Anda di halaman 1dari 6

Pendahuluan

Secara sederhana, tujuan utama syariah, atau maqashid syariah, dapat dijelaskan sebagai
pencapaian kemaslahatan dan pencegahan kemudaratan. Dalam konteks ekonomi, maqashid
syariah memainkan peran kunci dalam pemahaman, analisis, dan formulasi kebijakan terkait
pembangunan ekonomi. Fokus utamanya adalah mengatasi masalah kemiskinan, distribusi
kekayaan, dan ketidakmerataan pembangunan. Dengan merinci peran maqashid, seperti yang
disebutkan oleh Qasmi, mencakup pendistribusian kekayaan secara adil agar dapat diakses oleh
seluruh masyarakat, bukan hanya kelompok kaya. Tujuan syariah dalam ranah ekonomi adalah
menghapus permasalahan seperti kemiskinan, pengangguran, dan ketidakmerataan
pembangunan, sambil menyediakan insentif yang memadai untuk menciptakan kehidupan
sejahtera yang dapat dinikmati oleh seluruh anggota masyarakat.

KONSEP HUQUQ, MAQASHID SYARIAH, DAN MASHLAHAH

Konsep Huquq

 Definisi Huquq: Huquq merupakan kata jamak dari haqq, yang mencakup
kebenaran, hak, kewajiban, dan tanggung jawab. Menurut az-Zuhaili, haqq adalah
apa yang diakui hukum bagi seseorang untuk menjalankan otoritas tertentu atau
mengikat orang lain untuk melakukan sesuatu yang berkaitan dengan dirinya.
 Dimensi Huquq: Terdapat dua dimensi dari huquq: pertama, hak dan tanggung
jawab, yang menetapkan otoritas (sultah) dan kewajiban (al-wujub); kedua,
tuntutan hak harus diarahkan pada nilai-nilai tinggi seperti keadilan (‘adl),
kebenaran (ihsan), dan kebaikan umum (mashlahah).
 Pentingnya dalam Islam: Al-haqq, salah satu nama Tuhan yang sering disebut
dalam Alquran, menunjukkan konsep ini memiliki dimensi metafisik dan
memberikan peran sentral kepada Tuhan dalam gagasan konseptual huquq.
Dalam Islam, hak dilihat sebagai aturan-aturan yang ditetapkan syara’ untuk
memelihara kemaslahatan kehidupan manusia di dunia dan akhirat.

Maqashid Syariah

 Definisi Maqashid Syariah: Maqashid syariah merujuk pada tujuan dan maksud
dari hukum Islam. Islam, sebagai agama rahmatan lil alamin, menekankan
pemenuhan hak-hak dasar manusia (huquq al-insani) yang termasuk hak hidup,
kebebasan beropini, kebebasan beragama, hak properti, dan hak reproduksi.
 Kaitan dengan Huquq: Hak-hak dasar manusia yang tercakup dalam maqashid
syariah berkaitan erat dengan konsep huquq. Hak-hak tersebut harus terpenuhi
agar manusia dapat mencapai tujuan syariat Islam dan mewujudkan
kemaslahatan pribadi dan umum.
 Prinsip Kemaslahatan: Maqashid syariah menekankan prinsip kemaslahatan
sebagai tujuan utama, mencakup nilai-nilai keadilan, kebijaksanaan, kesetaraan,
kasih sayang, pluralisme, dan hak asasi manusia. Pencapaian nilai-nilai tersebut
diharapkan membawa manusia pada kemaslahatan (al-mashlahah).

Konsep Mashlahah

 Definisi Mashlahah: Mashlahah merupakan segala sesuatu yang bermanfaat


bagi manusia, baik secara materi dan spiritual. Dalam Islam, konsep ini menjadi
prinsip utama dalam pengembangan ekonomi. Seluruh ketentuan agama
diarahkan untuk memenuhi kemaslahatan manusia.
 Elemen Maslahat: Elemen-elemen maslahat mencakup keimanan dan
ketakwaan, jiwa dan keselamatan, rasionalitas, keturunan, dan harta benda. Setiap
kegiatan ekonomi syariah harus memenuhi unsur-unsur ini secara terintegrasi.
 Implementasi dalam Ekonomi Islam: Kegiatan ekonomi dalam Islam tidak
hanya bertujuan untuk kepuasan dunia semata, tetapi juga untuk mencapai
kesejahteraan di akhirat. Para ulama menempatkan mashlahah sebagai prinsip
utama dalam syariah untuk mencapai falah (keberhasilan) dalam kehidupan.

Pengertian Maqashid Syariah

 Etimologi Maqashid Syariah: Maqashid syariah berasal dari kata "maqashid"


yang artinya tujuan atau maksud, dan "syariah" yang berarti jalan menuju mata
air atau sumber kehidupan. Dalam perkembangannya, syariah mengalami
penyempitan makna menjadi hukum yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya dan sesama manusia. Secara etimologis, maqashid syariah merupakan
tujuan atau maksud ditetapkannya hukum-hukum Allah SWT.
 Definisi Maqashid Syariah Menurut Wahbah Zuhaily: Maqashid syariah adalah
sejumlah makna atau sasaran yang hendak dicapai oleh syara’ dalam semua atau
sebagian besar kasus hukumnya. Dengan kata lain, maqashid syariah adalah
tujuan dari syariat atau rahasia di balik pencanangan tiap-tiap hukum oleh syar’i.
Dalam terminologi, para ulama seperti al-Ghazali, al-Syatibi, al-Amidi, Abdul
Wahab Khallaf, dan Yusuf al-Qaradhawi memberikan pengertian bahwa tujuan
utama hukum-hukum Allah adalah mewujudkan kemaslahatan manusia.
Sejarah Maqashid Syariah

1. Fase Prakodifikasi (Awal Islam)


 Sejarah maqashid syariah dimulai pada masa awal Islam ketika Nabi
Muhammad SAW. hidup.
 Contohnya, dalam sebuah hadis Nabi melarang penyimpanan daging
kurban, namun kemudian mengizinkannya berdasarkan kepentingan al-
daffah.
2. Pembentukan Maqashid Syariah oleh Para Sahabat
 Para sahabat Nabi menjadikan tindakan Nabi sebagai pedoman dalam
memecahkan permasalahan hukum.
 Contohnya, pendapat Umar bin Khattab tentang penghapusan pembagian
zakat untuk kelompok mu’allafah qulubuhum.
3. Periode Kodifikasi Awal
 Munculnya konsep maqashid syariah secara formal dimulai dari Imam
Malik, Imam Syafi’i, hingga ulama kontemporer.
 Imam Malik dan Imam Syafi’i membahas maslahat dan illat, sementara al-
Juwaini menjadi peletak dasar teori maqashid syariah.
4. Perkembangan Pesat dan Modifikasi
 Ulama seperti al-Ghazali, al-Amidi, dan al-Razi membahas tujuan umum
Allah dalam menetapkan hukum-hukum-Nya.
 Ibn Asyur, al-Banna, al-Qaradhawi, dan Auda memberikan kontribusi
dalam mengembangkan maqashid syariah dengan pendekatan yang
berbeda.
5. Sistematisasi oleh al-Syatibi
 al-Syatibi (w. 790 H) memainkan peran kunci dalam mensistematisasikan
teori maqashid syariah dalam karyanya al-Muwafaqat.
 Dia mendefinisikan kembali konsep maslahat dan membagi maqashid
syariah menjadi tiga kategori hak manusia.
6. Konsep Lingkungan oleh al-Qaradhawi
 al-Qaradhawi menambahkan elemen lingkungan sebagai komponen
maqashid syariah.
 Pembagian maqashid syariah menurut al-Qaradhawi melibatkan enam
aspek, termasuk pemeliharaan lingkungan.
7. Pemikiran Modern oleh Jasser Auda
 Jasser Auda melakukan pembaruan terhadap konsep maqashid syariah
dengan pendekatan system approach.
 Paradigma pengembangan maqasid menjadi development dan human
right, dengan fitur-fitur sistem yang dikembangkannya.
Ruang lingkup……

PERAN DAN SIGNIFIKANSI MAQASHID SYARIAH DALAM EKONOMI ISLAM

Peran Maqashid Syariah dalam Ekonomi Islam

Pengetahuan tentang Maqashid Syariah

 Maqashid Syariah, seperti ditegaskan oleh Abd al-Wahhab Khallaf, penting dalam
memahami Alquran dan sunah.
 Maqashid membantu menyelesaikan dalil-dalil bertentangan dan menetapkan
hukum untuk kasus tak tertampung.
 Metode istinbat, seperti qiyas, istihsan, dan mashlahah mursalah, berkembang
atas dasar Maqashid Syariah.

Metode Istinbat dalam Maqashid Syariah

 Qiyas dilakukan berdasarkan 'illat (alasan logis) yang ditemukan dari Maqashid
Syariah.
 Istihsan memungkinkan meninggalkan ketentuan hukum untuk menjaga
kepentingan yang lebih umum dan layak.
 Mashlahah mursalah digunakan jika tujuan syariah umumnya terpenuhi,
meskipun tanpa dalil khusus.

Implementasi Maqashid Syariah dalam Ekonomi Islam

Tujuan Akhir Ekonomi Islam

 Tujuan utama: mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui


kehidupan yang baik dan terhormat (hayah thayyibah).
 Maqashid Syariah menjadi landasan pembangunan ekonomi Islam,
mengembalikan kelenturan dan elastisitas fikih.

Metode Penetapan Hukum dengan Maqashid Syariah

 Praktik qiyas, istihsan, istislah (mashlahah mursalah), istishab, sad al-zari’ah, dan
‘urf dalam kajian ushul fiqh.
 Penerapan metode ini meluas dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi.
Signifikansi Maqashid Syariah dalam Pembangunan Ekonomi Islam

Peran Maqashid Syariah dalam Ekonomi

 Maqashid syariah menjadi bingkai pembangunan ekonomi Islam, melindungi


aktivitas ekonomi dari pelanggaran syariah.
 Merupakan hubungan antara kehendak Tuhan dengan aspirasi manusiawi,
memainkan peran vital dalam merumuskan metodologi pengembangan ekonomi
Islam.

Nilai-nilai Mashlahah dalam Maqashid Syariah

 Nilai-nilai mashlahah (kesejahteraan) sebagai maqashid syariah dipakai untuk


merumuskan ekonomi kontemporer.
 Alquran dan hadis memberikan prinsip-prinsip umum untuk struktur ekonomi
yang berkeadilan dan seimbang.

Dampak Positif pada Kehidupan Dunia dan Akhirat

 Mencapai falah (keseimbangan kebutuhan dunia dan akhirat) sebagai tujuan


akhir ekonomi.
 Surah al-Qashash [28]: 77 menegaskan pentingnya mencari kebahagiaan di dunia
akhirat tanpa merusak bumi.

Dinamisasi Pemahaman Maqashid Syariah

 Pemahaman terhadap maqashid syariah perlu dinamisasi untuk mengatasi


tantangan global dan mewujudkan kesejahteraan manusia.
 Maqashid syariah memberikan kontrol dan perekayasaan sosial yang krusial
dalam ekonomi Islam.

STUDI KASUS 1

Pencurian oleh pembantu Hatib bin Abi Balta’ah pada seekor unta milik warga Muzainah terjadi di masa
Khalifah Umar bin Khattab. Para pencuri dibawa ke sidang Umar setelah tertangkap basah oleh warga
setempat. Umar tidak menghukum para pencuri, melainkan mengimbau Abdurrahman bin Hatib
membayar dua kali lipat harga unta yang dicuri, menjadikannya halal.

Alasan Umar: Para pencuri terpaksa mencuri karena kondisi kelaparan dan keadaan memaksa untuk
bertahan hidup.
Umar merujuk pada surah al-Baqarah [2]:173, yang menyatakan bahwa dalam keadaan terpaksa bukan
sengaja melanggar, tidaklah dosa. Allah Maha Pengampun dan Pengasih.

STUDI KASUS 2

Khalifah Umar bin Khattab melakukan inspeksi di pasar Madinah dan menemukan Hathib bin Abi
Balta’tah menjual kismis dengan harga sangat murah. Umar menyuarakan kekhawatiran terhadap
praktik tersebut yang dapat merugikan pasar dan pedagang lainnya. Umar memerintahkan Hathib untuk
menaikkan harga sesuai dengan harga pasaran, menghindari praktik siyasah al-ighraq (memanipulasi
harga untuk merugikan). Tujuannya adalah mencegah ketidakadilan dan memberikan akses yang adil
serta kesempatan bersaing kepada para pedagang. Umar mengingatkan bahwa keputusan ini untuk
kebaikan bersama, bukan keputusan pribadi. Dalam kunjungan ke rumah Hathib, Umar menyatakan
bahwa kebijakannya bertujuan untuk kebaikan penduduk negeri.

KESIMPULAN

Pencapaian tujuan syariah sangat relevan dengan tujuan ekonomi Islam karena aktivitas ekonomi
merupakan salah satu upaya dan merupakan bagian dari pencapaian tujuan syariah (maqashid syariah).
Maqashid syariah merupakan inti dari analisis ekonomi, terutama yang berkaitan dengan masalah
kemiskinan, distribusi kekayaan, dan pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, ia diarahkan untuk dapat
memberi solusi dalam hal penghilangan segala bentuk permasalahan ekonomi seperti kemiskinan,
pengangguran, ketidakmerataan pembangunan. Selain itu, pencapaian tujuan ini juga dimaksudkan
untuk menyediakan segala insentif yang memadai dan dapat diakses oleh semua anggota masyarakat
sehingga dapat menikmati segala sumber daya yang tersedia dan mencapai kehidupan yang sejahtera.

Maqashid syariah melingkupi seluruh aspek kehidupan dalam kaitannya dengan pemenuhan hak-hak
dasar manusia (huquq al-insani). Maqashid syariah adalah maksud Allah SWT selaku pembuat syariah
untuk memberikan kemaslahatan kepada manusia, yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan dharuriyah,
hajiyah dan tahsiniyah agar manusia bisa hidup dalam kebaikan dan dapat menjadi hamba Allah SWT
yang baik. Tujuan akhir ekonomi Islam adalah sebagaimana tujuan syariat Islam (maqashid syariah),
yaitu mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata kehidupan yang baik dan
terhormat (hayah thayyibah).

Anda mungkin juga menyukai