Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

Strategi Memotivasi Siswa Untuk Belajar


Untuk Memenuhi Tugas Strategi Pembelajran

TUGAS MAKALAH

disusun oleh :

VICHA PURNAMA NENGSIH

Nim : 22.02.0188

Semester III

DOSEN PENGAMPUH :

Dr. Rizky Ramadhani, M.pd.I

PROGRAM PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURUSAN TARBIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-QU’ANIYA

MANNA BENGKULU SELATAN

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb Bismillahirrahmanirrahim Puji syukur kami panjatkan kehadirat


Allah SWT, tuhan semesta alam. Atas izindan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “strategi memotivasi siswa untuk belajar” tepat waktu tanpa kurang satu apa pun.
Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad S
AW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
STRATEGI PEMBELAJARAN. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawas
an tentang apa itu puasa. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyemp
urnaan makalah. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf. De
mikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Manna, 19 Desember 2023

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .............................................................................................................................3


BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................5
C. TUJUAN PEMBAHASAN ............................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Do,a Qunut ......................................................................................................................6
B. Talak .............................................................................................................................15
C. Cerai ................................................................................................. ...........................21
D. Ruju ................................. .................................................................................22
BAB III PENUTUP ..................................................................................................................27
A. KESIMPULAN.............................................................................................................27
B. SARAN........................................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................28

BAB I

3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainny
a. Allah SWT tidak menjadikan manusia seperti makhluk lainnya, yang hidup bebas men
gikuti nalurinya dan berhubungan antara jantan dan betina secara anarkis atau tidak ada a
turan. Demi untuk menjaga kehormatan dan martabat manusia, maka Allah SWT mengad
akan hukum sesuai dengan martabat tersebut sehingga antara laki-laki dan perempuan dia
tur secara terhormat dan berdasarkan saling rida-meridai, dan dengan dihadiri para saksi
yang menyaksikan kalau kedua pasangan laki-laki dan perempuan itu telah saling terikat.
Bentuk pernikahan ini memberikan jalan yang aman pada naluri seksual untuk me
melihara keturunan dengan baik dan menjaga harga diri wanita agar ia tidak laksana rum
put yang bisa dimakan oleh binatang ternak manapun dengan seenaknya. !ergaulan suam
i-isteri diletakkan dibawah naungan keibuan dan kebapaan, sehingga nantinya dapat men
umbuhkan keturunan yang baik dan hasil yang memuaskan. Peraturan pernikahan seperti
inilah yang diridai oleh Allah SWT dan diabadikan dalam "slam untuk selamanya.
Pernikahan merupakan sebuah langkah untuk menyatukan dua insan yang berbed
a jenis dalam satu ikatan suci, guna melestarikan keberlangsungan hidup manusia. "ni sej
alan dengan maqasid al-Shari’ah . Namun tak jarang seiring berjalanya waktu, pernikaha
n itu mengalami keretakan dan perpisahan, baik berupa talak maupun ditinggal mati oleh
salah satu pihak. hal ini merupakan problematik yang paling ditakuti oleh para pelaku per
nikahan. Sebab hal ini, mempunyai beberapa konsekuensi yang harus dijalani. Sekalipun
pernikahan merupakan ikatan yang sangat kuat serta setiap pasangan pernikahan membul
atkan tekadnya untuk mencapai tujuan dishariatkannya nikah, namun adakalanya untuk
membangun rumah tangga yang harmonis (sakinah, mawaddah, rahmah tidak semua dap
at terlaksana dengan mulus. Tujuan pernikahan sering tidak dapat tercapai sebab sikap ke
manusiaan masing-masing yang saling berbenturan. Oleh karena itu harus ada jalan kelua
r untuk mengatasi hal ini, Talak dishariatkan untuk mengatasi permasalahan ini.
Hak untuk menjatuhkan talak melekat pada orang yang menikahinya. Apabila hak
menikahi orang perempuan untuk dijadikan sebagai istri, maka yang berhak menjatuhkan
talak adalah orang laki-laki yang menikahinya. Sedangkan bagi isteri, Islam memberikan
jalan untuk memutuskan ikatan perkawinan dengan suaminya jika ternyata suaminya bur
uk akhlaknya, atau karena cacat, atau perbuatannya menimbulkan mad2arat bagi istri se
mentara suami tetap bersikukuh untuk mempertahankan utuhnya perkawinan yaitu denga

4
n mengadukan persoalannya kepada Qadli/Hakim dengan menggugat agar dijatuhkan tal
ak suami kepada dirinya
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian, hukum, syarat, rukun dan tujuan dari sebuah pernikahan serta
pernikaham yang batal ?
2. Bagaimana pengertian, hukum dan macam-macam talak?
3. Bagaimana pengertian, hukum dari cerai?
4. Bagaimana pengertian, hukum, syarat, rukun dan hikmah dari ruju?
C. TUJUAN MASALAH
1. Mengetahui pengertian, hukum, syarat, rukun dan tujuan dari sebuah pernikahan serta
pernikahan yang batal.
2. Mengetahui pengertian, hukum dan macam-macam talak.
3. Mengetahui pengertian, hukum dari cerai.
4. Mengetahui pengertian, hukum, syarat, rukun dan hikmah dari ruju.

BAB II

5
PEMBAHSAN
A. Pernikahan
a. Pengerian pernikahan
Dalam bahasa indonesia, perkawinan berasal dari kata kawin yang menurut bahasa ar
tinya membentuk keluarga dengan lawan jenis, melakukan hubungan kelamin atau be
rsetubuh1. perkawinan disebut juga pernikahan, berasal dari kata nikah yang menurut
bahasa artinya mengumpulkan, saling memasukkan, dan digunakan untuk bersetubuh
(wathi). kata nikah sendiri sering dipergunakan untuk arti persetubuhan (coitus), juga
untuk arti akad nikah . Abdur Rahman Gazaly mengutip pendapat Muhammad Abu Is
rah memberikan defnisi yang lebih, pernikahan ialah akad yang memberikan faedah
hukum kebolehan mengadakan hubungan keluarga (Suami-Istri) antara pria dan
wanita dan mengadakan tolong menolong , dan saling memberi.
b. Hukum pernikahan
Asal hukum melakukan perkawinan itu menurut pendapat sebagian besar para
fuqaha adalah mubah atau ibahah (halal atau kebolehan. Asal hukum melakukan nika
h (perkawinan) yang mubah (ibahah) tersebut dapat berubah-ubah berdasarkan sebab-
sebab (illahnya) kausanya, dapat beralih mejadi makruh, sunah, wajib dan haram.2
o hukum nikah menjadi wajib bagi orang yang berhawa nafsu dan takut kalau ia terj
erumus ke jurang perzinaan. ibnu qudamah berkata & para ulama telah menyepak
ati bahwa barang siapa yang telah menghayalkan dirinya untuk menikah dan takut
terjerumus ke lembah perzinaan, maka nikah baginya adalah lebih baik dari pada
haji, shalat, dan puasa.
o hukum nikah menjadi sunnah, bagi seseorang yang memiliki hawa nafsu tapi tida
k mengkhawatirkan dirinya terjerumus pada perzinaan. Dalam hal ini, iyadl berka
ta& Barang siapa yang mampu memberikan keturunan tapi tidak takut terjerumus
ke jurang perzinaan maka hak nikah baginya adalah sunnah (manduub).
o hukum nikah juga bisa menjadi haram bagi seseorang yang sedang berada di kaw
asan daar al-harb (medan perang) sebagaimana yang disebutkan oleh sebagian ula
ma. Sama halnya seperti pedagang yang masuk ke kawasan tersebut dengan aman,
kecuali dalam kondisi darurat, sebagaimana yang disebutkan oleh sebagian ahli il
mi.

1
Aprilia,Kamus lengkap Bahsa indonesi, (Jakarta: Difa Publisher:2008), hal.432
2
Ahmad, Fiqih Nikah.(Bandung, Kampus syariah:2009), hal.14

6
o hukum nikah adalah makruh. Bagi seseorang yang memiliki hawa nafsu, tetapi bil
a ia menikah maka urusan ibadah dan hubungan kerabat bisa putus, maka hukum
nikahnya adalah makruh
Adapun dasar hukum nikah adalah :
‫َو ِاْن ِخ ْفُتْم َااَّل ُتْقِس ُطْو ا ِفى اْلَيٰت ٰم ى َفاْنِكُح ْو ا َم ا َط اَب َلُك ْم ِّم َن الِّنَس ۤا ِء َم ْثٰن ى َو ُثٰل َث َو ُر ٰب َع ۚ َف ِاْن ِخ ْفُتْم َااَّل َتْع ِد ُلْو ا‬
‫َفَو اِح َد ًة َاْو َم ا َم َلَك ْت َاْيَم اُنُك ْم ۗ ٰذ ِلَك َاْد ٰٓنى َااَّل َتُعْو ُلْو ۗا‬
Artinya: maka nikahilah wanita-wanita yang kamu senangi, dua,tiga atau empa
t (Q.S An- nisa : 3 ) 3
Dari Siti 'Aisyah RA Rasulullah SAW bersabda:
‫ و َم ْن كان َذ ا َط ْو ٍل‬، ‫ و َتَز َّوُج وا؛ فإني ُم َك اِثٌر ِبُك ُم اُألَمَم‬،‫الِّنَك اُح من ُس َّنِتي فَم ْن لْم َيْع َمْل ِبُس َّنِتي َفليَس ِم ِّني‬
‫َفْلَيْنِكْح‬
"Nikah termasuk sunnahku. Barangsiapa tidak mengamalkan sunnahku, ia tida
k termasuk golonganku. Menikahlah kalian, karena aku bangga dengan banyaknya u
matku. Barangsiapa memiliki kemampuan untuk menikah, maka menikahlah." (HR Ib
nu Majah).4
Abu Dzar meriwayatkan, bahwa Rasul pernah mencela seorang sahabat berna
ma 'Akkaf bin Basyar At-Tamimi, seorang pemuda kaya tapi enggan menikah:
‫ َو ِإْن ُك ْنَت ِم َّنا َفاْص َنْع‬، ‫ ِإْن َتُك ِم ْن ُر ْه َباِن الَّنَص اَر ى َفَأْنَت ِم ْنُهْم‬، ‫َيا َع َّك اُف ِإَّنَك ِإًذ ا ِم ْن ِإْخ َو اِن الَّش َياِط يِن‬
‫ َو ِإَّن َأَذ َّل َم ْو َتاُك ْم ُع َّز اُبُك ْم َأَبى الَّش َياِط يُن اْلُم ْر ُسوَن‬، ‫ َو ِش َر اُر ُك ْم ُع َّز اُبُك ْم‬، ‫ َفِإَّن ِم ْن ُس َّنِتي الِّنَك اَح‬، ‫َك َم ا َنْص َنُع‬
"Wahai 'Akkaf, (kalau begitu) engkau termasuk saudaranya setan. Seandainya
engkau beragama Nasrani, engkau termasuk golongan pendeta. Sesungguhnya sunnah
kami adalah menikah. Sejelek-jelek kalian adalah orang yang membujang, dan orang
yang paling hina dari kalian adalah yang mati dalam keadaan membujang. Apakah en
gkau bersahabat dengan setan?" (HR Ahmad)5
c. Syarat dan rukun pernikahan
Mengenai syarat rukun nikah ini maka kompilasi hukum islam pasal 14 menjel
askan yaitu :
Untuk melaksanakan perkawinan harus ada :
a. Calon Suami
b. Calon Istri
3
Diponogoro, Al Quran QS An-nisa/4:3
4
Nashih Nashrullah,” Rasulullah SAW menyampaikan pesan untuk muda-muda yang kasmaran”, Selasa 26 May 2020 03:40 WI
B, https://islamdigest.republika.co.id/berita/qav2on320/pesan-rasulullah-saw-untuk-pasangan-mudamudi-yang-kasmaran.
5
Yuli, Makalah Pengertian, Hukum, Tujuan dan Hikmah Pernikahan. (Pacitan:2020) hal. 6

7
c. Wali nikah
d. Dua Orang Saksi
e. Ijab Dan Kabul
Rukun adalah sesuatu yang harus ada untuk menentukan sah atau tidaknya sua
tu pekerjaan (ibadah), namun sesuatu itu termasuk dalam rangkaian pekerjaan terseb
ut. Adapun rukun dalam sebuah pernikahan, jumhur ulama sepakat ada empat, yaitu :
1. Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan pernikahan. Syarat-syarat ya
ng harus dipenuhi oleh kedua mempelai adalah :
a. Laki-laki dan perempuan yang melangsungkan pernikahan haruslah sama-sa
ma beragama Islam.
b. Keduanya harus jelas identitasnya dan bisa dibedakan dengan orang lain, ba
ik terkait dengan nama, keberadaan, jenis kelamin dan hal-hal lainnya yang
berkenaan dengan dirinya. Dengan adanya syariat peminangan sebelum berl
angsungnya pernikahan kiranya merupakan suatu syarat supaya kedua calon
mempelai bisa sama-sama tahu dan mengenal satu sama lain secara baik da
n terbuka.
c. Kedua belah pihak telah setuju untuk menikah dan juga setuju dengan pihak
yang mengawininya. Tentang izin dan persetujuan dari kedua belah pihak ya
ng akan melangsungkan pernikahan ulama.
2. Adanya wali dari pihak calon pengantin Wanita
Akad nikah dianggap sah apabila ada seorang wali atau wakilnya yang ak
an menikahkannya.Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh seseorang yang menj
adi wali adalah:
a. Orang merdeka (bukan budak)
b. Laki-laki (bukan perempuan) sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis yan
g diriwayatkan Abu Hurairah. namun ulama hanafiyah dan syiah imamiyah
berbeda pendapatn tentang hal ini. Keduanya berpendapat bahwa
perempuan yang telah dewasa dan berakal sehat dapat menjadi wali untuk
dirinya sendiri dan dapat juga menjadi wali dari perempuan lain yang
mengharuskan adanya wali.
c. Telah dewasa dan berakal sehat. oleh karena itu anak kecil atau orang gila ti
dak berhak menjadi wali. hal ini merupakan syarat umum bagi seseorang ya
ng melakukan akad.

8
d. Tidak sedang melakukan ihram untuk haji atau umrah. hal ini berdasarkan h
adis nabi dari 'usman menurut riwayat Abu Muslim yang artinya Larang yan
g sedang ihram tidak boleh menikahkan seseorang dan tidak boleh pula dini
kahkan oleh seseorang.
e. Tidak dalam keadaan mendapat pengampuan (mahjur alaih). hal ini karena
orang yang berada di bawah pengampuan tidak dapat berbuat hukum denga
n dirinya sendiri.
f. Adil dalam arti tidak pernah terlibat dengan dosa besar dan tidak sering terli
bat dengan dosa kecil serta tetap memelihara murah dan sopan santun. hadis
nabi dari Aisyah menurut riwayat Al-QUR’AN menjelaskan bahwa Tidak sa
h nikah kecuali bila ada wali dan dua orang saksi yang adil.
g. Berpikiran baik. oleh karena itu tidak sah menjadi wali seseorang yang terga
nggu pikirannya sebab ketuaannya, karena dikhawatirkan tidak akan mendat
angkan maslahat dalam pernikahan tersebut.
h. Seorang muslim, oleh karena itu orang yang tidak beragama islam tidak sah
menjadi wali untuk pernikahan muslim.
3. Adanya dua orang saksi
Ada perbedaan pendapat dikalangan ulama tentang kedudukan saksi dala
m pernikahan, apakah termasuk rukun ataukah termasuk syarat dalam pernikaha
n. Ulama syafi’iyah dan hanabilah berpendapat bahwa saksi itu adalah termasuk
rukun dari pernikahan. Sedangkan menurut hanafiyah dan zahiriyah saksi merup
akan salah satu dari dari syarat-syarat pernikahan yang ada.
Tidak semua orang boleh menjadi saksi, khususnya dalam pernikahan. Ad
a beberapa syarat yang harus dipenuhi agar dia bisa menjadi saksi yang sah, yait
u:
a. Saksi berjumlah minimal dua orang. pendapat inilah yang dipegang oleh jum
hur ulama. Sedangkan hana fiyah berpendapat lain, menurutnya, saksi itu bo
leh terdiri dari satu orang laki-laki dan dua orang perempuan.
b. kedua saksi itu merdeka (bukan budak).
c. Saksi bersifat adil dalam arti tidak pernah melakukan dosa besar dan tidak s
elalu melakukan dosa kecil dan tetap menjaga muru’ah
d. Saksi harus beragama islam.
e. Saksi harus bisa mendengar dan melihat.

9
kedua saksi adalah laki-laki. Menurut hanafiyah saksi itu boleh terdiri dari pere
mpuan asalkan harus disertai saksi dari laki-laki. Sedangkan menurut zahiriyah,
saksi boleh dari perempuan dengan pertimbangan dua orang perempuan sama ke
dudukannya dengan seorang laki-laki.
4. Sighat akad nikah yaitu ijab dan kabul yang diucapkan oleh wali atau wakilnya
dari pihak wanita dan dijawab oleh calon pengantin laki-laki.
Dalam hukum islam, akad pernikahan itu bukanlah sekedar perjanjian yan
g bersifat keperdataan. Akad dinyatakan sebagai perjanjian yang kuat yang diseb
ut dengan ungkapan mis aqan galizan dalam Al-Quran, yang mana perjanjian itu
bukan haya disaksikan oleh dua orang saksi atau kehadiran orang banyak pada w
aktu terlangsungnya pernikahan, akan tetapi juga disaksikan langsung oleh Allah
SWT. oleh karena itu perjanjian pada akad pernikahan ini sangatlah bersifat agu
ng dan sacral.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar akad ijab kabul itu bisa me
njadi sah, yaitu;
a. Akad dimulai dengan ijab dan dilanjutkan dengan kabul. ijab berarti penyerah
an dari pihak pertama, sedangkan kabul adalah penerimaan dari pihak kedua.
Contoh penyebutan ijab Lsaya nikahkan anak saya yang bernama khotibah de
ngan mahar uang satu juta rupiah dibayar tunai. lalu kabulnya saya terima me
nikahi anak bapak yang bernama khotibah dengan mahar uang sebesar satu ju
ta rupiah. Materi dari ijab dan kabul tidak boleh berbeda, seperti nama si pere
mpuan dan bentuk mahar yang sudah ditentukan.
b. Ijab dan kabul harus menggunakan lafad yang jelas dan terang sehingga dapat
dipahami oleh kedua belah pihak secara tegas. Dalam akad tidak boleh meng
gunakan kata sindiran karena masih dibutuhkan sebuah niat, sedangkan saksi
dalam pernikahan itu tidak akan dapat mengetahui apa yang diniatkan oleh se
seorang. lafad yang sharih (terang) yang disepakati oleh ulama ialah kata nak
aha atau jawaja, atau terjemahan dari keduanya.
c. Ijab dan kabul tidak boleh dengan menggunakan ungkapan yang bersifat me
mbatasi masa berlangsungnya pernikahan, karena adanya pernikahan itu bert
ujuan untuk selama hidupnya, bukan sesaat saja.
d. Ijab dan kabul harus diucapkan secara bersinambungan tanpa terputus walau
sesaat
d. Tujuan pernikahan

10
Manusia sebagai makhluk hidup tidak mungkin dapat hidup sendiri. Ia pasti m
embutuhkan orang lain untuk berkomunikasi, melaksanakan tugas dan memenuhi se
gala kebutuhannya. Selain itu manusa juga dikaruniai nafsu berupa kecerendungan t
abiat kepada sesuatu yang cocok. Kecerendungan ini merupakan satu bentuk ciptaan
yang ada pada diri manusia, sebagai urgensi kelangsungan hidupnya. Syari’at yang
ditentukan islam mengajak pasangan suami-istri untuk selalu berusaha menemuka k
ebaikan, keteguhan dan perjuangan pasangannya disamping hanya sekedar kenikma
tan berhubungan badan. Rasulullah memberikan anjuran kepada para pemuda yang
belum menikah agar segera menikah, karena begitu besar paedah dan tujuan yang a
da pada pernikahan, diantara paedah dan tujuan yang utama adalah:
1. Menjalankan perintah Allah, sebagaimana hal ini tertuang dalam firman-Nya:
‫َو َأنِكُح و۟ا ٱَأْلَٰي َم ٰى ِم نُك ْم َو ٱلَّٰص ِلِح يَن ِم ْن ِع َباِد ُك ْم َو ِإَم ٓاِئُك ْم ۚ ِإن َيُك وُن و۟ا ُفَق َر ٓاَء ُيْغ ِنِهُم ٱُهَّلل ِم ن َفْض ِلِهۦۗ َو ٱُهَّلل َٰو ِس ٌع‬
‫َع ِليٌم‬
Artinya; “dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, da
n orang-orang yang layak (berkawin dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki d
an hamba-hamba sahayamu yag perempuan. )ika mereka miskin Allah akan me
mampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Juas (pemberian-Na l
agi Maha Mengetahui). (Quran : an-nur 31-33)6
2. Meneladani sunnah 9asulullah
3. Menciptakan ketenangan jiwa dan rasa sayang antara suami-istri

‫َو ِم ْن ٰا ٰي ِتٖٓه َاْن َخ َلَق َلُك ْم ِّم ْن َاْنُفِس ُك ْم َاْز َو اًج ا ِّلَتْس ُك ُنْٓو ا ِاَلْيَها َو َج َعَل َبْيَنُك ْم َّمَو َّد ًة َّوَر ْح َم ًةۗ ِاَّن ِفْي ٰذ ِل َك ٰاَل ٰي ٍت ِّلَق ْو ٍم‬
‫َّيَتَفَّك ُرْو َن‬
Artinya: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaanya ialah Dia menciptakan u
ntukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tente
ram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesunggu
hnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang b
erfikir(Ar-rum: 21)7
4. Melestarikan keturunan, dan mendapatkan generasi yang shalih yang siap berjua
ng di jalan Allah
5. Menjaga kemaluan, menundukkan pandangan dan memelihara kehormatan wani
ta
e. Pernikahan yang dilarang

6
Diponogoro, Al Quran QS An-nur/24:31-33
7
Diponogoro, Al Quran QS Ar-Rum/30:21

11
Dalam buku Kompilasi Hukum Islam, akad pernikahan disebut sebagai miitsaq
an ghaliizhan atau suatu perjanjian yang sifatnya agung dan sakral di hadapan Allah
SWT. Ikatan suci pernikahan tidak boleh dipermainkan dengan sembarang karena h
al ini merupakan bentuk ibadah terpanjang dan perlu dijaga hingga maut memisahka
n. Sebagian besar dari umat muslim pun memilih untuk menikah demi bisa menyem
purnakan separuh agama mereka. Kendati demikian, ternyata ada sejumlah kategori
pernikahan yang dilarang dalam Islam. Hal ini dikarenakan beberapa golongan terse
but tidak memenuhi rukun nikah yang sesuai dengan syariat Islam. Pernikahan yang
dilarang yaitu :
1. Perempuan yang Masih dalam Masa Iddah
Salah satu jenis pernikahan yang dilarang dalam Islam adalah perempuan
yang masih dalam masa iddah. Istilah iddah merujuk pada waktu menunggu bagi
seorang wanita yang telah putus status pernikahannya, baik itu berpisah karena k
ematian ataupun cerai hidup. Mereka yang sedang menjalani masa iddah harus b
ersedia menunggu selama 4 bulan 10 hari. Selama masa iddah tersebut, seorang
wanita tidak diperkenankan untuk menerima khitbah (pinangan) dan menikah la
gi dengan orang lain. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah sang istri tengah m
engandung atau tidak, sehingga mudah untuk mengetahui siapa ayah dari si calo
n bayi nantinya. Allah SWT berfirman:
‫َو اَل ُج َن اَح َع َلْيُك ْم ِفْيَم ا َعَّرْض ُتْم ِب ٖه ِم ْن ِخ ْط َب ِة الِّنَس ۤا ِء َاْو َاْكَنْنُتْم ِفْٓي َاْنُفِس ُك ْم ۗ َع ِلَم ُهّٰللا َاَّنُك ْم‬
‫َس َتْذ ُك ُرْو َنُهَّن َو ٰل ِكْن اَّل ُتَو اِع ُد ْو ُهَّن ِس ًّر ا ِآاَّل َاْن َتُقْو ُل ْو ا َق ْو اًل َّم ْع ُرْو ًف ا ۗە َو اَل َتْع ِزُم ْو ا ُع ْق َد َة الِّنَك اِح َح ّٰت ى َيْبُل َغ‬
‫ࣖ اْلِك ٰت ُب َاَج َلٗه ۗ َو اْع َلُم ْٓو ا َاَّن َهّٰللا َيْع َلُم َم ا ِفْٓي َاْنُفِس ُك ْم َفاْح َذ ُرْو ُهۚ َو اْع َلُم ْٓو ا َاَّن َهّٰللا َغُفْو ٌر َح ِلْيٌم‬
"Dan janganlah kamu menetapkan akad nikah, sebelum habis masa 'iddah
nya." (QS Al-Baqarah: 235)8
2. Pernikahan Kontrak (Mut'ah)
Dalam bahasa arab, mut'ah atau Al-Tamattu' artinya ialah suatu hal yang d
igunakan untuk bersenang-senang. Sementara definisi dari nikah mut'ah merupa
kan perkawinan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu atau nikah kontrak
Melansir hukumonline, Majelis Ulama Indonesia dalam fatwa MUI menyebutka
n bahwa nikah mut'ah bertentangan dengan tujuan pensyariatan akad nikah, yait
u untuk membina keluarga sejahtera dan melahirkan keturunan. Ini menjadi jeni
s pernikahan yang dilarang dalam Islam karena dianggap telah mempermainkan
janji di hadapan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
8
Diponogoro, Al Quran QS Albaqoroh/2:235

12
."‫"أيها البشر إني قد أبليتكم زواج المتعة بالنساء وإن هللا حرمها إلى يوم القيامة‬
"Hai Manusia, sungguh aku telah membolehkan kepadamu nikah mut'ah
dengan para wanita dan sungguh Allah telah mengharamkan yang demikian itu s
ampai hari kiamat." (HR Muslim)9
3. Perempuan yang Diharamkan Statusnya
Ada sejumlah kriteria perempuan yang haram untuk dinikahi dalam Islam.
Beberapa di antaranya berkaitan erat dengan mahram dan garis keturunan. Mahr
am adalah wanita yang tidak boleh dinikahi selamanya karena sebab keturunan,
sepersusuan, dan pernikahan dalam syariat Islam.
Seperti yang tertuang dalam QS. An-Nisa ayat 23, "
‫ُح ِّر َم ْت َع َلْيُك ْم ُاَّم ٰه ُتُك ْم َو َبٰن ُتُك ْم َو َاَخ ٰو ُتُك ْم َو َع ّٰم ُتُك ْم َو ٰخ ٰل ُتُك ْم َو َبٰن ُت اَاْلِخ َو َبٰن ُت اُاْلْخ ِت َو ُاَّم ٰه ُتُك ُم اّٰل ِتْٓي‬
‫ُح ُج ُك ْن ِّنَس ۤا ُك اّٰل َد َخ ْلُت َّۖن‬ ‫ّٰل‬
‫ْم ِبِه‬ ‫ِٕى ُم ِتْي‬ ‫ْو ِر ْم ِّم‬ ‫َاْر َضْع َنُك ْم َو َاَخ ٰو ُتُك ْم ِّم َن الَّرَض اَع ِة َو ُاَّم ٰه ُت ِنَس ۤا ِٕىُك ْم َو َر َبۤا ِٕىُبُك ُم ا ِتْي ِفْي‬
‫َفِاْن َّلْم َتُك ْو ُنْو ا َد َخ ْلُتْم ِبِهَّن َفاَل ُج َناَح َع َلْيُك ْم ۖ َو َح ۤاَل ِٕىُل َاْبَنۤا ِٕىُك ُم اَّلِذ ْيَن ِم ْن َاْص اَل ِبُك ْۙم َو َاْن َتْج َم ُعْو ا َبْيَن اُاْلْخ َتْيِن ِااَّل‬
‫َم ا َقْد َس َلَف ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن َغُفْو ًر ا َّرِح ْيًم ا ۔‬
Artinya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu ya
ng perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara bapakmu
yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempua
n dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-sau
daramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan s
epersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemelihar
aanmu dari isteri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur deng
an isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu mengawini
nya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan men
ghimpunkan (dalam perkawinan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang
telah terjadi pada masa lampau; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Mah
a Penyayang."10
4. Pernikahan Beda Agama
Pernikahan yang dilarang dalam Islam selanjutnya adalah menikah beda a
gama. Islam sangat mengharamkan hal ini karena bertentangan dengan ajaran ag
ama. Sebagian besar ulama pun dengan tegas menyatakan bahwa pernikahan be
da agama adalah status perkawinan yang tidak sah dan akan dipandang sebagai z
ina seumur hidup. Allah SWT berfirman:
9
Arya,dkk. “Pernikahan dalam islam”, 19 April 2003,
https://www.studocu.com/id/document/smk-negeri-1-batam/agama/pernikahan-dalam-islam/21338307.
10
Diponogoro, Al-quran QS. An-Nisa/ 4: 23

13
‫َو اَل َتْنِكُح وا اْلُم ْش ِر ٰك ِت َح ّٰت ى ُي ْؤ ِم َّن ۗ َو َاَلَم ٌة ُّم ْؤ ِم َن ٌة َخ ْي ٌر ِّم ْن ُّم ْش ِرَك ٍة َّو َل ْو َاْع َج َبْتُك ْم ۚ َو اَل ُتْنِكُح وا‬
‫ٰۤل‬
‫اْلُم ْش ِر ِكْيَن َح ّٰت ى ُيْؤ ِم ُنْو اۗ َو َلَعْبٌد ُّم ْؤ ِم ٌن َخ ْيٌر ِّم ْن ُّم ْش ِر ٍك َّو َلْو َاْع َج َبُك ْم ۗ ُاو ِٕى َك َي ْدُع ْو َن ِاَلى الَّن اِرۖ َوُهّٰللا َي ْدُع ْٓو ا‬
‫ࣖ ِاَلى اْلَج َّنِة َو اْلَم ْغ ِفَرِة ِبِاْذ ِنٖۚه َو ُيَبِّيُن ٰا ٰي ِتٖه ِللَّناِس َلَعَّلُهْم َيَتَذ َّك ُرْو َن‬
Artinya :"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum
mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wan
ita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu nikahkan orang
(laki-laki) musyrik (dengan perempuan yang beriman) sebelum mereka berima
n."( QS. Al-Baqarah ayat 221)11
5. Wanita yang Masih Bersuami
Poliandri adalah bentuk perkawinan di mana seorang istri telah memiliki l
ebih dari satu orang suami. Negara Indonesia tidak mengakui keberadaan polian
dri, begitu pula dengan agama Islam yang sangat menentang keras hal tersebut.
Hukum poliandri menurut Islam adalah haram dan termasuk perbuatan zina. All
ah SWT berfirman: "Dan (diharamkan juga kamu menikahi) perempuan yang be
rsuami. " (QS. An-Nisa: 24)
6. Nikah Tahlil
Nikah tahlil merupakan ikatan pernikahan yang dilakukan oleh seorang la
ki-laki dengan wanita yang telah ditalak tiga atas dasar suruhan dari orang lain.
Pernikahan tahlil adalah salah satu dosa besar yang dilaknat oleh Allah SWT kar
ena dinilai telah mempermainkan agama. Apalagi, pernikahan ini dilakukan atas
dasar niat untuk sengaja bercerai agar sang mantan suami dapat menikahinya ke
mbali. Hadis 'Abdullah bin Mas'ud RA menyatakan:
‫صلى رسول هللا سبحانه على المحليل ومحلل هللا‬
"Rasulullah SAW melaknat muhallil dan muhallal lahu." (HR At-Tirmidz
i)12
7. Menikah dengan Istri yang Telah Ditalak Tiga
Untuk diketahui, apabila ada seorang suami telah menjatuhkan talak yang
ketiga kali, maka istrinya akan menjadi haram baginya. Sang suami juga tidak di
perkenankan lagi untuk menikahi mantan istrinya, kecuali bila mantan istrinya it
u sudah dinikahi oleh pria lain secara wajar (bukan pernikahan tahlil), sempat m
elakukan persetubuhan yang sah, dan kemudian berakhir cerai.
8. Pernikahan dengan Lebih dari Empat Perempuan
11
Diponogoro, Al-Quran QS. An-Nisa/4:24
12
Arya,dkk. “Pernikahan dalam islam”, 19 April 2003,
https://www.studocu.com/id/document/smk-negeri-1-batam/agama/pernikahan-dalam-islam/21338307.

14
Agama Islam mengenal istilah poligami untuk seorang suami yang memili
ki lebih dari satu istri di waktu yang bersamaan. Allah SWT juga membolehkan
kaum pria untuk melakukan poligami, sebagaimana yang telah dilakukan oleh R
asulullah SAW atas dasar niat membantu kaum wanita. Meski demikian, bukan
berarti praktik poligami ini boleh dilakukan sembarangan. Justru, syarat berpolig
ami diatur dengan sangat ketat oleh hukum Islam, salah satunya tidak boleh me
miliki lebih dari empat orang istri. Seperti yang dijelaskan dalam QS. An-Nisa a
yat 3,
‫َو ِاْن ِخ ْفُتْم َااَّل ُتْقِس ُطْو ا ِفى اْلَيٰت ٰم ى َفاْنِكُح ْو ا َم ا َطاَب َلُك ْم ِّم َن الِّنَس ۤا ِء َم ْثٰن ى َو ُثٰل َث َو ُر ٰب َع ۚ َف ِاْن ِخ ْفُتْم َااَّل‬
‫َتْعِد ُلْو ا َفَو اِح َد ًة َاْو َم ا َم َلَك ْت َاْيَم اُنُك ْم ۗ ٰذ ِلَك َاْد ٰٓنى َااَّل َتُعْو ُلْو ۗا‬
Artinya :"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (ha
k-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah w
anita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat."13
9. Menikah dengan Pezina
Terakhir, jenis pernikahan yang dilarang dalam Islam adalah ikatan janji s
uci dengan para pezina. Islam mengharamkan seorang laki-laki beriman untuk m
enikahi wanita yang masih aktif berzina, begitu pula dengan wanita beriman yan
g ingin menikahi pria pezina. Allah SWT telah berfirman:
‫َالَّز اِنْي اَل َيْنِكُح ِااَّل َز اِنَي ًة َاْو ُم ْش ِر َك ًةۖ َّو الَّز اِنَي ُة اَل َيْنِكُح َه ٓا ِااَّل َزاٍن َاْو ُم ْش ِر ٌكۚ َو ُح ِّر َم ٰذ ِل َك َع َلى‬
‫اْلُم ْؤ ِمِنْيَن‬
"Pezina laki-laki tidak boleh menikah kecuali dengan pezina perempuan,
atau dengan perempuan musyrik; dan pezina perempuan tidak boleh menikah ke
cuali dengan pezina laki-laki atau dengan laki-laki musyrik; dan yang demikian i
tu diharamkan bagi orang-orang mukmin." (QS An-Nuur: 3)14

B. Talak
a. Pengertian talak
Secara bahasa talak berarti pemutusan ikatan, sedangkan menurut istilah talak
berarti pemutusan tali pernikahan. Talak tanpa adanya alasan merupakan sesuatu yan
g dimakruhkan. Dari Tsauban R.A ia menceritakan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
‫من طلبت الطالق بدون سبب جائز فرائحة الجنة محرمة عليها‬

13
Diponogoro, Al-Quran QS. An-Nisa/4:3
14
Diponogoro, Al-Quran QS. An-Nur/24:3

15
“siapapun wanita yang meminta cerai tanpa adanya alasan yang membolehkan,
maka haram baginya bau surga”. (H.R Ahmad Abu Dawud, ibnu Majah dan Tirmidz
i, dimana beliau menghasankannya)15
Talak diperbolehkan (mubah jika untuk menghindari bahaya yang mengancam
salah satu pihak, baik itu suami atau istri, Allah SWT berfirman:
‫ ال تحيلهم إلى‬.‫ أو طلقوهن بالحق‬، ‫ فاعاملوهن بالشرط‬، ‫ فقد اقتربن من عدتهن‬، ‫إذا طلقت زوجاتك‬
‫ر‬BB‫ واذك‬، ‫ ال تتالعب بقوانين هللا‬.‫ ومن يفعل ذلك فقد ظلم نفسه بالفعل‬.‫ ألنك حينئذ تضطهدهم‬، ‫األذى‬
‫ واتقوا هللا واعلموا أن هللا يعلم‬.‫ علمك هللا بما أنزل‬.‫ وما أنزله هللا عليك من اإلنجيل والحكمة‬، ‫فضل هللا عليك‬
‫كل شيء‬.
Artinya: Apabila kamu mentalak istri-istrimu, lalu mereka mendekati akhir idd
ahnya, Maka rujukilah mereka dengan cara yang ma,ruf atau ceraikanlah mereka den
gan cara yang ma,ruf. Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan,
karena dengan demikian kamu Menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian,
Maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadika
n hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang t
elah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al kitab dan Al hikmah. Allah memberi pengaj
aran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. dan bertakwalah kepada Allah s
erta ketahuilah bahwasanya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. 16
Talak adalah putusnya ikatan pernikahan antara seorang pria dengan seorang w
anita. Dan putus pernikahan disini adalah bisa berarti salah seorang diantara keduany
a meninggal dunia atau antara pria dan wanita sudah bercerai dan salah seorang diant
ara keduanya pergi ketempat yang jauh kemudian tidak ada beritanya, sehingga peng
adilan menganggap bahwa yang bersangkutan sudah meninggal. Berdasarkan semua i
tu, dapat berarti ikatan pernikahan suami istri sudah putus dan atau bercerainya antara
seorang pria dengan seorang wanita yang diikat oleh tali pernikahan. Selain itu talak j
uga dapat diartikan dengan menghilangkan ikatan pernikahan sehingga setelah hilang
nya ikatan pernikahan itu istri tidak lagi halal bagi suaminya, dan ini terjadi dalam tal
ak ba8in. Sedangkan arti mengurangi pelepasan ikatan pernikahan ialah berkurangny
a hak talak bagi suami yang mengakibatkan berkurangnya jumlah talak yang menjadi
hak suami dari tiga menjadi dua, dari dua menjadi satu dan dari satu menjadi hilang h
ak suami talak, itu yaitu terjadi dalam talak raj,i.

15
Anonim, “talak”, : 19 April 2003. https://eprints.umm.ac.id/41909/3/BAB%20II.pdf.
16
Ahmad indra, dkk, “talak dalam islam”, 19 April 2003. https://www.studocu.com/id/document/universitas-islam-kalimantan-
muhammad-arsyad-al-banjari-banjarmasin/pendidikan-agama-islam/makalah-talak-dalam-islam/42403005.

16
b. Hukum talak
Menilik dari kemaslahatan dan kemudaratannya, maka hukum talak dalam Islam
dibagi menjadi empat, meliputi
1. Wajib
Hukum talak menjadi wajib saat terjadi perselisihan antara suami istri. Seda
ngkan dua hakim yang mengurus perkara keduanya sudah memandang perlu supa
ya keduanya bercerai.
2. Sunat
Apabila suami sudah tidak sanggup lagi membayar dan mencukupi kewajib
annya (nafkah) atau perempuan tidak menjaga kehormatan dirinya.
Hadis dari Ibnu Abbas:
‫ وال‬، ‫ إنها أكثر شخص أحبه‬، ‫ لدي زوجة‬:‫ واشتكى‬، ‫جاء رجل إلى رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬
‫ قال‬.‫ ال أستطيع االبتعاد عنه‬:‫ أجاب الرجل‬.‫ طلقوها‬:‫ قال النبي‬.‫ترفض أيدي األشخاص الذين يلمسونها‬
))‫ ((استمتعي به‬:)‫النبي (صلى هللا عليه وسلم‬.
Artinya: "Telah datang seorang laki-laki pada Rasulullah SAW, dia mengad
u: Aku memiliki seorang istri, dia adalah orang yang paling aku cintai, dia tidak m
enolak tangan orang yang menyentuhnya. Nabi bersabda, 'Ceraikanlah dia'. Laki-l
aki itu menjawab, 'Aku tidak bisa jauh darinya'. Nabi bersabda, 'Bersenang-senan
glah dengan dia'."17
3. Haram
Ada dua keadaan yang menyebabkan talak menjadi haram hukumnya, yakni
menjatuhkan talak ketika istri dalam keadaan haid dan menjatuhkan talak sewaktu
suci yang telah dicampurinya dalam waktu suci itu.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
‫ ثم‬، ‫ ثم تحيض مرة أخرى‬، ‫ ثم فليكمل النكاح حتى تطهر من حيضها‬، ‫أمري ابنك أن يرجع إلى زوجته‬
‫ان من قبل أو إذا رغب في‬BB‫ ثم إذا شاء فيجوز له االستمرار في الزواج كما ك‬.‫تطهر من الحيض الثاني‬
‫ كانت تلك هي العدة التي أمر هللا بها أن تطليق المرأة في ذلك الوقت‬.‫الطالق قبل التدخل‬
artinya: "Suruhlah olehmu anakmu supaya dia rujuk (kembali) kepada istrinya itu,
kemudian hendaklah dia teruskan pernikahan itu sehingga ia suci dari haid, kemu
dian ia haid kembali, kemudian suci pula dari haid yang kedua itu. Kemudian jika
ia menghendaki, boleh ia teruskan pernikahan sebagaimana yang lalu atau jika me

17
Anonim, “talak”, 2021, http://idr.uin-antasari.ac.id/10197/4/BAB%20I.pdf.

17
nghendaki, ceraikan ia sebelum dicampuri. Demikian iddah yang diperintahkan Al
lah supaya perempuan ditalak ketika itu." (Mutafaqun ‘alaih)18
4. Makruh
yaitu hukum asal yang telah disebutkan sebelumnya, yaitu perbuatan halal y
ang dibenci oleh Allah SWT.
c. Macam-macam talak
Macam-macam talak yang berikutnya yakni dapat ditinjau dari segi tegas dan ti
daknya perkataan yang diucapkan untuk berpisah. Macam talak yang satu ini terbagi
menjadi dua yakni meliputi:
1. Talak Kinaya
Talak jenis ini diucapkan dengan kata-kata yang belum jelas makna dan arti
nya. Contohnya yaitu, “Aku sudah tidak tahan untuk hidup denganmu lagi.”
2. Talak Sarih
Sebaliknya, talak jenis ini sudah mengandung kata-kata yang jelas makna d
an tujuannya, yakni untuk menceraikan sang istri. Contohnya yaitu, “Saya ingin b
ercerai denganmu.”
Macam-macam talak dalam agama Islam dapat ditinjau dari berbagai segi. Sala
h satunya yakni segi jumlah. Macam-macam talak dilihat dari segi jumlah yakni seba
gai berikut:
1. Talak satu
Talak yang pertama kali dijatuhkan sang suami kepada istri.

2. Talak dua
Talak dua adalah talak yang dijatuhkan sang suami kepada istri untuk yang
kedua kali ataupun untuk yang pertama kalinya dengan dua talak secara langsung.
3. Talak tiga
Talak tiga adalah talak yang dijatuhkan sang suami kepada istri untuk yang
ketiga kalinya. Selain itu, penyebutan talak tiga juga dapat terjadi ketika sang sua
mi menyebut talak tiga untuk yang pertama kalinya.
Macam-macam talak dilihat dari segi keadaan sang istri yakni sebagai berikut:
1. Talak Bid’i
18
Anonim, “talak”, 2021, http://idr.uin-antasari.ac.id/10197/4/BAB%20I.pdf.

18
Jenis talak ini adalah talak yang diucapkan sang suami kepada istri yang per
nah digaulinya pada saat sedang haid dan dalam keadaan suci.
2. Talak Sunny
Talak ini adalah jenis talak yang diucapkan sang suami kepada istri yang per
nah digauli dan pada saat itu kondisi sang istri dalam keadaan suci dan pada waktu
suci belum digauli, sedang hamil dan jelas kehamilannya.
3. Talak La Sunny Wala Bid’i
Jenis talak ini merupakan talak yang diucapkan sang suami dengan keadaan
istri yang belum digauli dan belum pernah haid (belum baligh ataupun telah meno
pause
Macam-macam talak selanjutnya yakni dapat dilihat dari segi boleh tidaknya ruj
uk kembali setelah berpisah. Jenis talak ini terbagi menjadi dua yakni antara lain:
1. Talak Bain
Talak bain adalah jenis talak yang tidak boleh untuk rujuk kembali. Talak bai
n ini terbagi menjadi dua yakni talak bain sugra dan talak bain kubra. Talak bain su
gra merupakan talak talak yang menghilangkan kepemilikan sang suami terhadap is
tri, namun tidak berlaku sebaliknya yakni dengan melakukan akad nikah ulang. Se
mentara itu, talak bain kubra adalah talak tiga yang tidak memperbolehkan rujuk, k
ecuali jika sang istri pernah menikah dengan laki-laki lain dan sudah digauli serta d
iceraikan.
2. Talak Raj’i
Talak ini adalah jenis talak yang memperbolehkan untuk rujuk kembali setela
h bercerai. Namun, syaratnya adalah saat istri masih sedang dalam masa iddah. Jika
istri sudah berada di luar masa iddah, maka dapat rujuk kembali dengan melakukan
akad nikah ulang. Jenis talak ini berlaku jika sang suami hanya menjatuhkan talak 1
dan 2
Macam-macam talak dilihat dari segi langsung tidaknya menjatuhkan talak yakn
i sebagai berikut:

1. Talak Muallaq
Talak jenis adalah talak yang memiliki syarat tertentu, yakni dapat dijatuhkan
apabila syarat yang disebutkan sang suami terwujud. Contohnya yakni jika sang su
ami mengatakan, “Kau akan tertalak jika kau meninggalkan satu kali ibadah wajib
mu.” dan sang istri benar-benar telah meninggalkan ibadah wajib.

19
2. Talak Ghairu Muallaq
Talak jenis ini adalah talak yang tidak dikaitkan dengan syarat tertentu. Jadi,
apabila sang suami telah berkata untuk bercerai maka talak sudah dapat menjadi fa
ktor untuk berpisah ataupun bercerai.
Macam-macam talak terakhir dilihat dari segi cara suami menjatuhkan talak yakni
sebagai berikut
1. Dengan Ucapa
Menjatuhkan talak pada umumnya disampaikan oleh sang suami kepada istri
secara langsung melalui ucapan. Dan sang istri juga mendengar ucapan talak dari s
ang suami. Namun, tidak dipungkiri talak juga dapat dijatuhkan dengan cara-cara y
ang lain
2. Dengan Tulisan
Salah satu cara lainnya yakni dengan menjatuhkan talak melalui tulisan. Mela
lui tulisan yang disampaikan sang suami, sang istri menerima dan membaca serta m
emahami isi dari tulisan tersebut
3. Dengan Isyarat
Cara ini disampaikan sang suami yang tidak memiliki kemampuan untuk ber
bicara (tuna wicara) kepada sang istri, sepanjang isyarat tersebut jelas dan dimenge
rti oleh sang istri.
4. Dengan Utusan
Sang suami juga dapat menjatuhkan talak dengan perantara orang lain yang d
iutus untuk menyampaikan maksud dan tujuannya yakni bercerai dengan sang istri.

C. Cerai
a. Pengertian cerai
Perceraian merupakan putusnya ikatan dalam hubungan suami istri berarti
putusnya hukum perkawinan sehingga keduanya tidak lagi berkedudukan sebagai
suami istri dan tidak lagi menjalani kehidupan bersama dalam suatu rumah tangga.
Cerai dalam kamus besar bahasa indonesia adalah pisah, putus hubungan
sebagai suami istri atau lepasnya ikatan perkawinan. Inilah pemahaman umum terkait
dengan istilah cerai.

20
Perceraian bukanlah kesepakatan oleh karena itu, perceraian perkawinan tidak
boleh didasarkan pada adanya kesepakatan untuk bercerai. Perceraian merupakan
pintu darurat atau alternatif terakhir yang bisa dipilih untuk menyelesaikan
persengketaan dalam perkawinan. (Dr.Djoko, 2016)19
Perceraian boleh dilakukan dengan satu alasan hukum saja di antara beberapa
alasan hukum yang di tentukan dalam pasal 39 ayat (2) UU No. 1 Tahun 1974 yang
telah dijabarkan dalam Pasal 19 PP No. 9 Tahun 1975 20. Jadi, secara yuridis, alasan-
alasan hukum perceraian tersebut bersifat alternatif, dalam arti suami istri dapat
mengajukan tuntutan perceraian cukup dengan salah satu alasan hukum saja. Selain
itu, enumeratif, dalam arti penafsiran, penjabaran dan penerapan hukum secara lebih
kongkret tentang masing-masing alasan hukum perceraian merupakan wewenang
hakim di pengadilan.
b. Hukum cerai
Dasar hukum perceraian dapat ditemui dalam al-Qur’an banyak ayat yang
berbicara tentang masalah perceraian. Diantaranya ayat-ayat yang menjadi landasan
hukum perceraian adalah firman Allah SWT:
‫َفِاْن َطَّلَقَها َفاَل َتِح ُّل َلٗه ِم ْۢن َبْعُد َح ّٰت ى َتْنِكَح َز ْو ًج ا َغ ْيَرٗه ۗ َفِاْن َطَّلَقَها َفاَل ُج َناَح َع َلْيِهَم ٓا َاْن َّيَتَر اَج َع ٓا ِاْن َظَّن ٓا َاْن ُّيِقْيَم ا‬
‫ُح ُد ْو َد ِهّٰللاۗ َو ِتْلَك ُح ُد ْو ُد ِهّٰللا ُيَبِّيُنَها ِلَقْو ٍم َّيْع َلُم ْو َن‬
Artinya: Kemudian jika si suami mentalaknya (sesudah talak yang kedua),
maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang
lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, maka tidak ada dosa bagi
keduanya (bekas suami pertama dan isteri) untuk kawin kembali jika keduanya
berpendapat akan dapat menjalankan hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah,
diterangkan-Nya kepada kaum yang (mau) mengetahui. (QS. Al-Baqarah ayat 230).21
D. Ruju
a. Pengertian ruju
Rujuk berasal dari bahasa arab yaitu raja‟a - yarji‟u - ruju‟an yang berarti
kembali atau mengembalikan. Rujuk menurut istilah adalah mengembalikan status
hukum perkawinan secara penuh setelah terjadi thalak raj‟i yang dilakukan oleh
bekas suami terhadap bekas istrinya dalam masa iddahnya dengan ucapan tertentu22.

19
Anonim, “cerai” 19 febuari 2002, http://repository.umko.ac.id/id/eprint/254/3/BAB%202%20RIJAYA.pdf
20
Anonim, “cerai” 19 febuari 2002, http://repository.umko.ac.id/id/eprint/254/3/BAB%202%20RIJAYA.pdf
21
Diponogoro, Al-Quran QS. Al-Baqoroh/2:19
22
Anonym, “Rujuk”, 2005, https://repository.uin-suska.ac.id/8335/4/BAB%20III.pdf

21
Rujuk ialah bersatunya kembali sepasang suami dan istri dalam ikatan pernika
han jika seorang suami memutuskan untuk rujuk dengan istrinya, keduanya tidak perl
u melangsungkan akad nikah23. Sedangkan rujuk menurut para ulama madzhab
adalah sebagai
berikut:
1. Hanafiyah, rujuk adalah tetapnya hak milik suami dengan tanpa adanya
penggantian dalam masa iddah, akan tetapi tetapnya hak milik tersebut akan
hilang bila masa iddah.
2. Malikiyah, rujuk adalah kembalinya istri yang dijatuhi talak, karena takut berbuat
dosa tanpa akad yang baru, kecuali bila kembalinya tersebut dari talak ba‟in,
maka harus dengan akad baru, akan tetapi hal tersebut tidak bisa dikatakan rujuk.
3. Syafi‟iyah, rujuk adalah kembalinya istri ke dalam ikatan pernikahan setelah
dijatuhi talak satu atau dua dalam masa iddah. Menurut golongan ini bahwa istri
diharamkan berhubungan dengan suaminya sebagaimana berhubungan dengan
orang lain, meskipun sumi berhak merujuknya dengan tanpa kerelaan. Oleh
karena itu rujuk menurut golongan syafi‟iyah adalah mengembalikan hubungan
suami istri kedalam ikatan pernikahan yang sempurna.
4. Hanabilah, rujuk adalah kembalinya istri yang dijtuhi talak selain talak ba‟in
kepada suaminya dengan tanpa akad dengan perkataan atau perbuatan
(bersetubuh) dengan niat ataupun tidak.
Rujuk yang berasal dari bahasa arab telah menjadi bahasa Indonesia terpakai
artinya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (yang selanjutnya disingkat KBBI
adalah Kembalinya suami kepada istrinya yang ditalak, yaitu talak satu atau talak
dua, ketika istri masih dimasa iddah.24
b. Hukum ruju
Dalam satu sisi rujuk itu adalah membangun kembali kehidupan perkawinan y
ang terhenti atau memasuki kembali kehidupan pernikahan. Kalau membangun kehid
upan pernikahan pertama kali disebut pernikahan, maka melanjutkannya disebut ruju
k. Hukum rujuk demikian sama dengan hukum pernikahan, dalam mendudukkan huk
um rujuk itu ulama berbeda pendapat. Jumhur ulama mengatakan bahwa rujuk itu ada
lah sunat. Dalil yang digunakan jumhur ulama itu adalah firman Allah SWT dalam su
rat al-Baqarah ayat 229:

23
Anonym, “Rujuk”, 2008, https://id.wikipedia.org/wiki/Rujuk
24
Aprilia. Kamus lengkap Bahsa indonesi.(Jakarta, Difa Publisher:2008)hal.590

22
‫ بعد ذلك يمكنك الصلح بطريقة مقبولة أو الطالق بطريقة جيدة‬.‫الطالق مرتين‬
Artinya: “Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi deng
an cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik”. 25
Demikian pula firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 228 :
.‫ إذا كانوا يرغبون في الصلح‬، ‫وألزواجها الحق في الرجوع إليها خالل فترة االنتظار هذه‬
Artinya: “Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, ji
ka mereka (para suami) menghendaki ishlah”. 26
Kata imsak dalam ayat pertama dan kata rad dalam ayat kedua mengandung m
aksud yang sama yaitu kembalinya suami kepada istri yang telah diceraikannya. Tida
k ada perintah yang tegas dalam kedua ayat tersebut untuk rujuk.
Adanya perintah Nabi supaya Ibnu Umar rujuk karena sebelumnya dia menala
knya dalam keadaan haid. Oleh karena itu hukum rujuk iru adalah sunat. Ibnu Rusyd
membagi hukum ruju‟ kepada dua, yaitu hukum ruju‟ pada talak raj‟i dan hukum ruj
u‟ pada ta;ak ba‟in :
1. Hukum rujuk pada talak raj‟i Kaum muslimin telah sependapat bahwa suami me
mpunyai hak meruju‟ istri pada talak raj‟i, selama isteri masih berada dalam masa
iddah, tanpa mempertimbangkan persetujuan isteri, berdasarkan firman Allah SW
T : “Dan suami-suaminya berhak merujuk mereka (istri-istri) dalam masa menanti
itu” Fuqaha juga sependapat bahwa syarat talak raj‟i ini harus terjadi setelah dukh
ul (bersetubuh) dan rujuk dapat terjadi dengan kata-kata dan saksi.
2. Hukum rujuk pada talak ba‟in Rujuk terhadap wanita yang ditalak ba’in terbatas
hanya terhadap wanita yang ditalak melalui khulu’, dengan terbusan, dengan syar
at dicampuri dan hendaknya talaknya tersebut bukan talak tiga.
Ulama empat madzhab sepakat bahwa hukum wanita seperti itu sama dengan
wanita lain (bukan istri) yang untuk mengawininya kembali disyaratkan adanya akad,
mahar, wali, kesediaan si wanita. Hanya saja dalam hal ini selesainya iddah tidak dia
nggap sebagai syarat. Hukum ruju‟ setelah talak tersebut sama dengan nikah baru. Se
mua fuqaha berpendapat bahwa bertemunya dua alat kelamin menyebabkan halalnya
bekas istrinya tersebut. Kecuali al-Hasan al-Basri yang mengatakan bahwa istri terseb
ut baru menjadi dengan terjadinya pergaulan yang mengeluarkan air mani.
Nikah Muhalil Dalam kaitan ini, fuqaha berselisih pendapat mengenai nikah m
uhallil. Yakni jika seorang lelaki mengawini seorang perempuan dengan syarat (tujua
n) untuk menghalalkannya bagi suami yang pertama. Imam Malik berpendapat bahw
25
Diponogoro, Al-quran QS. Al-Baqoroh/ 2:229
26
Diponogoro, Al-quran QS. Al-Baqoroh/ 2:228

23
a nikah tersebut rusak dan harus difasakh, baik sesudah maupun sebelum terjadinya p
ergaulan. Demikian pula syarat tersebut rusak dan tidak berakibat halalnya perempua
n tersebut. Dan baginya keinginan istri untuk menikah tahlil tidak dipegangi, tetapi ke
inginan lelaki itulah yang dipegangi. Imam Malik dan pengikutnya beralasan dengan
hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW tsb, Dari Ali bin Abi Thalib r.a, Ibnu Mas‟u
d r.a, Abu Hurairah r.a dan Uqbah bin Amir r.a “Sesungguhnya Rasulullah SAW bersa
bda :
.‫لعن هللا نكاح المحالل والمحالل‬
Artinya : “Allah melaknat perkawinan orang yang menghalalkan (al-Muhallil)
dan orang yang dihalalkan untuknya (al-Muhallal lah).” (HR. At-Tirmidzi)27
Imam Asy-Syafi‟i dan Abu Hanifah berpendapat bahwa nikah muhallil diboleh
kan, dan niat untuk menikah itu tidak mempengaruhi sahnya. Pendapat ini dikemukak
an pula oleh Daud dan segolongan fuqaha. Mereka berpendapat bahwa pernikahan ter
sebut menyebabkan kehalalan istri yang dicerai tiga kali.
c. Syarat dan rukun ruju
Rukun dan syarat-syarat rujuk adalah hal yang harus dipenuhi untuk telaksanan
ya sebuah perbuatan rujuk tersebut. Diantara rukun dan syarat-syarat rujuk tersebut a
dalah sebagai beriku :

a. Sighat (lafaz), sighat ada 2 (dua), yaitu :


1. Terang-terangan (sharih), misalnya dikatakan, “Saya kembali kepada isteri say
a” atau “Saya ruju‟ padamu”.
2. Melalui sindiran, misalnya “Saya pegang engkau” atau “Saya kawin engkau”
dan sebagainya, yaitu dengan kalimat yang boleh dipakai untuk ruju‟ atau unt
uk yang lainnya.
Disyariatkan ucapan itu tidak bertaqlid, berarti tidak digantungkan, misalny
a : “Aku ruju‟ engkau jika engkau mau”, ruju‟ semacam ini tidak sah walaupun is
terinya mau. Rujuk yang terbatas waktunya juga tidak sah, misalnya : “Aku ruju‟
engkau sebulan”.
b. Istri (perempuan yang dirujuk), adapun syarat sahnya rujuk bagi perempuan yang
dirujuk itu adalah :
1. Perempuan itu adalah istri yang sah dari laki-laki yang merujuk. Tidak sah me
rujuk perempuan yang bukan istrinya.

27
Anonym, “Rujuk”, 2005, https://repository.uin-suska.ac.id/8335/4/BAB%20III.pdf

24
2. Istri yang tertentu, kalau suami menalak beberapa istrinya, kemudian ia ruju‟
kepada salah seorang dari mereka dengan tidak ditentukan siapa yang dirujuk
kan, maka ruju‟nya itu tidah sah.
3. Talaknya adalah talak raj‟i.
4. Ruju‟ itu terjadi sewaktu istri masih dalam masa iddah. Apabila masa iddahny
a telah berakhir, maka putuslah hubungannya dan dengan sendirinya istri terse
but tidak boleh lagi dirujuk.
c. Suami. Ruju‟ ini dilakukan oleh suami atas kehendaknya sendiri (bukan dipaksa),
dan suami tersebut juga telah menikahi istrinya itu dengan nikah yang sah.
d. Hikmah ruju
Diaturnya rujuk dalam hukum syara‟ karena padanya terdapat beberapa hikma
h yang akan mendatangkan kemashlahatan kepada manusia atau menghilangkan kesu
litan dari manusia, juga memberikan kesempatan kepada suami untuk melakukan pen
injauan ulang dan berfikir kembali jika ada rasa penyesalan setelah tindakan mencera
ikan istrinya, lalu hendak memperbaiki cara bergaul dengan istrinya.
Institusi rujuk di dalam Islam mengandung beberapa hikmah, yaitu
1. Menghindarkan murka Allah, karena perceraian itu sesuatu yang sangat dibenci.
Karena selain dibenci oleh Islam perbuatan tersebut bisa menimbulkan dampak ne
gatif bagi suami atau istri maupun terhadapa anakanaknya (bagi yang memiliki an
ak).
2. Bertaubat dan menyesali kesalahan-kesalahan yang lalu untu bertekat memperbai
kinya. Ini merupakan kesempatan yang cukup baik untuk memperbaiki atau mela
kukan rekonsiliasi terhadap konflik yang telah telah terjadi antara suami dan istri.
3. Untuk menjaga keutuhan keluarga, dan menghindari perpecahan keluarga. Terlebi
h lagi adalah untuk menyelamatkan masa depan anak, bagi pasangan yang telah m
empunyai keturunan
4. Mewujudkan islah atau perdamaian. Meski hakikatnya hubungan perkawinan sua
mi istri bersifat antar pribadi, namun hal yang sering melibatkan keluarga besar m
asing-masing.

25
BAB III
A. KESIMPULAN
Nikah adalah akad yang dapat menghalalkan pergaulan antara seorang laki-laki dan per
empuan yang bukan muhrimnya sehingga menimbulkan hak dan kewajiban antara keduanya.
pada dasarnya menikah menurut agama islam bertujuan untuk membentuk keluarga yang bah
agia penuh cinta kasih mawaddah wa rahmah, akan tetapi secara umum nikah mempunyai tuj
uan memperoleh ketenangan hidup, cinta dan kasih sayang, memenuhi kebutuhan seksual yan
g sah dan diridhai Allah swt, memperoleh keturunan serta memperoleh keluarga yang bahagia
didunia dan akhirat.
Menurut islam nikah dipandang sah apabila telah memenuhi syarat dan rukunnya, yaitu
calon suami dan isteri, ijab kabul, ada wali, dan dua orang saksi. idalam islam ada beberapa g
olongan pernikahan yang dilarang yaitu nikah mut,ah, nikat sighor, nikah masa iddah, nikah
muhrim dan lain sebagainya.
Talak menurut agana islam adalah melepaskan ikatan perkawinan dengan menggunakan
kata talak dan kata ang searti. 5ila terjadi talak, ikatan-ikatan antara suami isteri yang disebab

26
kan oleh perkawinan telah lepas semuanya. Setelah ditalak, seorang wanita harus menjalani m
asa iddah, yaitu masa menunggu. Sedangkan rujuk (Kembali) menurut syarat adalah kembalin
ya suami isteri kepada ikatan perkawinan dari talak raj,i yang masih dalam masa iddah denga
n aturan tertentu. baik munakahah, talak maupun rujuk mempunyai hikmah dalam kehidupan
secara umumnya
B. SARAN
Kami sebagai pembuat makalah, menyadari bahwasannya dalam pembuatan makalah in
i masih banyak mengalami kekurangan dikarenakan dalam pembuatan makalah ini masih ban
yak kekurangan dari segi sumber dan waktu, untuk itu kami berharap kritik dan saran yag me
mbangun dari pemmbaca agar kedepannya makalah ini menjadi makalah yang jauh lebih baik
dari sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad. (2009). Fiqih Nikah.Bandung: Kampus syariah


Aprilia. (2008). Kamus lengkap Bahsa indonesi.Jakarta: Difa Publisher.
Yuli. (2020). Makalah Pengertian, Hukum, Tujuan dan Hikmah Pernikahan. Pacitan:
STAI NU
Kemenag.(2009). Etika Berkeluarga, Bermasyarakat, dan Politik. Jakarta: Aku Bisa.
Al-Qur’an dan terjemahannya. (2008). Departemen Agama RI. Bandung: Diponegoro.
Arya ,dkk. Pernikahan dalam islam, https://www.studocu.com/id/document/smk-negeri-
1-batam/agama/pernikahan-dalam-islam/21338307, diakses : 19 April 2003.
Anonim, “nikah”, http://repo.iain-tulungagung.ac.id/13127/5/BAB%20II.pdf diakses : 19
April 2003.
Anonim, Pengertian Nikah, Hukum Pernikahan, Meminang atau Khitbah dan Melihat Ca
lon Istri atau Suami, https://an-nur.ac.id/pengertian-nikah-hukum-pernikahan-meminang-atau-
khitbah-dan-melihat-calon-istri-atau-suami/19 April 2003.

27
Anonim, talak https://eprints.umm.ac.id/41909/3/BAB%20II.pdf, diakses : 19 April
2003.
Anonim, talak http://idr.uin-antasari.ac.id/10197/4/BAB%20I.pdf, diakses : 19 April
2003.
Ahmad indra, dkk, talak dalam islam, https://www.studocu.com/id/document/universitas-
islam-kalimantan-muhammad-arsyad-al-banjari-banjarmasin/pendidikan-agama-islam/makalah-
talak-dalam-islam/42403005, diakses : 19 April 2003.
Anonim, cerai , https://www.studocu.com/id/document/universitas-pamulang/hukum-
islam/makalah-perceraian/8080473, diakses : 19 April 2003.
Anonim, Pengertian cerai, https://id.wikipedia.org/wiki/Perceraian, diakses : 19 April
2003.
Anonim, cerai, http://repository.umko.ac.id/id/eprint/254/3/BAB%202%20RIJAYA.pdf
diakses : 19 April 2003.
Yani, latar belakang dan dampak perceraian, http://lib.unnes.ac.id/592/1/1203.pdf ,
diakses : 19 April 2003.
Anonim, ruju , https://etheses.uinsgd.ac.id/2636/4/4_bab1.pdf, diakses : 19 April 2003.
Reyvan, ruju,
https://www.studocu.com/id/document/universitas-malikussaleh/pengantar-ilmu-ekonomi/
makalah-tentang-rujuk/46112073, diakses : 19 April 2003.
Anonym, “Rujuk”,https://repository.uin-suska.ac.id/8335/4/BAB%20III.pdf diakses : 19
April 2003.

28

Anda mungkin juga menyukai