Oleh
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah swt. Karena hanya dengan ridhaNya
kita selalu berada dalam keadaan sehat walafiat, dan karenaNya pula lah kami dapat
menyusun makalah ini. Shalawat beriringkan salam tak lupa pula kami sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umat manusia menuju jalan
kemenangan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ahli Waris
Hijab, yang mana akan membahas bagaimana sifat dan karakteristik, prinsip, serta
tujuan adanya hukum Islam.
Seperti pepatah lama tak ada gading yang tak retak, demikian juga dalam hal
penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan guna perbaikan makalah ini
selanjutnya. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya.
Semoga dengan dibuatnya makalah ini, dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membaca nya, dan dapat menambah wawasan para pembaca.
2
DAFTAR ISI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IAIN PAREPARE..........................................1
2024...............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR....................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................6
PEMBAHASAN............................................................................................................6
A. Hijab...................................................................................................................6
B. Ahli Waris Yang Dapat Menghijab.....................................................................6
C. Ahli Waris Yang Terhijab....................................................................................9
D. Pembagian Hijab...............................................................................................13
BAB III........................................................................................................................15
PENUTUP...................................................................................................................15
A. Kesimpulan.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian Warisan, adalah berpindahnya hak dan kewajiban atas segala
sesuatu baik harta maupun tanggungan dari orang yang telah meninggal dunia
kepada keluarganya yang masih hidup. "Dan untuk masing-masing (laki-laki dan
perempuan) Kami telah menetapkan para ahli waris atas apa vang ditinggalkan
oleh kedua orang tuanya dan karib kerabatnya. Dan orang-orang yang kamu telah
bersumpah setia dengan mereka, maka berikanlah kepada mereka bagiannya.
Sungguh, Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu." (QS. 4/An-Nisa': 33)
4
para warisnya. Secara etimologis Mawaris adalah bentuk jamak dari kata miras (
)موارث, yang merupakan mashdar (infinitif) dari kata : warasa – yarisu – irsan –
mirasan. Maknanya menurut bahasa adalah ; berpindahnya sesuatu dari seseorang
kepada orang lain, atau dari suatu kaum kepada kaum lain.
Pembagian harta waris diatur oleh hukum islam supaya harta yang di
tinggalkan tidak menjadi pemicu permusuhan diantara keluarga yang
ditinggalkannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana ahli waris yang dapat menhijab?
2. Bagaimana ahli waris yag terhijab?
3. Bagaimana pembagian hijba?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hijab
Al-hajbu (hijab) menurut bahasa adalah mencegah dan menghalangi
seperti Firman Allah:
"Ingat sesungguhnya mereka pada waktu itu terhalang dai Tuhan mereka".
(Al-Muthaffifin-15)
Penjaga pintu suka disebut hijab sebab ia suka menghalangi orang lain
untuk masuk menemui pembesar tanpa izin. Isimfa'il dari kata ini haajibdan isim
maf'ulnyamahjub jadi haajib orang yang menghalangi orang lain dari menerima
warits, sedangkan mahjub adalah orang yang terhalang dari menerima warits.
6
Warisan adalah soal apakah dan bagaimanakah berbagai hak dan kewajiban
tentang kekayan seorang pada waktu ia meninggal dunia akan beralih kepada
orang lain yang masih hidup.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan, ahli waris adalah seorang atau
beberapa orang yang berhak menerima warisan disebabkan adanya hubungan
kerabat dan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang
karena hukum untuk menjadi ahli waris.
Kelahiran terjadi ketika ayah dan ibu masih dalam ikatan perkawinan,
anak yang lahir mempunyai hubungan kekerabatan dengan ayahnya, kecuali jika
ayah mengikarinya dalam sumpah li’an. Jika ketika lahir, hubungan perkawinan
antara suami isteri sudah putus, untuk membuktikan adanya hubungan
kekerabatan antara anak yang lahir dengan suami yang menceraikan ibunya,
diukur jarak waktu antara putusnya perkawinan dengan waktu kelahiran atau
diukur dari maksimal masa kandungannya.
7
Hijab secara harfiyah berarti satir, penutup aau penghalang, orang yang
menghalangi disebut hajib, dan orang yang terhalang disebut mahjub. Hijab ada
dua, pertama hijab nuqsan yaitu menghalangi yang berakibat mengurangi bagian
ahli waris yang mahjub, seperti suami, seharusnya menerima bahagian ½, karena
bersama anak perempuan, bagiannya terkurangi menjadi ¼. Kedua hijab hirman
yaitu menghalangi secara total. Hak-hak waris si mahjub tertutup sama sekali
dengan adanya ahli waris yang menghijab. Misalnya, saudara perempuan
sekandung semula berhak menerima bagian ½, tetapi karena bersama anak
lakilaki, menjadi tertutup sama sekali.
5. Saudara seayah ditutup oleh saudara sekandung laki-laki dan oleh ahli
waris yang menutup saudara kandung.
7. Anak saudara kandung ditutup oleh saudara laki-laki seayah dan oleh
ahli waris yang menutup saudara laki-laki seayah.
8. Anak saudara seayah ditutup oleh anak laki-laki saudara kandung dan
oleh ahli waris yang menutup anak saudara kandung.
9. Paman kandung ditutup oleh anak laki-laki saudara seayah dan oleh ahli
waris yang menutup anak laki-laki saudara seayah.
8
10. Paman seayah ditutup oleh paman kandung dan oleh ahli waris yang
menutup paman kandung.
11. Anak laki-laki paman kandung ditutup oleh paman seayah dan oleh
ahli waris yang menutup paman seayah.
12. Anak laki-laki paman seayah ditutup oleh anak laki-laki paman
kandung dan oleh ahli waris yang menutup anak laki-laki paman kandung.
Satu hal yang perlu diketahui di sini, dalam dunia faraid apabila kata al-
hujub disebutkan tanpa diikuti kata lainnya, maka yang dimaksud adalah hujub
hirman. Ini merupakan hal mutlak dan tidak akan dipakai dalam pengertian hujub
nuqshan.
9
No Nama Ahli Waris Ahli Waris Penghalang
10
No Nama Ahli Waris Ahli Waris Penghalang
f. Kakek dari pihak bapak
9. Paman sekandung (saudaraa. Anak laki-laki
laki-laki sekandung denganb. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
bapak) c. Bapak
d. Kakek dari pihak bapak
e. Saudara laki-laki kandung
f. Saudara laki-laki bapak
g. Saudara perempuan kandung atau sebapak bersama
anak/ cucu perempuan (dari pihak anak laki-laki)
h. Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki
kandung
i. Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
10. Paman sebapak (saudaraa. Anak laki-laki
laki-laki sebapak denganb. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
bapak) c. Bapak
d. Kekek dari pihak bapak
e. Saudara laki-laki kandung
f. Saudara laki-laki sebapak
g. Saudara perempuan kandung atau sebapak bersama
anak/cucu perempuan (dari anak laki-laki)
h. Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki
kandung
i. Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
j. Paman kandung
11. Keponakan laki-laki dari a. Anak laki-laki
saudara laki-laki sekandung b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
c. Bapak
d. Kakek dari pihak bapak
e. Saudara laki-laki kandung
f. Saudara laki-laki sebapak
11
No Nama Ahli Waris Ahli Waris Penghalang
g. Saudara perempuan kandung atau sebapak bersama
anak/ cucu perempuan (dari pihak anak laki-laki)
12. Keponakan laki-laki dari a. Anak laki-laki
saudara laki-laki sebapak b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
c. Bapak
d. Kakek dari pihak bapak
e. Saudara laki-laki kandung
f. Saudara laki-laki bapak
g. Saudara perempuan kandung atau sebapak bersama
anak/ cucu perempuan (dari pihak anak laki-laki)
h. Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki kandung
13. Keponakan laki-laki paman a. Anak laki-laki
sekandung b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
c. Bapak
d. Kakek dari pihak bapak
e. Saudara laki-laki kandung
f. Saudara laki-laki sebapak
g. Saudara perempuan kandung atau sebapak
bersama
h. Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki
kandung
i. Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
j. Paman kandung
k. Paman sebapak
14. Keponakan laki-laki paman a. Anak laki-laki
sebapak b. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
c. Bapak
d. Kakek dari pihak bapak
e. Saudara laki-laki kandung
f. Saudara laki-laki sebapak
12
No Nama Ahli Waris Ahli Waris Penghalang
g. Saudara perempuan kandung atau sebapak bersama
anak/ cucu perempuan (dari anak laki-laki)
h. Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki
kandung
i. Keponakan laki-laki dari saudara laki-laki sebapak
j. Paman kandung
k. Paman sebapak
l. Anak laki-laki paman kandung
15. Cucu perempuan dari anaka. Anak laki-laki
laki-laki b. Dua anak perempuan atau lebih jika tidak ada cucu
laki-laki dari anak laki-laki
16. Nenek dari pihak bapak Bapak
17. Nenek dari pihak ibu Ibu
D. Pembagian Hijab
Hijab terbagi dua bagian :
Seperti jika ahli warits sebagai pembunuh orang yang meninggal atau
murtad sebagaimana telah diketahui dalam
13
"Bahwasannya terdapat salah seorang ahli warits yang lebih berhak
untuk menerima warits dari pada ahli warits yang lain sehingga dia
menghalanginya dari menerima yang terwarits.”
ولكن اليرث فرضه االقّل لو جود شخٍص اخر،ان يكون للشخِص اهلية االرث وير با لفعل
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hijab adalah orang yang menjadi penghalang atau pencegah. Mahjub
orang yang dicegah atau dihalangi ataupun ditutup. Hijab ada 2 macam yaitu :
hijab nuqsan adalah berkurangnya sebagian dari bagian yang diterima sebab
adanya ahli waris lain yang menjadi penghalang, hijab hirman adalah
tertutupnya (hilangnya) hak seorang ahli waris untuk seluruhnya, karena ada
ahli waris yang mendapatkan prioritas.
15
DAFTAR PUSTAKA
Rahman Fatchur, 1975, Ilmu Waris, (Bandung : PT Al-Ma’arif)
Muhammad As shabuni Ali, 1995, Hukum Waris dalam Syariat lslam, (Bandung : CV
diponegoro)
Salman Otje & haffas Mustofa, 2002, hukum waris islam, (Bandung : PT Refika
Aditama)
Dian khoirul umam, 1999, fiqih Mawaris, (Bandung : CV. Pustaka setia)
Amin husain nasution, 2012, Hukum Kewarisan, (Jakarta : PT raja grafindo persada)
Ahmad kuzairi, 1996, Sistem Asabah (Dasar Pemindahan Hak Milik Atas Harta
Tinggalan) Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Otje Salman & Mustofa haffas, hukum waris islam, (Bandung : PT Refika Aditama,
2002)
Ali parman, kewarisan dalam Al-Qur’an, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1995)
16
17