O
L
E
H
Sriakndi Nuvimbeur
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
Ilmu waris adalah salah satu cabang ilmu yang penting dalam Islam. Ilmu yang
menyangkut pembagian waris ini memberikan ketentuan mengenai pembagian harta waris
agar dapat dapat disalurkan kepada yang berhak menerima sekaligus mencegah kemungkinan
terjadinya maupun perselisihan dalam pembagian harta warisan tersebut. Dengan ilmu
mawaris ini, harta akan dibagikan secara adil dan tidak ada pihak-pihak yang merasa
dirugikan. Mawaris adalah ilmu yang berkaitan
dengan pembagian warga warisan berdasarkan prinsip dan syariat Islam.
Umumnya disebut juga dengan ilmu faraidh. Ilmu inilah yang digunakan untuk
melakukan pembagian harta kepada para ahli waris. Memahami ilmu mewarisi ialah fardu
kifayah.Tujuan ilmu waris agar dapat melaksanakan pembagian harta waris kepada
ahli waris yang berhak menerima sesuai dengan ketentuan syariat dan menentukan
pembagian harta warisan secara adil dan benar. Seperti dijelaskan dalam surah An-
Naml/27 ayat 16 berikut:
Ahli waris secara umum dibagi dua yaitu ahli waris bedasarkan jenis kelamin dan
ahli waris bedasarkan dekat dan jauhnya dengan orang yang meninggal dunia.
A. Ahli waris bedasarkan jenis kelamin
a. Ahli waris laki-laki yaitu:
Anak laki-laki, cucu laki-laki sampai keatas dari garis laki-laki, ayah, kakek
sampai keatas garis ayah, saudara laki-laki kandung, saudara laki-laki seayah,
anak laki-laki saudara kandung sampai kebawah, anak laki-laki saudara seayah
sampai kebawah, paman kandung, paman seayah, anak paman seayah sampai
kebawah, suami, laki-laki yang memerdekakan.
b. Ahli waris perempuan
Anak prempuan, cucu prempuan sampai kebawah dari anak laki-laki, ibu,
nenek sampai keatas dari garis ibu, nenek sampai keatas dari garis ayah,
saudara prempuan kandung, saudara prempuan kandung, saudara prempuan
seaya, saudara prempuan seibu, istri dan Wanita yang memerdekakan.
B. Ahli waris bedasarkan hak memproleh harta waris
Tidak semua ahli waris memproleh bagian harta waris. Karna ada ahli waris
aqrab, dan juga ada ahli waris yang ab’ad. Bahkan ada ahli waris yang hijab dan
mahjub.
a. Mereka yang termasuk ahli waris dzawil furud ialah, ibu, bapak, duda,
janda, saudara laki-laki seibu, saudara perempuan seibu, cucu
perempuan dari anak laki-laki, saudara perempuan kandung, saudara
perempuan sebapak, kakek (datuk) dan nenek.
b. Ahli waris yang berhak mendapatkan harta waris karena termasuk dalam
golongan Ashabah: 1. Ayah Kandung; 2. 1 orang saudara laki-laki
sekandung; 3. 2 orang saudara laki-laki seayah. Walaupun demikian tidak
secara otomatis semua ahli waris tersebut akan mendapatkan harta waris
seperti yang disebutkan di atas.
c. Ahli waris hijab adalah ahli waris yang menjadi penghalang bagi ahli
waris lain untuk menerima bagian harta waris. Ada hijab muqsan dan
hijab hirman.
d. Ahli waris zawil arham, merupakan ahli waris yang dihubungkan dengan
pewaris dari pihak perempuan atau ibu. Golongan ini tidak disebutkan di
dalam Al-Qur'an dan tidak pula disebutkan jumlah bagiannya
Sebelum membagikan harta waris kita harus mengetahui poin-point berikut ini
1. Ketentuan sebelum pembagian harta waris
a. Menunaikan wasiat
Wasiat ini dapat mengirangi harta waris dengan syarat: tidak lebih derai 1/3
dari seluruh harta waris
b. Membayar hutang
Hutang yang harus di bayar dalam bentuk apapun, baik dengan Allah ataupun
dnegan mahluk allah lainnya.
c. Membayar zakat
Sebelum harta dibagikan hendaknya tunaikan zakat terlebih dahulu apabila
ada.
2. Menentukan jumlah ahli waris
Jika ahli warisnya lengkap semua, maka hanya lima golongan saja yang berhak
menerima harta waris, yaitu: suami/istri, anak laki-laki dan prempuan, ayah, ibu.
3. Menentukan jumlah rincian dan jumlah harta waris
Sebelum dibagiakan, harta waris harus di identifikasi secara rinci , apa saja yang
termasuk harta waris.
4. Menentukan KPK
Kelipatan persekutuan terkecil perlu dirumuskan dengan cara menentukan bilang
penyebut yang sama bedasarkan kelipatan terkecil.
SIMPULAN
Setiap perkara di dunia ini pasti punya tata cara dan punya aturan, begitupun dengan
perkara ahli waris di dalam islam. Allah telah memudahkan kita dalam menyelesaikan
masalah harta waris ini dengan ayat-ayat serta dalil-dalil yang telah di turunkan.
Sesungguhnya hart aini hanyalah titipan dari Allah dan tidak akan selamanya. Harta juga
banyak bentuknya bukan hanya dalam bentuk uang tetapi bisa berupa yang lain. Makalah ini
dibuat untuk tujuan pembelajaran, apabila ada kesalahan maka mohon dimaafkan.