Dosen Pengampu:
Oleh:
Ha=𝜌 ≠ 0 (berarti lebih besar atau kurang dari nol berarti ada hubungan)
𝜌 = nilai korelasi dalam formulasi yang dihipotesiskan
F. Desain Penelitian
Desain penelitian mengacu pada rumusan masalah. Desain penelitian
adalah rencana dan struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa agar
peneliti dapat memperoleh jawaban untuk pertanyaan penelitian (Kerlinger,
2006). Sebelumnya telah dijelaskan bahwa rumusan masalah asosiatif terdapat
tiga jenis hubungan, simetris, kausal dan timbal balik.
Contoh penelitian asosiatif untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja
dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Maka, penelitian ini akan
bersifat penelitian asosiatif kausal dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih (Umar, 2005). Penelitian
ini menjelaskan hubungan memengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-
variabel yang akan diteliti. Menggunakan pendekatan kuantitatif karena data
yang akan digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel dinyatakan
dengan angka atau skala numerik (Kuncoro, 2003).
G. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono, instrumen penelitian adalah alat yang digunakan
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen dalam
penelitian memiliki bentuk dan jenis ragamnya. Pemilihannya tergantung
dengan jenis penelitian. Jenis instrument penelitian:
1. Tes
Tes dapat berupa serangkaian pertanyaan, latihan, lembar kerja yang
memiliki tujuan sebagai alat ukur keterampilan, intelegensi, kemampuan
hingga bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok yang menjadi
subjek penelitian. Contohnya seperti tes kepribadian, tes minat bakat, tes
potensi akademik, tes pencapaian.
2. Angket atau Kuesioner
Kuesioner atau angket merupakan alat pengumpul data melalui
sejumlah pertanyaan tertulis digunakan untuk memperoleh informasi dari
individu atau kelompok tertentu. Responden diharuskan mengisi
pertanyaan-pertanyaan dalam angket atau kuesioner yang nantinya akan
digunakan sebagai laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.
Terdapat beberapa alasan mengapa angket atau kuesioner digunakan
dalam pengumpulan data penelitian yaitu:
a. Mengukur variabel yang bersifat faktual
b. Memperoleh informasi yang relevan
c. Memperoleh informasi dengan validitas dan reliabilitas yang tinggi.
3. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan kegiatan tanya-jawab antara
dua orang untuk mendapatkan informasi mengenai topik tertentu.
Wawancara digunakan untuk menilai keadaan seseorang yang biasanya
tidak terjawab apabila hanya melalui angket. Wawancara memungkinkan
informasi yang didapat lebih mendalam (in-depth interview).
Pada jenis instrumen pengumpulan data ini mengharuskan menyusun
lebih dulu panduan wawancara agar nantinya wawancara tidak melebar
dan mendapatkan informasi-informasi yang relevan dengan penelitian.
4. Observasi
Dalam istilah penelitian observasi diartikan sebagai kegiatan
pengamatan secara langsung menggunakan seluruh panca indra. Observasi
dapat dilakukan melalui tes, kuesioner, ragam gambar hingga rekam suara.
Dalam melakukan observasi terdapat pedoman atau panduan yang biasa
disebut lembar observasi yang berisi daftar jenis kegiatan pengamatan.
5. Skala Bertingkat (Rating)
Instrumen ini memudahkan peneliti untuk memberikan gambaran
yang kemudian dapat menunjukkan frekuensi munculnya sifat-sifat
tertentu. Instrumen memperoleh gambaran kuantitatif dari suatu barang
dalam bentuk skala yang sifatnya ordinal seperti sangat baik, baik, sedang,
tidak baik dan sangat tidak baik.
6. Dokumentasi Intrumen Penelitian
Dokumentasi merujuk pada barang-barang tertulis. Instrumen ini
memungkinkan peneliti memperoleh data melalui penelitian terhadap
benda-benda tertulis, seperti buku, majalah, catatan harian, video dan lain
sebagainya. Oleh karenanya biasanya digunakan dalam penelitian seperti
bukti-bukti sejarah, landasan hukum suatu peraturan, dan lain sebagainya.
7. Forum Group Discussion (FGD)
FGD bisa disebut juga dengan diskusi kelompok terarah. Instrumen
ini mengacu pada suatu proses di mana peneliti dapat melakukan
pengumpulan data melalui beberapa kelompok di waktu yang bersamaan.
Keuntungan penggunaan metode ini adalah tingginya kredibilitas dan
orisinalitas pada penelitian. Meskipun begitu terdapat beberapa tantangan
seperti terlalu memakan biaya, waktu serta tenaga.
8. Eksperimen
Instrumen pengumpulan data dengan eksperimen sering digunakan
dalam penelitian sains murni dan terapan. Dengan instrumen ini peneliti
melakukan beberapa percobaan dalam laboratorium dan melakukan uji
coba terhadap beberapa reaksi yang terjadi pada objek penelitian.
Contoh penggunaan instrument penelitian yang disesuaikan dengan
variabel penelitian:
Keterangan:
K = Mean kuadrat antara subjek
Ʃsi2 = Mean kuadrat kesalahan
St2 = Varians total
Tabel 2. Contoh Hasil Uji Realibilitas Instrumen Penelitian
Alpha
Variabel Item Keterangan
Cronbach
X1.1 0,810 Reliabel
X1.2 0,805 Reliabel
Kepemimpinan
X1.3 0,793 Reliabel
(X1)
X1.4 0,794 Reliabel
X1.5 0,789 Reliabel
Motivasi X2.1 0,815 Reliabel
(X2) X2.2 0,822 Reliabel
X2.3 0,813 Reliabel
X2.4 0,814 Reliabel
X2.5 0,810 Reliabel
X3.1 0,810 Reliabel
X3.2 0,803 Reliabel
Kondisi Kerja
X3.3 0,815 Reliabel
(X3)
X3.4 0,817 Reliabel
X3.5 0,813 Reliabel
X4.1 0.794 Reliabel
X4.2 0.786 Reliabel
Disiplin Kerja
X4.3 0.796 Reliabel
(X4)
X4.4 0.784 Reliabel
X4.5 0.797 Reliabel
Y1 0.800 Reliabel
Y2 0.806 Reliabel
Kinerja Pegawai
Y3 0.802 Reliabel
(Y)
Y4 0.796 Reliabel
Y5 0.789 Reliabe
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan memiliki korelasi antar variabel bebas (variabel independen).
Cara yang digunakan untuk pengujian ada tidaknya multikolinearitas
adalah melihat (Gujarati, 2003:36):
a. Nilai Tolerance
b. Variance Inflation Factors (VIF), nilai cut off yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance
<0,10 atau sama dengan nilai VIF <10
Metode uji yang digunakan adalah dengan melihat nilai Pair-Wise
Correlation antar variabel bebas. Jika nilai koefisien korelasi antar
masing-masing variabel bebas kurang dari 0.7, maka model tidak
mengandung gejala multikolinieritas (Suliyanto, 2011:85). Contoh hasil
pengujian sebagai berikut:
Tabel 3. Contoh Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas
Model Kondisi
Disiplin Motivasi Kepemimpinan
Kerja
Correlations Disiplin 1,000 -,165 ,175 -,570
Kondisi Kerja -,165 1,000 ,012 ,131
Motivasi ,175 ,012 1,000 -,021
Kepemimpinan -,571 ,131 -,021 1,000
Covariances Disiplin ,007 -,001 ,002 -,006
Kondisi Kerja -,001 ,012 ,000 ,002
Motivasi ,002 ,000 ,017 ,000
Kepemimpinan -,006 ,002 ,000 ,016
Hasil Uji diperoleh bahwa koefisien Pair Wise Correlation antara
Variabel bebas lebih kecil dari 0.7, sehingga dapat disimpulkan bahwa
model tidak terjadi gejala multikolinieritas.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi
penyimpangan model karena varian gangguan berbeda antar satu observasi
ke observasi lain. Diagnosis adanya heteroskedastisitas secara kuantitatif
dalam suatu regresi dapat dilakukan dengan Spearman rank Correlation,
dimana data masing-masing variable diubah menjadi bentuk jenjang, yaitu
dari nilai terendah sampai nilai tertinggi kemudian mengkorelasikan antara
variabel-variabel bebas dengan variabel gangguannya.
Menurut Ghozali (2006:18) salah satu cara untuk melihat adanya
heterokesdastisitas pada persamaan regresi adalah dengan melihat titik-
titik pada grafik scatter plot. Jika titik-titik tersebut membentuk pola
tertentu maka regresi terindikasi adanya heterokesdastisitas. Contoh Hasil
uji heterokesdastisitas ditampilkan di bawah ini :
Langkah 5.
Mencari besarnya sumbangan (konstribusi) variabel X terhadap Y dengan
rumus :
KP = r2 x 100% = 0,6842 x 100% = 46,79 %.
Artinya motivasi memberikan konstribusi terhadap kinerja guru sebesar
46,79% dan sisanya 53,21% ditentukan oleh variabel lain
Langkah 6.
Menguji signifikan dengan rumus thitung :
Kaidah pengujian :
Jika thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak artinya signifikan dan jika thitung ≤ ttabel,
Ho diterima artinya tidak signifikan.
Berdasarkan perhitungan di atas , α = 0,05 dan n =12, uji dua pihak maka:
dk = n - 2 = 12 – 2 = 10 sehingga diperoleh ttabel = 2,228. Ternyata thitung
lebih besar dari ttabel, atau 2,96 > 2,228, maka Ho ditolak, artinya ada
hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja guru.
Langkah 7.
Membuat kesimpulan:
Berapakah besar hubungan motivasi dengan kinerja guru?
jawaban: rxy sebesar 0,684 kategori kuat.
Berapakah besar sumbangan (konstribusi) motivasi terhadap kinerja
guru?
jawaban: KP = r2 x 100% = 0,6842 x 100% = 46,79%. Artinya motivasi
memberikan konstribusi terhadap kinerja guru sebesar 46,79% dan
sisanya 53,21% ditentukan oleh variable lain.
Buktikan apakah ada hubungan yang signifikan motivasi dengan kinerja
guru?
jawaban: terbukti bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi
dengan kinerja guru. Ternyata thitung lebih besar dari ttabel, atau 2,96 >
2,228, maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan motivasi
dengan kinerja guru.
DAFTAR RUJUKAN
Arti, N., Utami, C., & Prihatiningtyas, N. C. (2020). Hubungan Motivasi Belajar
Matematika Dengan Kemampuan Numerik Siswa Pada Materi Aljabar. JPMI
(Jurnal Pendidikan Matematika Indonesia), 5(2), 92-99.
Berndtsson, M., Hansson, J., Olsson, B., & Lundell, B. (2007). Thesis projects: a
guide for students in computer science and information systems. Springer
Science & Business Media.
Husein Umar, SE., MM., MBA, (1999), Metodologi Penelitian: Aplikasi dalam
Pemasaran, PT. Gramedia, Jakarta
Umar, Husein. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta