MAKALAH
‘’MAQASHID SYARIAH SEBAGAI TUJUAN EKONOMI ISLAM
OLEH:
BANJARMASIN
2022/2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep huquq yang berkaitan erat dengan maqashid syariah dan maslahat ?
2. Bagaiman definisi dan ruang lingkup maqashid Syariah ?
3. Apa pengertian maqashid Syariah ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud maqashid Syariah ?
5. Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup maqashid Syariah ?
6. Peran dan signifikasi maqashid syariah dalam ekonomi islam?
1
7. Beberapa contoh penerapan maqashid syariah dalam aktivitas ekonomi islam ?
C. Tujuan Penulisan
1. Memahami dan menjelaskan konsep huquq dalam kaitannya dengan maqashid Syariah
dan maslahat;
2. Memahami dan menjelaskan konsep maqashid syariah dan pencapaian maslahat;
3. Memahami peran dan signifikansi maqashid syariah dalam ekonomi Islam;
4. Memahami penerapan maqashid syariah dalam aktivitas ekonomi Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata huquq merupakan jamak dari haqq yang berarti kebenaran, nyata, kepastian (al-
thubut), hak, tuntutan (al-nasib wa al-haz), kewajiban, dan tanggung jawab (al-wujub, al-
mas’uliyyah). Menurut Kamali ini juga berarti kemurahan hati dan kebaikan umum (al-khayr
wa al-mashlahah). Menurut az-Zuhaili, haqq adalah apa yang diakui hukum bagi seseorang
untuk memungkinkannya menjalankan otoritas tertentu atau mengikat orang lain untuk
melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya. ‘Ali al-Khafif sebagaimana dikutip
Wohidul-Islam berpendapat bahwa haqq merupakan istilah umum, dan karenanya ia mencakupi
semua hasil (manafi’) dan berlaku untuk semua kepentingan (mashlahah) yang menjadi hak
individu yang diakui secara sah, dan karenanya mereka adalah pemilik dari kepentingan
tersebut. Menurut Shiddieqy secara terminologi haqq mempunyai dua pengertian utama, yaitu:
1) merupakan sekumpulan kaidah yang mengatur hubungan antara manusia baik yang berkaitan
dengan perorangan maupun harta benda;
2) merupakan kewenangan atau kekuasaan atas sesuatu atau sesuatu yang wajib bagi seseorang
untuk orang lain.
Al-haqq adalah salah satu nama Tuhan yang paling sering diulang dalam Alquran, yang
menyiratkan bahwa konsep tersebut tidak hanya memiliki perspektif dan konotasi metafisik yang
lebih luas, tetapi juga memberikan peran sentral kepada Tuhan dalam gagasan konseptual huquq.
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat dua dimensi dari huquq, yaitu pertama, hak dan tanggung
jawab yang menyiratkan bahwa meskipun individu tersebut diakui memiliki hak eksklusif (ikhstisas
hajiz) yang menetapkan otoritas (sultah), dia tetap memiliki tanggung jawab dan kewajiban (al-
wujub); kedua, tuntutan hak harus diarahkan pada nilai-nilai yang lebih tinggi seperti keadilan
(‘adl), kebenaran (ihsan) dan kebaikan umum (mashlahah). Menurut az-Zuhaili, haqq terdiri dari
dua jenis, yaitu:
3
1) hak yang berhubungan dengan mal (harta), misalnya hak milik (haqq al-milkiyyah), dan hak
kemudahan (haqq al-irtifaq) di atas tanah yang berkaitan dengan hak untuk melewati (murur),
mengaliri air, atau pembangunan dan
2) hak yang tidak berhubungan dengan harta, seperti hak qishash, hak kebebasan dengan segala
bentuknya, hak wanita untuk ditalak, hak mengasuh anak, dan lain sebagainya.
Kelima unsur maslahat tersebut merupakan hak dasar manusia sehingga setiap kegiatan
ekonomi syariah harus memenuhi unsurunsur yang telah ditetapkan dalam maqashid syariah secara
terintegrasi. Mashlahah merupakan konsep terpenting dalam pengembangan ekonomi Islam. Para
ulama sepanjang sejarah senantiasa menempatkan maslahat sebagai prinsip utama dalam syariah.
Mashlahah merupakan tujuan dari syariah Islam dalam rangka pencapaian falah.
4
- 5 ulama tentang maqashid syariah :
1. Imam al- Ghazali
2. Imam al- Syatibi
3. Imam al- Amidi
4. Abdul Wahab Khallaf
5. Yusuf al- Qaradhawi
No Ulama Pengertian
1 Al – Ghazali Penjagaan terhadap maksud dan tujuan syariah adalah upaya mendasar untuk
bertahan hidup ,menahan factor-faktor kerusakan dan mendorong terjadinya
kesejahteraan.
2 Al - Syatibi Berkaitan dengan maksud Tuhan selaku pembuatsyariah, dan berkaitan dengan
maksud mukalaf untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang ada di dalam
dunia.
3 Al - Amidi Tujuan dari sisyariatkannya hukum adalah untuk mencapai manfaat dan
menghindari kemudaratan atau gabungan keduanya.
4 Abdul wahab Tujuan umum ketika Allah SWT menetapkan hukum-hukum-Nya adalah untuk
khallaf mewujudkan kemaslahatan manusia dengan terpenuhinya kebutuhan yang
daruriyah (primer), hajiyat (sekunder) dan tahsiniyah (tersier).
5 Al- Tujuan – tujuan yang dikehendaki oleh nas-nas baik berupa perintah,larangan serta
Qaradhawi ibahat (kebolehan).
2. maqashid syariah
adalah maksud Allah SWT selaku pembuat syariah untuk memberikan kemaslahatan
kepada manusia, yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan dharuriyah, hajiyah, dan tahsiniyah
agar manusia bisa hidup dalam kebaikan dan dapat menjadi hamba Allah SWT yang baik.
5
Table 8.2 fase perkembangan teori maqashid syariah
6
3. Apa yang dimaksud dengan ruang lingkup maqashid syariah
Kemaslahatan yang hendak dicapai oleh syariah sifatnya umum dan universal. Bersifat umum artinya
bahwa hal itu berlaku bukan hanya untuk individu secara pribadi, melainkan juga semua manusia secara
kolektif. Universal artinya bahwa kemaslahatan itu berlaku bukan untuk masa tertentu saja, melainkan untuk
sepanjang waktu dan sepanjang kehidupan manusia. Maqashid syariah, seperti ditegaskan oleh Abdul
Wahab Khallaf adalah hal yang sangat penting yang dapat dijadikan alat bantu untuk memahami redaksi
Alquran dan sunah, menyelesaikan dalil-dalil yang bertentangan dan yang sangat penting lagi adalah untuk
menetapkan hukum terhadap kasus yang tidak tertampung oleh teks Alquran dan sunah. Jadi, maqashid
syariah merupakan tujuan-tujuan dan rahasia-rahasia yang ada dan dikehendaki Allah SWT dalam
menetapkan, semua atau sebagian hukum-hukum-Nya. Tujuan syariat, pada intinya adalah untuk
memelihara kemaslahatan manusia dan menghindarkan mafsadah, baik di dunia maupun di akhirat.
a. Aspek tujuan asasi yang mendasar atau tujuan pokok pensyariatan hukum.
b. Aspek media atau sarana penunjang untuk menggapai tujuan asasi.
- tujuan mukallaf
a. Perbuatan yang dikerjakan oleh seseorang harus disertai dengan niat atau maksud yang benar.
Karena setiap pekerjaan dinilai oleh Allah SWT berdasarkan niatnya. Dengan demikian hanya
perbuatan yang disertai dengan niat yang benar yang diterima oleh Allah SWT.
b. Qasd mukallaf bukanlah hal yang harus ada di dalam setiap pekerjaannya, tetapi hal ini (qasd
mukallaf) harus ada di dalam setiap ibadah. Karena apabila ibadah dikerjakan tanpa dibarengi
dengan adanya qasd mukallaf maka ibadah tersebut tidak dapat disebut sebagai ibadah.
- 3 tigkatan kepentingannya
1. Dharuriyah
2. Hajiyah
3. Tahsiniyah
7
- syariat hukum – hukum dan unsur–unsur pokok kehidupan
8
kondisi yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan ekonomi syariah bukanlah ekonomi sekuler yang
didasarkan pada pemikiran manusia an-sich melainkan adalah ekonomi yang didasarkan pada nilai-
nilai transendental yang bersumber dari teks-teks Alquran dan hadis. Hanya saja, teks itu terbatas
sementara persoalan ekonomi manusia terus berjalan dinamis bahkan progresif.
9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pencapaian tujuan syariah sangat relevan dengan tujuan ekonomi Islam karena aktivitas
ekonomi merupakan salah satu upaya dan merupakan bagian dari pencapaian tujuan syariah
(maqashid syariah). Maqashid syariah merupakan inti dari analisis ekonomi, terutama yang
berkaitan dengan masalah kemiskinan, distribusi kekayaan, dan pembangunan ekonomi. Oleh
karena itu, ia diarahkan untuk dapat memberi solusi dalam hal penghilangan segala bentuk
permasalahan ekonomi seperti kemiskinan, pengangguran, ketidakmerataan pembangunan. Selain
itu, pencapaian tujuan ini juga dimaksudkan untuk menyediakan segala insentif yang memadai dan
dapat diakses oleh semua anggota masyarakat sehingga dapat menikmati segala sumber daya yang
tersedia dan mencapai kehidupan yang sejahtera. Maqashid syariah melingkupi seluruh aspek
kehidupan dalam kaitannya dengan pemenuhan hak-hak dasar manusia (huquq al-insani).
Maqashid syariah adalah maksud Allah SWT selaku pembuat syariah untuk memberikan
kemaslahatan kepada manusia, yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan dharuriyah, hajiyah dan
tahsiniyah agar manusia bisa hidup dalam kebaikan dan dapat menjadi hamba Allah SWT yang
baik. Tujuan akhir ekonomi Islam adalah sebagaimana tujuan syariat Islam (maqashid syariah),
yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik
dan terhormat (hayah thayyibah).
Rangkuman
Dari pembahasan pada bagian-bagian di atas, dapat dirangkum beberapa hal sebagai berikut:
1. Konsep huquq berkaitan erat dengan maqashid syariah dan maslahat. Haqq dalam Islam yang
melekat pada manusia hakikatnya adalah bersumber dari hak-hak Allah SWT. Dalam kaitannya
dengan maqashid syariah, Islam merupakan agama dengan konsepsi rahmatanlil alamin untuk
menciptakan tata kehidupan dunia yang damai dan penuh kasih sayang. Konsepsi ini secara tidak
langsung menekankan pada pemenuhan hak-hak dasar manusia (huquq al-insani) yang tercakup
dalam lima prinsip dasar hak asasi manusia yang disebut sebagai al-huquq alkhamsah sebagaimana
yang dirumuskan oleh al-Ghazali. Pemenuhan kelima prinsip dasar tersebut akan membawa
manusia pada kemaslahatan yang merupakan konsep terpenting dalam pengembangan ekonomi
Islam.
10
2. Maqashid syariah merupakan suatu konsep pencapaian maslahat yang dikembangkan secara
berentetan oleh ulama-ulama terdahulu, seperti al-Juwaini, al-Ghazali, al-Syatibi, Abdussalam, Ibn
Asyur, dan lain-lain dengan menekankan pada lima konsep pencapaian maslahat dengan
memberikan perlindungan pada agama (hifz ad-din), jiwa (hifz an-nafs), akal (hifz al-‘aql),
keturunan (hifz an-nasl), dan harta (hifz al-mal). Kelima pokok tersebut merupakan bagian dari
dharuriyat, yang apabila tidak terpenuhi dalam kehidupan ini akan membawa kerusakan bagi
manusia. Al-Syatibi membagi maqashid syariah menjadi dharuriyah, hajiyah, dan tahsiniyah.
3. Maqashid syariah menjadi landasan dasar pengembangan hukum ekonomi Islam yang bersumber
dari Alquran dan sunah, di mana hubungan ekonomi menekankan pada aspek maslahat
(kesejahteraan) kehidupan manusia, baik di dunia maupun di akhirat, bukan hanya sekadar
didasarkan pada imbalan ekonomi dan/atau sosial, dengan tujuan mendapatkan kepuasan sesaat
yakni kepuasan hidup di dunia.
4. Dalam tataran praktis, konsep maqashid syariah telah diimplementasikan dalam berbagai
keperluan, terutama pengukuran aktivitas-aktivitas manusia dalam kaitannya dengan ekonomi.
Penerapan maqashid syariah dalam kegiatan ekonomi dilakukan dalam berbagai sub bidang seperti
penganggaran, analisis upah minimum, indeks pembangunan manusia, pemasaran, perbankan dan
lembaga keuangan, dan lain sebagainya.
- Daftar Istilah Penting
- Huquq
- Maqashid
- Syariah:
- Mashlahah
- Mafsadah
- Mukallaf
- Dharuriyat
- Hajiyyat
- Hifz al-Din
(Azharsyah Ibrahim, Erika Amelia, Nashr Akbar, Nur Kholis, Suci Aprilliani Utami, &
Norfrianto, 2021)- Hifz al-Nafz
- Hifz al-‘Aql
- Hifz al-Nasl
11
DAFTAR PUSTAKA
Azharsyah Ibrahim, E. A. (2021). Pengantar Ekonomi Islam. Jakarta: Departemen Ekonomi dan Keuangan
Syariah - Bank Indonesia.
12