Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MASAUL FIQH

" TALAQ SUAMI SECARA ONLINE DALAM KAJIAN FIQH"

DOSEN PENGAMPU: M. SYAKIR, M. Pd

Oleh:

EMADIANTI

NIM : 20202886378

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM QOMARUL HUDA BAGU

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah tuhan yang maha esa, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul " Talaq Suami Secara Online Dalam Kajian Fiqh " dengan lancar.

Dalam penulisan makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada Bapak M. Syakir. M.H.I selaku dosen Pengampu mata kuliah Masaul Fiqh, dan
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesian penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca

pada umumnya.

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A.  Latar Belakang.............................................................................................................................1
B.  Rumusan Masalah........................................................................................................................1
C.  Tujuan Penulisan..........................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. TALAK.....................................................................................................................................2
1. Definisi Talak.......................................................................................................................2
2. Macam-Macam Talak.........................................................................................................2
B. Talaq suami secara online.......................................................................................................4
BAB III..................................................................................................................................................5
PENUTUP.............................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Perkawinaan adalah akad yang menghalalkan hubungan laki-laki dengan perempuan


dalam ikatan suami istri. Dalam perkawinan setiap orang ingin membentuk keluarga bahagia
dan utuh sampai akhir hayat tetapi, kadang ada suatu permasalahan yang membuat
pertengkaran bahkan menngambil jalan perceraian. Allah paling membenci hal tersebut.
Talak ialah melepaskan ikatan nikah dari pihak suami dengan mengucapkan lafazh yang
tertentu, misalnya suami berkata kepada istrinya. Pada dasarnya talak hukumnya boleh, tetapi
sangat dibenci menurut pandangan syara’. Ucapan untuk mentalak istri ada dua yaitu ucapan
sharih, yaitu ucapan yang tegas maksudnya untuk mentalak, dan ucapan yang kinayah yaitu
ucapan yang tidak jelas maksudnya.
Salah satu jalan untuk kembali yang digunakan seorang suami kepada mantan istrinya
ialah dengan rujuk. Kesempatan itu diberikan kepada setiap manusia oleh Allah untuk
memperbaiki perkawinannya yang sebelumnya kurang baik. Hal tersebut merupakn salah
satu hikmah rujuk.
Rujuk sendiri mempunyai penngertian yang luas yaitu kembalinya seorang suami
kepada istri yang telah ditalak raj’i bukan talak ba’in selama masih dalam masa iddah. Dari
definisi tersebut, terlihat beberapa kata kunci yang menunjukan hakikat perbuatan rujuk.
Seseorang yang ingin melakukuan rujuk harus memperhatikan hal-hal yang berkaitan
mengenai rujuk agar terlaksana dengan baik. Diantara hal-hal yang berkaitan ialah: tata cara
rujuk, hak rujuk, hukum rujuk serta rukun dan syarat dalam rujuk. Untuk lebih jelas,
dimakalah ini akan dibahas mengenai hal-hal terrsebut.

B.  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakng diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.
1. Definisi talak
2. Macam-macam talak
3. Talaq suami secara online

C.  Tujuan Penulisan
Tulisan ini bertujuan agar para pembaca bisa mengerti hal-hal yang harus
diperhatikan mengenai talak dan rujuk agar terlaksana dengan baik.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. TALAK
1. Definisi Talak
Talak di ambil dari kata itlak artinya melepaskan atau meninggalkan. Talak
menurut bahasa adalah membuka ikatan, baik ikatan nyata seperti ikatan kuda atau
ikatan tawanan atau pun ikatan ma’nawi seperti nikah. Talak menurut istilah adalah
menghilangkan ikatan pernikahan atau menguranggi pelepasan ikatan dengan
mengunakan kata-kata tertentu. Talak menurut syara’ ialah melepaskan taali
perkawinan dan mengakhiri tali pernikahan suami istri.
Langgengnya kehidupan dalam ikatan  perkawinan merupakan suatu tujuan
yang di utamakan dalam iman. Akad nikah di adakan untuk selamanya dan
seterusnya agar suami istri bersama-sama dapat mewujudkan rumah tangga sebagai
tempat berlindung.
Oleh karna itu dapat di katakan bahwa ikatan antara suami istri adalah ikatan
yang paling suci dan kokoh dan tempaat mencurahkan kasih sayang dan dapat
memelihara anak-anaknya sehingga mereka tumbuh dengan baik.
Begitu kuat dan kokohnya hubungan antara suami istri maka tidak
sepantasnya apabila hubungan tersebut di rusak dan di sepelekan, setiap usaha untuk
menyepelekan hubungan pernikahan dan melemahkannya sangat dibenci oleh Islam
karna ia merusak kebaikan dan menghilangkan kemaslahatan antara suami istri.

2. Macam-Macam Talak
Secara garis besar ditinjau dari segi boleh atau tidaknya rujuk kembali, talak
dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1.    Talak Raj’i
Talak Raj’I yaitu talak dimana suami masih mempunyai hak untuk merujuk
kembali istrinya. Setelah itu di jatuhkan lafal-lafal tertentu dan istri benar benar sudah
di gauli. Jelasnya talak Raj’I adalah talak yang dijatukan suami kepada istrinya
sebagai talak  atau talak dua .Allah berfirman dalam (surat al-baqarah 228)
Yang atinya:
“Istri-istri yang di talak, hendaklah memelihara dirinya selama 3Quru’. Mereka tidak
halal menyembunyikan apa yang telah diciptakan Allah dala kandungan rahim
mereka. Jika mereka beriman kepada Allah dan hari kiamat dan bekas suami mereka
lebih berhak kembali kepadanya dalam massa iddah itu jika mereka para suami itu
menghendaki ishlah’ (surat Al_baqarah :228)

2
2.  Talak Ba’in
          Apabila istri bersetatus talak ba’in, maka suami tidak boleh rujuk kepadanya,
suami boleh melaksanakan akad nikah baru kepada bekas istrinya itu dan membayar
mahar baru dengan mengunakan rukun dan syarat yang baru pula.
Fuqoha sependapat bahwa talak ba’in terjadi karena belum terdapatnya pergaulan
suami istri karena adanya bilangan talak tertentu karena adanya penerimaan ganti
pada khulu’.
Talak ba’in ada dua macam yaitu talak ba”in sughra dan talak bai’in kubra :
a.         Talak ba’in sughra
yaitu talak yang terjadi kurang dari tiga kali keduannya tidak hak rujuk dalam
massaiddah, akan taetapi boleh dan bisa menikah kembali dengan akad nikah yang
baru. Talak ba’in sughra begitu di ucapkan dapat memutuskan hubungan suami istri.
Karena ikatan perkawinannya telah putus maka istrinya kembali menjadi orang asing
bagi suaminya. Oleh karena itu, ia tidak boleh bersenang-senang dengan perempuan
itu apalagi sampai mengaulinya dan jika salah satunya meninggal sebelum atau masi
iddah, maka yang lain tak mendapat  memperoleh warisannya. Akan tetapi, pihak
perempuan masih berhak atas sisa pembayaran mahar yang tidak di berikan secara
kontan, sebelum di talak atau sebelum suami meninggal sesuai yang telah dijanjikan .
Mantan suami boleh atau berhak kepada kembali kepada, mantan istri yang
telah ditalak ba’in sughraadalah akad nikah dan mahar baru. Selama ia belum
menikah dengan laki-laki lain.
Adapun yang termasuk kedalam bagian talakba’in sughra adalah
1.  Talak karena fasakh yang di jatukan oleh hakim di pengadilan agama
2.  Talak pakai iwad (ganti rugi) atau talak tebus berupa khuluk
3.  Talak karena belum dikumpuli

b.    Talak  ba’in kubra


Talak ba’in kubra yaitu talak yang terjadi sampai 3x penuh dan tidak ada rujuk
dalam massa iddah maupun dalam nikah baru, kecuali kalau bekas istrinya telah nikah
lagi dengan orang lain dan telah berkumpul sebagai suami istri secara nyata dan sah.
Yang termasuk talak kubra adalah sebagai berikut:
1.    Talak li’an
Talak li’an yaitu talak yang terjadi karena suaminya menuduh istrinya
berbuaat zina atau suaminya tidak mengakui anak yang ikandung oleh istrinya
kemudian suaminya bersumpah sampai lima kali dalam hal ini tidak hak untuk rujuk
dan menikahinya lagi
2.    Talak tiga
          Bagi istri yang ditalak 3X, tidak ada rujuk untuk massa iddah. Mantan suami
bisa kembali dengan pernikahan baru apabila;

3
a.    Mantan istri telah menikah lagi dengan laki-laki lain
b.    Telah digauli dengan suami yang kedua (suami baru)
c.    Sudah dicerai suami yang kedua
d.    Telah habis masa iddahnya
3.    Talak Sunni
Talak sunni adalah talak yang dijatuhkan sesuai dengan Al-Qur’an dan sunah
Nabi, yaitu wanita yang diceraikan dalam keadaan suci atau tidak dalam masa haid
dan tidak digauli selama masa sucinya.
4. Talak Bid’i
Talak bid’i yaitu talak yang haram untuk dijatuhkan atau bertentangan dengan
tuntunan sunnah, atau tidak memenuhi syarrat-syarat talak sunni.

B. Talaq suami secara online

Dalam konteks hukum Islam, penting untuk dicatat bahwa keabsahan talaq
(perceraian) secara online dapat bervariasi tergantung pada interpretasi hukum yang
berlaku di berbagai mazhab (sekte) Islam.
Beberapa ulama berpendapat bahwa talaq online bisa dianggap sah jika semua syarat dan
persyaratan hukum talaq terpenuhi. Ini termasuk niat yang jelas dari suami untuk
menceraikan istrinya, menyampaikan talaq dengan kata-kata yang jelas, dan adanya
kesaksian dari saksi yang adil. Dalam konteks online, ini mungkin melibatkan
penggunaan pesan teks, email, atau platform komunikasi lainnya.
Namun, ada juga ulama yang berpendapat bahwa talaq online tidak sah dan memerlukan
kehadiran fisik suami atau prosedur tertentu yang ditentukan oleh hukum Islam untuk
memastikan keabsahan talaq.
Penting untuk diketahui bahwa masing-masing mazhab Islam mungkin memiliki
pandangan yang berbeda dalam hal ini. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk
berkonsultasi dengan seorang ahli hukum Islam atau seorang ulama yang kompeten dan
memahami konteks hukum yang berlaku di negara Anda untuk mendapatkan penjelasan
yang lebih akurat dan terperinci tentang keabsahan talaq online dalam kajian fiqh.

4
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dalam makalah ini adalah:
Talak menurut bahasa adalah membuka ikatan, baik ikatan nyata seperti ikatan kuda
atau ikatan tawanan atau pun ikatan ma’nawi seperti nikah. Talak menurut syara’ ialah
melepaskan taali perkawinan dan mengakhiri tali pernikahan suami istri.
Rujuk dalam pengertian etimologi adalah kembali, sedangkan dalam pengertian
terminologi adalah kembalinya suami kepada hubungan nikah dengan istri yang telah dicerai
raj’i bukan cerai ba’in, dan dilaksanakan selama istri dalam masa iddah. Dalam hukum
perkawinan islam rujuk merupakan tindakan hukum yang terpuji.         

5
DAFTAR PUSTAKA

 Abdullah, Abdul Gani. 1994. Komplikasi Hukum Islam dan Tata Hukum


Indonesia. Jakarta: Gema Insani Press.
 Hakim, Haji Rahmat. 2000. Hukum Perkawinan Islam. Bandung: CV. Pustaka Setia.
 Mughniyah, Muhammad Jawad. 2008. Fiqih Lima Mazhab. Jakarta: Lentera.
 Nuruddin, Haji Amiur dan Azhari Akmal Tarigan. 2004. Hukum Perdata Islam di
Indonesia. Jakarta: Kencana.
 Ramulyo, Muhammad Idris. 1996. Hukum Perkawinan Islam. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
 Subki, A’la. 2010. Pendidikan Agama Islam. Klaten: CV. Gema Nusa.
 Syariffudin, Amir. 2009. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana.
 jurriyati khaira pohan di 07.12

Anda mungkin juga menyukai