E. HIJAB
Hijab adalah penghapusan hak waris seseorang, baik penghapusan seluruhnya
ataupun pengurangan bagian harta warisan karena ada ahli waris yang lebih dekat
pertaliannya (hubungannya) dengan orang yang meninggal. Oleh karena itu hijab ada dua
macam, yaitu ;
a. Hijab hirman yaitu penghapusan seluruh bagian, karena ada ahli waris yang lebih dekat
hubungannya dengan orang yang meninggal. Contoh cucu laki-laki dari anak laki-laki,
tidak mendapat bagian selama ada anak laki-laki.
b. Hijab nuqshon yaitu pengurangan bagian dari harta warisan, karena ada ahli waris lain
yang membersamai. Contoh : ibu mendapat 1/3 bagian, tetapi kala yang meninggal
mempunyai anak atau cucu atau beberapa saudara, maka bagian ibu berubah menjadi
B. WASIAT
1. Pengertian Wasiat
Wasiat menurut bahasa berasal dari bahasa ( ( وصیةyang berarti pesan.menurut
istilah artinya pesan terhadap sesuatu yang baik, yang harus dilaksanakan atau dijalankan
sesudah seseorang meninggal dunia.
Pengertian diatas adalah pengertian wasiat dalam arti umum. Baik mengenai
pekerjaan/perbuatan yang harus dilaksanakan maupun harta yang ditinggalkan bila
seseorang meninggal dunia. Adapun dalam pembahasan bab ini adalah wasiat dalam arti
khusus, yaitu hanya berkaitan dengan masalah harta. Jadi, yang dimaksud wasiat disini
adalah pesan seseorang untuk menatasharufkan/membelanjakan harta yang ditinggalkan
jika ia telah meninggal dunia, dengan cara-cara yang baik yang telah ditetapkan. Misalnya,
seseorang berwasiat: "kalau saya meninggal dunia, mohon anak angkat saya diberikan
bagian seperlima dari harta yang ditinggalkan."
2. Hukum Wasiat
a. Wajib
Hal ini wajib dalam hubungan dengan hak Allah Swt, seperti zakat, fidyah,
puasa dan lain-lain yang merupakan utang yang wajib ditunaikan. Sebagian ulama dan
fuqaha seperti qatadah, Ibn Hazm, Ibnu Musayyab, Ishaq bin Rawahah berpendapat bahwa
wasiat hukumnya wajib. Perintah wasiat dalam QS al-Baqarah [2]: 108 diatas tidak
maksukh, tetapi tetap berlaku, yaitu untuk kerabat dekat yang tidak memperoleh bagian
dalam warisan, diberikan wasiat.
b. Sunnah
Sunnah, apabila berwasiat kepada selaian kerabat dekat dengan tujuan kemaslahatan
dan mengharapkan ridha Allah Swt. Pendapat ini dikuatkan oleh Jumhur Ulama termasuk
didalamnya mazhab Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hambali.
c. Makruh
Hukum wasiat makruh dilaksanakan apabila harta yang dimilikinya sedikit sedangkan
ahli warisnya banyak, serta keadaan mereka sangat memerlukan harta warisan sebagai
penunjang kehidupannya, atau biaya kebutuhan lainnya.
d. Haram
Haram, apabila harta yang diwasiatkan untuk tujuan yang dilarang oleh agama.
Misalnya, mewasiatkan untuk membangun tempat perjudian atau tempat maksiat yang
lainnya.
3. Rukun dan Syarat Wasiat
Rukun wasiat ada 4 yaitu ;
a) Orang yang mewasiatkan (mushii)
b) Adanya penerima wasiat ( musha lahu )
c) Adanya sesuatu/ barang yang diwasiatkan
d) Adanya ijab qabul (ucapan serah terima) dengan adanya ijab dari mushii misalnya “Aku
berwasiat untuk fulan akan sesuatu itu.” Sedangkan qabul berasal dari pihak mushaa lahu
yang sudah jelas ditentukan
Adapun syarat-syarat wasiat :
a) Syarat-syarat yang harus dimiliki mushii (orang yang berwasiat)
Mukallaf (baligh dan berakal sehat)
Merdeka, baik laki-laki maupun perempuan, muslim maupun non Muslim.
Dalam keadaan rela dengan kehendak sendiri (tidak terpaksa)
b) Syarat-syarat mushaa lahu (pihak yang menerima wasiat)
Harus benar-benar wujud (ada), meskipun orang yang diberi wasiat tidak hadir pada
saat wasiat diucapkan.
Tidak menolak pemberian yang berwasiat
Bukan pembunuh orang yang berwasiat
Bukan ahli waris yang berhak menerima warisan dari orang yang berwasiat, kecuali
atas persetujuan ahli warisnya
c) Syarat-syarat (sesuatu) harta yang diwariskan
Jumlah wasiat tidak lebih dari sepertiga dari seluruh harta yang ditinggalkan
Dapat berpindah milik dari seseorang kepada orang lain Harus ada ketika
wasiat diucapkan
Harus dapat memberi manfaat
Tidak bertentagan degan hukum Syara', misalnya wasiat agar membuat
bangunan megah diatas kuburannya.
d) Syarat-syarat sighat ijab qabul
Kalimatnya dapat dimengerti atau dipahami, baik dengan lisan ataupun
tulisan
Penerima wasiat diucapkan setelah orang yang berwasiat meninggal dunia.
4. Pelaksanaan wasiat
a. Kadar wasiat Sebanyak-banyaknya wasiat adalah sepertiga dari harta yang
dipunyai oleh orang yang berwasiat. Yaitu harta bersih seetelah dikurangi utang apabila
orang yang berwasiat meninggalkan utang, misalnya, orang yang berwasiat meninggal
dunia dan meninggalkan harta berupa uang 1 milyar. Namun ternyata ia mempunyai hutang
500 juta, maka uang wasiat yang dikeluarkan adalah sepertiga dari 500 juta, bukan seperiga
dari 1 Milyar.
b. Wasiat bagi orang yang tidak mempunyai ahli waris Para ulama sepakat bahwa
batas minimal harta yang diwasiatkan adalah sepertiga harta. Jika lebih dari itu maka
hendaklah atas pesetujuan ahli waris dan dengan catatan tidak menyebabkan madarat bagi
ahli waris.
5. Hikmah Wasiat
a. Sebagai bentuk ketaatan terhadap perintah Allah dalam QS al-Baqarah:
108
b. Menghormati nilai-nilai kemanusian, terutama bagi kerabat dan orang lain
yang tidak mendapatkan warisan.
c. Sebagai bentuk kepekaan terhadap keluarga serta mempererat tali silaturrahim
Thank You
Arigatou Gozaimasu