Moh Nasuka
Program Pascasarjana UNISNU Jepara
Email:Nasucha_durri@yahoo.com
Abstract: This paper aims to explain the understanding, the function of maqāṣid
syarī'ah in life, Islamic economy, and maqāṣid syarī'ah as the corridor of management
of Islamic banking. Maqāṣid syarī'ah is very relevant to be used as the basis for system
development, practice, and even Islamic banking product in this multidimensional era,
in response to contemporary dynamic issues, because it is based on the welfare and
prosperity of society. In the end, Islamic banking products and services provided to
customers can provide benefits, ie, awake his religion, his soul, his intellect, his wealth,
and his descendants.
Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk menjelaskan pengertian, fungsi maqāṣid syarī‟ah
dalam kehidupan, ekonomi Islam, dan maqāṣid syarī‟ah sebagai koridor pengelolaan
perbankan syariah. Maqāṣid syarī‟ah sangat relevan digunakan sebagai dasar
pengembangan sistem, praktik, bahkan produk perbankan syariah di era multidimensi
ini, dalam menjawab persoalan kontemporer yang dinamis, karena didasarkan pada
kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat. Pada akhirnya, produk dan layanan
perbankan syariah yang diberikan kepada nasabah dapat memberikan kemaslahatan,
yakni terjaga agamanya, jiwanya, akal pikirannya, hartanya, serta keuturunannya.
penting dalam merumuskan ekonomi dalam hal ini tema utamanya adalah
Islam menciptakan produk-produk maṣlaḥah. Menurut Abdul Wahab
perbankan dan keuangan syariah. Khalaf, mengerti dan memahami tentang
Imam Al-Syatibi (w.790 H), dalam maqāṣid al-syarī’ah dapat dijadikan
kitab Al-Muwafaqat, mengatakan, sebagai alat bantu dalam memahami
mempelajari ilmu ushul fiqh merupakan redaksi Alquran dan Sunnah, membantu
sesuatu yang sangat penting dan mutlak menyelesaikan dalil yang saling
diperlukan, karena melalui ilmu inilah bertentangan (ta’āruḍ al-adillah), dan
dapat diketahui kandungan dan maksud yang sangat penting lagi adalah untuk
setiap dalil syara‟ (al-Quran dan al- menetapkan suatu hukum dalam sebuah
Hadits) sekaligus bagaimana kasus yang ketentuan hukumnya tidak
menerapkan dalil-dalil syariah itu di tercantum dalam Alquran dan Sunnah
lapangan. Para ulama ushul fiqh sepakat jika menggunakan kajian semantik
bahwa pengetahuan maqashid syariah (kebahasaan).1 Syāṭibī mengatakan
menjadi syarat utama dalam berijtihad bahwa tujuan pokok pembuat undang-
untuk menjawab berbagai problematika undang (Syāri‟) adalah taḥqīq maṣalih
kehidupan ekonomi dan keuangan yang al-khalq (merealisasikan kemaslahatan
terus berkembang. Maqāṣid Syarī’ah makhluk), dan bahwa kewajiban-
tidak saja diperlukan untuk merumuskan kewajiban syari‟at dimaksudkan untuk
kebijakan-kebijakan ekonomi makro memelihara maqāṣid syarī’ah.2
baik kebijakan moneter, fiscal, dan
public finance, tetapi juga untuk B. Fungsi Maqāṣid Syarī’ah dalam
menciptakan produk-produk perbankan Kehidupan
dan keuangan syariah serta teori-teori
Maqāṣid merupakan bentuk plural
ekonomi mikro lainnya. Oleh karena itu,
(jama‟) dari maqṣud. Sedangkan akar
perlu dilakukan upaya inkorporasi
katanya berasal dari kata verbal qaṣada,
wahyu ke dalam penelitian ilmiah guna
yang berarti menuju; bertujuan;
membebaskan sarjana-sarjana Muslim
berkeinginan dan kesengajaan.3
dari paksaan epistemologi Barat atau
Sementara itu, kata maqāṣid, menurut al-
mengadopasi praktik ekonomi dan
Afriqi, dapat diartikan sebagai tujuan
keuangan konvensional tanpa
atau beberapa tujuan, sedangkan asy-
pertimbangan segala resikonya.
syarī’ah adalah jalan menuju sumber air
sebagai sumber kehidupan.4 Oleh
II. PEMBAHASAN
karenanya, secara terminologis, al-
A. Prosedur Pendaftaran, Pengertian
maqāṣid asy-syarī’ah dapat
Maqāṣid Syarī’ah
diartikan sebagai tujuan-tujuan ajaran
Konsep Maqāṣid al-Syarī’ah adalah
Islam atau dapat juga dipahami sebagai
teori perumusan (istinbāṭ) hukum
tujuan-tujuan pembuat syariah (Allah)
dengan menjadikan tujuan penetapan
dalam menggariskan ajaran Islam.
hukum syara‟ sebagai referensinya, yang
Moh Nasuka, Maqāṣid Syarī’ah Sebagai Sebagai Dasar Pengembangan Sistem, ... | 3
sini dapat ditarik sebuah benang merah metodologi uṣūl al-fiqh dan qawā’id al-
bahwa teori Maqāṣid menempati posisi Fiqhiyyah yang selama ini menjadi salah
yang sangat sentral dan vital dalam satu landasan praktik perbankan syariah,
merumuskan metodologi untuk harus bermetamorfosis seiring dengan
pengembangan ekonomi Islam. Bahkan, perjalanan zaman dan relitas. Dengan
asy-Syaṭibi sendiri menyatakan bahwa kata lain, perlu dilakukan upaya
Maqāṣid Syarī’ah merupakan uṣulnya- inkorporasi wahyu ke dalam penelitian
uṣul.25 Ini berarti bahwa menyusun uṣul ilmiah guna membebaskan sarjana-
fiqh sebagai sebagai sebuah metodologi, sarjana Muslim dari paksaan
tidak dapat lepas dari Maqāṣid Syarī’ah. epistemologi Barat atau mengadopasi
Hal ini karena teori Maqāṣid dapat praktik ekonomi dan keuangan
mengantarkan para mujtahid untuk konvensional tanpa pertimbangan segala
menentukan standar kemaslahatan yang resikonya. Hal ini merupakan pekerjaan
sesuai dengan syariah/hukum. besar yang harus dilakukan dalam
Uraian di atas menunjukkan bahwa rangka membangun cita diri Islam (self
Maqāṣid asy-Syarī’ah menjadi landasan image of Islam) di tengah kehidupan
dasar untuk mencapai tujuan akhir modern yang senantiasa berubah dan
ekonomi Islam, yaitu mencapai berkembang.26
kebahagiaan di dunia dan akhirat (falāḥ) Berkaitan dengan itu, Maqāṣid
melalui suatu tata kehidupan yang baik Syarī’ah merupakan koridor yang
relevan sebagai dasar pengembangan
dan terhormat (ḥayah ṭayyibah).
sistem, praktik, bahkan produk
Karenanya, konsep Maqāṣid asy-
perbankan syariah di era multidimensi
Syarī’ah menjadi landasan dasar
ini. Tatanan maqāṣid syarī’ah dinilai
perilaku individu maupun lembaga baik
oleh mayoritas ulama sebagai jalan
sebagai produsen, konsumen, karyawan.
terang bagi perjalanan perbankan syariah
Dengan demikian konsep Maqāṣid asy-
dalam menjawab persoalan kontemporer
Syarī’ah memiliki peranan penting
yang dinamis, karena didasarkan pada
dalam menentukan dalam bidang
kemaslahatan dan kesejahteraan
produksi dan pemasaran sesuai prinsip-
(welfare). Konsep maṣlaḥah merupakan
prinsip syariah Islam.
tujuan syara‟ (Maqāṣid Syarī’ah) dari
D. Pentingnya Maqāṣid Syarī’ah ditetapkannya hukum Islam. Maṣlaḥah
dalam Perbankan Syariah di sini berarti jalbul manfa’ah wa daf’ul
Gelombang keangkuhan modernitas mafsadah (menarik kemanfaatan dan
dan industrialisasi global telah menolak kemudaratan).27
menyelinap ke dalam sendi-sendi Menurut Thohir Ibnu Asūr, semua
kehidupan manusia. Sehingga pada ajaran syarī’ah, khususnya Islam, datang
gilirannya, pemikiran Islam kontemporer dengan membawa misi kemaslahatan
dengan segala perangkatnya, termasuk bagi manusia di dunia dan akhirat.28
Oleh karenanya, bisa dikatakan bahwa
Moh Nasuka, Maqāṣid Syarī’ah Sebagai Sebagai Dasar Pengembangan Sistem, ... | 7
seluruh ajaran yang tertuang dalam al- ekonomi dan sosial masyarakat. Contoh
Qur‟ān dan as-Sunnah menjadi dalil aspek bisnis adalah operasional bank
adanya maṣlaḥah. Meskipun sumber syariah yang menguntungkan
syara‟ tersebut tidak semuanya berbicara (profitable) bagi stakeholder dan
mengenai kemaslahatan secara langsung, perekonomian nasional pada umumnya,
akan tetapi ada beberapa dalil yang bisa di samping memudahkan aktifitas bisnis
mengindikasikan terhadap eksistensi masyarakat dan mendorong
maslahat dalam syari‟at Islam. Sehingga pertumbuhan industri perbankan syariah
menjadi aneh adanya, ketika ada satu dan perekonomian nasional. Sedangkan
produk hukum yang justru memberatkan contoh aspek syariah adalah kesesuaian
bahkan memberi beban bagi masyarakat model bisnis bank syariah Indonesia
dalam melaksanakan dalam segala dengan maqāṣid syarī’ah yang
tranksasi perekonomiannnya. Itulah mengandung unsur keadilan,
mengapa eksistensi maqāṣid syarī’ah kemaslahatan dan keseimbangan guna
menjadi penting. Menurut Abdul Wahab mencapai masyarakat Indonesia yang
Khalaf, mengerti dan memahami tentang lebih sejahtera secara material dan
al-maqāṣid al-syarī’ah dapat dijadikan spiritual.30
sebagai alat bantu dalam memahami Berikut peninjauan produk-produk
redaksi al-Qur‟ān dan as-Sunnah, dan operasional di bank syariah pada
membantu menyelesaikan dalil yang umumnya dan di Bank Muamalat pada
saling bertentangan (ta’ārud al-adillah) khususnya dengan nilai-nilai maqāṣid
dan yang sangat penting lagi adalah syarī’ah:31 (1). Terjaga agama para
untuk menetapkan suatu hukum dalam nasabah. Hal ini diwujudkan dengan
sebuah kasus yang ketentuan hukumnya Bank Muamalat menggunakan Al-
tidak tercantum dalam al-Qur‟ān dan as- Qur‟an, hadits, dan hukum Islam lainnya
Sunnah jika menggunakan kajian sebagai pedoman dalam menjalankan
semantik (kebahasaan).29 Di sinilah segala sistem operasional dan
pentingnya maqāṣid syarī’ah dalam produknya. Dengan adanya Dewan
praktek ekonomi dan keuangan kekinian, Pengawas Syariah dan Dewan Syariah
di tengah ketidaksamaan praktik Nasional, keabsahan bank tersebut dalam
perbankan syariah di berbagai Negara. nilai-nilai dan aturan Islam semakin
Bank syariah menghadapi tantangan terjamin dan Insya Allah dapat dipercaya
pengembangan industri perbankan oleh kalangan Muslim dan non-Muslim;
syariah yang semakin meningkat (2). Terjaga jiwa para nasabah. Hal ini
termasuk operasional dan model-model terwujud dari akad-akad yang diterapkan
bank syariah yang dapat dikembangkan dalam setiap transaksi di bank syariah.
ke depan. Secara operasional, model Secara psikologis dan sosiologis,
bisnis bank syariah mencakup aspek penggunaan akad-akad antar pihak
bisnis dan non bisnis (seperti aspek menuntun manusia untuk saling
syariah/sosial) dari beragam aktivitas menghargai dan menjaga amanah yang
8 | Jurnal Syari’ah dan Hukum Diktum, Volume 15, Nomor 1, Juni 2017 : 1 - 10
1 1
Ibn Mansur al-Afriqi, Lisan al-‘Arab Wael B. Hallaq, “The Primacy of The
(Beirut: Dar ash-Shadr, t.th), VIII. hlm. 175. Qur‟an in Syathibi Legal Theory”, dalam Wael
1
Asafri Jaya Bakri, Konsep Maqashid B. Hallaq dan Donald P. Little (eds.), Islamic
Syari’ah menurut al-Syatibi (Jakarta: Rajawali Studies Presented to Charles J. Martin (Leiden:
Press, 1996), hlm. 69. EJ. Brill, 1991), hlm. 89.
1
Imam Asy-Syaṭibi, al-Muwafaqat fi Uṣūl 1
Imam Asy-Syaṭibi, al-Muwafaqat., juz. II,
al-Aḥkām (ttp: Dar al-Rasyād al-Ḥadīṡah, t.th.), hlm. 32.
1
juz. II, h. 2. W. Montgomery Watt, Islamic
1
Ibid, hlm. 4. Fundamentalism and Modernity (New York:
1
Fathi ad-Daraini, al-Manahij al-Uṣuliyyah Routledge, 1988), hlm. 140.
1
fī Ijtihad bi al-Ra’yi fī al-Tasyri’ (Damsyik: Dar Hasbi Ash-Shiddiqy, Falsafah Hukum
al-Kitab al- Ḥadīṡ, 1975), hlm. 28. Islam (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2001),
1
Muhammad Abu Zahrah, Uṣul al-Fiqh hlm. 171-182
(Mesir: Dar al-Fikr al-„Arabi, 1958), h. 336.
1
Muhammad Ṭāhir Ibnu Asyūr, Maqāṣid
1
Ibnu al-Qayyim, I’lām alMuwaqi īn (al- al-Syarī’ah, hlm. 13.
1
Mamlakah as-Saudiyah al-Arabiyyah, as- Isa, Anshori, “Maqāṣid Al-Syarī‟ah
Su‟ūdiyyah: Dar Ibnu Jauzy,1423 H) Juz. 1, hlm. Sebagai Landasan Etika Global”, Jurnal Hukum
41. Islam, Vol. 01, No. 01, Maret 2009.
1 1
Muhammad Khalid Mas‟ud, Shatibi’s of Bank Indonesia, Kajian Model Bisnis
Islamic Law (Islamabad: Islamic Research Perbankan Syariah (Jakarta: Direktorat
Institute, 1995), h. 157-159. Perbankan Syariah, 2012), hlm. 1.
1
Imam Syaṭibi, al-Muwafaqat fi Uṣūl, Juz
1
Elsimh feb-11, “Aplikasi Maqāṣid
II, hlm. 2. Syarī’ah dalam Praktik Perbankan Syariah,
1 http://elsimh-feb11.web.unair.ac.id, Diakses 17
Ibid, hlm. 3-4.
1 April 2015.
Ibid, Juz II, hlm. 7.
1
Ibid, hlm. 4.
1
Ibid, hlm. 3-4. DAFTAR PUSTAKA
1
Ibid, hlm. 5.
„Asyur, Muhammad Thahir bin,
1
Ibid.
Maqaṣid al-Syari’at al-Islamiyyah,
1
Pusat Pengkajian dan Pengembangan
Ekonomi Islam (P3EI) Universitas Islam ttp.: al-Basair, cet. I, 1998.
Indonesia Yogyakarta atas kerjasama dengan Ad-Daraini, Fathi, al-Manahij al-
Bank Indonesia, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT
Uṣuliyyah fī Ijtihad bi al-Ra’yi fī al-
RajaGrafindo Persada, 2008), hlm. 54.
Tasyri’, Damsyik: Dar al-Kitab al-
1
Muhammad Thahir bin „Asyur, Maqaṣid
Ḥadīṡ, 1975.
al-Syari’at al-Islamiyyah, (ttp.: al-Basair, cet. I,
1998), hlm. 110.
al-Afriqi, Ibn Mansur, Lisan al-‘Arab
1
Yusuf Qardhawi, As-Siyasah asy-
(Beirut: Dar ash-Shadr, t.th), VIII.
Syar’iyyah fī Ḍau’i Nuṣuḥ asy-Syari’ah wa
hlm. 175.
Maqaṣidiha (Kairo: Maktabah Wahbah: 1998),
al-Qayyim, Ibnu, I’lām alMuwaqi’ īn, al-
hlm. 228.
Mamlakah as-Saudiyah al-
1
A. Qodri Azizy, Membangun Fondasi Arabiyyah, as-Su‟ūdiyyah: Dar Ibnu
Ekonomi Umat: Meneropong Prospek Jauzy,1423 H, Juz. 1.
Berkembangnya Ekonomi Islam (Yogyakarta: Anshori, Isa, “Maqāṣid Al-Syarī‟ah
Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 175. Sebagai Landasan Etika Global”,
1
Ibid, hlm. 178. Jurnal Hukum Islam, Vol. 01, No.
01, (Maret 2009).
10 | Jurnal Syari’ah dan Hukum Diktum, Volume 15, Nomor 1, Juni 2017 : 1 - 10