Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KOMPONEN KURIKULUM (STRATEGI DAN EVALUASI)

“Diajukan untuk memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Pengembangan


Kurikulum”

Kelompok 9 :

Rila Fitri Yanti (2521084)

Yaumil Khairiyah (2521085)

Sarlina (2521116)

DOSEN PENGAMPU

SUPRIADI

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

TA.2022/2023

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, shalawat serta salam semoga dilimpah curahkan kepada Nabi
Muhamad SAW, Rasulullah terakhir yang diutus dengan membawa syari’ah yang
mudah, penuh rahmat dan membawa keselamatan dalam kehidupan dunia dan
akhirat.
Berkat karunia serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Pengembangan Kurikulum.
Kami berusaha semaksimal mungkin berkarya dengan harapan makalah ini dapat
membantu pencapaian kompetensi mahasiswa dalam rangka mengingkatkam
kualitas bangsa Indonesia.
Makalah ini disajikan dengan bahasa yang mudah dipahami serta memuat
aspek mengenai Komponen Strategi dan Komponen Evaluasi dalam Pengembangan
Kurikulum.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pendidikan di Indonesia. Kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk memperbaiki makalah ini
yang jauh dari kesempurnaan.

Bukittinggi, 13 November 2022

Kelompok 9

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN iii
A. Latar Belakang Masalah iii
B. Rumusan Masalah iii
C. Tujuan Penulisan iii
BAB II PEMBAHASAAN 1
A. pengertian komponen kurikulum strategi 1
B. pengertian komponen kurikulum evaluasi 2
C. Keterkaitan antara komponen strategi dan komponen evaluasi………………….. 6

BAB III PENUTUP 7


A. Kesimpulan 7
B. Saran 7
DAFTAR PUSTAKA 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum dapat diartikan dengan beragam variasi. Ada yang


memandangnya secara sempit, yaitu kurikulum merupakan kumpulan mata
pelajaran atau bahan ajar. Ada yang mengartikannya secara luas, meliputi
semua pengalaman yang diperoleh siswa karena pengarahan, bimbingan, dan
tanggung jawab sekolah. Kurikulum juga diartikan sebagai dokumen tertulis
dari suatu rencana atau program pendidkan, dan juga sebagai pelaksana dari
rencana yang sudah direncanakan. Tidak semua yang ada dalam kurikulum
tertulis, kemungkinan dilaksanakan dikelas.

Kurikulum dapat mencakup lingkup yang sangat luas, yaitu sebagai


program pengajaran pada suatu jenjang Pendidikan, dan dapat pula
menyangkut lingkup yang sempit, seperti program pengajaran suatu mata
pelajaran untuk beberapa macam mata pelajaran. Apakah dalam lingkup yang
luas atau sempit, kurikuum membentuk desain yang ,menggambarkan pola
organisasi dari komponen-komponen kurikulum dengan perlengkapan
penunjangannya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian komponen kurikulum strategi.

2. Bagaimana pengertian komponen kurikulum evaluasi.

3. Keterkaitan antara komponen strategi dan komponen evaluasi

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui pengertian dari komponen stategi

2. Dapat mengetahui pengertian dari komponen evaluasi

iii
3. Dapat memahami keterkaitan antara komponen strategi dan komponen
evaluasi

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen Strategi

Kata strategi berasal dari Bahasa Yunani “Strategos” (Stratis = militer dan Ag
= memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para
jendral dalam membuat rencana untuk memenangkan perang.[1]

Strategi merupakan istilah yang banyak dipakai dalam berbagai konteks


dengan makna yang tidak selalu sama. Dalam kamusnya Peter Salim dan Yenny
Salim mengartikan bahwa strategi adalah rencana cermat tentang suatu kegiatan
guna meraih suatu target atau sasaran.[2] Sedangkan pengertian strategi secara
umum dapat didefinisikan sebagai garis besar haluan bertindak untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan.[3]

Strategi dan metode merupakan komponen ketiga dalam pengembangan


kurikulum. Komponen ini merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat
penting, sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Begitu pula dengan
pendapat T. Rakjoni yang mengartikan strategi pembelajaran sebagai pla dan urutan
umum pembuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang telah di tentukan.

Dari dua pengertian di atas, ada dua hal yang perlu di perhatikan yaitu;

1. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan ( rangkaian tindakan)


termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sebagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran.

2. Strategi di susun untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah

1
Agustinus Sri Wahyudi, Manajemen Strategik: Pengantar Proses Berfikir Strategik. (Jakarta: Bina
Aksara, 1996, Cet. Ke-1, hal. 19
2
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Nodern
English Press, 1991), Edisi ke-1, h. 1463
3
A. Tabrani Rusyan, dkk, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV
Remaja Rosdakarya, 1984), Cet. Ke-1, h.165
1
disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang terlah disusun tercapai secara
optimal. Metode juga digumakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Dalam suatu stategi pembelajaran digunakan beberapa metode. Strategi
berbeda dengan metode. Strategi menunjuk pada Plan of Operation Achieving
Something”, sedangkan metode adalah “A Way in Achieving Something”.

Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah Pendekatan
(Approach). Sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategi maupun metode.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran. Roy Killer (1998), ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu :

1. Pendekatan yang berpusat pada guru (Tescher Centered Approaches)

2. Pendekatan yang berpusat pada siswa (Student Centered Approaches)

Rowntree (1974), strategu pembelajaran dibagi atas :

1. Strategi Exposition dan Strategi Discovery Learning

2. Strategi Group dan Individual Learning

B. Komponen Evaluasi

Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi, yakni
dimensi I (Formatif-Sumatif), dimensi II (Proses-Produk), dimensi III (Operasi
keseluruhan proses kurikulum atau hasi belajar siswa). Dengan adanya tiga dimensi
itu, maka dapat digambarkan sebagai kubus. Selain itu dapat lagi kurikulum data
ditinjau dari segi historis, yakni bagaimanakah kurikulum sebelumnya yang
dipandang oleh antesden.

Oleh sebab ketiga dimensi itu masing-masing mempunyai dua komponen,


maka keseluruhan evaluasi terdiri dari enam komponen yang berkaitan satu sama
lainnya.

a) Dimensi I

 Formatif : Evaluasi dilakukan sepanjang pelaksanaan kurikulum. Data


dikumpulkan dan dianalisis untuk menemukan masalah serta
2
mengadakan perbaikan sedini mungkin.

 Sumatif : Proses evaluasi dilakukan pada akhir jangka waktu tertentu,


misalnya pada akhir semester, tahun pelajaran atau selama lima tahun
unruk mengetahui efektifitas kurikulum dengan menggunakan semua data
yang dikumpulkan selama pelaksanaan dan akhir proses implementasi
kurikulum.

b) Dimensi II

 Proses : yang dievaluasi ialah metode dan proses dalam pelaksanaan


kurikulum. Tujuannya ialah untuk mengetahui metode dan proses yang
digunakan dalam implementasi kurikulum. Metode apakah yang
digunakan? Apakah terdapat penggunaannya? Apakah berhasil baik atau
tidak? Kesulitan apa yang dihadapi?

 Produk : yang dievaluasi ialah hasil-hasil yang nyata, yang dapat dilihat
dari silabus, satuan pembelajaran dan alat-alat pembelajaran yang
dihasilkan oleh guru dan hasil-hasil siswa berupa hasil test, karangan,
termasuk tesis, makalah, dsb.

c) Dimensi III

 Operasi : disini dievaluasi keseluruhan proses pengembangan kurikulum


termasuk perencanaan, desain, implementasi, administrasi, pengawasan,
pemantauan dan penilaiannya juga biaya, staf pengajar, penerimaan siswa,
pendeknya seluruh operasi Lembaga Pendidikan itu.

 Hasil belajar siswa : disini yang dievaluasi ialah hasil belajar siswa
berkenaan dengan kurikulum yang harus dicapai, dinilai berdasarkan
standar yang telah ditentukan dengan mempertimbangkan determinan
kurikulum, misi Lembaga Pendidikan serta tuntutan dari pihak konsumen
luar.

3
Pengembangan kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir
(Olivia, 1988). Proses tersebut meliputi perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Fungsi
evaluasi menurut Scriven (1967) adalah evaluasi sebagai fungsi sumatif dan
evaluasi sebagai fungsi formatif. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan
pencapaian tujuan dapat dikelompokkan kedalam dua jenis, yaitu :

1. Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif


atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Hasil tes biasanya diolah secara
kuantitatif. Proses pelaksanaan tes hasil belajar dilakukan setelah berakhir
pembahasan satu pokok bahasan, atau setelah selesai satu caturwulan atau
satu semester.

a) Kriteria tes sebagai alat evaluasi

Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua
kriteria, yaitu kriteria validitas dan kriteria reliabilitas. Tes sebagai suatu
alat ukur dikatakan memiliki tingkat validitas seandainya dapat mengukur
yang hendak diukur. Tidak dikatakan tes memiliki tingkat validitas
seandainya yang hendak diukur kemahiran mengoperasikan sesuatu,
tetapi yang digunakan adalah tertulis yang mengukur keterpahaman suatu
konsep.

Tes memiliki tingkat reliabilitas atau kendala jika tes tersebut dapat
menghasilkan informasi yang konsisten. Ada beberapa Teknik untuk
menentukan tingkat reliabilitas tes, yaitu :

1. Dengan tes-retes, yaitu dengn mengkorelasikan hasil testing yang


pertama dengan hasil testing yang kedua.

2. Dengan mengkorelasikan hasil testing antara item ganjil dengan


4
item genap (idd-even method )

3. Dengan memecah hasil testing menjadi dua bagian, kemudian


keduannya dikorelasikan

b) Jenis-jenis tes

Tes hasil belajar dapat dibedakan atas beberapa jenis :

1. Berdasarkan jumlah peserta

a. Tes kelompok adalah tes yang dilakukan terhadap sejumlah


siswa secara bersama-sama.

b. Tes individual adalah tes yang dilakukan kepada seorang siswa


secara perorangan.

2. Berdasarkan cara penyusunannya

a. Tes buatan guru untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan


oleh guru bersangkutan. Tes buatan guru biasanya tidak terlalu
memperhatikan tingkat validitas dan reliabilitas.

b. Tes standar adalah tes yang digunakan untuk mengukur


kemampuan siswa sehingga berdasarkan kemampuan tes
tersebut, tes standar dapat memprediksi keberhasilan belajar
siswa pada masa yang akan datang.

3. Dilihat dari pelaksanaannya

a. Tes tertulis adalah tes yang dilakukan dengan cara menjawab


sejumlah item soal dengan cara tertulis. Ada dua jenis tes yang
termasuk kedalam tertulis ini, yaitu tes essai dan tes objektif.

b. Tes essai adalah bentuk tes dengan cara siswa diminta untuk
menjawab pertanyaan secara terbuka yaitu menjelaskan atau
5
menguraikan melalui kalimat yang disusunnya sendiri.

c. Tes objektif adalah jenis bentuk tes yang mengharapkan siswa


memilih jawaban yang sudah ditentukan.

d. Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan Bahasa secara


lisan. Tes ini bagus untuk menilai kemampuan nalar siswa. Tes
lisan mungkin hanya dapat dilakukan manakala jumlah siswa
yang dievaluasi sedikit, serta menilai sesuatu yang tidak terlalu
luas akan tetapi mendalam.

e. Tes perbuatan adalah tes dalam bentuk paragraph. Tes ini cocok
manakala kita ingin mengetahui kemampuan dan keterampilan
seseorang mengenai sesuatu.

2. Non-Tes

Non-tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai


aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan motivasi. Ada beberapa jenis
non-tes sebagai alat evaluasi, diantaranya wawancara, observasi, studi kasus,
dan skala penilaian.

a) Observasi

Observasi adalah Teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah


laku pada situasi tertentu. Ada dua jenis observasi, yaitu observasi
obsertifatif dan Non-partisipatif.

 Observasi partisipatif, adalah observasi yang dilakukan dengan


menepatkan ob-server sebagai bagian dimana observasi itu
dilakukan.

 Observasi non-partisipatif, adalah observasi yang dilakukan dengan


cara ob-server murni sebagai pengamat. Artinya, ob-server dalam
melakukan pengamatan tidak aktif sebagai bagian dari itu, akan

6
tetapi ia berperan semata-mata hanya sebagai pengamat saja.

b) Wawancara

Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang diwawancarai


dan yang mewawancarai. Ada dua jenis wawancara yaitu wawancara
langsung dan wawancara tidak langsung.

 Wawancara langsung dimana pewawancara melakukan komunikasi


dengan subjek yang ingin yang evaluasi.

 Wawancara tidak langsung dilakukan dimana pewawancara ingin


mengumpulkan data subjek melalui perantara.

c) Studi kasus

Studi kasus dilaksanakan untuk mempelajari individu dalam periode


tertentu secara terus menerus.

d) Skala penilaian

Skala penilaian atau biasa disebut Ranting Scale merupakan salah


satu alat penilaian dengan mengunakan skala yang telah disusun dari
ujung negative sampai dengan ujung positif, sehingga pada skala
tersebut penilaian tinggal memberi tanda cek (v).

C. Keterkaitan Antara Komponen Strategi dan Komponen Evaluasi

Komponen Strategi bekaitan dengan upaya yang harus dilakukan dalam


rangka pencapaian tujuan. Strategi yang ditetapkan dapat berupa Strategi yang
menempatkan siswa sebagai pusat dari setiap kegiatan, ataupun sebaliknya.
Strategi yang berpusat kepada siswa biasa dinamakan teacher centered. Strategi
bagaimana yang dapat digunakan sangat tergantung kepada tujuan dan materi

7
kurikulum.

Komponen Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektivitas


pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum evaluasi dapat berfungsi untuk
mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai atau belum, atau
Evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam perbaikan Strategi yang diterapkan.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata strategi berasal dari Bahasa Yunani “Strategos” (Stratis = militer


dan Ag = memimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan
oleh para jendral dalam membuat rencana untuk memenangkan perang.

Pendapat T. Rakjoni yang mengartikan strategi pembelajaran sebagai


pla dan urutan umum pembuatan guru-siswa dalam mewujudkan kegiatan
belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di tentukan.

Dari dua pengertian di atas, ada dua hal yang perlu di perhatikan yaitu;

1. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan ( rangkaian tindakan)


termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan sebagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran.

2. Strategi di susun untuk mencapai tujuan tertentu.

Tujuan evaluasi yang komprehensif dapat ditinjau dari tiga dimensi,


yakni dimensi I (Formatif-Sumatif), dimensi II (Proses-Produk), dimensi III
(Operasi keseluruhan proses kurikulum atau hasi belajar siswa). Dengan
adanya tiga dimensi itu, maka dapat digambarkan sebagai kubus. Selain itu
dapat lagi kurikulum data ditinjau dari segi historis, yakni bagaimanakah
kurikulum sebelumnya yang dipandang oleh antesden.
8
B. Saran

Dalam penulisan makalah, setiap bagian memiliki peran penting dalam


membantu menjelaskan dan memahami isi dari makalah. Salah satunya
adalah bagian penutup makalah. Penutup makalah ini biasanya berisi
kesimpulan dan saran. Kesimpulan ditulis berdasarkan teori, atau hasil yang
didapat di lapangan atau sumber lainnya. Oleh karena itu, penulisanya tidak
perlu bertele-tele sedangkan saran berisi rekomendasi dari penulisan terkait
topik yang sedang dibahas.

DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Syaodih, Nana. Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktik. Bandung:


Remaja Rosdakarya. 2010
Susilo, Joko, Muhammad, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Yogyakarta:
Pustaka Belajar, 2008
Syarif, Hamid. Pengembanagan Kurikulum, Pasuruan: Garoeda Buana Indah, 2009
Zaini, Muhammad. Pengembangan Kurikulum; Konsep Implementasi, Evaluasi dan
Inovasi. Yogyakarta: Teras. 2009

Anda mungkin juga menyukai