Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

“IMPLEMENTASI HUKUM WARIS ISLAM DI KALIMANTAN”


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
FIKIH

Dosen Pengampu:
Drs. H. Rijalul Faqih, M.Si.
Nama Kelompok:

M. Ridho Al Ansari 220105020112


Yulia Rahmah 220105020106
Siti Normaulidah 220105020108
Mawardah 220105020110

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGAM STUDI PERBANKAN SYARIAH
BANJARMASIN
2022/2023
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran
di dunia dan akhirat kepada umat manusia.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fikih. dan juga untuk
khalayak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang
semoga bermanfaat.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.
Namun, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.
Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan pesan dari
semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah Fikih yang kami
harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Banjarmasin, 10 Oktober 2022

2
Daftar Isi

Daftar Isi
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................4
1.3 Tujuan Makalah.................................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Pengertian Waris................................................................................................5
2.2 Syarat-syarat Ahli Waris.....................................................................................5
2.3 Ciri-Ciri Ahli Waris..............................................................................................6

BAB III ...........................................................................................................................8


PENUTUP.......................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................8
3.2 Saran..................................................................................................................8

Daftar pustaka..............................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Hukum waris merupakan salah satu bagian dari hukum perdata secara keseluruhan dan
merupakan bagian terkecil dari hukum kekeluargaan. Hukum waris sangat erat kaitannya
dengan ruang lingkup kehidupan manusia, sebab setiap manusia pasti akan mengalami
peristiwa hukum yang dinamakan kematian.
Akibat hukum yang selanjutnya timbul, dengan terjadinya peristiwa hukum kematian
seseorang, diantaranya ialah masalah bagaimana pengurusan dan kelanjutan hak-hak dan
kewajiban-kewajiban seseorang yang meninggal dunia tersebut. Penyelesaian hak-hak
dan kewajiban sebagai akibat meninggaknya seseorang, diatur oleh hukum waris.
Untuk pengertian hukum “waris” sampai saat ini baik para ahli hukum Indonesia
maupun di dalam kepustakaan ilmu hukum Indonesia, belum terdapat keseragaman
pengertian, sehingga istilah untuk hukum waris masih beraneka ragam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian hukum waris?


2. Mengetahui tentang syarat ahli waris?
3. Apa saja ciri- ciri ahli Waris?

1.2 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian waris


2. Mengetahui tentang hak-hak ahli waris islam di Kalimantan
3. Mengetahui hukum-hukum waris

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hukum Waris


Pengertian hukum waris ( kewarisan ) adalah hukum yang mengatur tentang
pemindahan hak pemilikan harta peninggalan (tirkah) dari al-muwarist (orang yang
mewariskan ) kepada ahli waris (al-waarits) dengan menetapkan siapa ahli waris dan
berapa hak(bagian)nya.
Ilmu waris dalam kitab fikih dikenal dengan ilmu Faraidh. Secar bahasa , kata
ini adalah jamak darikata faridhoh dari kata fardh, yang artinya ketentuan .
Pengertian ini selaras dengan firman Allah yang berbunyi fanishfu maa faradhtum
(separuh dari yang kamu tentukan).
Menuru istilah syariat, fardh diartikan sebagai bagian (hak) yang telah
ditentukan bagi ahli waris. Hukum waris Islam merupakan bagian dari kaedah
hukum muamalah yang mengatur pembagian harta peninggalan yang ditinggalkan
pewarisnya yang akan dimiliki oleh para ahli waris secara proporsional berdasakan
Al-Quran dan Hadits Nabi yang mengutamakan prinsipprinsip kewarisan Islam
diantaranya seperti tersebut dibawah ini :
1. Warisan adalah ketetapn hukum. Yang mewariskan tidak dapat menghalangi ahli
waris dari haknya atas harta warisan, dan ahli waris berhak atas harta warisan tanpa
perlu kepada pernyataan menerima dengan sukarela atas keputusan hakim. Namun
tidak berarti bahwa ahli waris dibebani melunasi htang mayit (pewaris).
2. Warisan terbatas dalam lingkungan keluarga, dengan adanya hubungan
perkawinan atau karena hubungan nasab/keturunan yang sah. Keluarga yang lebih
dekat hubungannya dengan mayat (pewaris) lebih diutamakan daripad yang lebih
jauh, yang lebih kuat hubungannya dengan mayit(pewaris) lebih diutamakan
daripada yang lebih lemah. Misal

2.2 syarat-syarat Ahli Waris


Waris mewarisi sebagai suatu perpindahan hak kepemilikan harta benda dari seorang
pewris kepada kaum kerabat pewaris yang disebut ahli waris yang ditinggalkan.

5
Oleh karena itu untuk dapat dijadikan sebagai pewaris ataupun ahli waris harus
memenuhi rukun ataupun persyaratan, diantaranya sebagai berikut. :
1. Pewaris benar-0benar telah meninggal, atau dengan keputusan hakim dinyatakan
telah meninggal; misalnya orang yang hilang (mafqud) yang telah lama
meninggalkan tempat tanpa diketahui hal ikhwalnya. Menurut pendapat Ulama
Malikiyah dan Hambaliyah, apabila lama meninggalkan tempat itu
sampaiberlangsung selama 4 tahun, sudah dapat dinyatakan mati. Menurutpendapat
Ulama mazhab lain terserah kepada ijtihad hakimdalam melakukan pertimangan dari
berbagai macam segi kemungkinan.
2. Ahli waris benar-benar masih hidup ketika pewaris meninggal, atau dengan
kmeputusan hakim dinyatakan masih hidup pada saat pearis meninggal. Maka jika
dua orang yang saling mempunyai hak waris satu sama lain meninggal ber sama-
sama atau brturut, tapi tidak dapat diktahui siapa yang lebih dulu, diantara mereka
tidak terjadi waris-mewarisi. Misalnya, orang yang meninggal dalam suatu
kecelakaan penerbangan, tenggelam, kebakaran dan sebagainya
3. Benar-benar dapat diketahui adanya sebab warisan pada ahli waris, atau dengan
kata lain, benar-benar dapat diketahui bahwa ahli waris bersangkutan berhak
waris.Penghalang Warisan

Dalam pelaksanaan pembagian warisan kepada para ahli waris, tidaklah berarti
bahwa semua ahli waris akan mendapatkan haknya secara otomatis, karena ada hal-
hal yang akan menyebabkan ahli waris tidak sama sekali berhak waris walaupun ia
mempunyai hubungan kekerabatan/perkawinan dengan pewaris karena terhalang
oleh beberapa hal sebagai berikut :

1. Karena berbeda agama antara pewaris dengan ahli waris, alasan penghalang ini
adalah hadits Nabi yang mengajarkan bahwa orang muslim tidak berhak waris atas
harta orang kafir dan sebliknya orang kafir tidak berhak waris atas harta orang
muslim. Antara suami dan isteri yang berlainan agama, misalnya : suami beragama
Islam dan isteri beragama Kristen, apabila salah satunya menginginkan agar suami
atau isteri dapat ikut menikmati harta peninggalannya, dapat dilakukan dengan jalan
wasiat.
2. Karena sebagai pembunuh Hadits Nabi mengajarkan bahwa pembunuh tidak
berhak waris atas harta peninggalan orang yang dibunuh. Yang dimaksud dengan

6
membunuh adalah membunuh dengan sengaja yang mengandung unsur pidana,
bukan karena membela diri dan sebagainya. Percobaan membunuh belum dipandang
sebagai penghalang warisan. 3. Menjadi budak orang lain Budak tidak berhak
memiliki sesuatu. Oleh karena ia tidak berhak waris. (praktis penghalang ini tidak
perlu mendapat perhatian karena perbudakan sudah lama hilang).

2.3 Ciri-Ciri Hukum Waris Islam


Hukum islam mempunyai ciri-ciri yang dapat membedakannya dengan system
hukum yang lain. Adapun ciri-cirinya antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Merupakan bagian dan bersumber dari agama islam
2. Mempunyai hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan dari iman atau kaidah
dan kesusilaan atau akhlak islam
3. Mempunyai dua istilah kunci yaitu, Syariat dan Fikih. Syariat terdiri dari Wahyu
Allah dan Sunnah Nabi Muhammad. Fikih adalah pemahaman dan hasil pemehaman
manusia tentang Syariah.
4. Terdiri dari dua bidang utama yaitu, Ibadat dan Muamalat. Ibadat yaitu bersifat
tertutup karena telah sempurna. Muamalat adalah dalam arti luas bersifat terbuka
untuk dikembangkan oleh manusia yang memenuhi syarat dari masa ke masa.
5. Strukturnya berlapis yang terdiri atas, Nasa tau teks alqur’an, Sunnah Nabi
Muhammad (untuk syari’at), hasil ijtihad (doktrin) manusia yang memenuhi syarat
tentang alqur’an dan Sunnah, dan pelaksanaannya dalam praktik baik berupa
keputusan hakim maupun, berupa amalan-amalan umat Islam dalam masyarakat
(untuk fikih)
6. Mendahulukan kewajiban dari haka mal dari pahala.
7. Dapat dibagi menjadi, yang pertama hukum takifi atau hukum taklif yakni
alahkam, al-khamsah, yang terdiri dari lima kaidah jenis hukum, lima kategori
hukum, lima penggolongan hukum yang diantaranya yaitu jaiz, Sunnah, Makruh,
wajib, dan Haram. Kedua hukum Wadhi yang mengandung sebab, syarat, halangan
terjadi atau terwujudnya hubungan hukum.
8. Berwatak universal, berlaku abadi untuk umat islam dimanapun mereka berada
tidak terbatas pad umat islam pada suatu tempat atau Negara pada suatu masa saja.
9. Menghormati martabat manusia sebagai kesatuan jiwa dan raga, rohani dan
jasmani serta memelihara kemuliaan manusia dan kemanusiaan secara keseluruhan.
10. Pelaksanaannya dalam praktek digerakkan oleh akhlak umut islam.

7
BAB III
PENUTUP

2.4 Kesimpulan
Sebagaimana yang telah diuraikan diatas, mengnai pelaksanaan pembagian harta
waris dikalangan umat Islam, belum dilaksanakan sepenuhnya, hal ini tidak terlepas
dari faktorfaktor yang mempengaruhi pola pemikiran maupun pola kehidupan sosial
masyarakat yang sudah terpatri sejak jaman penjajan. Seperti halnya masyarakat
Islam masih sangat bergantung dengan kebiasaan/adat dalam membagi harta warisan
yang sangat bergantung pada pola kebijakan masing-masing yang satu sama lain
berbeda-beda. Untuk menghidari.
kebiasaan-kebiasan yang bertentangan dengan hukum agama didalam melaksanakan
pembagian harta waris dikalangan masyarakat Islam, dapat menosialisasikan ilmu
fara‟id secara kontinyu melalui dunia pendidikan mulai dari Sekolah Menegah Atas,
hingga Perguruan Tinggi, dan melalui kelompok-kelompok/organisasi majelis
ta‟lim, ataupun organisasi nkeagamaan.

2.4 Saran
Menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, kedepannya kami akan
fokus dan detail dalam menjelaskan makalah yang diatas dengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan.
Demikian kesempurnaan makalah ini kami mengharapkan masukan yang membangun
semoga bermanfaat dan senantiasa menjadi manusia yang selalu memelihara dengan
baik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Saifullah Basri"Hukum Waris Islam (Fara’id) dan Penerapannya


dalam Masyarakat Islam"22 Juni, Disetujui:23 Juni, Diterbitkan: 29 Juni
2020 ,di akses pada tanggal 7 oktober 2022 pukul 19:52 WITA

Ahmad Azhar Basyir“Hukum Waris Islam” UII Press. Jogjakarta. 2001,di akses
pada tanggal 9 oktober 2022 pukul 20:00 WITA

Muhammad Daud Ali”Hukum Islam Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam
di Indonesia” PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2012.

Anda mungkin juga menyukai