan keputusan yang menyangkut
perencanaan dan operasi sebuah program (Suharsimi, 1998).
Model ini dikembangkan oleh National Study Committee on
Evaluasi of Phi Delta Kappa. Penggagas model ini adalah Stuflebeam.
Menurut klasifikasi model berdasarkan tujuan, model ini termasuk
model managemen analysis yang bertujuan untuk mengevaluasi
keputusan/kebijakan seorang manajer. model ini banyak digunakan
untuk mengevaluasi program pendidikan (Endang, 2014).
c. Evaluasi Model UCLA
Model UCLA dikembangkan oleh Alkin, ia menulis tentang
kerangka kerja evaluasi yang hampir sama dengan model CIPP dan
mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan,
memilih informasi yang tepat, mengumpulkan dan menganalisa
informasi sehingga dapat melaporkan ringkasan data yang berguna bagi
pembuat keputusan dalam memilih beberapa alternatif (Farida, 2000).
d. Evaluasi Model Brinkerhoff
Model ini dikembangkan oleh Brinkerhoff yang menyatakan
tiga golongan evaluasi yang disusun berdasarkan penggabungan
elemen-elemen yang sama seperti evaluator-evaluator lainnya, namun
dalam komposisi dan versi mereka sendiri. Golongan evaluasi tersebut
adalah; Fixed vs Emergent Evaluation Design, Formative vs Summative
Evaluation, Experimental and Quasi Experimental Design vs
Natural/Unobtrusive Inquiry (Farida, 2000).
e. Evaluasi Model Stake atau Model Countenance
Model Stake menekankan pada dua jenis operasi yaitu deskripsi
(discriptions) dan pertimbangan (judgments) serta membedakan tiga
fase dalam evaluasi program, yaitu; persiapan atau pendahuluan
(antecedents), proses/transaksi (transaction-prosesses), dan keluaran
atau hasil (outcomes, output) (Suharsimi, 1998).
2. Metode Penelitian Evaluasi
Pemilihan metode penelitian evaluasi tergantung kepada fokus
penelitian. metode penelitian menentukan jenis data apa saja yang akan
dijaring dalam suatu evaluasi. Metode Penelitian secara garis besar
memiliki 3 pendekatan utama yakni kualitatif, kuantitatif dan Mixed
method yang merupakan penggabungan antara kualitatif dan kuantitatif
yang juga memiliki metode tersendiri dalam menganalisis suatu data.
Metode penelitian yang dipilih akhirnya juga menentukan jenis data
yang akan diambil, teknik atau cara menjaringan data serta instrumen yang
akan digunakan. Peneliti dapat menentukan fokus diawal penelitian
evaluasi jika metode penelitian adalah kuantitatif, namun meluasnya focus
penelitian di lapangan juga dapat terjadi jika metode penelitian yang
dilakukan adalah kualitatif. Penentuan focus juga dapat didasari dari
kebutuhan penelitian.
F. Instumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian evaluasi memiliki bentuk dan jenis ragamnya.
Pemilihannya tergantung dengan jenis pendekatan atau metode penelitian
evaluasi. Jenis instrument penelitian secara umum:
1. Tes
2. Angket atau Kuesioner
3. Wawancara
4. Observasi
5. Forum Group Discussion (FGD)

G. Teknik Analisis Data


Pengolahan data juga tergantung pada jenis pendekatan yang dilakukan
sebelumnya pada desain penelitian (apakah bersifat kuantitatif, kualitatif
maupun metode campuran).
DAFTAR RUJUKAN

Ambiyar, A., & Dewi, M. (2019). Metodologi Penelitian Evaluasi Program.

Arikunto, S. (1988). Penilaian Program Pendidikan. Jakarta.

Brinkerhoff, R. O. (1988). An integrated evaluation model for HRD. Training &


Development Journal, 42(2), 66-69.

Kirkpatrick, D. L. (1998). The four levels of evaluation. In Evaluating corporate


training: Models and issues (pp. 95-112). Springer, Dordrecht.

Mulyatiningsih, E., & Nuryanto, A. (2014). Metode penelitian terapan bidang


pendidikan.

Suharsimi, A. (1998). Metodologi penelitian suatu pendekatan praktek. Rineka


Cipta.

Sukmadinata, N.S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : UPI

Tayibnapis, F. Y. (2008). Evaluasi program dan instrumen evaluasi untuk


program pendidikan dan penelitian.

Taylor-Powell, E., & Steele, S. (1996). Collecting evaluation data: Direct


observation. Program Development and Evaluation. Wiscounsin: University
of Wisconsin-Extension, 1-7.

Wibisono, D. (2000). Riset Bisnis edisi pertama. BPFE, Yogyakarta.

Wirawan. 2011. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi dan Profesi. Jakarta :
PT
Rajagrafindo Persada.

Zaenal, A. (2009). Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai