Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Ketentuan Waris Dalam Islam

O
L
E
H

Sriakndi Nuvimbeur

SMAIT AL- MUSTHAFAWIYAH ISLAMIC BOARDING SCHOOL


2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Waris merupakan salah satu bagian dari hukum perdata secara keseluruhan dan
merupakan bagian terkecil dari hukum kekeluargaan. Hukum waris sangat erat kaitannya
dengan ruang lingkup kehidupan manusia, bahwa setiap manusia akan mengalami
peristiwa yang merupakan hukum yang lazimnya disebut dengan meninggal dunia.
Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang sekaligus menimbulkan
akibat hukum, yaitu bagaimana tentang pengurusan dan kelanjutan hak-hak dan
kewajiban seseorang yang meninggal dunia.
Hukum kewarisan Islam adalah hukum yang mengatur segala sesuatu yang berkenaan
dengan peralihan hak atau kewajiban atas harta kekayaan seseorang setelah ia meninggal
dunia kepada ahli warisnya. Dengan demikian, dalam hukum kewarisan ada tiga unsur
pokok yang saling terkait yaitu pewaris, harta peninggalan, dan ahli waris. Kewarisan
pada dasarnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari hukum, sedangkan hukum
adalah bagian dari aspek ajaran Islam yang pokok.

B. Rumusan Masalah

a. Apa pengertian waris dan ahli waris?


b. Bagaimana pembagian ahli waris dalam islam?
c. Bagaimana cara menghitung harta waris?
d. Apa hikmah pelaksanaan pembagian harta warir dalam islam?
e. Prilaku apa saja yang dapat di ambil dari proses ini?

C. Tujuan Masalah

a. Mengetahui apa pengertiah waris dan ahli waris


b. Menegtahui cara pembagian ahli waris dalam islam
c. Mengetahui cara menghitung harta waris
d. Mengetahui hikmah yang didapat
e. Mengetahui prilaku yang dapat di ambil
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian ilmu waris

Ilmu waris adalah salah satu cabang ilmu yang penting dalam Islam. Ilmu yang
menyangkut pembagian waris ini memberikan ketentuan mengenai pembagian harta waris
agar dapat dapat disalurkan kepada yang berhak menerima sekaligus mencegah kemungkinan
terjadinya maupun perselisihan dalam pembagian harta warisan tersebut. Dengan ilmu
mawaris ini, harta akan dibagikan secara adil dan tidak ada pihak-pihak yang merasa
dirugikan. Mawaris adalah ilmu yang berkaitan
dengan pembagian warga warisan berdasarkan prinsip dan syariat Islam.
Umumnya disebut juga dengan ilmu faraidh. Ilmu inilah yang digunakan untuk
melakukan pembagian harta kepada para ahli waris. Memahami ilmu mewarisi ialah fardu
kifayah.Tujuan ilmu waris agar dapat melaksanakan pembagian harta waris kepada
ahli waris yang berhak menerima sesuai dengan ketentuan syariat dan menentukan
pembagian harta warisan secara adil dan benar. Seperti dijelaskan dalam surah An-
Naml/27 ayat 16 berikut:

َ ‫ث ُسلَيْمٰ نُ د َٗاو َد َوقَا َل ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ ُعلِّ ْمنَا َم ْن ِط‬


ُ‫ق الطَّي ِْر َواُوْ تِ ْينَا ِم ْن ُك ِّل َش ْي ۗ ٍء اِ َّن ٰه َذا لَهُ َو ْالفَضْ ُل ْال ُمبِيْن‬ َ ‫َو َو ِر‬
Artinya:
 Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia (Sulaiman) berkata, “Wahai manusia!
Kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua)
ini benar-benar karunia yang nyata.”
 Tujuan pembagian harta waris dalam islam
a. Agar tidak terjadi perselisah dan pertikaian atara ahli waris
b. Agar dapat mewujudkan keadilan yang berimbang dalm pembagian harta
waris
c. Agar dapt memiliki harta secara halal
 Dalil yang menjadi dasar pelaksanaan
a. Surah An-Nisa ayat 11-12
b. Hadist Riwayat bukhari dan muslim
c. Ijma ulama
d. Undang undang
 Sebab-sebab memproleh harta waris
a. Hubungan keturunan atau nasab
b. Hubungan pernikahan atau musarahah
c. Hubungan seiman dan seagama
 Sebab terhalang nya harta waris
a. Pembunuhan
b. Murtad atau kafir
c. Budak
2. Pembagian ahli waris dalam islam

Ahli waris secara umum dibagi dua yaitu ahli waris bedasarkan jenis kelamin dan
ahli waris bedasarkan dekat dan jauhnya dengan orang yang meninggal dunia.
A. Ahli waris bedasarkan jenis kelamin
a. Ahli waris laki-laki yaitu:
Anak laki-laki, cucu laki-laki sampai keatas dari garis laki-laki, ayah, kakek
sampai keatas garis ayah, saudara laki-laki kandung, saudara laki-laki seayah,
anak laki-laki saudara kandung sampai kebawah, anak laki-laki saudara seayah
sampai kebawah, paman kandung, paman seayah, anak paman seayah sampai
kebawah, suami, laki-laki yang memerdekakan.
b. Ahli waris perempuan
Anak prempuan, cucu prempuan sampai kebawah dari anak laki-laki, ibu,
nenek sampai keatas dari garis ibu, nenek sampai keatas dari garis ayah,
saudara prempuan kandung, saudara prempuan kandung, saudara prempuan
seaya, saudara prempuan seibu, istri dan Wanita yang memerdekakan.
B. Ahli waris bedasarkan hak memproleh harta waris
Tidak semua ahli waris memproleh bagian harta waris. Karna ada ahli waris
aqrab, dan juga ada ahli waris yang ab’ad. Bahkan ada ahli waris yang hijab dan
mahjub.
a. Mereka yang termasuk ahli waris dzawil furud ialah, ibu, bapak, duda,
janda, saudara laki-laki seibu, saudara perempuan seibu, cucu
perempuan dari anak laki-laki, saudara perempuan kandung, saudara
perempuan sebapak, kakek (datuk) dan nenek.
b. Ahli waris yang berhak mendapatkan harta waris karena termasuk dalam
golongan Ashabah: 1. Ayah Kandung; 2. 1 orang saudara laki-laki
sekandung; 3. 2 orang saudara laki-laki seayah. Walaupun demikian tidak
secara otomatis semua ahli waris tersebut akan mendapatkan harta waris
seperti yang disebutkan di atas.
c. Ahli waris hijab adalah ahli waris yang menjadi penghalang bagi ahli
waris lain untuk menerima bagian harta waris. Ada hijab muqsan dan
hijab hirman.
d. Ahli waris zawil arham, merupakan ahli waris yang dihubungkan dengan
pewaris dari pihak perempuan atau ibu. Golongan ini tidak disebutkan di
dalam Al-Qur'an dan tidak pula disebutkan jumlah bagiannya

3. Cara menghitung harta waris

Sebelum membagikan harta waris kita harus mengetahui poin-point berikut ini
1. Ketentuan sebelum pembagian harta waris
a. Menunaikan wasiat
Wasiat ini dapat mengirangi harta waris dengan syarat: tidak lebih derai 1/3
dari seluruh harta waris
b. Membayar hutang
Hutang yang harus di bayar dalam bentuk apapun, baik dengan Allah ataupun
dnegan mahluk allah lainnya.
c. Membayar zakat
Sebelum harta dibagikan hendaknya tunaikan zakat terlebih dahulu apabila
ada.
2. Menentukan jumlah ahli waris
Jika ahli warisnya lengkap semua, maka hanya lima golongan saja yang berhak
menerima harta waris, yaitu: suami/istri, anak laki-laki dan prempuan, ayah, ibu.
3. Menentukan jumlah rincian dan jumlah harta waris
Sebelum dibagiakan, harta waris harus di identifikasi secara rinci , apa saja yang
termasuk harta waris.
4. Menentukan KPK
Kelipatan persekutuan terkecil perlu dirumuskan dengan cara menentukan bilang
penyebut yang sama bedasarkan kelipatan terkecil.

4. Hikmah pelaksanaan pembagian harta waris dalam islam

Dapat mewujudkan atau menciptakan keadilan dalam masyarakat.


Menjunjung tinggi hukum Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW. Memperhatikan
orang-orang yang terkena musibah karena ditinggalkan anggota keluarganya. Dapat
menghindarkan umat Muslim dari timbulnya fitnah. Memelihara keutuhan keluarga
dan mewujudkan syiar islam.

5. Prilaku yang dapat diambil dari proses pembagian harta waris

Beberapa prilaku yang dapat kita ambil yaitu:


a. Mengutamakan kepentingan Allah daripada kepentingan lainnya
b. Menyadari bahwa kedudukan harta adalah sebagai titipan Allah
c. Menegakan keadilan dalam pembagian harta
d. Menjauhkan diri dari timbulnya fitnah dari harta yang dimiliki.

SIMPULAN
Setiap perkara di dunia ini pasti punya tata cara dan punya aturan, begitupun dengan
perkara ahli waris di dalam islam. Allah telah memudahkan kita dalam menyelesaikan
masalah harta waris ini dengan ayat-ayat serta dalil-dalil yang telah di turunkan.
Sesungguhnya hart aini hanyalah titipan dari Allah dan tidak akan selamanya. Harta juga
banyak bentuknya bukan hanya dalam bentuk uang tetapi bisa berupa yang lain. Makalah ini
dibuat untuk tujuan pembelajaran, apabila ada kesalahan maka mohon dimaafkan.

Anda mungkin juga menyukai