Anda di halaman 1dari 6

Catatan presentasi

Assalamu’alaikum wrwb, Selamat Malam Pak Wahyu dan teman-teman sekalian, kami dari kelompok 11
pada kesempatan kali ini ingin mempresentasikan hasil diskusi kelompok kami dengan topik Analisis
kinerja dengan Akreditasi SNARS dan ISO

Dengan anggota kelompok

Akreditasi

• Proses di mana suatu lembaga, yang terpisah dan berbeda dari organisasi pelayanan kesehatan,
biasanya non-pemerintah, melakukan penilaian terhadap institusi layanan kesehatan.

• Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia dilaksanakan untuk menilai kepatuhan rumah sakit
terhadap standar akreditasi yang berlaku.

• Menurut Kemenkes RI akreditasi merupakan suatu pengakuan yang diberikan oleh pemerintah
pada RS karena telah memenuhi standar yang ditentukan

Tujuan Akreditasi

• Menentukan apakah organisasi tersebut telah memenuhi standar yang dirancang untuk
memperbaiki keselamatan & kualitas pelayanan.

Manfaat Akreditasi

• Bagi Rumah Sakit

1. Peningkatan mutu pelayanan RS melalui forum konsultasi antara RS dengan KARS

2. Acuan penyusunan anggaran dengan identifikasi kekurangan melalui self assessment

3. Motivasi peningkatan mutu

4. Meningkatkan image RS alat pemasaran dan negosiasi dengan pihak ketiga (asuransi,
perusahaan dsb)

• Bagi Pasien

1. Alat dalam memilih RS (karena kita bisa melihat bagaimana akreditasi RS tersebut)

2. Pasien mendapatkan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar profesi

• Bagi Pemilik

Alat untuk mengukur kinerja pimpinan RS

• Bagi Pemerintah

Alat untuk memotivasi dan mendorong RS untuk memenuhi standar yang berlaku

Dasar Hukum Akreditasi Rumah Sakit


1. UU RI No 44 th 2009 tentang RS

Pada Pasal 4 (1) disebutkan Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan RS, wajib dilakukan
akreditasi secara berkala min. 3 th sekali

2. SK Menkes No 407 th 2015 Menetapkan KARS sebagai lembaga pelaksana akreditasi nasional
dan JCI untuk akreditasi internasional
3. Permenkes RI No 34 th 2017 tentang Akreditasi RS

• Setiap RS wajib terakreditasi

• Pemerintah Pusat dan Pemda wajib mendukung, memotivasi, mendorong, dan memperlancar
proses pelaksanaan akreditasi utk semua RS.

KARS dan SNARS

• Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

Merupakan Lembaga independen pelaksana akreditasi RS di Indonesia

• Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS)

Dalam melaksanakan akreditasi RS, lembaga pelaksana akreditasi wajib mempunyai standar
akreditasi yaitu pedoman yang berisi tingkat pencapaian yang harus dipenuhi oleh RS dalam
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien

Pengelompokan SNARS

Standar dikelompokkan menurut fungsi-fungsi penting yang umum dalam organisasi perumahsakitan.
Pengelompokan berdasarkan fungsi, saat ini paling banyak digunakan di seluruh dunia.

Standar dikelompokkan menurut fungsi-fungsi yang terkait dengan penyediaan pelayanan bagi pasien;
juga dengan upaya menciptakan organisasi rumah sakit yang aman, efektif, dan terkelola dengan baik.
Keputusan pemberian akreditasinya didasarkan pada tingkat kepatuhan terhadap standar di seluruh
organisasi rumah sakit yang bersangkutan.

Terdapat 5 kategori pengelompokan SNARS, antara lain:

1. SASARAN KESELAMATAN PASIEN

• SASARAN 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar

• SASARAN 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif

• SASARAN 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus


diwaspadai (High Alert Medications)

• SASARAN 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang


benar, pembedahan pada pasien yang benar.
• SASARAN 5 : Mengurangi risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

• SASARAN 6 : Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh.

2. STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN

• BAB 1 : Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan (ARK)

• BAB 2 : Hak Pasien dan Keluarga (HPK)

• BAB 3 : Asesmen Pasien (AP)

• BAB 4 : Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)

• BAB 5 : Pelayanan Anestesi dan Bedah (PAB)

• BAB 6 : Pelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO)

• BAB 7 : Manajemen Komunikasi dan Edukasi (MKE).

3. STANDAR MANAJEMEN RUMAH SAKIT

• BAB 1 Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP)

• BAB 2 Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)

• BAB 3 Tata Kelola Rumah Sakit (TKRS)

• BAB 4 Manajemen Fasilitas dan Keselamatan (MFK)

• BAB 5 Kompetensi dan Kewenangan Staf (KKS)

• BAB 6 Manajemen Informasi dan Rekam Medis (MIRM)

4. Program Nasional

• Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

• Menurukan Angka Kesakitan HIV/AIDS.

• Menurukan Angka Kesakitan TB

• Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)

• Pelayanan Geriatri

5. INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN DI RUMAH SAKIT (IPKP)

Survei Akreditasi RS

Survei dilaksanakan sesuai dengan menilai semua standar nasional akreditasi rumah sakit SNARS edisi 1
di seluruh rumah sakit. Bentuk survei meliputi survei awal, survey ulang, survei verifikasi dan survei
terfokus. Definisi setiap survei adalah sebagai berikut:
1. Survei Awal : Survei langsung penuh pertama pada rumah sakit

Survei Remedial—Evaluasi langsung yang dijadwalkan paling lambat 6 bulan setelah survei awal untuk
mengevaluasi elemen penilaian (EP) yang mendapatkan nilai “tidak terpenuhi” (“not met”) atau
“terpenuhi sebagian” (“partially met”) yang mengakibatkan rumah sakit gagal untuk memenuhi
persyaratan kelulusan akreditasi.

2. Survei Ulang : Survei rumah sakit setelah siklus akreditasi tiga tahun

Survei Remedial—Evaluasi langsung yang dijadwalkan paling lambat 6 bulan setelah survei awal untuk
mengevaluasi elemen penilaian (EP) yang mendapatkan nilai “tidak terpenuhi” (“not met”) atau
“terpenuhi sebagian” (“partially met”) yang mengakibatkan rumah sakit gagal untuk memenuhi
persyaratan kelulusan akreditasi.

3. Survei Verifikasi : Memastikan RS dapat mempertahankan mutu dan melakukan verifikasi


seluruh aspek penilaian

Survei verifikasi dilaksanakan satu tahun dan dua tahun setelah survei akreditasi awal atau survei ulang
untuk melakukan verifikasi terhadap perencanaan perbaikan strategis (PPS).

4. Survei Terfokus

Survei terfokus adalah survei langsung yang terbatas dalam lingkup, konten, dan lamanya, dan dirancang
untuk mengumpulkan informasi tentang suatu masalah, standar, atau elemen penilaian secara spesifik.

Survei terfokus Dilakukan Jika ada kejadian sentinel di RS, atau peningkatan kelas, atau penambahan
pelayanan dan atau penambahan bangunan lebih dari 25%, dan ada pengaduan terkait mutu pelayanan
RS.

Perbedaan Sistem Survei Akreditasi Pola Vertikal & Horizontal

Surveior Akreditasi RS
Perlu diperhatikan adalah setiap surveior harus memahami dan menguasai semua standar dan elemen
penilaian (EP) di setiap standar akreditasi yang terdiri dari 16 bab tersebut. Pembagian tugas lebih
diperuntukkan untuk penanggung jawab penetapan skor dan nilai. Surveior dapat saling memberikan
masukan hasil temuan kepada masing-masing penanggung jawab bab.

Surveior akreditasi terdiri dari :

 Surveior Manajemen yaitu tenaga medis yang ahli perumah sakitan

 Surveior Medis yaitu para dokter spesialis

 Surveior Keperawatan yaitu para perawat.

 Surveior lainnya : ahli rekam medis, apoteker, dan lain sebagainya akan ditugaskan bila ada survei
terfokus yang memerlukan keahliannya. Jenis surveior lainnya, akan ditugaskan bila ada survei terfokus
yang memerlukan keahliannya

Elemen Penilaian

• Elemen Penilaian (EP) dari suatu standar akan menuntun rumah sakit dan surveior terhadap apa
yang akan ditinjau dan dinilai selama proses survei. EP untuk setiap standar menunjukkan ketentuan
untuk kepatuhan terhadap standar tersebut. EP ditujukan untuk memberikan kejelasan pada
standar dan membantu rumah sakit untuk memenuhi sepenuhnya ketentuan yang ada, untuk
membantu mengedukasi pimpinan dan tenaga kesehatan mengenai standar yang ada serta untuk
memandu rumah sakit dalam persiapan proses akreditasi.

Selama survei di lapangan, setiap elemen penilaian (EP) pada standar dinilai sebagai berikut :

• Skor 0 → Tidak Terpenuhi TT; yaitu bila rumah sakit hanya dapat memenuhi
elemen penilaian tersebut kurang dari 20 % -

• Skor 5 → Terpenuhi Sebagian TS; yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen
penilaian tersebut antara 20 – 79 % -

• Skor 10 →Terpenuhi Lengkap TL; yaitu bila rumah sakit dapat memenuhi elemen
penilaian tersebut minimal 80 % -

Pelengkap Elemen Penilaian

(R) = Regulasi

• kebijakan, prosedur (SPO), pedoman, panduan, peraturan Direktur rumah sakit, keputusan Direktur
rumah sakit dan atau program

(D) = Dokumen

• bukti proses kegiatan atau pelayanan : berkas rekam medis, laporan dan atau notulen rapat dan
atau hasil audit dan atau ijazah dan bukti dokumen pelaksanaan kegiatan lainnya.

(O) = Observasi
• hasil penglihatan/observasi yang dilakukan oleh surveior.

(S) = Simulasi

• peragaaan kegiatan yang dilakukan oleh staf rumah sakit yang diminta oleh surveior.

(W) = Wawancara

• tanya jawab yang dilakukan oleh surveyor.

Keputusan Akreditasi

1. Tidak lulus akreditasi

2. Akdreditasi tingkat dasar yaitu bila rumah sakit memenuhi skor minimal 80% pada 4 bab

3. Akreditasi tingkat madya yaitu bila rumah sakit memenuhi skor minimal 80% pada 8 bab

4. Akdreditasi tingkat utama yaitu bila rumah sakit memenuhi skor minimal 80% pada 13 bab

5. Akdreditasi tingkat paripurna yaitu bila rumah sakit memenuhi skor minimal 80% pada 15 bab

Anda mungkin juga menyukai