Anda di halaman 1dari 12

Harta Warisan Sebelum

di Wariskan
Di susun Oleh
Kelompok 5 :
Alex Andrean
Arifah Maulida
Fikri Ananda Fauzan
M. Taufik Ramadhan
Kirana Silviana Devi Octaviaty
Vina Lorenza
Pengertian Mawaris

Dalam ilmu Fiqih mawaris disebut juga dengan ilmu Faraidh


yaitu ilmu yang membicarakan tentang pembagian harta pe
ninggalan seorang muslim yang meninggal. Harta yang
ditinggalkan itu setelah dikurangi keperluan biaya orang
yang meninggal disebut harta waris, orang yang berhak
mendapat warisan disebut ahli waris, adapun ketentuan
yang diterima ahli waris disebut Furudhul Muqaddarah.
Rukun Waris
1. Muwarrits (yang mewariskan) yaitu orang yang meninggal dan orang meninggalkan w
arisan.
2. Warits (pewaris) yaitu ahli waris yang menerima warisan.
3. Al-Mawwaruts atau tarikah (warisan) yaitu harta yang dinggalkan.

Syarat-syarat Waris
Meski rukun-rukun sudah terpenuhi, namun ia belum bisa dilaksanakan bila ada syarat
yang kurang. Adapun syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pewarits dipastikan masih hidup ketika pewarits meninggal dunia. Bila tidak
diketahui mana yang lebih dulu meninggal, maka waritsan tidak dapat diberikan kepada
pewarits yang bersangkutan.
2. Kematian pewarits. Bila muwarrits belum dipastikan mati, atau dihukum mati oleh
hakim yang berwenang, berarti harta peninggalannya belum bisa dibagikan.
3. Kejelasan hubungan antara muwarrits dengan warits, dari segi kedekatan, kekuatan
dan arah. Maksudnya, hubungan antara pewarits dan muwarrits harus jelas,apakah sebagai
keturunan, orang tua, atau saudara, serta atas dasar atau hubungan itu terjadi, apakah
karena hubungan yang sah atau dari perzinaan dan lain sebagainya.
Sebab-sebab Ahli Waris Berhak Memperoleh Harta Warisan
Penyebab mendapatkan warisan hanya bisa ditentukan oleh ketetapan sya
riat dan tidak bisa dengan ijtihad baru. Bentuk-bentuk hubungan yang telah
ditetapkan syariat untuk mendaptkan warisan adalah :
1. Keturunan (nasab)
2. Pernikahan
3. Wala’, yaitu bila yang bersangkutan membebaskan si muwarrits dari
perbudakkan atau dibebaskan oleh muwarrits.
4. Kepentingan islam. Seorang muslim yang meninggal dan tidak
meninggalkan ahli warits pun, hartanya di ambil oleh pemerintah islam untuk di
masukkan ke Baitul mal, dan digunakan untuk kepentingan kaum muslimin.
Sebab-sebab Ahli Waris Tidak Berhak Memperoleh Harta Warisan
Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang tidak mendapat warisan.
Orang seperti ini disebut mahrum atau mamnn’ (dilarang).
Faktor faktor itu adalah :
1. Berbeda agama. Seorang muslim tak mewarisi keluarganya non muslim,
begitu pula sebaliknya. Termasuk di dalamnya bila si pewaris atau muwarrits
murtad atu dihukum murtad oleh pihak yang berwenang.
2. Pembunuhan. Bila seorang anak membunuh ayahnya,bbaik langsung
atau tidak,maka ia tidak bisa mendapatkan warisan dari ayahnya.
3. Perbudakan. Seorang budak tidak menerima warisan dari keluarganya
dan sebaliknya.
Ketentuan Pewarisan
Sebelum Harta waris dibagikan kepada ahli waris yang berhak menerimanya,
hendaknya dikeluarkan untuk keperluan sebagai berkut:
1. Zakat
Jika harta warisan belum dizakati, padahal sudah memenuhi syarat-syarat waji
bnya, maka hendaknya harta itu dizakati dahulu sebelum dibagi-bagikan
kepada ahli waris yang berhak menerimanya.
2. Biaya Pengurusan Jenazah
Biaya pengurusan jenazah , seperti kain kafan, menyewa ambulans, dan biaya
pemakaman. Bahkan, bisa digunakan untuk perawatan waktu sakit.
3. Utang
Jika almarhum atau almarhumah meninggalkan utang, hendaknya utangnya
dilunasi dengan harta peninggalanya.
4. Wasiat
Wasiat adalah pesan si pewaris sebelum meninggal dunia agar
sebagian harta peninggalannya, kelak setelah ia meninggal dunia,
diserahkan seseorang atau suatu lembaga (dakwah atau sosial) Islam.
Wasiat itu harus dipenuhi dengan syarat jumlah harta peninggalan
yang diwasiatkannya tidak lebih dari 1/3 harta peninggalannya.
Selain itu, tidak dibenarkan berwasiat kepada ahli waris, seperti anak
kandung dan kedua orang tuanya, karena ahli waris tersebut sudah
tentu akan mendapat bagian waris yang ditetapkan syara’.Berwasiat
kepada ahli waris bisa dilakukan apabila disetujui oleh ahli waris yang
lain.
“Tidak boleh berwasiat bagi ali waris, kecuali bila ahli waris yang lain m
enyetujuinya.” (H.R. Ad-Daruqutni)
Pewaris dan Dasar hukum Mawaris
Pewaris adalah orang yang meninggal dunia, baik laki-laki maupun
perempuan yang meninggalkan sejumlah harta benda maupun hak-
hak yang diperoleh selama hidupnya, baik dengan surat wasiat
maupun tanpa surat wasiat. Adapun yang menjadi dasar hak untuk
mewaris atau dasar untuk mendapat bagian harta peninggalan
menurut Al-Qur’anyaitu:
a. Karena hubungan darah, ini di tentukan secara jelas dalam
QS. An-Nisa: 7, 11, 12, 33, dan 176.
b. Hubungan pernikahan.
c. Hubungan persaudaraan, karena agama yang di tentukan oleh
AL- Qur’an bagiannya tidak lebih dari sepertiga harta pewaris
(QS. Al-Ahzab: 6).
d. Hubungan kerabat karena sesama hijrah pada permulaan
pengembangan Islam, meskipun tidak ada hubungan darah
(QS. Al-Anfal: 75).
Perhitungan Mawaris
Sebelum Perhitungan warisan dilaksanakan, hendaknya harta warisan
digunakan terlebih dahulu untuk memenuhi empat macam keperluan,
yakni: zakat, biaya pengurusan jenazah, dan biaya perawatan ketika sakit,
melunasi utang si pewaris, dan memenuhi wasiatnya.
Langkah-langkah selanjutnya yang harus ditempuh adalah sebagai berikut
:
1. Menentukan ahli waris laki-laki dan ahli waris wanita.
2. Menentukan zawil furud dan siapa-siapa yang termasuk asabah.
3. Menentukan ahli waris yang bagiannya berkurang karena terhalang
oleh ahli waris hijab nuqsan.
4. Menentukan ahli waris yang sama sekali tidak berhak memperoleh
bagian warisan karena terhalang oleh ahli waris hijab hirman.
5. Menetukan apakah ahli waris terdiri dari zawil furud saja, ‘asabah saja
, atau terdiri dari zawil furud dan asabah.
Hikmah Waris

1. Untuk menunjukkan ketaatan kepada hukum-hukum Allah


2. Untuk tetap menjaga keharmonisan hubungan dalam
berkeluarga
3. Untuk menjaga anak keturunan dan keluarga yang
ditinggalkan agar tidak hidup dalam kesulitan terutama
masalah ekonomi
4. Untuk menjaga kemasalatan keluarga dan masyarakat
5. Sebagai sarana menegakkan keadilan.

Anda mungkin juga menyukai