1. Desain kualitatif
a. Umum
b. Fleksibel
c. Berimbang
2. Desain kuantitatif
a. Spesifik, jelas, terinci
b. Ditentukan dengan jelas dari awal dan dijadikan pegangan langkah demi langkahnya
3. Tujuan kualitatif
a. Memperoleh pemahaman makna verstehen
b. Mengembangkan teori
c. Menggambarkan realitas yang kompleks
4. Tujuan kuantitatif
a. Menunjukkan ikatan antar variabel
b. Menguji teori
c. Mencari generalisasi yang memiliki nilai yang prediktif
5. Teknik penelitian kualitatif
a. Observasi, participant, observation
b. Wawancara terbuka
6. Teknik penelitian kuantitatif
a. Eksperimen, observasi, terstruktur, survey
b. Wawancara berstruktur
7. Instrumen penelitian kualitatif
a. Human instrument
b. Buku catatan
c. Rekaman
8. Instrumen penelitian kuantitatif
a. Wawancara, tes, angket, skala, wawancara
b. Komputer, kalkulator
9. Data kualitatif
a. Deskriptif : dokumen pribadi, hasil catatan lapangan, ucapan atau pendapat responden,
dokumen dll
10. Data kuantitatif
a. Kuantitatif (berupa angka)
b. Hasil pengukuran didasarkan pada variabel yang dioperasionalkan dengan
menggunakan instrumen
11. Sampel kualitatif
a. Kecil
b. Tidak representatif
c. Purposif
12. Sampel kuantitatif
a. Besar
b. Representatif
c. Sedapat mungkin random
13. Analisis kualitatif
a. Berkelanjutan dari awal hingga akhir penelitian
b. Induktif
c. Mencari pola, model, tema
14. Analisis kuantitatif
a. Pada taraf akhir setelah pengumpulan data selesai
b. Deduktif
c. Menggunakan statistik
15. Hubungan dengan responden (kualitatif)
a. Empati dan akrab
b. Keududukan sama, setara, jangka lama
16. Hubungan dengan responden (kuantitatif)
a. Berjarak, sering tanpa kontak langsung
b. Hubungan antara peneliti dan subjek jangka panjang
17. Usulan desain (kualitatif)
a. Singkat
b. Sedikit literatur
c. Pendekatan secara umum
d. Masalah yang diduga relevan
e. Tidak ada hipotesis
f. Fokus penelitian ditulis memperoleh data yang dikumpulkan dilapangan
18. Usulan desain (kuantitatif)
a. Luas dan terinci
b. Banyak sumber yang berhubungan dengan masalah
c. Prosedur yang khusus serta terinci setiap langkahnya
d. Masalah diuraikan dan ditujukan pada fokus tertentu
e. Hipotesis dirumuskan secara jelas dan terinci serta lengkap sebelum terjun ke lapangan
Perbedaan antara Metode Penelitian Eksperimen dengan Metode Penelitian Ex post facto
a. Pengertian
Metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan
tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2010).
b. Tema/ Judul
1) Metode Penelitian Eksperimen
Penelitian eksperimen menggunakan variable bebas aktif yaitu peneliti dapat dengan mudah
menentukan siapa yang menjadi responden secara bebas. Pada judul, nanti akan timbul sebab-
akibat.
2) Metode Penelitian Ex Post Facto
Penelitian ex post facto menggunakan variabel bebas atribut yaitu peneliti tidak dapat
menentukan responden secara bebas artinya responden tersebut telah ada sebelum penelitian
tersebut. Pada judul tersirat faktor -faktor yang mempengaruhi suatu hal yang akan diteliti yang
berasal dari sebab permasalahan yang sekarang terjadi.
c. Rumusan Masalah
1) Metode Penelitian Eksperimen
Rumusan masalahnya menggunakan rumusan masalah komparatif. Yaitu rumusan masalah
dimana peneliti membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda atau pada waktu yang berbeda. Selain itu rumusan masalah pada penelitian
eksperimen juga bisa menggunakan rumusan asosiatif. Rumusan asosiatif yaitu rumusan masalah
penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
2) Metode Penelitian Ex Post Facto
Rumusan masalah yang digunakan menggunakan rumusan masalah deskiptif yaitu sutu rumusan
masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya
pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri).
d. Kerangka Teori
1) Metode Penelitian Eksperimen
Pada kerangka teori penelitian ekperimen menggunakan kerangka teori yang bersifat fungsional.
Dimana teori tersebut tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis yaitu
data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali yang mempengaruhi
data.
2) Metode Penelitian Ex Post Facto
Pada kerangka teori penelitian ex post facto menggunakan kerangka teori yang besifat deduktif.
Dimana, kerangka tersebut memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
e. Hipotesis
1) Metode Penelitian Eksperimen
Bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan
adanya hubungan atau perbedaan antar variabel, melainkan telah ditunjukan sifat hubungan atau
keadaan perbedaan itu.
2) Metode Penelitian Ex Post Facto
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ex post facto adalah hipotesis diskriptif, yaitu
merupakan jawaban sementara terhadap masalah diskriptif yaitu yang berkenaan dengan variabel
mandiri.
f. Cara Analisis
1) Metode Penelitian Eksperimen
Apabila datanya berbentuk nominal maka digunakan teknik statistik : koefisien kontingensi.
Apabila datanya berbentuk ordinal, maka menggunakan korelasi spearman rank dan korelasi
kendal tau.
Apabila datanya berbentuk interval atau ratio, maka digunakan statistik : korelasi poduk moment,
korelasi ganda, korelasi parsial, dan analisis regresi.
2) Metode Penelitian Ex Post Facto
Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistik: binomial dan chi kuadrat
satu sampel
Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test
Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel.
b. Tema/ Judul
1) Metode Penelitian Korelasional
Merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variable atau lebih.
Dengan penelitian ini maka akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.
2) Metode Penelitian Komparatif
Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan. Variabelnya masih sama dengan
penelitian varabel mandiri tetapi untuk sample yang lebih dari satu, atau dalam waktu yang
berbeda.
c. Rumusan Masalah
1) Metode Penelitian Korelasional
Rumusan masalah yang digunakan adalah rumusan masalah asosiatif. Rumusan masalah asosiatif
adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau
lebih.
2) Metode Penelitian Komparatif
Rumusan masalah yang digunakan adalah rumusan masalah komparatif. Rumusan masalah
komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel
atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda.
d. Kerangka Teori
1) Metode Penelitian Korelasional
Pada kerangka teori penelitian korelasional menggunakan kerangka teori yang bersifat
fungsional. Dimana teori tersebut tampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan
teoritis yaitu data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali yang
mempengaruhi data.
2) Metode Penelitian Komparatif
Pada kerangka teori penelitian komparatif menggunakan kerangka teoi yang besifat deduktif.
Dimana, kerangka tersebut memberikan keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan atau
pikiran spekulatif tertentu ke arah data yang akan diterangkan.
e. Hipotesis
1) Metode Penelitian Korelasional
Hipotesis pada penelitian korelasional menggunakan hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif
adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan
hubungan dua variabl atau lebih.
2) Metode Penelitian Komparatif
Hipotesis pada penelitian komparatif menggunakan hipotesis komparatif. Hipotesis komparatif
adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah komparatif, pada rumusan ini
variabelnya sama tapi populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada
waktu yang berbeda.
f. Cara Analisis
1) Metode Penelitian Korelasional
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara mengkorelasikan
hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain. Dalam penelitian
relasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya, digunakan untuk menghitung
tingkat hubungan antara vaiabel yang satu dengan yang lain. Sedang dalam penelitian prediktif,
teknik yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif
variabel prediktor terhadap variabel kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis
korelasi biasa bila hanya melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel,
misalnya untuk menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk
memprediksi variabel kriteria lebih baik daripada bila digunakan secara sendiri-sendiri, teknik
analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat digunakan. Hasil analisis
tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien regresi serta
tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan oleh variabel bebas
terhadap variabel terikat.
2) Metode Penelitian Komparatif
Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistik: binomial dan chi kuadrat
satu sampel
Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test
Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel
Secara harfiyah, metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai
situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar
belaka. Namun, dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas, penelitian deskriptif
mencakup metode penelitian yang lebih luas di luar metode sejarah dan eksperimental, dan
secara lebih umum sering diberi nama, metode survei. Kerja peneliti, bukan saja memberikan
gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesis-
hipotesis, membut predeksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang
ingin dipecahkan. Dalam mengumpulkan data digunakan teknik wawancara, dengan
mengunakan schedule questionair ataupun interview guide.
Dtinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan dalam menliti, serta
tempat dan waktu penelitian dilakukan, penelitian desekriptif dapat dibagi atas bebeprapa jenis
yaitu:
Metode survey,
Metode deskriptif berkesinanbungan (Continuity deskrptive),
Penelitian Studi kasus,
Penelitian analisis pekerjaan dan aktivitas,
Penelitian tindakan (action research),
Penelitian perpustakaan dan documenter.
Pada dasarnya survey merupakan pemeriksaan secara teliti tentang fakta atau fenomena
perilaku sosial terhadap subyek dalam jumlah besar.
Dalam penelitian pendidikan, survey bukan semata-mata, dilakukan untuk mengumpulkan
data atau informasi saja, seperti tentang pendapat atau sikap namun juga untuk membuat
diskripsi komprehensif maupun untuk menjelaskan hubungan antar berbagai variabel yang
diteliti. Penelitian survey digunakan untuk melakukan penarikan kesimpulan secara umum
( generalisasi ) dari sampel yang ditentukan.
Penelitian survey merupakan alternatif metode penelitian lain dari sensus. Sensus adalah
penelitian yang dilakukan atas seluruh unsur atau individu dalam populasi. Metode survey
adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta – fakta dari gjala-gejala yang ada
dan mencari keterangan-keterangansecara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau
politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. Jenis penelitian dengan cara mengumpulkan dta
baik berupa informasi, pendapat atau karakteristik dari sekelompok responden yang representatif
terhadap penelitia n tersebut.
Dalam survey, informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok.Pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam
penelitian survey adlah individu. Untuk penelitian tertentu analisanya mungkin pasangan suami-
istri, pasangan yang sudah bercerai akan tetapi kusioner tetap ditujukanpada salah satu pasangan
itu.
3. Tes
Dalam penggunaan alat ini, pertanyaan yang diajukan sudah memiliki standardisasi
dan norma yang berlaku terhadap jenis tes yang digunakan sebagai alat tes.
- Achievement test : tes mengenai kemampuan kita terhadap pengetahuan umum,
biasa disebut tes prestasi.
- Aptitude test : tes yang memberikan informasi tentang potensi seseorang, biasa
disebut tes kemampuan atau ability test.
- Personality test
4. Interview Guide
Pedoman wawancara mencakup beberapa hal diantaranya adalah :
- Tujuan wawancara
- Topik yang akan digali
- Kemungkinan urutan topik yang akan disampaikan
- Susunan kata-kata untuk pertanyaan khusus
- Catatan kapan konteks dan transisi akan dilakukan
5. Observation Checklist
Lembar observasi adalah pedoman terperinci yang berisi langkah-lagkah melakukan
observasi, mulai dari oerumusan masalah, kerangka teori untuk menjabarkan hal yang
akan diobservasi, prosedur dan teknik perekaman, dan kriteria analisis dan
interpretasi
b.Kekurangan
1) Mutu informasi sangat bergantung pada kemampuan dan kemauan responden untuk
bekerjasama, khususnya jika topik yang sedang diteliti terlalu sensitif
2) Terlalu sering para responden merasa diharuskan mengajukan opini padahal mereka
tidak memilikinya, sehingga keabsahan jawaban menjadi sulit
3) Para responden juga bisa menerjemahkan pertanyaan atau konsep secara berbeda dari
yang dimaksud oleh peneliti
4) Desain survey biasanya hanya meneliti pendapat atau perasaan populasi yang tidak
mendalam; apalagi bila menggunakan angket
5) Pendapat populasi yang disurvey mudah berubah-ubah karena pengaruh dari luar
6) Tidak ada jaminan bahwa angket yang diedarkan akan dijawab semua oleh populasi
atau sampel.
Banyak model PTK yang dapat diadopsi dan diimplementasikan di dunia pendidikan. Namun
secara singkat, pada dasarnya PTK terdiri dari 4 (empat) tahapan dasar yang saling terkait dan
berkesinambungan: (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) pengamatan
(observing), dan (4) refleksi (reflecting).
Namun sebelumnya, tahapan ini diawali oleh suatu Tahapan Pra PTK, yang meliputi:
Identifikasi masalah
Analisis masalah
Rumusan masalah
Rumusan hipotesis tindakan
Tahapan Pra PTK ini sangat esensial untuk dilaksanakan sebelum suatu rencana tindakan
disusun. Tanpa tahapan ini suatu proses PTK akan kehilangan arah dan arti sebagai suatu
penelitian ilmiah. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan guna menuntut pelaksanaan tahapan
PTK adalah sebagai berikut ini.
Jadi, tahapan pra PTK ini sesungguhnya suatu reflektif dari guru terhadap masalah yang ada
dikelasnya. Masalah ini tentunya bukan bersifat individual pada salah seorang murid saja, namun
lebih merupakan masalah umum yang bersifat klasikal, misalnya kurangnya motivasi belajar di
kelas, rendahnya kualitas daya serap klasikal, dan lain-lain.
Berangkat dari hasil pelaksanaan tahapan Pra PTK inilah suatu rencana tindakan dibuat.
1. Perencanaan Tindakan; berdasarkan pada identifikasi masalah yang dilakukan pada
tahap pra PTK, rencana tindakan disusun untuk menguji secara empiris hipotesis tindakan
yang ditentukan. Rencana tindakan ini mencakup semua langkah tindakan secara rinci.
Segala keperluan pelaksanaan PTK, mulai dari materi/bahan ajar, rencana pengajaran
yang mencakup metode/ teknik mengajar, serta teknik atau instrumen observasi/ evaluasi,
dipersiapkan dengan matang pada tahap perencanaan ini. Dalam tahap ini perlu juga
diperhitungkan segala kendala yang mungkin timbul pada saat tahap implementasi
berlangsung. Dengan melakukan antisipasi lebih dari diharapkan pelaksanaan PTK dapat
berlangsung dengan baik sesuai dengan hipotesis yang telah ditentukan.
2. Pelaksanaan Tindakan; tahap ini merupakan implementasi ( pelaksanaan) dari semua
rencana yang telah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas, adalah realisasi
dari segala teori pendidikan dan teknik mengajar yang telah disiapkan sebelumnya.
Langkah-langkah yang dilakukan guru tentu saja mengacu pada kurikulum yang berlaku,
dan hasilnya diharapkan berupa peningkatan efektifitas keterlibatan kolaborator sekedar
untuk membantu si peneliti untuk dapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yang dia
lakukan terhadap apa yang terjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala
pengalaman, pengetahuan, dan teori pembelajaran yang dikuasai dan relevan.
3. Pengamatan Tindakan; kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan
rencana yang sudah dibuat, serta dampaknya terhadap proses dan hasil intruksional yang
dikumpulkan dengan alat bantu instrumen pengamatan yang dikembangkan oleh peneliti.
Pada tahap ini perlu mempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur
penelitian guna kepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan observasi dan
evaluasi, guru tidak harus bekerja sendiri. Dalam tahap observasi ini guru bisa dibantu
oleh pengamat dari luar (sejawat atau pakar). Dengan kehadiran orang lain dalam
penelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya saja pengamat
luar tidak boleh terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadap pengambilan
keputusan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Terdapat empat metode observasi, yaitu
: observasi terbuka; observasi terfokus; observasi terstruktur dan dan observasi sistematis.
Beberapa prinsip yang harus dipenuhi dalam observasi, diantaranya: (a) ada perencanaan
antara dosen/guru dengan pengamat; (b) fokus observasi harus ditetapkan bersama; (c)
dosen/guru dan pengamat membangun kriteria bersama; (d) pengamat memiliki
keterampilan mengamati; dan (e) balikan hasil pengamatan diberikan dengan segera.
Adapun keterampilan yang harus dimiliki pengamat diantaranya: (a) menghindari
kecenderungan untuk membuat penafsiran; (b) adanya keterlibatan keterampilan antar
pribadi; (c) merencanakan skedul aktifitas kelas; (d) umpan balik tidak lebih dari 24 jam;
(d) catatan harus teliti dan sistemaris
4. Refleksi Terhadap Tindakan; tahapan ini merupakan tahapan untuk memproses data
yang didapat saat dilakukan pengamatan. Data yang didapat kemudian ditafsirkan dan
dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Dalam proses pengkajian data ini
dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, seperti halnya pada saat
observasi. Keterlebatan kolaborator sekedar untuk membantu peneliti untuk dapat lebih
tajam melakukan refleksi dan evaluasi. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman,
pengetahuan, dan teori instruksional yang dikuasai dan relevan dengan tindakan kelas
yang dilaksanakan sebelumnya, menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan sehingga
dapat ditarik suatu kesimpulan yang mantap dan sahih.Proses refleksi ini memegang
peran yang sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK. Dengan suatu
refleksi yang tajam dan terpecaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan
akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Refleksi yang tidak tajam akan
memberikan umpan balik yang misleading dan bias, yang pada akhirnya menyebabkan
kegagalan suatu PTK. Tentu saja kadar ketajaman proses refleksi ini ditentukan oleh
kejataman dan keragaman instrumen observasi yang dipakai sebagai upaya triangulasi
data. Observasi yang hanya mengunakan satu instrumen saja. Akan menghasilkan data
yang miskin.Adapun untuk memudahkan dalam refleksi bisa juga dimunculkan kelebihan
dan kekurangan setiap tindakan dan ini dijadikan dasar perencanaan siiklus selanjutnya.
Pelaksanaan refleksi diusahakan tidak boleh lebih dari 24 jam artinya begitu selesai
observasi langsung diadakan refleksi bersama kolaborator.