Riadhus sholihin,S.Sy.MH
Oleh:
Anggota Kelompok 9:
1.Noviana (210102162)
Saya sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bias dipraktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas,maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
C.Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahanya telah dirumuskan pada aarumusan masalah di atas,maka
penulisan makalah ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui Pengertian Talak dan Ruju
2. Untuk mngetahui apa Dasar Hukum kebolehan talak
3.Untuk mengetahui apa Hikmah pemberian hak talak kepada suami
4.Untuk meengetahui Akibat Hukum Menjatuhkan Talak
5.Untuk mengetahu apa dimaksud dengan Ta’lik talak
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
A.Latar Belakang...........................................................................................................
B.Rumusan masalah.......................................................................................................
C.Tujuan Masalah..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................................
A.Pengertian Talak.........................................................................................................
B.Dasar Hukum kebolehan talak ...................................................................................
C.Hikmah pemberian hak talak kepada suami...............................................................
D.Akibat Hukum Menjatuhkan Talak.............................................................................
E.Ta’lik talak..................................................................................................................
F.Pengertian Rujuk.........................................................................................................
Pengertian Talaq
Talak adalah perbuatan yang halal tetapi perbuatan tersebut di murkai Allah. Di dalam
islam talak yaitu suatu perbuatan yang diharamkan apabila dilakukan tanpa sebab,Talak
artinya yaitu melepaskan.Menurut istilah syara’ ialah melepaskan ikatan pernikahan dengan
kata-kata ataupun lafal yang menunjukkan talak ataupun perceraian.
Talak Halal dilakukan menurut islam,tetapi perbuatan atau hal tersebut tidak disukai oleh
allah sebab memutuskan kasih sayang di antara keduannya dan juga dapat memutuskan
silaturahmi di kedua belah pihak keluarga.Ulama fiqih berpendapat bahwasannya perceraian
disini bukan berarti tidak boleh dan mendapatkan dosa,tetapi sekedar makruh saja sebab
memutuskan hubungan.
Hubungan perkawinan haruslah di jaga dengan erat dan sekokoh-kokohnya dengan cara
ataupun jalan sesuai persetujuan bersama agar menjauhkan dari pada hal-hal yang tidak
diinginkan(talak ataupun perceraian ).Namun, apabila diantara kedua suami dan istri telah
terjadi perselisihan pendapat ataupun hal lain yang tidak dapat di damaikan lagi ataupun
suami tidak lagi ingin beristri,maka terjadinya perceraian tidak dapat dihindari lagi.
1
Talak merupakan suatu yang disyariatkan dalam Islam berdasarkan nash nash yang
terdapat dalam Alquran maunpun Alhadis. Adapun nash-nash di dalam Alquran dan Alhadis
yang menjadi dasar hukum talak yaitu;
َو ِإْن َأَر ْدُتُم اْسِتْبَداَل َز ْو ٍج َم َك اَن َز ْو ٍج َو َآَتْيُتْم ِإْح َداُهَّن ِقْنَطاًر ا َفاَل َتْأُخ ُذ وا ِم ْنُه َشْيًئا َأَتْأُخ ُذ وَنُه
)21( ) َو َك ْيَف َتْأُخ ُذ وَنُه َو َقْد َأْفَض ى َبْعُض ُك ْم ِإَلى َبْع ٍض َو َأَخ ْذ َن ِم ْنُك ْم ِم يَثاًقا َغ ِليًظا20( ُبْه َتاًنا َو ِإْثًم ا ُمِبيًنا2
20-Dan kalau kalian ingin mengganti istri dengan istri yang lain sedangkan kalian telah
memberikan harta yang banyak kepada mereka (istri yang kalian tinggalkan), maka janganlah
kalian mengambil kembali sedikit pun darinya. Apakah kalian akan mengambilnya dengan
kebohongan (yang kalian buat) dan dosa yang nyata
21-Dan bagaimana kalian akan mengambilnya kembali, padahal kalian telah bergaul satu
sama lain dan mereka telah mengambil janji yang kuat dari kalian
an-Nisā ayat 20 menjelaskan bahwa apabila ada seorang suami menceraikan istrinya dan
mengganti dengan istri yang lain, hal itu secara prinsip boleh saja. Akan tetapi, suami tidak
boleh mengambil atau meminta kembali mahar yang telah ia berikan ketika menikah dahulu
walaupun mahar yang ia berikan tersebut banyak sekali.Akan tetapi masih banyak Cara
bagaimana si suami dapat mengambil mahar yang ia berikan untuk kembali kepadannya bisa
bermacam-macam. Bisa dengan mengatakan kedustaan kepada istri atau menzaliminya
sehingga dia tidak kuat dan mengembalikan mahar yang telah diberikan suaminya dulu. Atau
dalam kondisi terpaksa(yang dibuatoleh suami) sang istri meminta talak kepada suami.
Dalam kondisi apapun sang suami haram meminta kembali mahar yang telah diberikan
kepada istri. Kecuali sang istri berbuat zina dan semacamnya
1
Bimbingan perkawinan,DRS.DEDI JUNAEDI,CV Akademika presindo jakarta,Mi 2010,hal:270
2
Hadis yang diriwayatkan dari Abdullah bin Umar dalam Shahih Muslim;Telah menceritakan
kepada kami Yahya bin Yahya at-Tamimi dia berkata;
Saya membaca di hadapan Malik bin Anas dari Nafi' dari Ibnu Umar bahwa di masa
Rasulullah Saw, dia pernah menceraikan istrinya, padahal istrinya sedang haid, lantas Umar
bin Khatthab menanyakan kepada Rasulullah Saw mengenai hal itu, maka Rasulullah Saw
bersabda kepadanya: "Perintahkanlah dia (Ibnu Umar) untuk kembali (merujuk) kepadanya,
kemudian tunggulah sampai dia suci, lalu dia haid kemudian suci kembali, setelah itu jika dia
masih ingin bersamanya, (dia boleh bersamanya) atau jika dia berkehendak, dia boleh
menceraikannya sebelum dia menggaulinya, itulah maksud idah yang di perintahkan Allah
Azza Wa Jalla dalam menceraikan wanita (HR Muslim)
Hadis di atas mempunyai asbababul wurud sebagai berikut. Diceritakan bahwa Ibnu Umar
mentalak istrinya dalam keadaan haid di zaman Rasulullah Saw. Lalu Umar bertanya kepada
Rasulullah Saw tentang kejadian itu. Maka beliau menjawab: “suruhlah ia merujuknya,
hendaklah ia menahan istrinya sampai bersih, kemudian haid lalu bersih lagi, bila ia mau
tahanlah (teruskanlah) dengan istrinya itu, atau mentalaknya juga bila ia mau hendaknya
sebelum di campuri, idah itulah yang Allah perintahkan bila perempuan-perumpuan itu sudah
di talak
Adapun yang mengenai hukum talak,para ahli fikih memiliki pendapat yang berbeda
mengenai hal tentang talak,Menginggat nash hukum mengenai talak masih bersifat
samar.Yakni dimana Harus dikaitkan dengan kondisi atau sebab-ssebab terjadinya talak
tersebut.Oleh karena itu sampai saat ini berkembangannya pembahasan yang dimana harus
memiliki alasan untuk terjadinnya talak (perceeraian).Nash Hukum yang berkenaan dengan
Hukum Talak Ini,di antarannya hads tersebut di atas,”perbuatan halal yang sangat dibenci
oleh allah adalah talak”(HR.Abu Dawud dan Hakim.
Dalam hadis di atas jelas bahwasannya di sebutkan bahwasannya talak tersebut halal Namun
wujud kehalalannya tersebut dibarengi dngan sesuatu yang tidak disukai Allah
(makruh).Sedangkan ayat Al-quran yang berkaitan dengan tidak menjelaskan tentang sebab
dan alasannya,tetapi hanya menyebutkan bilangan dan keharusan dilakukan dengan
baik(ma’ruf).
a.Talak Wajib
Talak yang hukumnya dianggap wajib adalah talak yang dimana dijatuhkan oleh pihak
hakam (dua orang penengah,satu dari pihak suami dan satu dari pihak istri) sbagaimana
akibat terjadinya perpecahan atau prselihan pendapat di antara keduannya yang sudah parah
antara suami dan istri dan menurut penilaiannya talaklah satu-satunya yang dapat
menghentikan perpecahan tersebut dan inilah yang disbut dengan syiqaq (pertengkaran).
Peran kedua hakam disini adalah sebagai titik tengan antara suami dan istri dimana brupaya
menggungkapkan sebab-sebab terjadinya syiqaq(prtengkaran)dan mengupayakan menjari
jalan keluar dari permasalahan yang mnimbulkan syiqaq sehingga mendapatkan suatu
keputusan yang adil,apabila mereka menyatakan keputusannya lebih baik kepada talak
maka,maka yang diputuskan itu status hukumnya wajib karena hal itulah satu-satunya jalan
pemecahan yang terbaik. Dan talak inilah yang di dalam kitab fikih di sebut talak hakamain.
b.Mahzur
yaitu talak yang dilakukan ketika istri sedang haid,para ulama mengharamkannya.
c.Talak sunnah
Talak dianggap sunnah apabila disebabkan oleh pengabaian isri terhadap kewajiban kepada
allah swt,yang dimana apa-apa saja yang diperintahkan dan diwajibkan allah kepada manusia
seperti shalat,puasa dll,sementara si suami tidak mampu untuk memaksakan istri agar
menjalankan kewajiban tersebut,ataupun istri kurang peka atau kurang rasa malunya
(mempunyai tabiat buruk yang tidak mempan dinashati)dan talak seperti ini sunnah karena
ada manfaat yang baik diperoleh oleh suami,yaitu terbebas dari pada tanggung jawab atas
keburukan yang dilakukan oleh istri yang mendengaer atau tidak mempan untuk
dinasehati.karena itu,imam ahmad berkata tidak patut memegang istri seperti ini karena dapat
mengurangi iman suami.
d.Talak makruh
yaitu talak yang dilakukan tanpa adanya tuntutan dan kebutuhan sebagia ulama mengatakan
mengenai talak yang makruh ini terdapat 2 penddapat
pertama,bahwa talak yang dilakukan itu haram,karrena dapat menimbulkan mudharat bagi
dirinya juga bagi isrinya dan tidak mendapatkan manfaat apa pun
kedua,menyatakan bahwa talak seperti itu diperbolehkan didasarkan pada sabdah rasulallah
“sesuatu hal yang halal yang paling di benci allah adalah ttalak”
e.Mubah
yaitu talak yang dilakukan karena ada kebutuhan,misalnya karena buruknya akhlak istri yang
dimana hanya mendatangkan mudharat dan menjauhkan mereka dari pada tujuan menikah.
Macam-Macam Talak
Lafal jatuhnya talak terdiri atas dua macam lafal,yaitu lafal sarih dan lafa kinayah.
Lafal sarih adalah lafal yang nyata untuk menyatakan perceraian.Misalnya sisuami berkata
kepada istrinya “aku telah melapaskan talak untukmu” “Pulanglah engkau kpada ibumu”atau
si suami berkata “mulai hari ini telah aku ceraikan engkau”.
Firman Allah swt.
“maka rujukilah mereka dengan cara yang baik atau ceraikanlah mreka dngan cara yang baik
pulak” (Q.S.At –thalaq:2)
“maka rujukilah mereka dngan cara yang baik atau lepaskanlah mereka dengan cara yang
baik pulak”
Adapun lafal talak orang-orang bisu,cukuplah dngan isyaratnya yang dapat dipahami yang
diisyaratkannya menunjukkan crai maka sah lah ia mewakili talak.sebagaimana mewakilkan
nikah dengan perktaan yang berwakil,’Ak wakilkan mnalak istriku yang bernama ....kepada
engkau”(ayahku,saudaraku dll)lalu wali menjawab “aku terima wakil engkau”
Dan juga apabila sang ayah mngatakan kepada anaknnya “”katakanlah kepada ibumu
prkataan ini engkau ku ceraikan”maka itu jatuhlah talaknya.apabila perkata ittu disampaikan
oleh anaknnya karena ia telah mewakili walaupun sang ayanh tidak menghendaki wakil.
C.Hikmah Talak
Pada prinsip Rumah tangga haruslah didasari oleh rahmah,mawaddah dan kasih
sayang,yang dimana suami dan istri harus harus memerankan peran masing-masing,dan
saling melengkapi antara keduannya.disamping itu juga harus diwujudkan
keseragaman,keeratan,kelembutan dan saling mengerti satu sama lain sehingga rumah tangga
menjadihal yang sangat menyenangkan,penuh kebahagian,kenikmatan dan dapat melahirkan
generasi yang baik yang merasakan kebahagian yang dirasakan oleh orang tua mereka.
Apabila kasih sayang sudah tidak ada lagi di antara keduannya,sehingga hati salah satu
pihak atau keduannya (suami dan istri)tidak lagi merasakan kasih sayang,cinta kasih dimana
keduannya tidak saling memperdulikan dan tidak menjalakan hak dan kewajibannya masing-
masing,shingga yang tinggal hanyalah pertengkaran dan tipu daya.
Seandainnya islam tidak memberikan jalan menuju talak bagi suami istri dan tidak
memperbolehkan mereka untuk bercerai pada saat kritis niscaya hal tersebut akan
mengakibatkan banyak hal yang terjadi dimana timbulnnya pertengkaran hebat, dan hal itu
pasti akan brakibat buruk terhadap anak –anak dan akan meperburuk kehidupan mereka.
E. TALAK TA’LIK
Ta’lik artinya adalah menggantungkan sesuatu pada ssuatu pada sesuatu.apabila suami
mengatakan kepada isrinya”jika engkau keluar dari rumah ini,jatuhlah talak satu kali kepada
engkau “jatuhlah talak apabila istri itu keluar rumah.kalau ia mengatakan “pada hari ini
“tidaklah jatuh talaknya apabila istrinya keluar rumah pada keesokan harinya (paginya),lusa
dan seterunnya.
Jadi jatuh tidaknya talak bergantung pada keluar atau tidaknnya istri dari rumah.biasaanya
kata-kata yang menyatakan talak yaitu seperti jika,kalau,bila,dll.Tidak boleh seorang Rujuk
dari perkatannya,sebelum ada bukti yang ditalikkannya itu,apabila si istri lupa atau tidak
memahami dita’likkannya maka tidaklah jaatuh talaknnya sebab perbuatan lupa dan tersalah
tidak dipandang dosa oleh Allah.
KESIMPULAN
Talak menurut bahasa adalah membuka ikatan, baik ikatan nyata seperti ikatan kuda
atau ikatan tawanan atau pun ikatan ma’nawi seperti nikah. Talak menurut syara’ ialah
melepaskan taali perkawinan dan mengakhiri tali pernikahan suami istri.
Rujuk dalam pengertian etimologi adalah kembali, sedangkan dalam pengertian
terminologi adalah kembalinya suami kepada hubungan nikah dengan istri yang telah dicerai
raj’i bukan cerai ba’in, dan dilaksanakan selama istri dalam masa iddah. Dalam hukum
perkawinan islam rujuk merupakan tindakan hukum yang terpuji.