Anda di halaman 1dari 16

Hukum Waris

Dalam Islam
Pengertian dan Tujuan
Pengertian ilmu mawaris
Secara etimologis, kata mawaris berasal dari Al Mirats yang artinya berpindahnya sesuatu milik seseorang ke orang
lainnya, atau dari suatu kaum ke kaum lainnya. Adapun makna istilahnya adalah ilmu tentang pembagian harta peninggalan
setelah seseorang meninggal dunia.

Ilmu mawaris akan selalu terkait dengan beberapa unsur yang sering diistilahkan dengan rukun-rukun mawarits.
Dalam berbagai referensi yang membahas tentang mawaris dipaparkan bahwa rukun-rukun mawarits ada 3 yaitu;

• Waris (‫ )وارث‬yaitu orang yang mendapatkan harta Seorang


berhak mendapatkan warisan karena salah satu dari tiga sebab yaitu; pertalian darah, hubungan pernikahan, dan
memerdekakan budak.

• Muwarris (‫ )ﻣﻮرث‬yaitu orang yang telah meninggal dan mewariskan


harta kepada ahli waritsnya. Baik meninggal secara hakiki dalam arti ia telah menghembuskan nafas terakhirnya

• Maurus (‫ )ﻣﻮروث‬yaitu harta warisan yang siap dibagikan kepada ahli waris
setelah diambil untuk kepentingan pemeliharaan jenazah (tajhiz al-janazah), pelunasan hutang mayit, dan
pelaksanaan wasiat mayit. Terkadang mauruts diistilahkan dengan mirats atau irs.
Hukum
Mempelajari Ilmu
Mawaris
Hukum dan Sumber
Hukum Mempelajari Ilmu Mawaris
Para ulama berpendapat bahwa mempelajari dan mengajarkan ilmu mawaris adalah fardhu
kifayah. Artinya, jika telah ada sebagian kalangan yang mempelajari ilmu tersebut, maka kewajiban
yang lain telah gugur. Akan tetapi jika dalam satu daerah/wilayah tak ada seorang pun yang mau
mendalami ilmu warisan, maka semua penduduk wilayah tersebut menanggung dosa.

Urgensi ilmu mawarits dapat kita cermati dalam satu teks hadis dimana Rasulullah Saw.
Menggandengkan perintah belajar al-Qur’an dan mengajarkan al-Qur’an dengan perintah belajar dan
mengajarkan ilmu mawarits/faraidh.
Hukum dan Sumber Hukum Membagi Warisan
Hukum membagi warisan adalah wajib karena merupakan kewajiban memberi harta kepada orang
yang berhak menerimannya.dalam pembagian harus sesuai dengan aturan warisan jika yang mempunyai
harta benar-benar dinyatakan meninggal dunia,jika harta itu dibagi sebelum yang mempunyai harta
meninggal dunia maka pembagian itu dinamakan hibah dan tidak harus sesuai dengan aturan-aturan
warisan dalam al-qur'an akan tetapi diharapkan memenuhi rasa keadilan diantara yanh diberi.
Syarat dan Rukun
Mawaris
Syarat-syarat
3 Syarat Mawaris

Berikut adalah syarat-syarat Mawaris:

1.) Matinnya muwarris (orang yang mewariskan) baik meninggalnya


secara hakiki dalam arti ia telah menghembuskan nafas terakhirnya.

2.) Hidupnya ahli waris ketika terjadi pembagian harta warisan ahli
waris yang mewaris harus masih hidup,karena ia yang akan menguasai
harta orang yang telah mati.
3.) Tidak adannya penghalang warisan
And the most important thing: the audience won’t miss the point of
your presentation
Rukun-rukun Mawaris
Berikut Rukun Mawaris:
1.) Warits yaitu orang yang mendapatkan harya warisan baik karena pernikahan,nasab, maupun karena
wala'(memerdekakan budak) .

2.)Muwarris yaitu orang yang mewariskan hartannya.

3.)Maurus yaitu harta yang dibagikan kepada ahli waris setelah diambil untuk kepentingan pemeliharaan
jenazah,pelunasan hutang mayit,pelaksanaan wasiat mayit.

5.)Hal hal yang harus dilalaukan sebelum harta warisan dibagikan.


Hal-hal yang harus dilakukan ahli waris
Sebelum harta peninggalan mayat dibagikan kepada ahli warisnya maka ada beberapa hal
yang harus diselesaikan oleh ahli warisnya terlebih dahulu:

• Zakat.Kalau harta yang ditinggalkan Sudah saatnya dikeluarkan zakatnya,maka Zakat harta tersebut harus
dibayarkan terlebih dahulu.

• Belanja.yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan jenazah mulai dari membeli kain kafan upah mengali
kuburan dan lain sebagainya.

• Hutang.jika mayat memiliki hutang maka hutangnya harus dibayar terlebih dahulu dengan harta warisan yang ia
tinggalkan.

• Wasiat. jika mayat meninggalkan wasiat agar sebagian harta peninggalannya diberikan kepada orang lain maka
wasiat ini pun harus dilaksanakan.
Apa Tujuan Ilmu Mawaris?

1.)Dapat membagi harta warisan sesuai dengan syariat Islam.

2.)Dapat menyelamatkan harta peninggalan si mayit dari orang yang


tidak berhak

3.)Dapat diketahui orang yang berhak mewarisi dan yang tidak berhak

4.)Memberikan pembelajaran bagi kaum muslimin agar bertanggung


jawab dalam melaksanakan syariat Islam yang terkait dengan pembagian
harta waris.
Sebab-sebab Mendapat Warisan

• sebab-sebab orang mendapat warisan dari orang sudah meninggal dunia adalah sebab nasab (nasabiyah/ qaroba)
yaitu orang yang mendapatkan warisan karena faktor atau hubungan keluarga yang sering disebut dengan nasab
Hakiki yakni orang-orang yang ada hubungan darah atau kerabat.

• Ahli waris nasabiyah ada tiga kelompok :


A.)Ushul (jalur ke atas) seperti ayah,kakek,ibu,nenek dan seterusnya
B.)furu' (jalur ke bawah) seperti anak,cucu dan seterusnya
C.)Hawasyi (jalur menyamping) seperti saudara,anak saudara, Paman,anak paman
Sebab-sebab Mendapat Warisan
Dalam penerimaannya hubungan kerabat dibagi 3:
A.)Ashabul furud yaitu kerabat yang mendapatkan bagian pasti atau tertentu
B.)Ashabah yaitu kerabat yang mendapatkan bagian sisa setelah diambil Ashabul furud
C.)dzawil Arham yaitu kerabat agak jauh yang tidak berhak mendapatkan warisan akan tetapi mendapatkan warisan
jika ahli waris yang dekat tidak ada.

• Sebab pernikahan (sababiyah) pernikahan yang sah dapat menyebabkan saling mewarisi antara suami istri selama
perkawinannya masih utuh sampai pada kematian.
• Sebab wala' adalah hubungan keluarga yang dapat memerdekakan Duta hamba sahaya.
• Sebab kesamaan agamaahli waris yang dikarena kesamaan agama adalah ahli waris karena faktor seagama yaitu jika
ada orang Islam meninggal dunia dan tidak mempunyai ahli waris sama sekali baik faktor nasab perkawinan atau
wala' maka hartanya diserahkan pada Baitul Mal yang digunakan untuk kepentingan kaum muslimin.
Sebab Terhalang
Warisan
Sebab dan Permasalahan Mawaris
Sebab-sebab Terhalang Warisan
Ahli waris tidak mendapat warisan walaupun itu anaknya sendiri dikarenakan sebab-
sebab di bawah ini:

 Pembunuhan
 Budak
 Murtad
 Beda agama
Permasalahan Mawaris
Harta peninggalan (tirkah)harta peninggalan Tirkah sebelum dibagi harus diperjelas kedudukan harta
tersebut karena dalam rumah tangga harta yang dimiliki ada yang sifatnya milik suami Adakalanya
milik istri ada juga harta tersebut hasil dari kerja bersama antara suami dan istri Oleh karena itu
harta dalam rumah tangga dikelompokkan menjadi dua yaitu:

• Harta asal atau bawaan adalah harta yang diperoleh sebelum terjadinya akad nikah.

• Harta gono gini adalah harta yang diperoleh baik sendiri-sendiri atau bersama suami istri selama dalam
ikatan perkawinan berlangsung selanjutnya disebut harta bersama tanpa mempersoalkan terdaftar atas
nama siapapun.
Nama Kelompok

1. Afrisa ma'rifatul auliya [02]


2. M wahid rosyidin [16]
3.M daffa syadad rizqi putra [17]
4. M al aminun nabil [18]
5. M arman maulana [19]
6. Mutiara andhini vemila [25]

Anda mungkin juga menyukai