Anda di halaman 1dari 10

Mawaris

1
Hukum
Waris

Litya Surisdani Anggraeniko, S.H., M.H.


Asas-Asas Mawaris
1. Asas ijbari (memaksa)
perolehan harta dari Pewaris kepada ahli waris berlaku dengan sendirinya menurut ketetapan Allah SWT tanpa tergantung
kepada kehendak pewaris atau ahli waris:
(a) peralihan harta pasti terjadi;
(b) besarnya bagian sudah ditentukan secara pasti oleh Allah;
(c) Ahli waris sudah ditentukan secara pasti, yaitu karena adanya hubungan darah dan semenda.
2. Asas Kematian
Peralihan harta baru berlaku apabila pemilik harta meninggal dunia. Hukum kewarisan Islam hanya mengenal kewarisan
akibat kematian (kewarisan abintestato), dan tidak mengenal kewarisan atas dasar wasiat (kewarisan testamentair).
3. Asas Bilateral
Bahwa setiap orang baik laki-laki maupun perempuan berhak mewaris baik dari pihak garis keturunan laki-laki dan pihak garis
keturunan perempuan. Dasar: Q.S. 4 ayat 7, 11, 12 dan 176.
4. Asas individual
Harta warisan dapat dibagi untuk dimiliki secara perorangan dan tidak terikat dengan ahli waris lainnya.
Ketentuan ini wajib dilaksanakan. Lihat Q.S. 4 ayat 13 dan 14.
5. Asas Keadilan Berimbang
Artinya harus ada keseimbangan antara kewajiban dan hak. Dalam sisitem kewarisan Islam, harta peninggalan yg diterima
pewaris pada hakikatnya pelanjutan tanggung jawab thdp keluarga. Perolehan yg diterima berimbang dg tanggung jawab
yg dipikul.
6. Asas Personalitas Keislaman (Neng Djubaedah)
Hukum Kewarisan ini berlaku dan wajib diikuti oleh umat Islam.
Pengertian dan Objek

Pengertian Objek Sumber


ilmu farāiḍ atau ilmu mawāriṡ, Objek ilmu farāiḍ adalah harta Sumber-sumber hukum
yaitu ilmu yang diambil dari al- peninggalan pewaris. Dari segi
Qur‟ān, sunnah, Ijma‟ Ulama dan
ilmu farāiḍ adalah al-
adanya penjelasan terhadap
Ijtihad Ulama, untuk mengetahui bagian- bagian untuk ahli waris Qur‟an, as-Sunnah, Ijma‟
ahli waris yang dapat mewarisi yang berhak menerimanya, para sahabat dan Ijtihad
dan yang tidak dapat mewarisi, tatacara penghitungan harta
dan mengetahui kadar bagian
para sahabat
waris, sampai jumlah bagian harta
setiap ahli waris serta tata cara yang diterima
pembagiannya.
Syarat dan syarat mendapatkan Waris

Syarat Waris Syarat mendapatkan waris


1. Meninggalnya pewaris 1. Pernikahan
2. Hidupnya ahli waris 2. Kekerabatan (nasab)
3. Mengetahui sebab 3. Al-Wala al-itqi (pembebas
menerima warisan budak)
Kewajiban Ahli Waris
● Kewajiban ahli waris terhadap pewaris
a. Mengurus dan menyelesaiakn sampai pemakanan jenazah selesai
b. Menyelesaikan hutang-piutang
c. Menyelesaiakn wasiat pewaris
d. Membagi harta warisan
• Tanggungjawab ahli waris terhadap hutang atau kewajiban pewaris hanya terbatas
pada jumlah atau nilai peninggalannya
Tirkah
Tirkah secara etimologi adalah sesuatu yang ditinggalkan dan disisakan oleh
seseorang. Sementara secara terminologi adalah seluruh yang ditingalkan
pewaris berupa harta dan hak-hak yang tetap secara mutlak. Dengan demikian
tirkah mencakup empat hal berikut:
1. Kebendaan
2. Hak memiliki
3. Usaha pewaris
4. Diyat (denda) misalnya pembunuhan

Hak-hak terkait tirkah orang meninggal


1. Biaya pengurusan mayit
2. Pelunasan utang
3. Menunaikan wasiat selama tidak melebihi 1/3 seluruh harta peninggalan
4. Pembagian harta peninggalan pewaris sesuai dengan ketentuan
Rukun Waris

Al-Muarris Al-Waris Al-Maurūṡ


Pewaris Ahli Waris harta warisan
orang yang hidup ketika pewaris harta benda yang menjadi warisan.
org yang meninggal dunia baik meninggal dan merupakan orang Termasuk juga harta-harta atau hak-
secara hakiki (sebenarnya) yang berhak mendapatkan hak yang mungkin dapat diwariskan,
maupun ḥukmī (suatu kematian warisan meskipun keberadaannya seperti hak qiṣaṣ (perdata), hak
yang dinyatakan oleh keputusan masih dalam kandungan atau menahan barang yang belum dilunasi
hakim) seperti mafqūd (orang dan hak menahan barang gadaian
orang yang hilang.
yang hilang).
Penghalang Waris

Hamba Sahaya/Budak Membunuh


01 ahli waris
Berstatus yangbudak
sebagai 02
tidak pernah terhalang secara hijab Pewaris
Membunuh
hirman, ahli waris ini ada 6 (enam) orang yaitu, tiga
orang dari pihak laki-laki, mereka adalah suami, anak
laki-laki dan ayah. Dan tiga orang dari pihak
perempuan, yaitu istri, anak perempuan dan ibu.

Perbedaan Agama
03 Murtad
Hijab
Hijab secara etimologi adalah al-man‟u (terhalang),
Macam-macam Hijab
A. Ḥajbu Auṣāf (hijab karena sifat), - Penghalang waris
B. Ḥajbu Asykhaṣī (hijab karena ada orang lain),
1. Hijab Nuqṣan, yaitu menghalangi seseorang yang memiliki
sebab untuk mewarisi dari bagiannya yang sempurna.
2. Hijab Nuqṣan karena sebab iẓdiḥām (terlalu banyak). Terlalu
banyak fard, asabah dan aul
3. Hijab Hirman, yaitu menghalangi seseorang yang
memiliki sebab untuk mewarisi dari bagiannya secara
keseluruhan, karena ada ahli waris lain yang lebih dekat
kekerabatannya dengan pewaris. ahli waris yang tidak pernah
terhalang secara hijab hirman, ahli waris ini ada 6 (enam) orang
yaitu, tiga orang dari pihak laki-laki, mereka adalah suami, anak
laki-laki dan ayah. Dan tiga orang dari pihak perempuan, yaitu istri,
anak perempuan dan ibu. Beikut yang terhijab hirman
Contoh Soal
● Seorang perempuan meninggal dunia dengan ahli warisnya adalah suami, ibu dan 1
orang anak laki. Jika harta yang ditinggalkan adalah 600.000.000, berapa banyak
bagian yang diterima oleh masing-masing ahli waris….

Anda mungkin juga menyukai