Anda di halaman 1dari 26

Konsep Dan Contoh Penelitian Evaluasi

(Program)
MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah metodelogi Penelitian
Dosen : Supardi US,MM,M.Pd.

1. Selvia Rosalina (20147279197)


2. Ria Nurakfa (20147279199)
3. Anisa Eskawati
4. Rita Sutini (20147279197)
5. Sunawati

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI


PROGRAM STUDI MIPA
PROGRAM PASCA SARJANA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat dan karunia-
NYA kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Makalah ini membahas tentang “konsep dan contoh penelitian evaluasi (program)”
Kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung kami dalam
pembuatan makalah ini, khususnya kepada bapak Supardi US,MM,M.Pd. selaku dosen mata
kuliah metodelogi penelitian. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah sekaligus
memperdalam wawasan para calon pendidik maupun yang sedang terlibat langsung dalam
proses pendidikan.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan ini ada kesalahan-kesalahan ataupun hal-
hal yang tidak berkenan.Akhir kata, segala rasa syukur semoga selalu tercurah kepada
pemberi ilmu Allah SWT dan semoga bermanfaat.Amin.

Jakarta, September 2015

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................................
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................................
D.
BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................................
A. Pengertian evaluasi program ...............................................................................
B. Alasan Dilakukanya Evaluasi Program.................................................................
C. Tujuan Evaluasi Program.......................................................................................
D. Langkah-Langkah Penelitian Evaluasi Program..................................................
E. Model-Model Yang Digunakan Evaluasi Program...............................................
F. Pendekatan, Desain, Dan Prosedur Dalam Evaluasi Program...........................
G. Penyusunan Proposal Penelitian Evaluasi ............................................................

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN .........................................................................................................
SARAN.......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Metode berasal dari bahasa Yunani yakni methodos yang dapat diartikan sebagai cara
atau menuju suatu jalan. Secara sederhana metode berarti cara, teknik atau pendekatan yang
digunakan untuk kepentingan tertentu (Asroi dan Hidayat, 2014:2). Sugiyono (Asroi dan
Hidayat, 2014:2) mengungkapkan Penelitian adalah usaha untuk melakukan penyelidikan
dengan hati-hati, kritis dan sistematis dalam mempelajari atau mencari fakta. Penelitian
berasal dari bahasa inggris research. kata re berarti kembali dan search berarti mencari
dengan demikian dapat diartikan penelitian adala proses mencari kembali.. Penelitian sebagai
aktivitas keilmuan yang dilakukan karena ada kegunaan yang ingin dicapai, baik untuk
meningkatkan kualitas kehidupan manusia maupun untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitiaan adalah cara
ilmiah yang digunakan untuk mencari data dengan tujuan dan manfaat tertentu. Cara ilmiah
berarti upaya yang dilakukan dalam penelitian dengan pendekatan logis, sistematis dan
faktual.
Menurut Ralph Tyler (Nurkhoiri,2012) , evaluasi ialah proses yang menentukan sampai
sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai. Fungsi utama evaluasi dalam hal ini adalah
menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk
menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Dalam evaluasi terdapat perbedaan yang mendasar dengan penelitian meskipun secara
prinsip, antara kedua kegiatan ini memiliki metode yang sama. Perbedaan tersebut terletak
pada tujuan pelaksanaannya. Jika penelitian bertujuan untuk membuktikan sesuatu (prove)
maka evaluasi bertujuan untuk mengembangkan (improve). Terkadang, penelitian dan
evaluasi juga digabung menjadi satu frase, penelitian evaluasi. Sebagaimana disampaikan
oleh Sudharsono (1994 : 3) penelitian evaluasi mengandung makna pengumpulan informasi
tentang hasil yang telah dicapai oleh sebuah program yang dilaksanakan secara sistematik
dengan menggunakan metodologi ilmiah sehingga darinya dapat dihasilkan data yang akurat
dan obyektif.
B. RUMUSAN MASALAH
Bahasan-bahasan yang akan dijelaskan agar mempermudah kita untuk lebih
mengenal apa konsep dan contoh penelitian evaluasi (program), diantaranya:
1.  Apa yang dimaksud dengan evaluasi program?
2. Apa saja alasan dilakukanya evaluasi program?
3. Apa saja tujuan dilakukanya evaluasi program?
4. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam melakukan penelitian evaluasi
program ?
5. Model-model apa saja yang digunakan evaluasi program?
6. Apa saja Pendekatan, Desain, dan Prosedur dalam Evaluasi Program?
7. Langkah-langkah apa yang dilakukan dalam Penyusunan Proposal Penelitian
Evaluasi?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan evaluasi program.
2. Untuk mengetahui apa saja alasan dilakukanya evaluasi program?
3. Untuk mengetahui tujuan dilakukanya evaluasi program?
4. Untuk mengetahui langkah-langkah apa saja yang dilakukan dalam melakukan
penelitian evaluasi program ?
5. Untuk mengetahui model-model apa saja yang digunakan evaluasi program?
6. Untuk mengetahui apa saja Pendekatan, Desain, dan Prosedur dalam Evaluasi
Program?
7. Untuk mengetahui langkah-langkah Penyusunan Proposal Penelitian Evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
PENELITIAN EVALUASI PROGRAM

A. Pengertian Evaluasi Program


Menurut Ralph Tyler (Arikunto,2009:3) evaluasi merupakan sebuah proses
pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana , dalam hal apa, dan bagian mana tujuan
tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya.
Proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digubakan untuk
membuat keputusan.
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja
untuk melihat tingkat keberhasilan program. Ada beberapa pengertian tentang “program” itu
sendiri, diantaranya, program adalah rencana dan program adalah kegiatan yang direncanakan
dengan seksama . melakukan evalusi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk
mnegetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan
(Arikunto,2009:3).
Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang
tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang  tepat pula. Evaluasi program
sangat penting dan bermanfaat terutama bagi pengambil keputusan. Alasannya adalah dengan
masukan hasil  evaluasi  program itulah para pengambil keputusan akan menentukan tindak
lanjut dari program yang sedang atau telah dilaksanakan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa evaluasi program merupakan
proses pengumpulan data atau informasi yang ilmiah yang hasilnya dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif kebijakan.

B. Alasan Dilaksanakannya Penelitian Evaluasi Program.


Penelitian evaluasi program dilakukan karena beberapa alasan, diantaranya:
1. Pemenuhan ketentuan undang-undang dan peraturan pelaksanaannya.
2.  Mengukur efektivitas dan efesiensi program.
3.  Mengukur pengaruh dan efek samping program.
4. Akuntabilitas pelaksanaan program.
5. Akreditasi program.
6. Alat mengontrol pelaksanaan program.
7. Alat komunikasi dengan stakeholder program.
8. Keputusan mengenai program:
a. Diteruskan
b. Dilaksanakan di tempat lain
c. Dirubah
d. Dihentikan

C.  Tujuan Penelitian Evaluasi Program.


Setiap kegiatan yang dilaksanakan mempunyai tujuan tertentu. demikian juga dengan
evaluasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2004 : 13) ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara keseluruhan sedangkan
tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing komponen. Implementasi program harus
senantiasa di evaluasi untuk melihat sejauh mana program tersebut telah berhasil mencapai
maksud pelaksanaan program yang telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya evaluasi,
program-program yang berjalan tidak akan dapat dilihat efektifitasnya. Dengan demikian,
kebijakan-kebijakan baru sehubungan dengan program itu tidak akan didukung oleh data.
Karenanya, evaluasi program bertujuan untuk menyediakan data dan informasi serta
rekomendasi bagi pengambil kebijakan (decision maker) untuk memutuskan apakah akan
melanjutkan, memperbaiki atau menghentikan sebuah program.
Secara umum penelitian evaluasi program diperlukan untuk merancang,
menyempurnakan dan menguji pelaksanaan suatu praktik program yang dilakukan oleh calon
peneiti. Dalam suatu rancangan program baru, kegiatan memerlukan data hasil evaluasi
program yang lalu untuk membantu perencanaan hingga proses kegiatan program yang baru.
Program atau kegiatan pendidikan adalah sesuatu yang dinamis, berubah dan
berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu dan tuntutan perubahan masyarakat
(audience). Sehingganya untuk mengetahui perubahan, kelayakan dan berjalanya  program
tersebut maka perlu diuji program tersebut. Melanjutkan program atau kegiatan yang tidk
layak, hanya akan membuang – buang biaya, waktu dan tenaga saja.
Secara lebih rinci tujuan penelitian evaluasi program adalah:
1. Membantu perencanaan untuk pelaksanaan program.
2. Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan atau perubahan program.
3. Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau penghentian program karena
dipandang program tersebut tidak ada     manfaatnya atau   tidak   dapat terlaksana
sebagaimana yang diharapkan.
4. Menemukan fakta – fakta dukungan dan penolakan terhadap program.
D. Langkah-Langkah Penelitian Evaluasi
Dalam Evaluasi Penelitian ada beberapa langkah yang harus ditempuh. langkah-langkah
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan alasan untuk melakukan evaluasi
Studi evaluasi dapat diprakarsai oleh ketertarikan personal evaluator atau pesanan dari
seseorang atau agen tertentu, atau kedua-duanya. Bila evaluasi atas prakarsa pribadi, Anda
hanya memerlukan pada diri Anda mengapa evaluasi itu dilakukan. Jika bersifat pesanan,
seorang evaluator harus mempertimbangkan penyelidikan untuk menentukan semua alasan
bagi evaluasi yang dipesan tersebut. Untuk menetukan legitimasi sebuah evaluasi,
evaluator perlu melakukan wawancara terhadap personal kunci apakah evaluasi tersebut
beralasan dan etis. Para pakar evaluasi merekomendasikan agar Anda meolak untuk
melakukan evaluasi jika sekiranya akan terjadi atau dimungkinkan terjadi pelanggaran
etik.
2. Mengidentifikasi Stakeholder
Identifikasi tingkat kepentingan stakeholder yang akan dipengaruhi oleh studi
evaluasi. Mengabaikan beberapa diantara mereka bisa mengakibatkan konsekuensi politik
yang serius.
3. Memutuskan apa yang akan dievaluasi
Gambarkan semua kemungkinan aspek program yang dapat dievaluasi sebagai
langkah dalam menentukan aspek-aspek tertentu yang akan menjadi fokus evaluasi.
Aspek-aspek ini dapat dikelompokkan menjadi: tujuan (goal), sumber daya, prosedur, dan
manajemen.
a. Tujuan Program
Pertimbangan kelayakan tujuan program merupakan sentral dari sebagian besar
studi evaluasi. Ada tujuan umum (goal), ada tujuan tujuan khusus (objective). Tujuan
khusus terkadang dinyatakan dalam bentuk perilaku, yang dapat diamati pada partisipan
program,biasanya memiliki 3 komponen: pernyataan tujuan program yang teramati,
kriteria kesuksesan performance dari perilaku, dan konteks situasional dimana perilaku
tersebut terbentuk.
b. Sumber daya
Sumber daya adalah personel, peralatan, ruang, dan berbagai item lainnya yang
diperlukan untuk mengimplementsikan prosedur-prosedur program.
c. Prosedur Program manajemen
Prosedur adalah teknik, strategi, dan proses lainnya yang berhubungan dengan
sumber daya untuk mencapai tujuan program.
Contoh pertanyaan: Berapa lama guru perlu menggunakan bahan ajar sebelum
siswa menguasai isinya? Apakah guru mempunyai kesulitan dalam menerapkan
pendekatan inkuiri pada pengajaran sains? Pada tingkatan yang bagaimanakah guru
menggunakan pendekatan inkuiri?
d. Menajemen program
Penelitian evaluasi dapat difokuskan pada system manajemen yang berhubungan
dengan pemanfaatan sumber daya dan prosedur program. Atau pada dampak pengaruh
system manajemen terhadap tujuan program yang dicapai.
Contoh pertanyaan: Apakah system manajemen menjamin keefektifan penggunaan
sumber daya? Apakah system manajemen cukup efisien? Apakah prosedur manajemen
berjalan sesuai dengan yang diinginkan pengembang program?
4. Mengidentifikasi pertanyaan
Beberapa pertanyaan penting yang bisa diajukan dalam penelitian evaluasi:
a. Tujuan atau sasaran apa yang ingin dicapai oleh program pendidikan.
b. Strategi atau metode apa yang digunakan dalam program tersebut.
c. Bagaimana kondisi sumber daya pendidikan pendukung penelitian evaluasi.
d. Bagaimana manajemen pelaksanaan program dan sumber daya pendukung
5. Mengembangkan desain dan timeline
Banyak Studi Evaluasi yang memiliki keserupaan dengan studi penelitian dalam hal
desain, eksekusi, dan pelaporannya. Jadi, setiap prosedur penelitian yang telah dijelaskan
dalam bab-bab sebelumnya (kelompok-kelompok sebelumnya) dapat dimasukkan ke
dalam desain sebuah studi evaluasi.
Banyak studi evaluasi menggunakan suatu desain eksperimen atau kuasi-eksperimen,
karena seringkali pertanyaan utama studi ini menyangkut seberapa baikkah sebuah
program bekerja (program merupakan perlakuan eksperimental).
Dalam studi evaluasi biasanya ada batas waktu tertentu bagi terselesaikannya laporan
akhir. Oleh karena itu diperlukan jadwal waktu yang ketat dalam merencanakan kegiatan
evaluasi. Hal ini akan sangat membantu untuk mengidentifikasi setiap tahapan, kegiatan,
atau dokumen yang perlu dikumpulkan dalam melengkapi studi ini.
6. Mengumpulkan dan menganalisis data
Pengumpulan dan analisis data, untuk pengumpulan data dibutuhkan adanya
instrumen evaluasi. Instrumen ini dapat berupa tes atau non tes yang sudah diuji validitas
dan reabilitasnya. Analisis data dapat berupa analisis kuantitatif maupun analisis data
kualitatif.
7. Melaporkan hasil
Hasil dilaporkan disesuaikan tingkat kepentingan stakeholder. Bagi penulisan tesis atau
disertasi, disesuaikan dengan teknik pelaporan baku masing-masing universitas. Evaluator
juga perlu menyiapkan artikel untuk jurnal untuk menyebarkan temuan mereka dalam
komunitas peneliti evaluasi yang lebih luas..

E.     Model-Model Evaluasi.
Ada banyak model yang bisa digunakan dalam melakukan evaluasi program khususnya
program pendidikan. Meskipun terdapat beberapa perbedaan antara model-model tersebut,
tetapi secara umum model-model tersebut memiliki persamaan yaitu mengumpulkan data
atau informasi obyek yang dievaluasi sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan.
(Suharsimi Arikunto dan Cecep Safruddin Abdul Jabbar : 2004). Menurut Stephen Isaac dan
Willian B. Michael ( 1984 : 7) model-model evaluasi dapat dikelompokan menjadi enam
yaitu :
1. Goal Oriented Evaluation.
Dalam model ini, seorang evaluator secara terus menerus melakukan pantauan
terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Penilaian yang terus-menerus ini menilai kemajuan-
kemajuan yang dicapai peserta program serta efektifitas temuan-temuan yang dicapai oleh
sebuah program. Salah satu model yang bisa mewakili model ini adalah discrepancy
model yang dikembangkan oleh Provus. Model ini melihat lebih jauh tentang adanya
kesenjangan (Discrepancy) yang ada dalam setiap komponen yakni apa yang seharusnya
dan apa yang secara riil telah dicapai.
2. Decision Oriented Evaluation.
Dalam model ini, evaluasi harus dapat memberikan landasan berupa informasi-
informasi yang akurat dan obyektif bagi pengambil kebijakan untuk memutuskan sesuatu
yang berhubungan dengan program. Evaluasi CIPP yang dikembangkan oleh stufflebeam
merupakan salah satu contoh model evaluasi ini. Model CIPP merupakan salah satu model
yang paling sering dipakai oleh evaluator. Model ini terdiri dari 4 komponen evaluasi
sesuai dengan nama model itu sendiri yang merupakan singkatan dari Context, Input,
Process dan Product.
Evaluasi konteks (context evaluation) merupakan dasar dari evaluasi yang bertujuan
menyediakan alasan-alasan (rationale) dalam penentuan tujuan (Baline R. Worthern &
James R Sanders : 1979) Karenanya upaya yang dilakukan evaluator dalam evaluasi
konteks ini adalah memberikan gambaran dan rincian terhadap lingkungan, kebutuhan
serta tujuan (goal).
Evaluasi input (input evaluation) merupakan evaluasi yang bertujuan menyediakan
informasi untuk menentukan bagaimana menggunakan sumberdaya yang tersedia dalam
mencapai tujuan program.
Evaluasi proses (process evaluation) diarahkan pada sejauh mana kegiatan yang
direncanakan tersebut sudah dilaksanakan. Ketika sebuah program telah disetujui dan
dimulai, maka dibutuhkanlah evaluasi proses dalam menyediakan umpan balik (feedback)
bagi orang yang bertanggungjawab dalam melaksanakan program tersebut.
Evaluasi Produk (product evaluation) merupakan bagian terakhir dari model CIPP.
Evaluasi ini bertujuan mengukur dan menginterpretasikan capaian-capaian program.
Evaluasi produk menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi pada input. Dalam
proses ini, evaluasi produk menyediakan informasi apakah program itu akan dilanjutkan,
dimodifikasi kembali atau bahkan akan dihentikan.
3.  Transactional Evaluation.
Dalam model ini, evaluasi berusaha melukiskan proses sebuah program dan
pandangan tentang nilai dari orang-orang yang terlibat dalam program tersebut.
4.  Evaluation Research.
Sebagaimana disebutkan diatas, penelitian evaluasi memfokuskan kegiatannya pada
penjelasan dampak-dampak pendidikan serta mencari solusi-solusi terkait dengan strategi
instruksional.
5. Goal Free Evaluation.
Model yang dikembangkan oleh Michael Scriven ini yakni Goal Free Evaluation
Model justru tidak memperhatikan apa yang menjadi tujuan program sebagaimana model
goal oriented evaluation. Yang harus diperhatikan justru adalah bagaimana proses
pelaksanaan program, dengan jalan mengidentifikasi kejadian-kejadian yang terjadi
selama pelaksanaannya, baik hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif.
6. Adversary Evaluation.
Model ini didasarkan pada prosedur yang digunakan oleh lembaga hukum. Dalam
prakteknya, model adversary terdiri atas empat tahapan yaitu:
a. Mengungkapkan rentangan isu yang luas dengan cara melakukan survey berbagai
kelompok yang terlibat dalam satu program untuk menentukan kepercayaan itu
sebagai isu yang relevan.
b.  Mengurangi jumlah isu yang dapat diukur.
c. Membentuk dua tim evaluasi yang berlawanan dan memberikan kepada mereka
kesempatan untuk berargumen.
d. Melakukan sebuah dengar pendapat yang formal. Tim evaluasi ini kemudian
mengemukakan argument-argumen dan bukti sebelum mengambil keputusan.
e.  Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial, politik, dalam
pelaksanaan program serta faktor – faktor yang mempengaruhi program.
f.  Menyebarluaskan program, karena program tersebut sudah berhasil dengan baik
maka sangat baik jika dilaksanakan lagi di tempat waktu yang lain.

F. Pendekatan, Desain, dan Prosedur Evaluasi Program


Dalam penelitian pendidikan ada 2 paradigma yang sering digunakan yaitu kuantitatif
dan kualitatif (Philips,1987,Reichardt & Cook,1979,Webb,Beals,&White,1986
dalamCreswell, John.W, 1994). Paradigma kualitatif digunakan pada penelitian bersifat
inkuiri untuk memahami masalah yang timbul berdasarkan pada analisis mendalam
terhadap gambaran-gambaran yang menyeluruh, informasi yang rinci dari berbagai
informan, dan penelitian dilakukan dalam setting alamiahnya. Sedangkan paradigma
kuantitatif digunakan pada penelitian yang berbasis pengujian teori yang dibangun oleh
sejumlah variable, melibatkan pengukuran yang dinyatakan dengan angka, dianalisis dengan
uji statistika tertentu untuk mencari kesimpulan apakah hasil penelitian tersebut dapat
digeneralisasikan untuk membuktikan bahwa teori yang digunakan memang dapat
dinyatakan mengandung kebenaran.
Adanya perbedaan dua paradigma yang digunakan akan mengakibatkan perbedaan pada
pengungkapan hasil evaluasi program. Di mana letak perbedaannya akan dibahas lebih rinci
pada bagian berikutnya.
 Evaluasi kuantitatif
1. Paradigma Kuantitatif
Paradigma kuantitatif, dalam isu ontologis penelitianya melihat kenyataannya
sebagai objek yang berada di luar peneliti. Sehingga hasil pengumpulan informasinya
diarahkan kepada nilai objektifitas dan independensi. Peneliti selalu akan berusaha
untuk menghindari pengaruh-pengaruh variable intervening yang diperkirakan akan
mempengaruhi interaksi antar variable yang diteliti. Sampel yang diteliti juga
dipertimbangkan lebih dauhulu dari segi karakteristiknya sehingga sample tersebut
dianggap dapat mewakili populasinya.
2. Pendekatan
Dalam evaluasi program, ada beberapa pendekatan yang sesuai dengan paradigma
kuantitatif yaitu : pendekatan tujuan (model Goal oriented), pendekatan proses (model
CIPP, CSE-UCLA, Countenance).
Semua jenis evaluasi program yang menggunakan paradigma kuantitatif mempunyai
karakteristik ada acuan atau standar dalam melaksanakan evaluasi. Proses evaluasi
mempunyai tahap-tahap yang linier , tertentu serta selalu memposisikan evaluator
sebagai yang berada di luar program sedang dalam posisi memotret keadaan di dalam
program. Hal ini memang dianggap penting bagi evaluator untuk keperluan menjaga
objektifitas serta independensi data yang dikumpulkan.
3. Desain Evaluasi Program
Desain evaluasi program mencakup suatu proses dan seperangkat rencana atau
hasil tertulis (Brinkerhoff, Robert.O, et al, 1983). Desain evaluasi merupakan bentuk
rencana untuk melakukan evaluasi yang meliputi komponen : focus evaluasi, cara
menjaring informasi, mengolah informasi yang didapatkan, membuat laporan, dan
melakukan review atau peninjauan kembali terhadap semua langkah evaluasi yang
telah dilakukan.
Desain evaluasi program yang menggunakan pendekatan kuantitatif, pada
prinsipnya mengikuti langkah seperti yang dilakukan oleh peneliti yang akan
melakukan penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Format
rancangannya mencakup konteks atau pernyataan tentang apa yang mendasari
perlunya dilakukan evaluasi terhadap suatu program, kemudian apa tujuan
dilakukannya evaluasi program. Selanjutnya akan dibuat sejumlah pertanyaan
hipotetis yang merujuk pada informasi apa yang akan dijaring guna mencapai tujuan
evaluasi yang telah ditetapkan. Kemudian ditetapkan pula metodologi yang mencakup
penetapan desain evaluasi, subjek yang akan dievaluasi, instrumentasi untuk
menjaring data, serta pengolahannya (Creswell, John.W, 1994).
Pada pendekatan kuantitatif, karakteristik yang menonjol adalah pada pertanyaan
hipotetik yang sepadan dengan rumusan masalah pada penelitian kuantitatif, desain
yang juga menggunakan desain-desain penelitian kuantitaif , subjek penelitian yang
mempertimbangkan metode sampling, dan pengolahan data yang merujuk pada
pembuktian hipotesis menggunakan uji statistika tertentu. Biasanya pada pengolahan
data akan dipilih cara yang lebih banyak menyatakan kualitas suatu data dalam bentuk
angka-angka dan kemudian diuji dengan menggunakan penghitungan rumus-rumus
sesuai dengan pola hubungan antar variable yang ingin dibuktikan.
Kesimpulannyapun dinyatakan dalam bentuk pernyataan yang didukung oleh angka-
angka. Biasanya evaluator yang menggunakan cara ini menganggap bahwa angka-
angka mempermudah menyatakan, membandingkan, dan mempertinggi akurasi.
4. Prosedur Evaluasi Program
Prosedur evaluasi program merujuk pada teknik evaluasi program yang
operasional sehingga mencakup urutan tahap-tahap yang dilakukan jika akan
melakukan evaluasi program. Biasanya operasionalisasi evaluasi program lebih
menekankan pada bagaimana cara mengumpulkan informasi yang diperlukan,
seberapa banyak informasi harus dikumpulkan, bagaimana pengaturan data yang telah
terkumpul, bagaimana cara mengolahnya, bagaimana cara menampilkan data tersebut
kepada pihak yang memerlukan, serta efisiensi dalam mengumpulkan data.
Pendekatan kuantitatif mengutamakan data yang bersifat numeric. Data yang
berupa opini, perilaku, penampilan tidak dinyatakan dalam deskripsi tetapi diolah
dahulu menggunakan pengkategorian dan kemudian diberi bobot dalam
bentuk angka untuk setiap kategori. Pengumpulan datanya biasanya
menggunakan instrument lembar observasi, lembar inventori, tes penguasaan
kemampuan tertentu, tes unjuk kerja, self rating, dan lain lain. Semua instrument
tersebut biasanya telah ditentukan pedoma pemberian skornya, sehingga nantinya data
yang akan diolah lebih lanjut adalah skor yang berupa angka.
Jumlah data juga menjadi sesuatu yang ditekankan pada pendekatan kuantitatif.
Jumlah data yang diambil dari populasinya harus mengikuti cara pengambilan sample
tertentu yang didasarkan pada seberapa besar sample tersebut dianggap mewakili
populasi agar kesimpulannya bias digeneralisasikan dan berlaku untuk populasi.
Semakin besar jumlah sampelnya semakin baik.
Perhatian terhadap objektifitas merupakan karakter dari pendekatan kuantitatif.
Konsekuensinya instrument yang digunakan sedapat mungkin diketahui validitas dan
reliabilitasnya. Dengan mengetahui validitas dan reliabilitas instrument, maka
dianggap bahwa situasi saat pengambilan data berlangsung serta personifikasi
pengambil data dianggap tidak mempengaruhi data yang dikumpulkan.
Selanjutnya pengolahan data juga menggambarkan karakteristik pendekatan
kuantitatif. Pengolahan data berupa angka ditentukan oleh jenis pertanyaan hipotetik
yang ingin dijawab. Jika yang ingin dilihat adalah perbedaan antara satu kelompok
data dengan data lainnya maka digunakan pengolahan data statistic t-test, chi-square,
anova, dan yang sejenisnya. Jika yang akan dilihat adalah hubungan antara satu
kelompok data dengan kelompok data lainnya, maka akan digunakan pengolahan data
statistic korelasi. Jika yang akan dilihat adalah seberapa luas penyebaran data yang
dikumpulkan maka akan digunakan analisa data dengan mencari standar deviasinya,
atau range semi interquartile. Keputusan pengolahan data mana yang akan dipakai
sudah ditentukan sejak awal dan benar dipatuhi semua persyaratannya. Kesimpulan
yang dihasilkan biasanya dinyatakan dalam bentuk kalimat yang didukung oleh
derajat signifikansi. Dengan cara seperti ini, baik peneliti maupu evaluator
berkeyakinan bahwa kesimpulan yang dibuat bersifat objektif, terhindar dari bias, dan
akurat (sesedikit mungkin disebabkan karena factor kebetulan).
Berikut ini adalah bagan tahap-tahap yang tercakup dalam prosedur evaluasi yang
menggunakan pendekatan kuantitatif.
 Evaluasi Kualitatif
1. Paradigma Kualitatif
Paradigma ini mengandung beberapa kata kunci yaitu : 1) focus pada penelusuran
secara inkuiri di tempat alamiahnya, 2) bergantung pada peneliti yang bertindak
sebagai instrument penjaring data, 3) laporannya berbentuk narasi bukan angka.
2. Pendekatan
Pendekatan evaluiasi program kualitatif sangat mengandalkan pengumpulan data
empiris dan analisis terhadap informasi yang terdokumentasi secara sistematis.
Pendekatan kualitatif lebih sesuai untuk melakukan evaluasi pada saat program
berlangsung . Dengan demikian evaluator dapat mengetahui dan bisa memahami
segala hal yang berkaitan dengan program dengan cara melihat langsung pada saat
program sedang berjalan. Cara ini dirasa perlu karena ada fenomena-fenomena
tertentu, peristiwa tertentu, maupun pihak-pihak tertentu yang hanya dapat dijaring
informasinya secara lebih mudah pada saat program berlangsung. Pengumpulan
informasi sebanyak mungkin pada saat beeguna untuk mengidentifikasi dengan lebih
pasti apa saja yang menyebabkan program bisa berlangsung dengan baik atau tidak.
Selain itu, jika ada hal-hal yang menarik perhatian, evaluator dapat melakukan
penelusuran lebih jauh untuk menentukan konteks suatu peristiwa. Hal lain yang
menonjol dari pendekatan ini adalah evaluator mempunyai kesempatan mengadakan
interaksi dalam konteks pelaksanaan program sehingga atmosfer program dapat
tertangkap dengan baik. Hal ini akan membuat evaluator dapat memahami
latarbelakang suatu fenomena yang muncul dalam pelaksanaan program, yang mana
akan sulit didapatkan jika pendekatan kuantitatif yang dipakai.
3. Desain Evaluasi Program
Desain evaluasi program yang menggunakan pendekatan kualitatif agak berbeda
dengan desain penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dikenal banyak orang
mempunyai cirri fleksibel dalam metode pengumpulan datanya dan pada saat proses
berlangsung bias saja penelitinya mengembangkan datanya sejauh itu masih dalam
konteks menggali informasi yang nantinya dapat digunakan untuk membangun teori
baru. Sedangkan pada evaluasi program informasi apa yang akan dikumpulkan telah
ditetapkan pada awal penentuan desain dan sedapat mungkin pada saat pengumpulan
informasi
tidak terjadi perluasan pencarian informasi dengan alasan mencari titik jenuh
kepusan peneliti dalam mengumpulkan informasi (Royse, David et al, 2006).
Karakteristik lain yang ada pada penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif seperti posisi peneliti dalam konteks penelitian, unit informasi dan unit
analisis, tipe informasi yang dikumpulkan, analisis data serta cara menyimpulkan juga
digunakan dalam evaluasi program yang bersifat kualitatif . Format rancangannya
mencakup konteks atau pernyataan tentang apa yang mendasari perlunya dilakukan
evaluasi terhadap suatu program, kemudian apa tujuan dilakukannya evaluasi
program. Selanjutnya akan disepakati dahulu asumsi yang relevan, aturan-aturan
dalam pengumpulan informasi serta cara pengumpulan informasi, pengorganisasian
data, analisis data, serta verifikasi data (Creswell, John.W, 1994).
Pada pendekatan kualitatif, karakteristik yang menonjol adalah pada posisi
evaluator dalam pelaksanaan evaluasi. Tujuan evaluasi adalah mengumpulkan
informasi tentang suatu program, evaluator walaupun bukan bagian dari pelaku di
dalam program, tetapi pada pendekatan kualitatif evaluator harus berada dalam
program dan mempunyai aksesibilitas yang tinggi terhadap semua komponen
program. Tujuan utama evaluasi program dengan pendekatan kualitatif adalah
mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang suatu program di semua aspeknya
(Royse, David et al, 2006). Pendekatan ini menekankan pada mendapatkan
pemahaman lebih luas dan cenderung membentuk perspektif yang tak berujung dari
suatu fenomena atau kejadian tertentu. Tujuan utama digunakannya pendekatan ini
adalah menemukan kekuatan dan kelemahan program dari berbagai sudut pandang.
Berbeda dengan pendekatan kuantitatif pertanyaan yang menjadi focus evaluasi
tidak menggambarkan adanya variable, data yang dikumpulkan akan ditampilkan
dalam bentuk natative, tidak terlalu mementingkan metode sampling, dan pengolahan
data tidak selalu menggunakan uji statistika tertentu. Biasanya pada pengolahan data
akan dipilih cara yang lebih banyak menyatakan kualitas interaksi antara satu data
dengan data lainnya dalam konteks menggambarkan situasi dan kondisi pada saat
fenomena tertentu muncul. Kesimpulannya pun dinyatakan dalam bentuk pernyataan
yang berbentuk deskripsi sehingga orang dapat melihat suatu gambaran yang utuh
tentang suatu program.
4. Prosedur Evaluasi Program
Prosedur evaluasi program berdasarkan pendekatan kualitatif biasanya mulai dari
mendesain, lalu menentukan sample, mengumpulkan data, kemudian dianalisis.
Perbedaan yang mencolok antara pendekatan kuanlitatif dan kuantitatif adalah
prosedur dalam mengumpulkan data tidak mengikuti alur tertentu yang linier artinya
pengumpulan data bisa maju dan mundur sesuai dengan kebutuhan informasi dan
keperluan penelusuran untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan. Ada
cara untuk mencegah evaluator kehilangan focus yaitu dengan menggunakan FQE
(Focused Qualitative Evaluation).
Alat pengumpul data yang digunakan pada pendekatan ini bias berupa catatan
tentang kasus-kasus, pedoman wawancara, kuesioner, transkripsi rekaman suara,
video, atau berupa foto, sosiogram, reka ulang, judicial review. Data yang terkumpul
biasanya diberi kode dan diorganisasikan sedemikian rupa berdasarkan tingkat
relevansinya dengan suatu fenomena atau peristiwa tertentu yang terjadi dalam
program. Data tersebut nantinya akan dianalisis dengan cara mengelompokkan
berdasarkan peristiwa yang terjadi dalam program. Data akan disajikan dalam bentuk
cerita yang rinci lengkap dengan analisis situasi dan perilaku orang-orang yang
terlibat di dalamnya.
Evaluasi semacam ini biasanya diperlukan pada program-program tentative atau
pilot project yang masih ingin dicari kekuatan dan kelemahannya. Hasil evaluasi
nentinya akan digunakan untuk keperluan pengembangan program dengan cakupan
yang lebih luas.
Tahap-tahap evaluasi program dengan pendekatan kualitatif secara garis besar adalah :
(Royse, David et al, 2006)
a. menentukan tujuan evaluasi, jangka waktu evaluasi, dan factor pendukung lain
seperti aksesibilitas ke dalam program
b. Menentukan unit analisis yang merujuk kepada individu yang terlibat dalam
program (panitia, peserta, penyandang dana, pengguna output program, unsure
pendukung program)
c. Menentukan sample, jenis data yang akan dikumpulkan, cara menganalisis
data, dan cara menyimpulkan.
Berikut akan disajikan prosedur evaluasi program yang menggunakan pendekatan
kualitatif yang lebih rinci dalam bentuk bagan :
G. Penyusunan Proposal Penelitian Evaluasi
Suharsimi dan Cepi Safruddin (2009) dalam Jaedun, menyatakan bahwa meskipun
isinya bisa bermacam-macam, tetapi secara garis besar proposal penelitian evaluasi program
terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pendahuluan dan metodologi. Proposal jenis penelitian
apapun umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu: pendahuluan, kajian teori, dan metode
penelitian.
1. Bagian Pendahuluan
Bagian pendahuluan secara garis besar mencakup: (1) latar belakang masalah, (2) identifikasi
dan pembatasan masalah, serta rumusan masalah (yang dalam penelitian evaluasi berupa
pertanyaan evaluasi), (3) tujuan evaluasi, yang meliputi tujuan umum dan tujuan khusus, dan
(4) manfaat hasil evaluasi.
a. Latar belakang masalah, berisi hal-hal yang mendasari lahirnya kegiatan evaluasi
program. Berdasarkan pengertian tersebut, maka yang termuat di dalam bagian latar
belakang masalah adalah hal-hal yang mendorong atau alasan yang melatarbelakangi
dilaksanakannya kegiatan evaluasi program. Alasan tersebut harus betul-betul kuat, tidak
mengada-ada sehingga dapat memberikan gambaran kepada sponsor bahwa kegiatan
evaluasi yang akan dilakukan tersebut memang betul-betul perlu dilaksanakan. Cara
untuk meyakinkan sponsor atau penyandang dana bahwa kegiatan evaluasi tersebut perlu
dilakukan adalah dengan menunjukkan adanya kesenjangan antara kondisi yang
diharapkan dengan kondisi riil yang terjadi.
b. Jika di bagian awal, telah dinyatakan bahwa penelitian evaluasi program identik dengan
kegiatan penelitian pada umumnya, namun bukan berarti bahwa semua karakteristik
kegiatan penelitian itu sama dengan karakteristik kegiatan evaluasi program. Jika dalam
proposal penelitian konvensional terdapat bagian identifikasi masalah dan pembatasan
masalah sesuai dengan pertimbangan urgensi dan kemampuan peneliti, maka dalam
proposal penelitian evaluasi tidak perlu ada identifikasi masalah dan juga pembatasan
masalah, karena rumusan masalah (pertanyaan evaluasi) harus dirumuskan sesuai tujuan
evaluasi, yaitu untuk mengevaluasi keterlaksanaan dan hasil dari pelaksanaan suatu
program.
c. Pertanyaan evaluasi, atau di dalam penelitian konvensional berupa rumusan masalah,
disusun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan evaluasi. 12 Rumusan
pertanyaan evaluasi dapat berupa: (a) pertanyaan mengenai dampak/hasil program, (b)
pertanyaan mengenai implementasi program, (c) pertanyaan tentang konteks program,
dan (d) pertanyaan mengenai kebutuhan program.
d. Rumusan tujuan evaluasi program pada umumnya disesuaikan dengan rumusan
pertanyaan evaluasi yang diajukan. Dalam kaitannya dengan rumusan tujuan evaluasi,
Taylor dkk. (1996) mengidentifikasi beberapa dimensi yang biasanya ingin digali yang
dirumuskan dalam tujuan evaluasi suatu program, yaitu:
 Dampak/pengaruh program. Dalam dimensi ini, evaluator akan mengkaji seberapa
jauh program yang telah, sedang dan akan dijalankan tersebut memiliki dampak
terhadap kelompok sasaran, sesuai dengan tujuan dari programtersebut.
 Implementasi program. Dalam dimensi ini, evaluator akan melakukan kajian
mengenai seberapa jauh pelaksanaan program tersebut telah sesuai dengan rencana
program yang telah disusun.
 Konteks program. Dalam dimensi ini, evaluator ingin mengkaji kondisi konteks dari
program yang akan, sedang, dan telah dilaksanakan, khususnya mengenai dukungan
konteks terhadap implementasi program.
 Kebutuhan program. Dalam dimensi ini, evaluator ingin mengkaji factor-faktor
penentu keberhasilan implementasi program serta keberlanjutannya di masam yang
akan datang.
 Rumusan tentang Manfaat Evaluasi Program Dalam penelitian konvensional, manfaat
biasanya mencakup dua hal, yaitu manfaat dalam pengembangan ilmu (manfaat
secara teoretis) dan manfaat praktis. Namun, sesuai karakteristiknya yang bukan
untuk pengembangan ilmu, maka manfaat dari penelitian evaluasi program adalah
hanya berkaitan dengan manfaat praktis, terutama dalam menyediakan informasi
untuk pengambilan keputusan tentang program yang telah diimplementasikan.
2. Bagian Kajian Teori
Dalam penelitian konvensional, kajian teori merupakan bagian yang sangat penting
karena merupakan menjadi arah kegiatan penelitian yang akan dilakukan. Selain itu,
berdasarkan kajian teori tersebut akan dapat dirumuskan suatu hipotesis yang merupakan
jawaban sementara atas permasalahan penelitian yang diajukan. Dalam penelitian
konvensional uji hipotesis, kajian teori ini mencakup kajian tentang teori pengukuran
sebagai dasar untuk melakukan pengukuran terhadap variabel, dan teori struktural atau
kerangka teori yang mencerminkan hubungan antar variabel.13 Dalam penelitian evaluasi,
meskipun peran teori tidak seperti pada penelitian konvensional, namun kajian teori tetap
sangat diperlukan karena merupakan kerangka pikir evaluator dalam melaksanakan
kegiatan evaluasi program. Kajian teori dalam penelitian evaluasi seharusnya memuat dua
hal pokok, yaitu (1) deskripsi tentang program, beserta perangkat implementasinya, dan
(2) kajian teori-teori yang berkaitan dengan lahirnya kebijakan dan program yang akan
dievaluasi.
3. Bagian Metode Penelitian Evaluasi
Metode penelitian evaluasi pada dasarnya tidak berbeda dengan metode penelitian
pada umumnya. Sebagaimana telah dinyatakan pada bagian awal, Nisbet (1999)
menyatakan bahwa perbedaan esensial antara riset evaluasi dan riset konvensional (riset
dasar) adalah lebih pada tujuan daripada dalam pemilihan subyek dan metodenya. Secara
garis besar, metode penelitian evaluasi mencakup empat komponen, yaitu: (1) deskripsi
mengenai penentuan responden atau sumber data, (2) metode pengumpulan data, (3)
penentuan alat atau instrumen pengumpul data, dan (4) deskripsi mengenai analisis data.
Namun demikian, menurut hemat penulis, dalam bagian metode penelitian ini peneliti
perlu menegaskan kembali mengenai model evaluasi yang akan digunakan untuk
melakukan evaluasi program, yaitu yang dituangkan dalam disain disain evaluasi.
d. Penentuan responden atau Sumber data
Dalam setiap penelitian evaluasi, kita harus berpikir sederhana mengenai: (a) apa objek
yang akan dievaluasi (yang didasarkan pada indicator yang telah dirumuskan), (b) dari
informasi tentang objek tersebut dapat diperoleh (sumber data), dan (3) dengan cara apa
informasi tersebut dapat diperoleh (metode pengumpulan data). Pada dasarnya,
penentuan responden atau sumber data baru dapat dilakukan setelah evaluator tahu
betul macam-macam data yang perlu dikumpulkan. Demikian pula, agar data yang akan
dikumpulkan tersebut tepat, maka data yang akan dikumpulkan tersebut harus
disesuaikan dengan komponen dan indikator program yang dievaluasi. Selanjutnya,
untuk menentukan sumber data secara tepat maka terlebih dahulu evaluator harus tahu
dari mana saja data tersebut dapat diperoleh, atau dengan kata lain, apa dan siapa saja
yang dapat dijadikan sebagai sumber data.
e. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian apapun akan sangat tergantung pada jenis data
yang akan dikumpulkan. Di bagian awal makalah ini telah dinyatakan bahwa 14
perbedaan utama antara penelitian konvensional (penelitian dasar) dan penelitian
evaluasi adalah terletak pada tujuan, dan bukan pada metodenya.
f. Analisis Data
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam penentuan teknik analisis data yang akan
digunakan dalam penelitian apapun adalah kesesuaian teknik analisis yang dipilih
dengan rumusan hipotesis (untuk penelitian yang menggunakan hipotesis), jenis data,
dan kebutuhan untuk deskripsi data.
Bab III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Evaluasi program adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu mengumpulkan data yang
tepat agar dapat dilanjutkan dengan pemberian pembinaan yang  tepat pula.
Secara lebih rinci tujuan penelitian evaluatisi program adalah:
1. Membantu perencanaan untuk pelaksanaan program.
2. Membantu dalam penentuan keputusan penyempurnaan atau perubahan program.
3. Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau penghentian program karena
dipandang program tersebut tidak ada     manfaatnya atau   tidak   dapat terlaksana
sebagaimana yang diharapkan.
4. Menemukan fakta – fakta dukungan dan penolakan terhadap program.

B. Saran
Daftar Pustaka
Asroi dan Syarif Hidayat. 2012. Kaidah Praktis Dalam Menyusun Laporan Hasil Penelitian.
Jakarta: PT Pustaka Mandiri.

Jedun,amat.Metode Penelitian Evaluasi Program.

Nurkhoiri. Penelitian Evaluasi Program http://nurkhoirionline.blogspot.co.id/2012/03/


penelitian-evaluasi-program.html

Nurjhani K,Mimin. Pendekatan, Desain, dan Prosedur Evaluasi Program (Evaluasi kualitatif
dan evaluasi kuantitatif).
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196509291991012-
MIMIN_NURJHANI_K/Pendekatan_kuantitatif%26kualitatif.pdf

Suharismi, Arikounto. 2009. Dasar-Dasar evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai