Anda di halaman 1dari 13

Tugas Terstruktur Dosen pengampun

(Pengantar ekonomi islam) (Mahmud yusuf, Dr., MSI)

MAKALAH
‘’MAQASHID SYARIAH SEBAGAI TUJUAN EKONOMI ISLAM
OLEH:

FITRIA SARI : 220105020084

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

BANJARMASIN

2022/2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara sederhana, seluruh tujuan syariah (maqashid syariah) dapat dirangkum


dalam satu pernyataan, “pencapaian kemaslahatan dan pencegahan kemudaratan.” Ketika
mengaitkan maqashid syariah dan ekonomi, ada dua hal penting yang perlu diperhatikan
tentang implikasi maqashid syariah terhadap ekonomi, khususnya hal-hal yang berkaitan
dengan pembangunan ekonomi, yaitu pertama, peran apa yang dapat dimainkan maqashid
dalam memahami masalah ekonomi, dan menganalisis fenomena ekonomi, serta
merumuskan kebijakaan ekonomi? Kedua, apa relevansi teori maqashid syariah dalam
kajian pembangunan ekonomi dalam perspektif islam? Ada berbagai alasan untuk
menyebutkan bahwa maqashid adalah inti dari semua analisis ekonomi, terutama yang
berkaitan dengan masalah kemiskinan, distribusi kekayaan, dan pembangunan ekonomi.
Qasmi menyebutkan bahwa pencapaian tujuan ekonomi islam dapat diraih dengan cara
pendistribusian kekayaan dan membuatnya dapat diakses oleh semua orang sedemikian rupa
sehingga tidak hanya tinggal di kantong-kantong orang kaya saja. Oleh karena itu, dalam
konteks ekonomi, yang ingin dicapai oleh syariah adalah penghilangan segala bentuk
permasalahan ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, ketidakmerataan pembangunan,
dan lainlain dan di sisi yang lain menyediakan segala insentif yang memadai dan dapat
diakses oleh semua anggota masyarakat sehingga dapat menikmati segala sumber daya yang
tersedia dan mencapai kehidupan yang sejahtera

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep huquq yang berkaitan erat dengan maqashid syariah dan maslahat ?
2. Bagaiman definisi dan ruang lingkup maqashid Syariah ?
3. Apa pengertian maqashid Syariah ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud maqashid Syariah ?
5. Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup maqashid Syariah ?
6. Peran dan signifikasi maqashid syariah dalam ekonomi islam?

1
7. Beberapa contoh penerapan maqashid syariah dalam aktivitas ekonomi islam ?

C. Tujuan Penulisan

1. Memahami dan menjelaskan konsep huquq dalam kaitannya dengan maqashid Syariah
dan maslahat;
2. Memahami dan menjelaskan konsep maqashid syariah dan pencapaian maslahat;
3. Memahami peran dan signifikansi maqashid syariah dalam ekonomi Islam;
4. Memahami penerapan maqashid syariah dalam aktivitas ekonomi Islam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KONSEP HUQUQ, MAQASHID SYARIAH, DAN MASHLAHAH

Kata huquq merupakan jamak dari haqq yang berarti kebenaran, nyata, kepastian (al-
thubut), hak, tuntutan (al-nasib wa al-haz), kewajiban, dan tanggung jawab (al-wujub, al-
mas’uliyyah). Menurut Kamali ini juga berarti kemurahan hati dan kebaikan umum (al-khayr
wa al-mashlahah). Menurut az-Zuhaili, haqq adalah apa yang diakui hukum bagi seseorang
untuk memungkinkannya menjalankan otoritas tertentu atau mengikat orang lain untuk
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya. ‘Ali al-Khafif sebagaimana dikutip
Wohidul-Islam berpendapat bahwa haqq merupakan istilah umum, dan karenanya ia mencakupi
semua hasil (manafi’) dan berlaku untuk semua kepentingan (mashlahah) yang menjadi hak
individu yang diakui secara sah, dan karenanya mereka adalah pemilik dari kepentingan
tersebut. Menurut Shiddieqy secara terminologi haqq mempunyai dua pengertian utama, yaitu:

1) merupakan sekumpulan kaidah yang mengatur hubungan antara manusia baik yang berkaitan
dengan perorangan maupun harta benda;

2) merupakan kewenangan atau kekuasaan atas sesuatu atau sesuatu yang wajib bagi seseorang
untuk orang lain.

Al-haqq adalah salah satu nama Tuhan yang paling sering diulang dalam Alquran, yang
menyiratkan bahwa konsep tersebut tidak hanya memiliki perspektif dan konotasi metafisik yang
lebih luas, tetapi juga memberikan peran sentral kepada Tuhan dalam gagasan konseptual huquq.
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat dua dimensi dari huquq, yaitu pertama, hak dan tanggung
jawab yang menyiratkan bahwa meskipun individu tersebut diakui memiliki hak eksklusif (ikhstisas
hajiz) yang menetapkan otoritas (sultah), dia tetap memiliki tanggung jawab dan kewajiban (al-
wujub); kedua, tuntutan hak harus diarahkan pada nilai-nilai yang lebih tinggi seperti keadilan
(‘adl), kebenaran (ihsan) dan kebaikan umum (mashlahah). Menurut az-Zuhaili, haqq terdiri dari
dua jenis, yaitu:

3
1) hak yang berhubungan dengan mal (harta), misalnya hak milik (haqq al-milkiyyah), dan hak
kemudahan (haqq al-irtifaq) di atas tanah yang berkaitan dengan hak untuk melewati (murur),
mengaliri air, atau pembangunan dan

2) hak yang tidak berhubungan dengan harta, seperti hak qishash, hak kebebasan dengan segala
bentuknya, hak wanita untuk ditalak, hak mengasuh anak, dan lain sebagainya.

Menurut konsep perlindungan ada lima elemen :


1.Keimanan dan ketakwaan (dien)
2. Jiwa dan keselamatan (nafs)
3.Rasionalitas (‘aql)
4.Keturunan (nasl)
5. Harta benda (maal).

Kelima unsur maslahat tersebut merupakan hak dasar manusia sehingga setiap kegiatan
ekonomi syariah harus memenuhi unsurunsur yang telah ditetapkan dalam maqashid syariah secara
terintegrasi. Mashlahah merupakan konsep terpenting dalam pengembangan ekonomi Islam. Para
ulama sepanjang sejarah senantiasa menempatkan maslahat sebagai prinsip utama dalam syariah.
Mashlahah merupakan tujuan dari syariah Islam dalam rangka pencapaian falah.

B . Definasi Dan Ruang Lingkup Maqashid Syariah

1. Pengertian maqashid syariah


maqashid syariah terdiri dari dua kata, yakni maqashid dan syariah. Maqashid adalah
bentuk jamak dari maqshad yang berarti tujuan, atau kesengajaan. Adapun syariah artinya
jalan menuju mata air, atau bisa dikatakan dengan jalan menuju ke arah sumber kehidupan.
Namun dalam perkembangan selanjutnya, syariah mengalami penyempitan makna, yaitu
hanya terbatas pada hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya, dan
hubungan manusia dengan manusia. Di dalam Alquran kedua kata tersebut dipakai untuk
arti agama sebagai jalan lurus yang ditetapkan Allah SWT untuk diikuti oleh manusia agar
mendapatkan keselamatan. Pengertian maqashid dan syariah di atas, dapat dipahami bahwa
maqashid syariah, yaitu tujuan atau maksud ditetapkannya hukumhukum Allah SWT.

4
- 5 ulama tentang maqashid syariah :
1. Imam al- Ghazali
2. Imam al- Syatibi
3. Imam al- Amidi
4. Abdul Wahab Khallaf
5. Yusuf al- Qaradhawi

table 8.1 Ringkasan Pengertian Maqashid Syariah.

No Ulama Pengertian
1 Al – Ghazali Penjagaan terhadap maksud dan tujuan syariah adalah upaya mendasar untuk
bertahan hidup ,menahan factor-faktor kerusakan dan mendorong terjadinya
kesejahteraan.
2 Al - Syatibi Berkaitan dengan maksud Tuhan selaku pembuatsyariah, dan berkaitan dengan
maksud mukalaf untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang ada di dalam
dunia.
3 Al - Amidi Tujuan dari sisyariatkannya hukum adalah untuk mencapai manfaat dan
menghindari kemudaratan atau gabungan keduanya.
4 Abdul wahab Tujuan umum ketika Allah SWT menetapkan hukum-hukum-Nya adalah untuk
khallaf mewujudkan kemaslahatan manusia dengan terpenuhinya kebutuhan yang
daruriyah (primer), hajiyat (sekunder) dan tahsiniyah (tersier).
5 Al- Tujuan – tujuan yang dikehendaki oleh nas-nas baik berupa perintah,larangan serta
Qaradhawi ibahat (kebolehan).
2. maqashid syariah
adalah maksud Allah SWT selaku pembuat syariah untuk memberikan kemaslahatan
kepada manusia, yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan dharuriyah, hajiyah, dan tahsiniyah
agar manusia bisa hidup dalam kebaikan dan dapat menjadi hamba Allah SWT yang baik.

5
Table 8.2 fase perkembangan teori maqashid syariah

periode Tokoh Utama Bentuk Perkembangan


Pra Nabi Muhammad - Beberapa contoh pemecahan masalah berbasis
kodifi- SAW. kemaslahatan dari Nabi.
kasi Abu Bakar Siddiq RA - Ijtihad sahabat mencari hikmah-hikmah dan alasan
Umar bin Khattab RA dibalik ayat maupun hadis yang menerangkan tentang
Usman bin Affan RA suatu hukum.
Ali bin Abi Thalib RA - Belum ada kesadaran untuk membukukan ilmu ini
Para sahabat dan menjadi sebuah disiplin.
Tabiin
Kodifikasi Imam Malik - Pencetusan istilah maqashid syariah.
Imam Syafi’i - Pembentukan beberapa sistem dasar.
Imam al-Tirmidzi Imam - Pembagian maqashid syariah.
al-Kabir - Perumusan lima hal pokok.
Imam al-Shaduq - Penjelasan detail terhadap teori yang ditulis ulama
Imam al-‘Amiri sebelumnya
Imam Ibn Hazm - Penyempurnaan teori-teori kemaslahatan.
Imam al-Juwaini - Penentuan elemen-elemen prioritas.
Imam al-Ghazali - Penambahan al-iradh (kehormatan) untuk
Imam al-Razzi melengkapi lima maslahat primer al-Ghazali.
Imam al-Amidi - Kritikan terhadap lima hak primer yang menyangkut
Imam Izzudin ibn Abd al- kepentingan manusia di dunia.
Salam - Sistematisasi teori maqashid syariah.
Imam al-Qarafi
Imam al-Thufi
Imam Ibn Taimiyah Imam
al-Syatibi
Imam al-Zarkasyi.
Modifikasi Ibn Asyur - Penafsiran maqashid syariah dalam kon teks sehari-
Abu Zahrah hari.
Al-Zuhaily - Merombak urutan landasan syariat Islam.
Al-Qaradhawi - Reformasi pemahaman teori maqashid.
Jasser Auda - Restrukturisasi elemen maqashid.

6
3. Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup maqashid syariah

Kemaslahatan yang hendak dicapai oleh syariah sifatnya umum dan universal. Bersifat umum artinya
bahwa hal itu berlaku bukan hanya untuk individu secara pribadi, melainkan juga semua manusia secara
kolektif. Universal artinya bahwa kemaslahatan itu berlaku bukan untuk masa tertentu saja, melainkan untuk
sepanjang waktu dan sepanjang kehidupan manusia. Maqashid syariah, seperti ditegaskan oleh Abdul
Wahab Khallaf adalah hal yang sangat penting yang dapat dijadikan alat bantu untuk memahami redaksi
Alquran dan sunah, menyelesaikan dalil-dalil yang bertentangan dan yang sangat penting lagi adalah untuk
menetapkan hukum terhadap kasus yang tidak tertampung oleh teks Alquran dan sunah. Jadi, maqashid
syariah merupakan tujuan-tujuan dan rahasia-rahasia yang ada dan dikehendaki Allah SWT dalam
menetapkan, semua atau sebagian hukum-hukum-Nya. Tujuan syariat, pada intinya adalah untuk
memelihara kemaslahatan manusia dan menghindarkan mafsadah, baik di dunia maupun di akhirat.

- 2 sisi tujuan persyiratan hukum

a. Aspek tujuan asasi yang mendasar atau tujuan pokok pensyariatan hukum.
b. Aspek media atau sarana penunjang untuk menggapai tujuan asasi.

- tujuan mukallaf

tujuan mukallaf merupakan tujuan syar’i kepada subjek hukum (mukallaf).

- 2 hal yang perlu diperhatikan tujuan – tujuan mukalaf

a. Perbuatan yang dikerjakan oleh seseorang harus disertai dengan niat atau maksud yang benar.
Karena setiap pekerjaan dinilai oleh Allah SWT berdasarkan niatnya. Dengan demikian hanya
perbuatan yang disertai dengan niat yang benar yang diterima oleh Allah SWT.

b. Qasd mukallaf bukanlah hal yang harus ada di dalam setiap pekerjaannya, tetapi hal ini (qasd
mukallaf) harus ada di dalam setiap ibadah. Karena apabila ibadah dikerjakan tanpa dibarengi
dengan adanya qasd mukallaf maka ibadah tersebut tidak dapat disebut sebagai ibadah.

- 3 tigkatan kepentingannya

1. Dharuriyah
2. Hajiyah
3. Tahsiniyah

7
- syariat hukum – hukum dan unsur–unsur pokok kehidupan

1. Hifz al-Din atau Menjaga Agama


2. Hifz al-Nafz atau Menjaga Jiwa
3. Hifz al-‘Aql atau Menjaga Akal
4. Hifz al-Nasl atau Menjaga Keturunan
5. Hifz al-mal atau Menjaga Harta
3.Peran dan signifikasi maqashid syariah dalam ekonomi islam
maqashid syariah dapat berperan sebagai bingkai dalam pembangunan ekonomi Islam yang
akan memagari aktivitas ekonomi dari sesuatu yang melanggar syariah. Selain itu, maqashid syariah
juga dapat berperan sebagai sarana hubungan antara kandungan kehendak (hukum) Tuhan dengan
aspirasi yang manusiawi. Oleh sebab itu, teori maqaṣhid menempati posisi yang sangat sentral dan
vital dalam merumuskan metodologi pengembangan ekonomi Islam.
Di dalam surah al-Qashash [28] ayat 77, telah dijelaskan dasar filosofis Islam dalam
melaksanakan ekonomi agar terciptanya keseimbangan antara keuntungan dunia dan akhirat.
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah SWT kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah SWT telah berbuat baik, kepadamu, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Q.S. al-Qashash [28]: 77).
4.Beberapa contoh penerapan maqashid syariah dalam aktivitas ekonomi islam
Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, tujuan akhir dari segala kegiatan manusia,
termasuk aktivitas ekonomi, dalam Islam adalah untuk mencapai falah melalui berbagai hal yang
membawa pada kemaslahatan. Dalam konteks ini, konsep maqashid syariah menjadi konsep inti
dari tujuan ekonomi Islam itu sendiri, sehingga pembahasan pencapaian tujuan ekonomi Islam tidak
bisa dilepaskan dari pembahasan maqashid syariah.
Dari penjelasan di atas, jelas terlihat bahwa penerapan maqashid syariah mencakup hal-hal
yang sangat luas, meliputi seluruh aspek kehidupan manusia di bumi ini.
Pemaparan di atas menunjukkan bahwa elemen-elemen maqashid syariah dapat selalu
diterapkan sesuai dengan keperluan karena yang menjadi tujuan utamanya adalah untuk mencapai
kemaslahatan. Hal ini menunjukkan konsistensi ajaran Islam walaupun diterapkan dalam masa dan

8
kondisi yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan ekonomi syariah bukanlah ekonomi sekuler yang
didasarkan pada pemikiran manusia an-sich melainkan adalah ekonomi yang didasarkan pada nilai-
nilai transendental yang bersumber dari teks-teks Alquran dan hadis. Hanya saja, teks itu terbatas
sementara persoalan ekonomi manusia terus berjalan dinamis bahkan progresif.

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Pencapaian tujuan syariah sangat relevan dengan tujuan ekonomi Islam karena aktivitas
ekonomi merupakan salah satu upaya dan merupakan bagian dari pencapaian tujuan syariah
(maqashid syariah). Maqashid syariah merupakan inti dari analisis ekonomi, terutama yang
berkaitan dengan masalah kemiskinan, distribusi kekayaan, dan pembangunan ekonomi. Oleh
karena itu, ia diarahkan untuk dapat memberi solusi dalam hal penghilangan segala bentuk
permasalahan ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, ketidakmerataan pembangunan. Selain
itu, pencapaian tujuan ini juga dimaksudkan untuk menyediakan segala insentif yang memadai dan
dapat diakses oleh semua anggota masyarakat sehingga dapat menikmati segala sumber daya yang
tersedia dan mencapai kehidupan yang sejahtera. Maqashid syariah melingkupi seluruh aspek
kehidupan dalam kaitannya dengan pemenuhan hak-hak dasar manusia (huquq al-insani).
Maqashid syariah adalah maksud Allah SWT selaku pembuat syariah untuk memberikan
kemaslahatan kepada manusia, yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan dharuriyah, hajiyah dan
tahsiniyah agar manusia bisa hidup dalam kebaikan dan dapat menjadi hamba Allah SWT yang
baik. Tujuan akhir ekonomi Islam adalah sebagaimana tujuan syariat Islam (maqashid syariah),
yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik
dan terhormat (hayah thayyibah).

Rangkuman

Dari pembahasan pada bagian-bagian di atas, dapat dirangkum beberapa hal sebagai berikut:
1. Konsep huquq berkaitan erat dengan maqashid syariah dan maslahat. Haqq dalam Islam yang
melekat pada manusia hakikatnya adalah bersumber dari hak-hak Allah SWT. Dalam kaitannya
dengan maqashid syariah, Islam merupakan agama dengan konsepsi rahmatanlil alamin untuk
menciptakan tata kehidupan dunia yang damai dan penuh kasih sayang. Konsepsi ini secara tidak
langsung menekankan pada pemenuhan hak-hak dasar manusia (huquq al-insani) yang tercakup
dalam lima prinsip dasar hak asasi manusia yang disebut sebagai al-huquq alkhamsah sebagaimana
yang dirumuskan oleh al-Ghazali. Pemenuhan kelima prinsip dasar tersebut akan membawa
manusia pada kemaslahatan yang merupakan konsep terpenting dalam pengembangan ekonomi
Islam.

10
2. Maqashid syariah merupakan suatu konsep pencapaian maslahat yang dikembangkan secara
berentetan oleh ulama-ulama terdahulu, seperti al-Juwaini, al-Ghazali, al-Syatibi, Abdussalam, Ibn
Asyur, dan lain-lain dengan menekankan pada lima konsep pencapaian maslahat dengan
memberikan perlindungan pada agama (hifz ad-din), jiwa (hifz an-nafs), akal (hifz al-‘aql),
keturunan (hifz an-nasl), dan harta (hifz al-mal). Kelima pokok tersebut merupakan bagian dari
dharuriyat, yang apabila tidak terpenuhi dalam kehidupan ini akan membawa kerusakan bagi
manusia. Al-Syatibi membagi maqashid syariah menjadi dharuriyah, hajiyah, dan tahsiniyah.
3. Maqashid syariah menjadi landasan dasar pengembangan hukum ekonomi Islam yang bersumber
dari Alquran dan sunah, di mana hubungan ekonomi menekankan pada aspek maslahat
(kesejahteraan) kehidupan manusia, baik di dunia maupun di akhirat, bukan hanya sekadar
didasarkan pada imbalan ekonomi dan/atau sosial, dengan tujuan mendapatkan kepuasan sesaat
yakni kepuasan hidup di dunia.
4. Dalam tataran praktis, konsep maqashid syariah telah diimplementasikan dalam berbagai
keperluan, terutama pengukuran aktivitas-aktivitas manusia dalam kaitannya dengan ekonomi.
Penerapan maqashid syariah dalam kegiatan ekonomi dilakukan dalam berbagai sub bidang seperti
penganggaran, analisis upah minimum, indeks pembangunan manusia, pemasaran, perbankan dan
lembaga keuangan, dan lain sebagainya.
- Daftar Istilah Penting
- Huquq
- Maqashid
- Syariah:
- Mashlahah
- Mafsadah
- Mukallaf
- Dharuriyat
- Hajiyyat
- Hifz al-Din
(Azharsyah Ibrahim, Erika Amelia, Nashr Akbar, Nur Kholis, Suci Aprilliani Utami, &
Norfrianto, 2021)- Hifz al-Nafz
- Hifz al-‘Aql
- Hifz al-Nasl

11
DAFTAR PUSTAKA

Azharsyah Ibrahim, E. A. (2021). Pengantar Ekonomi Islam. Jakarta: Departemen Ekonomi dan Keuangan
Syariah - Bank Indonesia.

12

Anda mungkin juga menyukai