Anda di halaman 1dari 10

TUGAS INDIVIDU

Assignment PBL I-01

Universitas Indonesia
Pengantar Penyakit Berbasis Lingkungan

Disusun Oleh:
Novia Anasta
1806269240

Fakultas Kesehatan Masyarakat


Universitas Indonesia
Depok
November 2020
1. Apa itu Teori simpul (± 300 – 500 kata) dan gambarkan!
Simpul 1: Sumber Penyakit
Sumber penyakit adalah titik mengeluarkan agent penyakit. Agent penyakit adalah komponen
lingkungan yang dapat menimbulkan gangguan penyakit melalui kontak secara langsung atau
melalui media perantara (yang juga komponen lingkungan). Berbagai agent penyakit yang baru
maupun lama dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar, yaitu:
 Mikroba, seperti virus, amoeba, jamur, bakteri, parasit, dan lain-lain.
 Kelompok fisik, misalnya kekuatan radiasi, energi kebisingan, kekuatan cahaya.
 Kelompok bahan kimia toksik, misalnya pestisida, Merkuri, Kadmium, CO, H2S dan
lain-lain.
 Sumber penyakit adalah titik yang secara konstan maupun kadang-kadang mengeluarkan
satu atau lebih berbagai komponen lingkungan hidup tersebut di atas.
Simpul 2: Media Transmisi Penyakit
Ada lima komponen lingkungan yang lazim kita kenal sebagai media transmisi penyakit, yaitu
air, udara, tanah/pangan, binatang/serangga, manusia/langsung. Media transmisi tidak akan
memiliki potensi penyakit jika didalamnya tidak mengandung bibit penyakit atau agent penyakit.
Simpul 3: Perilaku Pemajanan (behavioural exposure)
Agent penyakit dengan atau tanpa menumpang komponen lingkungan lain, masuk ke dalam
tubuh melalui satu proses yang kita kenal dengan hubungan interaktif. Hubungan interaktif
antara komponen lingkungan dengan penduduk berikut perilakunya, dapat diukur dalam konsep
yang disebut sebagai perilaku pemajanan atau behavioural exposure. Perilaku pemajanan adalah
jumlah kontak antara manusia dengan komponen lingkungan yang mengandung potensi bahaya
penyakit (agent penyakit). Masing-masing agent penyakit yang masuk ke dalam tubuh dengan
cara-cara yang khas.
Ada 3 jalan masuk kedalam tubuh manusia, yakni :
 Sistem pernafasan
 Sistem pencernaan
 Masuk melalui permukaan kulit
Simpul 4: Kejadian Penyakit
Kejadian penyakit merupakan outcome hubungan interaktif penduduk dengan lingkungan yang
memiliki potensi bahaya gangguan kesehatan. Seseorang dikatakan sakit kalau salah satu maupun
bersama mengalami kelainan dibandingkan dengan rata-rata penduduk lainnya.
Simpul 5: Variabel Suprasistem
Kejadian penyakit masih dipengaruhi oleh kelompok variabel simpul 5, yakni variabel iklim,
topografi, temporal, dan suprasistem lainnya, yakni keputusan politik berupa kebijakan makro
yang bisa mempengaruhi semua simpul (Achmadi, 2008).
Gambar : Teori Simpul

2. Apa yang dimaksud dengan agent penyakit. Sebutkan dan berikan contoh!
Pengertian Agen Penyakit
Menurut Budiarto (2003). Agent penyakit adalah makhluk hidup atau mati yang memegang
peranan penting di dalam epidemiologi yang merupakan penyebab penyakit dapat dikelompokkan
menjadi:
 Golongan virus, misalnya influenza dan cacar
 Golongan riketsia, misalnya tifus
 Golongan bakteri, misalnya disentri
 Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria, dan sebagainya
 Golongan jamur, misalnya panu
 Golongan cacing, misalnya cacing perut seperti ascaris, cacing kremi, cacing pita, cacing
tambang dan sebagainya
Klasifikasi Agen Penyakit
Menurut Chandra (2009), klasifikasi agen penyakit dibagi menjadi 5 kelompok :
 Agen biologis, contohnya virus, bakteri, fungi
 Agen kimia, dapat bersifat endogenous, seperti asidosis, diabetes dan uremia atau bersifat
exogenous seperti zat kimia, allergen, debu
 Agen nutrisi, contoh protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, air
 Agen mekanik, contoh gesekan, benturan atau pukulan yang dapat menimbulkan
kerusakan jaringan tubuh pejamu
 Agen fisika, contoh panas, radiasi,dingin, kelembaban,tekanan, kebisingan

3. Mahasiswa memahami apa yang dimaksud dengan mampu mengidentifikasi sumber


penyakit menular maupun penyakit tidak menular (berikan satu contoh penyakit
berbasis lingkungan)
Pengertian Penyakit Menular
Penyakit Menular adalah penyakit yang disebabkan oleh bibit penyakit tertentu atau oleh produk
toxin yang didapatkan melalui penularan bibit penyakit atau toxin yang diproduksi oleh bibit
penyakit tersebut dari orang yang terinfeksi, dari binatang atau dari reservoir kepada orang yang
rentan; baik secara langsung maupun tidak langsung melalui tumbuh-tumbuhan atau binatang
pejamu, melalui vektor atau melalui lingkungan
Contoh Penyakit Menular Berbasis Lingkungan
Tuberkulosis (TBC)
Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Sumber penularan adalah
penderita TB BTA positif pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara
dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara
pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup
kedalam saluran pernafasan. Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui
pernafasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem
peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian
tubuh lainnya.
Penularan
Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium tuberkulosa
yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada anak-anak umumnya
sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita TBC. Masuknya Mikobakterium
tuberkulosa kedalam organ paru menyebabkan infeksi pada paru-paru, dimana segeralah terjadi
pertumbuhan koloni bakteri yang berbentuk bulat (globular).
Pengertian Penyakit Tidak Menular
Istilah PTM kurang lebih mempunyai kesamaan dengan sebutan :
a. Penyakit kronik
Penyakit kronik dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM biasayang bersifat kronik
(menahun) atau lama. Namun ada juga penyakit menular yang kelangsungannya mendadak/akut,
misalnya keracunan.
b. Penyakit non infeksi
Penyakit non infeksi dipakai karena penyebab PTM biasanya bukan oleh mikroorganisme. Namun
tidak berarti tidak ada peranan mikroorganisme dalam terjadinya PTM.
c. New communicable disease
New communicable disease karena penyakit ini dianggap dapat menular, yakni melalui gaya
hidup. Gaya hidup dalam dunia modern dapat menular dengan caranya sendiri, tidak seperti
penularan klasik penyakit menular yang lewat suatu rantai penularan tertentu. Gaya hidup di
dalamnya dapat menyangkut pola makan, kehidupan seksual dan komunikasi global.
d. Penyakit degeneratif
Penyakit degeneratif karena kejadiannya bersangkutan dengan proses degenerasi atau ketuaan
sehingga PTM banyak ditemukan pada usia lanjut.
(Bustan, 2007)
Contoh Penyakit Tidak Menular Berbasis Lingkungan
Penyakit Saluran Pernafasan dan Kardiovaskular
Jantung merupakan organ vital yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh untuk menjaga
agar organ lain tetap berfungsi.
Faktor risiko penyakit saluran pernafasan dan kardiovaskular :
Faktor kegemukan, kebiasaan merokok, konsumsi pangan tertentu, beberapa faktor lingkungan
seperti NOX, karbon monoksida, sulfur dioksida, manganese aerosol dll,
Penyakit kardiovaskular yaitu penyakit yang menyangkut jantung itu sendiri dan penyakit-
penyakit pembuluh darah beberapa penyakit yang termasuk kelompok penyakit kardiovaskular
antara lain, penyakit jantung iskemik, kelainan katup jantung, myocardial infarct, hipertensi,
penyakit aorta, arteriosklerotik, kelainan pembuluh darah tungkai, dsb.

4. Sejarah, definisi, prinsip-prinsip dan pengertian ukuran penyakit berbasis lingkungan.


Penyakit Berbasis Lingkungan adalah suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau
morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan oleh interaksi manusia dengan segala sesuatu
disekitarnya yang memiliki potensi penyakit.
Penyakit berbasis lingkungan terjadi pada kelompok masyarakat yang memiliki keterkaitan
dengan satu atau lebih komponen lingkungan di tempat masyarakat tinggal dalam jangka waktu
tertentu. Penyakit berbasis lingkungan dapat dicegah dengan merubah kondisi lingkungan yang
dapat menjadi faktor munculnya penyakit tersebut. Penyakit berbasis lingkungan yang masih
menjadi masalah di dunia salah satunya adalah diare (Achmadi, 2013).
Prinsip-Prinsip :
 Berbasis komunitas dalam satu wilayah atau juga dapat melihat dari kesamaan risiko
kesehatan lingkungan yang sama. Komunitas juga sering disebut dengan istilah
masyarakat.
 Berorientasi pada pencegahan.
 Community involvement atau community participation. Keterlibatan masyarakat dalam
mencapai berbagai tujuan kesehatan lingkungan dan sasaran yang ditetapkan.
 Ilmu dan metode kesehatan lingkungan juga mengutamakan kerja sama lintas ilmu, lintas
sektor dan kemitraan.
 Terorganisir. Semua keempat hal diatas hendaknya diorganisasi dengan baik

5. Deskripsikan dengan pendekatan teori simpul apa itu penyakit yang disebabkan oleh
parasit metazoa berikan 2 contoh. gambarkan secara skematik transmisi parasit-parasit
metazoa dan dimana melakukan pencegahan?
Penyakit yang disebabkan oleh parasit metazoa merupakan hasil interaksi manusia dengan parasit
metazoa. Parasit metazoa termasuk kedalam zooparasit dan terbagi menjadi 2, yaitu helminthes
(cacing) dan arthropoda (serangga). Contoh penyakit yang dapat ditimbulkan adalah Taeniasis
dan infeksi cacing tambang. Berikut skema transmisi parasit pada penyakit taeniasis dan infeksi
cacing tambang
a. Penyakit Taeniasis

Simpul 1 Simpul 2 Simpul 3 Simpul 4 Simpul 5

Penderita Air  Perilaku masyarakat Sehat/sakit Iklim dan


penyakit Tanah mengkonsumsi daging sapi kebijakan untuk
taeniasis atau yang babi kurang penyuluhan
  matang, dan air yang manajemen
(agents: terkontaminasi sehingga pemeliharaan
Taenia agent dapat masuk kedalam hewan ternak
saginata, sistem pencernaan, sanitasi
Taenia solium, peternakan hewan,
dan  Taenia mayoritas wanita menderita
asiatica) penyakit ini

Penyakit taeniasis bersumber dari manusia yang menderita penyakit tersebut. Penderita
mengeluarkan feses yang mengandung telur cacing (Taenia saginata, Taenia solium, dan Taenia
asiatica). Feses akan mengkontaminasi air dan tanah atau pangan di sekitar tempat pembuangan.
Telur akan bertahan lama apabila kelembaban lingkungannya tinggi. Air dan tanah atau pangan
yang terkontaminasi menjadi media untuk masuknya telur (cacing) dalam tubuh hewan maupun
manusia. Masuknya media pembawa agent ke dalam tubuh dapat didukung oleh perilaku dan
karakteristik dari suatu masyarakat. Penyebaran dapat melalui konsumsi air dan pangan yang
kurang matang, buruknya sanitasi dan higienitas lingkungan, serta kurangnya manajemen
pengendalian hewan ternak.
Upaya pencegahan dan penanggulangan taeniasis dapat dilakukan pada simpul 1 dan simpul
3. Penderita dapat diberikan obat cacing untuk dapat mematikan cacing di tubuh sehingga
memberhentikan produksi cacing di dalam tubuh manusia (simpul 1). Selanjutnya dapat
memperbaiki perilaku masyarakat terkait konsumsi makanan matang dan air matang, sanitasi dan
higienitas lingkungan, penyuluhan manajemen pemeliharaan hewan ternak.
b. Penyakit Infeksi Cacing Tambang (Intestinal Hookworm Disease)

Simpul 1 Simpul 2 Simpul 3 Simpul 4 Simpul 5

Penderita penyakit  Air  Perilaku masyarakat, yaitu  Sehat Iklim &


infeksi cacing   Tan tidak menggunakan alas kaki atau sakit kebijakan 
tambang  ah  sehingga agent masuk melalui
  kulit, mengonsumsi pangan
(agents: Ancylostoma dan air mentah sehingga
duodenale, A. masuk kedalam sistem
ceylanicum, Necator pencernaan, mayoritas anak –
americanus) anak yang menderita penyakit
  ini

Seperti halnya dengan penyakit taeniasis. Penyakit infeksi cacing tambang bersumber dari
penderita itu sendiri. Penderita mengeluarkan feses yang mengandung telur cacing (Ancylostoma
duodenale, A. ceylanicum, Necator americanus). Feses akan mengontaminasi air dan
tanah/pangan di sekitar tempat pembuangan. Sehingga media pembawa agent adalah tanah dan
air. Telur akan bertahan lama apabila iklim hujan tinggi (kelembaban tinggi). Hal paling umum
penularan penyakit ini dikarenakan perilaku masyarakat dalam melakukan aktivitas luar tanpa
menggunakan alas kaki sehingga bersentuhan dengan tanah secara langsung (agent masuk melalui
kulit), mengonsumsi makanan dan minuman yang kurang matang, dan kurangnya sanitasi &
higienitas lingkungan (agent masuk kedalam pencernaan). Anak – anak memiliki prevalensi tinggi
terhadap penyakit ini.
Masuknya agent ke dalam tubuh akan menimbulkan gejala atau tanda yang paling umum
seperti anemia. Cacing masuk melalui kulit akan menghisap darah sehingga penderita akan
kekurangan zat besi. Gejala lainnya yaitu sakit perut, diare, kehilangan nafsu makan, penurunan
berat badan, dan kelelahan. Upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit ini melalui
pendekatan simpul 1 dan simpul 3. Pada simpu 1, penderita akan diberikan obat untuk mematikan
cacing yang berada didalam tubuh sehingga dapat memberhentikan produksi cacing dan
memperbaiki perilaku masyarakat untuk dapat menggunakan alas kaki dimanapun & kapanpun,
meningkatkan sanitasi & higenitas lingkungan, penerapan PHBS, dan lainnya.

6. Penyakit tidak menular : gambarkan dengan pendekatan gambaran skematik teori


simpul, tentang sulfur dioksida yang keluar dari knalpot kendaraan bermotor.

Sekitar 87% penyebab pencemaran udara berasal dari kendaraan bermotor. Pembakaran
bensin yang tidak sempurna dalam mesin kendaraan bermotor merupakan salah satu penyumbang
terbesar polusi udara. Polusi udara yang dihasilkan dari kendaraan bermotor dapat berupa karbon
monoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, serta partikel padat seperti timbal. Senyawa-
senyawa tersebut bisa dijumpai dalam bahan bakar kendaraan bermotor dan minyak pelumas
mesin. Meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil (BBM)
menyebabkan udara yang kita hirup di sekitar kita menjadi tercemar akibat gas-gas buangan hasil
pembakaran.
Sulfur Dioksida di udara mempunyai pengaruh langsung terhadap manusia terutama karena
sifat iritasi dari gas itu sendiri. Sulfur Dioksida dapat menyebabkan penyakit bronchitis,
emphysema, dan lain-lain. Penderita penyakit saluran pernapasan akan menjadi lebih parah
keadaanya. Upaya penanggulangan sulfur dioksida dapat dilakukan dengan melakukan
pengendalian pada simpul 1, yakni dengan mengendalikan jumlah kendaraan bermotor yang
beroperasi sehingga produksi sulfur dioksida dapat dikurangi dan dampak penyakit dapat dicegah
7. Gambarkan dan jelaskan dengan pendekatan Teori Simpul tentang Limbah Pabrik
Makanan
 Simpul 1 : Sumber penyakit yaitu parameter yang menunjukkan sumber agen penyakit.
Pada kasus ini Proses produksi pada pabrik makanan menghasilkan limbah padat berupa
ampas yang dihasilkan industri maupun sisa makanan.
 Simpul 2 : Media transmisi agar agen dapat berpindah dari sumber ke host. Media
transmisinya adalah Udara. berasal dari pembakaran limbah padat tersebut
 Simpul 3 : Adalah karakteristik penduduk yang terserang agen. Pada kasus ini perilaku
pemajanannya mencakup pekerja didaerah terpajanan dan warga sekitar daerah
terpajanan, Kadar CO2 yang masuk melalui saluran pernapasan
 Simpul 4 : Kesehatan terganggu akibat dari limbah padat yang berupa abu dan debu
yang menyebar mengakibatkan terganggunya penafasan terutama pada bayi dan anak-
anak terserang flek, masyarakat merasakan radang pada mata dan tenggorokan.

8. Gambarkan dan jelaskan dengan pendekatan Teori Simpul tentang Limbah Rumah
Sakit
 Simpul 1 : Sumber penyakit yaitu parameter yang menunjukkan sumber agen penyakit.
pada kasus ini Buangan limbah cair rumah sakit ke perairan yang mengandung
mikroorganisme pathogen, bahan beracun
 Simpul 2 : Media transmisi agar agen dapat berpindah dari sumber ke host. Media
transmisinya adalah Air
 Simpul 3 : Adalah Para pekerja serta penduduk sekitar yang kesehariannya
mengonsumsi/menggunakan air yang telah tercemar oleh berbagai macam agen penyakit
 Simpul 4 : Dalam kasus ini, penyakit yang berpotensi muncul seperti keluhan gatal-
gatal, gangguan kulit serta gangguan pencernaan serta keracunan

9. Gambarkan dan jelaskan dengan pendekatan Teori Simpul tentang Letusan Gunung
Berapi (gas dan partikel apa yang keluar dari Gunung Berapi? Sebutkan rujukan
statement anda
 Simpul 1 : Sumber penyakit yaitu parameter yang menunjukkan sumber agen penyakit.
pada kasus ini ledakan gunung berapi
 Simpul 2 : Media transmisi agar agen dapat berpindah dari sumber ke host. Media
transmisinya adalah Udara
 Simpul 3 : Adalah Para penduduk yang tinggal di dekat daerah letusan gunung berapi
 Simpul 4 : Dalam kasus ini, Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus.
a. Karbon monoksida (CO): Jika terhisap ke dalam paru-paru akan mengikuti peredaran
darah dan akan menghalangi masuknya oksigen
b. Karbon dioksida (CO2) menyebabkan kesulitan pernafasan yang diikuti sakit kepala
dan sesak nafas dan kehilangan kesadaran setelah paparan selama 5-10 menit
c. Nitrogen (NO2) dapat menyebabkan hujan asam serta menyebabkan penyakit
tenggorokan dan iritasi mata.
d. Sulfur dioksida (S02) Dihasilkan oleh lava vulkanik yang menyebabkan hujan asam
serta penyakit pernapasan.
Referensi
Bustan, M.N. 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan 2. Jakarta: Rineka Cipta
Diafri, Defriman. 2018. Manajemen Kesehatan Daerah Wisata. Jurnal Kesehatan Masyarakat. FK
Universitas Andalas: Vol. 3 No 1.
Maharani, Elisa. 2014. Pengendalian Penyakit Menular dan Non Menular. Fakultas Kesehatan
Masyarakat. Universitas Diponegoro
Sudrajat.2010. Riwayat alamiah Penyakit (Natural History of Disease). Kalimantan : STIKES
Kapuang Raya Sitang
Suryani, Anih. 2014. Dampak Negatif Abu Vulkanik Terhadap Lingkungan dan Kesehatan. Jurnal
Kesejahteraan Sosial Vol. VI, No. 04/II/P3DI
Purnama SG. Buku Ajar Penyakit Berbasis Lingkungan [Internet]. 2016 [cited 2020 Nov 25]. p. 4–7.
Available from:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/e1cf67b8122c12a4d2a95d6ac50137ff.pdf
Purnama SG. Buku Ajar Penyakit Berbasis Lingkungan [Internet]. 2016 [cited 2020 Nov 25]. p. 4–7.
Available from:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_dir/e1cf67b8122c12a4d2a95d6ac50137ff.pdf

Anda mungkin juga menyukai