Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang


I.I.I Pengertian Latar Belakang Menurut Para Ahli
Adapun definisi latar belakng menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;
Husein Umar (2001:238)
Latar belakang masalah penelitian berisi informasi tentang suatu masalah dan/atau peluang
yang bisa dipermasalahkan untuk ditindaklanjuti melalui penelitian, termasuk hal-hal yang
melatarbelakanginya.
Dermawan Wibisono (2000:304)
Bagian latar belakang masalah menjelaskan mengapa suatu penelitian dilaksanakan dan
apa yang ingin dicapai atau diketahui dari pelaksanaan penelitian tersebut. Fakta dan data
yang mendukung harus dicantumkan.
Andrik Purwasito (2004)
Latar belakang masalah setidaknya memuat hal-hal sebagai berikut:
Faktor-faktor apa saja yang menjadi perhatian untuk dijadikan suatu latar belakang. Ini
dinamakan dengan latar belakang faktual (identifikasi masalah yang relevan).
Informasi kasus, baik secara langsung, melalui observasi di masyarakat maupun lewat
buku-buku referensi, dan hasil-hasil penelitian lain yang sejenis, ini dinamakan latar
belakang teoritis. Peneliti menghubungkan antara kasus yang satu dengan yang lain.
Bagaimana kasus-kasus kontemporer memiliki hubungan dengan kasus-kasus terdahulu,
dan bagaimana teori-teori dapat menjelaskan fenomena perubahan tersebut dari waktu ke
waktu.
Tonggak problematik yang berisi beragam persoalan yang akan dijawab dalam bab-bab
selanjutnya. Latar belakang memberi alur berpikir, sehingga memudahkan peneliti untuk
mensistematisir permasalahan yang ingin dipecahkan. Setiap masalah yang akan dijawab
sebaiknya diutarakan sebagai problematik yang akan dibahas dalam bab-bab berikutnya.

I.I.II Jenis Latar Belakang


Latar belakang yang memadai membantu pembaca Anda menentukan apakah Anda
memiliki pemahaman dasar tentang masalah penelitian yang sedang diselidiki dan
meningkatkan kepercayaan terhadap keseluruhan kualitas analisis dan temuan Anda.
Latar belakang memberi pembaca konteks penting yang diperlukan untuk memahami
masalah penelitian. Bergantung pada topik yang sedang dipelajari, bentuk kontekstualisasi
dapat mencakup:
Budaya–masalah yang berkaitan dengan perilaku yang dipelajari dari kelompok orang
tertentu.
Ekonomi–masalah yang terkait dengan sistem produksi dan pengelolaan kekayaan materi
dan / atau kegiatan bisnis.
Historis–masalah yang berkaitan dengan waktu di mana sesuatu terjadi atau diciptakan dan
bagaimana hal itu memengaruhi cara Anda menafsirkannya.
Filsafat–masalah yang berkaitan dengan klarifikasi tentang hakikat keberadaan atau
fenomena yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Fisik/Spasial–mencerminkan keadaan ruang di lingkungan sekitar dan bagaimana hal itu
memengaruhi cara Anda melihatnya.
Politik–masalah yang menyangkut lingkungan di mana sesuatu diproduksi yang
menunjukkan tujuan atau agendanya.
Sosial–masalah yang berkaitan dengan lingkungan orang yang mengelilingi penciptaan
sesuatu, mencerminkan bagaimana orang-orang di sekitar sesuatu tersebut menggunakan
dan menafsirkannya.
Temporal-mencerminkan masalah atau peristiwa, yang berkaitan dengan, atau dibatasi oleh
waktu.

I.I.III Struktur Latar Belakang


Struktur dan gaya penulisan informasi latar belakang Anda dapat bervariasi tergantung pada
kompleksitas penelitian dan/atau sifat penugasan Anda. Mengingat hal ini, berikut adalah
beberapa pertanyaan untuk dipertimbangkan saat menulis bagian pengantar Anda:
Adakah konsep, istilah, teori, atau gagasan yang mungkin asing bagi pembaca dan,
karenanya, membutuhkan penjelasan tambahan?
Apakah ada elemen historis yang perlu dieksplorasi untuk menjelaskan konteks yang
diperlukan, untuk menyoroti orang-orang, masalah, atau peristiwa tertentu, atau untuk
meletakkan dasar untuk memahami munculnya masalah atau peristiwa saat ini?
Adakah teori, konsep, atau ide yang dipinjam dari disiplin atau tradisi akademis lain yang
mungkin asing bagi pembaca Anda dan karenanya memerlukan penjelasan lebih lanjut?
Apakah studi penelitian tidak biasa dengan cara yang membutuhkan penjelasan tambahan,
seperti, (1) studi Anda menggunakan metode analisis yang belum pernah diterapkan
sebelumnya; (2) studi Anda menyelidiki masalah penelitian yang sangat esoterik atau
kompleks; atau, (3) studi Anda bergantung pada analisis teks atau dokumen unik, seperti,
bahan arsip atau dokumen primer seperti buku harian atau surat pribadi yang tidak mewakili
badan literatur sumber tentang topik tersebut.

I.II Rumusan Masalah


I.II.I Pengertian Rumusan Masalah Menurut Para Ahli
Adapun definisi rumusan masalah menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;
Albert Einstein
Perumusan masalah jauh lebih penting daripada solusinya, yang mungkin hanya masalah
keterampilan matematika atau eksperimental. Untuk mengajukan pertanyaan baru,
kemungkinan baru, untuk mempertimbangkan masalah lama dari sudut pandang baru
membutuhkan imajinasi kreatif dan menandai kemajuan nyata dalam sains.
Alan Byrman
Masalah penelitian adalah ungkapan [pernyataan] yang pasti atau jelas tentang bidang yang
menjadi perhatian, kondisi yang harus diperbaiki, kesulitan yang perlu dihilangkan, atau
pertanyaan yang mengganggu yang ada dalam literatur ilmiah, teori, atau dalam praktik
yang ada yang menunjukkan kebutuhan akan pemahaman yang bermakna dan penyelidikan
yang disengaja.
Masalah penelitian tidak menyatakan bagaimana melakukan sesuatu, menawarkan
proposisi yang kabur atau luas, atau menyajikan pertanyaan nilai.
Sugiyonno
Rumusan masalah dapat didefinisikan sebagai sebuah pertanyaan yang dicari jawabanya
dengan mengumpulkan data dalam bentuk berbagai rumusan masalah berdasarkan
penelitian  berdasarkan tingkat eksplanasi

I.II.II Jenis Rumusan Masalah dan Contohnya


Terdapat 3 macam dalam penulisan perumusan masalah dalam penelitian, yaitu sebagai
berikut;
1. Rumusan masalah deskriftif
Rumusan masalah deskriftif merupakan rumusan masalah yang berkaitan dengan
pernyataan adanya variabel independen, baik itu satu atau lebih variabel penelitian. Jadi
dalam rumusan masalah peniliti tidak perlu membandingkan variabel pada sampel lain, dan
juga mencari hubungan variabel dengan variabel lainnya.
Contoh rumusan masalah deskriptif, antara lain:
Bagaimana sikap dari masyarakat mengenai perguruan tinggi yang memiliki  bandan
hukum?
Seberapa tinggi tingkat kepuasaan dan juga aspirsi masyarakat pada pelayanan  publik di
ibu kota?
Seberapa baguskah kebijakan yang diterapakan di pemerintah?
2. Rumusan masalah komparatif
Rumusan masalah komparatif merupakan rumusan masalah penelitian yang bersifat
membandingkan antara variabel satu dengan yang lainnya apakah itu sama atau berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif, antara lain:
Apakah ada perbedaannya tingkat produktifitas anatara pegawai negeri dengan  pegawai
swasta ?
Adakah perbedaan kapabilitas dan kedisiplinan kerja antara pegawai di  perusahaan
nasional dan pegawai swasta nasional?
Apa ada bedanya antara ketahanan fisik orang kota dengan orang pedalaman?
3. Rumusan masalah asosiatif
Rumusan masalah asosiatif merupakan pertanyaan pada sebuah penelitian yang sifatnya
mempunyai hubungan antar dua variabel atau pun lebih. Bisa dengan hubungan timbal
balik, kausal, atau simetris.
a. Hubungan timbal balik
Yaitu hubungan yang mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini tidak diketahui antara
variabel independen dan variabel dependen.
Contoh rumusan masalah hubungan timbal balik, misalnya “Hubungan antara memilik
motivasi tinggi dan prestasi gemilang”. Pada hal ini bisa dinyatakan bahwa motivasi
berpengaruh terhadap prestasi dan sebaliknya.
b. Hubungan kausal
Yaitu rumusan masalah yang memiliki sifat sebab dan akibat. Di dalamnya terdapat variabel
bebas (independen) dan variabel dependen. Dalam hal ini variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Contoh rumusan masalah hubungan kausal misalnya:

- Apakah ada pengaruhnya antara sistem  penggajian dengan kinerja kerja?


- Seberapa besarkah tata ruang kota terhadap kebahagiaan penduduknya?
- Adakah pengaruhnya antara pendidikan yang dilakukan oleh orang tua dengan
prestasi belajar terhadap anak?
c. Hubugan simetris
Hubungan simetris dalam rumusan masalah pada dasarnya adalah prosesi dalam hubungan
diantara dua variabel atau bisa lebih kebetulan nampak secara bersama.
Contoh rumusan masalah hubungan misalnya:

- Adakah hubungannya antara banyak semut di pohon dengan kemanisan buah ?


- Apakah ada hubungannya antara jumlah  pengangguran dengan tingkat criminal?.

I.II.III Fungsi Rumusan Masalah


Rumusan masalah memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a. Sebagai titik sentral dalam sebuah penelitian
Maksudnya yaitu rumusan masalah berfungsi sebagai pedoman dalam sebuah penelitian.
Sebagai pedoman, penentu arah atau fokus dari suatu penelitian Perumusan masalah ini
tidak berharga mati, tapi bisa berkembang dan berubah ketika peneliti beradan di lapangan.
b. Memberikan solusi atau sebagai penentu
Maksudnya rumusan masalah dapat berfungsi sebagai  penentu jenis data yang diperlukan
dan harus dikumpulkan oleh peneliti, serta jenis data yang tidak diperlukan atau harus
disisihkan oleh peneliti.
Keputusan pemilihan data yang perlu dan tidak diperlukan dapat dilakukan peneliti melalui
rumusan masalah, karena menjadi tahu mengenai data yang bagaimana yang relevan dan
yang tidak relevan bagi kegiatan penelitiannya.
Pada umumnya, rumusan masalah berbentuk sebuah pertanyaan yang mengulas sebuah
permasalahan. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa rumusan masalah merupakan sebuah
solusi yang belum terwujud. Untuk mewujudkannya, dilakukan melalui penelitian.
c. Membuka pikiran kita terhadap suatu permasalahan
Saat tujuan dan arah dari suatu permasalah sudah jelas, maka kita tinggal berfokus pada
solusi yang akan kita capai untuk masalah tersebut.
d. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian
Rumusan masalah dapat berfungsi sebagai pendorong suatu kegiatan  penelitian menjadi
diadakan atau dapat dikatakan bahwa rumusan masalah berfungsi sebagai penyebab
kegiatan  penelitian itu menjadi ada dan bisa dilakukan.

I.II.IV Cara Menuliskan Rumusan Masalah


Berikut ini langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam menuliskan rumusan masalah
penelitian Anda:
1. Jelaskan keadaan “ideal”
Terdapat banyak cara yang berbeda untuk menuliskan rumusan masalah. Beberapa sumber
referensi merekomendasikan rekomendasi untuk secara langsung membahas masalah itu
sendiri, tapi sumber lainnya merekomendasikan memberikan konteks latar belakang terlebih
dahulu agar masalah (dan solusinya) lebih mudah untuk dipahami oleh pembaca.
2. Pertanggungjawabkan pernyataan Anda
Anda harus dapat mempertanggungjawabkan pernyataan rumusan masalah yang telah
Anda tuliskan. Setelah Anda mulai membuat klaim spesifik tentang seberapa serius masalah
Anda, Anda harus mulai mendukung pernyataan Anda dengan bukti.
3. Usulkan solusi
Saat Anda sudah menjelaskan apa dan mengapa masalah yang Anda tuliskan begitu
penting, selanjutnya jelaskan bagaimana Anda mengusulkan untuk mengurusnya.
Penjelasan solusi Anda harus ditulis agar sejelas dan seringkas mungkin.
4. Jelaskan manfaat dari solusi
Setelah Anda menunjukkan pada pembaca tentang solusi yang Anda berikan dalam
mengatasi masalah penelitian, Anda perlu menjelas kan manfaat daro solusi tersebut atau
dengan kata lain  menjelaskan mengapa solusi ini adalah ide yang baik.
5. Simpulkan dengan meringkas masalah dan solusi
Buatlah kesimpulan dengan meringkas argumen utama Anda yang memungkinkan Anda
dengan mudah bertransisi pada bagian utama dari proposal Anda.
Anda tidak perlu untuk membuat kesimpulan ini lagi daripada yang seperlunya. Anda perlu
untuk mencoba menyatakan, hanya dalam beberapa kalimat, inti dasar dari apa yang telah
dijelaskan dalam pernyataan masalah Anda dan pendekatan yang akan Anda pilih.
6. Ingat “5W + 1H ”
Rumusan masalah yang Anda tulis harus seinformatif mungkin dengan kata-kata sesedikit
mungkin, tapi tidak harus menyelidiki rincian kecil. Jika Anda merasa ragu-ragu tentang apa
yang harus Anda tuliskan dalam rumusan masalah Anda, cobalah untuk menjawab lima W
(siapa/who, apa/what, di mana/where, kapan/when, dan mengapa/why), serta
bagaimana/how.
I.III Tujuan Program
Berisikan pernyataan singkat mengenai tujuan kegiatan. Kegiatan tersebutdapat bertujuan
untuk menjajagi, menguraikan, menerangkan, membuktikan, mengukur, menerapkan suatu
gejala, konsep atau dugaan, atau membuat suatu model.

I.IV Luaran Yang Diharapkan


Luaran yang diharapkan adalah harapan terhadap hasil penelitian, dapat berupa:
a. Pengembangan teori atau teori baru
b. Inovasi teknologi

I.V Tinjauan Pustaka

- Memuat uraian sistematis tentang hasil-hasil penelitian yang didapat oleh peneliti
terdahulu dan yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan

- Dalam penyajian ini hendaknya ditunjukkan bahwa permasalahan yang akan diteliti
belum terjawab atau belum terpecahkan secara memuaskan

- Fakta-fakta yang dikemukakan sejauh mungkin diambil dari sumber aslinya.

- Semua sumber yang dipakai harus disebutkan dengan mencantumkan

BAB II
Gambaran Umum Masyarakat Sasaran
 Penjelasan mengenai kondisi masyarakat sasaran yang akan menerima kegiatan
program agar diuraikan secara faktual.
 Uraikan permasalahan yang dihadapi masyarakat yang membutuhkan bantuan
penyelesaiannya.
 Berikan gambaran solusi yang ditawarkan termasuk teknologi yang akan digunakan.

Referensi
• Creswell, John. (2016). Research Design Pendekatan Metode, Kualitatif, Kuantitatif,
dan Campuran. Diterjemahkan oleh Fawaid dan Pancasari. Yogjakarta: Pustaka
Pelajar.
• The Research Purpose dari
http://www.uobabylon.edu.iq/eprints/publication_11_1421_1403.pdf
• Creswell, John. (2016). Research Design Pendekatan Metode, Kualitatif, Kuantitatif,
dan Campuran. Diterjemahkan oleh Fawaid dan Pancasari. Yogjakarta: Pustaka
Pelajar.
• Hayati, Rina. 2019. Bab 1 (Pendahuluan) dalam Penulisan Ilmiah. diakses melalui
https://penelitianilmiah.com/bab-1/ pada 19 Oktober 2020
• Supriadi. 2018. Teknik Penulisan Program Kreativitas Mahasiswa. Universitas
Jember

Anda mungkin juga menyukai