Anda di halaman 1dari 13

TEORI ERIK ERISON

Mata Kuliah Psikologi Perkembangan

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu : Eneng Nurlaili Wangi, Dra., Psi., M.Psi

Disusun Oleh :

Nunu Ramadhan (18411020)

Syifani Azmi N (18411013)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS INFORMATIKA DAN BISNIS INDONESIA

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan taufik serta hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Teori Erik
Erison” dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat kerja sama kelompok, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dengan kerendahan hati kami
menyampaikan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat-Nya. Seluruh teman-teman yang telah memberikan
dukungannya, dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah
ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan sehingga saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan. Kami berharap semoga apa yang disajikan dalam makalah ini
memberikan manfaat bagi kita semua, Aamiin.

Bandung, November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii

BAB I..........................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1

A. Latar belakang........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................................1

C. Tujuan....................................................................................................................1

BAB II.........................................................................................................................................................2

PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2

A. Biografi dan Pemikiran..........................................................................................2

B. Delapan Tahapan Erikson......................................................................................3

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Erikson..............................................................7

D. Kritik terhadap Erikson..........................................................................................8

BAB III.......................................................................................................................................................9

PENUTUP.....................................................................................................................9

3.1 Simpulan..............................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan
emosi, motivasi dan perkembangan pribadi manusia serta perubahan dalam
bagaimana individu berhubungan dengan orang lain Jadi, perkembangan
psikososial merupakan kepribadian yang saling berkaitan dengan hubungan
social. Menurut Erikson perkembangan psikososial adalah perkembangan
persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan sadar yang kita kembangkan
melalui interaksi sosial. Maksutnya, perkembangan ego selalu berubah
berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita dapatkan dalam
berinteraksi dengan orang lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan
memotivasi sikap dan perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif,
inilah alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan
psikososial.

B. Rumusan Masalah
1. Siapa Erik Erikson?
2. Bagaimana pemikiran Erik Erikson mengenai perkembangan Psikososial?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan Teori Erikson?
4. Kritik seperti apa yang ditujukan pada terori Erikson?

C. Tujuan
Untuk mengetahui teori perkembangan psikososial menurut Erikson, untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan teori Erikson, dan untuk mengetahui kritik
yang ditujukan pada teori Erikson
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi dan Pemikiran


Erik Erikson lahir di Frankfurt, Jerman, pada tanggal 15 Juni 1902 adalah
seorang ahli analisa jiwa dari Amerika, yang membuat kontribusi yang besar
dalam bidang psikologi pada pengembangan anak dan pada krisis identitas.
Erikson kecil bukanlah seorang siswa yang pandai, dikarenakan ia sendiri adalah
seseorang yang tidak menyenangi suasana sekolah yang formal. Erikson sendiri
dikenal sebagai seorang pengembara oleh orang tua dan teman-temannya sehingga
ia tidak menyelesaikan program diplomanya. Tetapi perjalanannya ke beberapa
negara dan penjumpaannya dengan beberapa penggiat ilmu menjadikannya
seorang ilmuwan dan seniman yang patut dihormati.

Erikson memiliki teori mengenai perkembangan manusia yang biasa


disebut dengan perkembangan psikososial. Apa itu psikososial? Psikososial
sendiri adalah teori mengenai kepribadian, Erikson memaparkan teorinya melalui
konsep polaritas yang bertingkat atau bertahap, akan tetapi tingkatan menurut
Erikson ini bukanlah suatu keharusan untuk bisa ketahap selanjutanya, seseorang
menurut Erikson mampu untuk ketahap selanjutnya tanpa harus mentutaskan
tahap sebelumnya. Namun, setiap tahap yang dijalani baik itu tuntas maupun tidak
tuntas akan menyebabkan seseorang akan mengalami perkembangan kepribadian
yang berbeda-beda, dalam artian seseorang yang berhasil menuntaskan tahap 1
dan tahap 2 akan berbeda kepribadian dengan orang yang menuntaskan tahap 1
tapi tidak menuntaskan tahap 2 atau orang yang tidak menuntaskan tahap 1 tetapi
menuntaskan tahap 2.

Karya karya terbaik Beliau meliputi Childhood and society


(1950,1963,1985); Young Man Luther (1958); Identity: young and crisis(1968);
Gandhi’s Truth(1969), sebuah bukuyang memenangkan Pulitzer Price dan
National Book Award; Dimentions of a New Identity(1974); Life History and the
Historical Moment(1975); Identity and life cycle91980); dan The Life Cycle
Completed(1982). Stephen Schlein menggabungkan banyak naskahnya dalam A
Way of Looking at Things(Erikson,1987).
Teori dari Erikson tentang perkembangan manusia dikenal dengan istilah
perkembangan psikososial. Teori psikososial Erikson ini merupakan salah satu
teori terbaik mengenai kepribadian yang ada dalam psikologi. Seperti Sigmund
Freud, Erikson juga mempercayai bahwa kepribadian seseorang akan berkembang
melalui beberapa tingkatan tertentu. Teori psikososial dari Erik Erikson meliputi
delapan tahap yang saling berurutan sepanjang hidup. Hasil dari tiap tahap
bergantung pada hasil tahapan sebelumnya, dan resolusi yang sukses dari tiap
krisis ego adalah pentingnya bagi individu untuk dapat tumbuh secara optimal.
Ego harus mengembangkan kesanggupan yang berbeda untuk mengatasi tiap
tuntutan penyesuaian dari masyarakat (Berk, 2003). Teori psikososial Erikson
berkaitan dengan prinsip – prinsip dari perkembangan secara psikologi dan sosial,
dan merupakan bentuk pengembangan dari teori psikoseksual dari Sigmund
Freud. Teori Erikson dikatakan sebagai salah satu teori yang sangat selektif
karena didasarkan pada tiga alasan, antara lain:

1.      Pertama, teorinya sangat representatif dikarenakan memiliki hubungan dengan


ego yang merupakan salah satu aspek yang mendekati kepribadian manusia.
2.      Kedua, menekankan pada pentingnya perubahan yang terjadi pada setiap tahap
perkembangan dalam lingkaran kehidupan.
3.      Ketiga, menggambarkan secara eksplisit mengenai usahanya dalam
mengabungkan pengertian klinik dengan sosial dan latar belakang yang dapat
memberikan kekuatan atau kemajuan dalam perkembangan kepribadian didalam
sebuah lingkungan

B. Delapan Tahapan Erikson


1. Trust vs Mistrust (percaya vs tidak percaya)
 Terjadi pada usia 0 sampai 18 bulan
 Tingkat pertama teori perkembangan psikososial Erkison ini terjadi antara
kelahiran sampai usia satu tahun dan merupakan fase yang merupakan paling
dasar dalam hidup
 Jika anak berhasil untuk membangun kepercayaan, maka dia akan merasa selamat
dan aman dalam dunia. Sedangkan apabila orang yang mengasuhnya tidak
konsisten, tidak baik secara emosional atau menolak, dapat mendorong anak
menjadi tidak percaya diri atau kegagalan dalam mengembangkan kepercayaan
akan menghasilkan ketakutan pada anak.
2. Autonomy vs shame and doubt (Otonomi vs malu dan ragu-ragu)
 Terjadi pada usia 18 bulan hingga 3 tahun
 Tingkat ke dua dari teori perkembangan psikososial Erikson ini terjadi pada masa
awal kanak-kanak dan hanya fokus pada perkembangan besar dari pengendalian
diri
 Erikson sendiri percaya dengan Freud mengenai pelatihan penggunaan toilet
merupakan bagian yang penting sekali dalam proses ini, akan tetapi perbedaannya
adalah Erikson percaya bahwa belajar untuk mengontrol fungsi tubuh seseorang
akan membawa kepada perasaan mengendalikan dan kemandirian
 Kejadian-kejadian penting lain meliputi pemerolehan pengendalian lebih yakni
atas pemilihan makanan, mainan, serta pemilihan pakaian yang akan dikenakan.
 Anak yang berhasil melewati tahap ini akan merasa aman dan percaya diri,
sementara yang tidak berhasil akan merasa tidak cukup dan ragu-ragu terhadap
diri mereka sendiri

3. Initiative vs guilt (Inisiatif vs rasa bersalah)


 Terjadi pada saat usia 3 sampai 5 tahun
 Selama masa ini, usia prasekolah mulai menunjukkan kekuatan dan kontrolnya
akan dunianya melalui permainan langsung dan interaksi sosial yang terjadi.
Mereka akan lebih tertantang dikarenakan menghadapi sosial yang lebih luas,
maka adanya tuntutan perilaku yang aktif dan bertujuan
 Sedangkan mereka yang gagal menuntaskan tahap ini akan merasakan perasaan
bersalah, ragu-ragu, dan kurang inisiatif. Perasaan bersalah yang tidak
menyenangkan dapat muncul apabila anak tidak diberi kepercaayn dan dibuat
merasa sangat cemas
 Erikson sendiri yakin bahwa kebanyakan rasa bersalah tersebut dapat digantikan
dengan cepat oleh rasa berhasil
4. Industry vs inferiority (tekun vs rasa rendah diri)
 Terjadi pada usai 6 sampai pubertas. Melalui interaksi sosial, anak-anak akan
mulai mengembangkan perasaan bangga terhadap keberhasilan serta kemampuan
yang mereka miliki
 Anak yang mendapatkan dukungan serta diarahkan oleh orang tua serta guru akan
membangun perasaaan kompeten dan percaya dengan keterampilan yang mereka
miliki. Sedangkan anak yang menerima sedikit atau bahkan tidak sama sekali
dukungan dari orang tua,guru, serta orang-orang sekitarnya akan merasa ragu
terhadap kemampuannya
 Erikson yakin bahwa guru memiliki tanggung jawab yang khusus bagi
perkembangan ketekunan anak-anak
 Ketika beralih ke masa pertengahan dan akhir anak-anak, mereka akan
mengarahkan energi mereka menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan
intelektual
 Permasalahan yang mungkin timbul pada tahun sekolah dasar adalah
berkembangnya perasaan rendah diri, perasaan tidak kompeten serta tidak
produktif

5. Identity vs identity confusion (Identitas vs kebingungan identitas)


 Terjadi pada masa remaja, 10 sampai 20 tahun
 Selama masa remaja, anak-anak akan mengeksplorasi kemandirian dan
membangun kepekaan
 Anak yang dihadapkan dengan penemuan siapa diri mereka, bagaimana mereka
nantinay serta kemana mereka akan menuju dalam kehidupannya
 Anak akan dihadapkan dengan banyak perna baru dan status sebagai orang
dewasa
 Jika remaja menjajaki peran-peran tersebut dengan positif dan sehat untuk diikuti
dalam kehidupan, identitas positif akan tercapai
 Jika suatu identitas remaha ditolak oleh lingkungan sekitarnya, jika remaja tidak
secara memadai menjajaki banyak peran, jika jalan masa depan positif tidak
dijelaskan pada mereka, maka kebingungan identitas akan mereka rasakan
 Namun bagi yang mendapatkan dukungan dari lingkungan, maka eksplorasi
personal, kepekaan diri, perasaan mandiri dan kontrol dirinya akan muncul pada
tahap ini
 Bagi mereka yang tidak yakin terhadap kepercayaan serta hasrat diri mereka
sendiri maka akan muncul perasaan tidak aman dan bingung terhadap diri serta
masa depannya.

6. Intimacy vs isolation (keintiman vs keterkucilan)


 Fase ini terjadi pada masa dewasa awal yaitu sekitar 20 sampai 30 tahun
 Erikson sendiri percaya bahwa tahapan ini penting, yaitu tahap dimana seseorang
membangun hubungan yang dekat dan siap berkomitmen dengan orang lain
 Mereka yang berhasil pada tahap ini, akan mengembangkan hubungan yang komit
dan aman
 Erikson juga percaya bahwa identitas personal yang kuat itu penting untuk
mengembangkan hubungan yang intin.
 Jika mengalami kegagalan pada tahap ini, maka akanmuncul rasa keterasingan
dan jarak dalam interaksi dengan orang.

7. Generativity vs stagnation (bangkit vs stagnan)


 Terjadi selama masa pertengahan dewasa, sekitar 40 hingga 50 tahun
 Selama masa ini, mereka melanjutkan membangung hidupnya dan berfokus
kepada karir dan keluarganya
 Mereka yang berhasil dalam tahap ini akan merasa bahwa mereka memiliki
kontribusi terhadap dunia dengan partisipasinya di dalam rumah serta
komunitasnya
 Sedangkan mereka yang gagal pada tahap ini akan merasa tidak produktif dan
tidak terlibat apapun dalam dunia

8. Integitry vs despaiir (integritas vs putus asa)


 Terjadi pada masa akhir dewasa, sekitar 60 tahun
 Selama fase ini, individu akan cenderung melakukan cerminan terhadap masa
lalunya
 Mereka yang tidak berhasil pada fase ini, akan merasa bahwa hidup yang telah
dijalankannya percuma dan mengalami banyak penyesalan akibat peristiwa masa
lalu
 Individu yang merasakan kegagalan juga akan merasakan kepahitan hidup dan
putus asa
 Mereka yang berhasil melewati tahap ini, berarti ia dapat mencerminkan
keberhasilan serta kegagalan yang pernah dialaminya
 Individu yang berhasil ini akan mencapai kebijaksanaan, meskipun saat
menghadapi kematian sekalipun

C. Kelebihan dan Kekurangan Teori Erikson


Shaffer (2005) mengatakan banyak orang lebih memilih teori Erikson dari
pada Freud karena mereka hanya menolak untuk percaya bahwa manusia
didominasi oleh naluri seksual mereka. Erikson menekankan banyak konflik
sosial dan dilema pribadi yang dialami seseorang atau orang yang mereka kenal,
sehingga mereka dapat dengan mudah mengantisipasinya. Erikson tampaknya
telah menangkap banyak isu sentral dalam kehidupan yang dituangkannya dalam
delapan tahapan perkembangan psikososialnya. Selain itu, rentang usia yang yang
dinyatakan dalam teori Erikson ini mungkin merupakan waktu terbaik untuk
menyelesaikan krisis yang dihadapi, tetapi itu bukanlah satu-satunya waktu yang
mungkin untuk menyelesaikannya (Slavin, 2006). Selain memiliki kelebihan, teori
Erikson juga memiliki beberapa kelemahan seperti berikut ini:

 Tidak semua orang mengalami kasus yang sama pada fase dan waktu yang sama
seperti yang dikemukakan Erikson dalam teori perkembangan psikososialnya
(Slavin, 2006).
 Teori ini benar-benar hanya pandangan deskriptif dari perkembangan sosial dan
emosional seseorang yang tanpa menjelaskan bagaimana atau mengapa
perkembangan ini bisa terjadi (Shaffer, 2005).
 Teori ini lebih sesuai untuk anak laki-laki daripada untuk anak perempuan dan
perhatiannya lebih diberikan kepada masa bayi dan anak-anak daripada masa
dewasa. (Cramer, Craig, Flynn, Bernadette. & LaFave, Ann, 1997).

Setiap teori tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, namun teori
psikososial Erikson telah mendasari banyak metode pendidikan dan pengasuhan
terhadap anak-anak usia dini. Para orang tua pun dapat mendasarkan pola
pengasuhan mereka kepada teori ini jika menginginkan anak terbentuk dengan
baik dan memiliki kepribadian serta karakter yang positif.

D. Kritik terhadap Erikson


Erikson membangun teorinya sebagian besar berdasarkan prinsip etika dan
bukan data ilmiah. Ia mendatangi psikologi dari sudut pandang seni dan
menyadari bahwa ia melihat dunia lebih dari mata seorang seniman dari pada
mata seorang ilmuwan. Ia pernah menulis bahwa ia tidak memiliki apapun untuk
diberikan kecuali “sebuah cara untuk melihat sesuatu” (Erikson,1963. Hlm, 403).
Buku-bukunya memang subjektif dan personal yang tidak diragukan menambah
daya tariknya. Meskipun demikian, teori Erikson harus dinilai dengan standart
ilmu pengetahuan, bukan etika atau seni. Teori Erikson menjelaskan masalah-
masalah dasar yang dihadapi orang ketika dia menjalani kehidupan. Namun,
teorinya telah dikritik karena teori tersebut tidak menjelaskan bagaiman atau
mengapa orang melangkah dari satu tahap ke tahap lain dan karena teori itu sulit
dipastikan melalui riset (Green,1989; Miller,1993).
BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan
Erik Erikson lahir di Frankfurt, Jerman, pada tanggal 15 Juni 1902 adalah
seorang ahli analisa jiwa dari Amerika, Erikson memiliki teori mengenai
perkembangan manusia yang biasa disebut dengan perkembangan psikososial.
Psikososial sendiri adalah teori mengenai kepribadian, Erikson memaparkan
teorinya melalui konsep polaritas yang bertingkat atau bertahap, akan tetapi
tingkatan menurut Erikson ini bukanlah suatu keharusan untuk bisa ketahap
selanjutanya, seseorang menurut Erikson mampu untuk ketahap selanjutnya tanpa
harus mentutaskan tahap sebelumnya. Erikson membangun teorinya sebagian
besar berdasarkan prinsip etika dan bukan data ilmiah. Ia mendatangi psikologi
dari sudut pandang seni dan menyadari bahwa ia melihat dunia lebih dari mata
seorang seniman dari pada mata seorang ilmuwan.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.genreindonesia.com/2018/06/21/teori-perkembangan-psikososial-erik-h-
erikson/. Diakses tanggal 17 november 2019.

Anda mungkin juga menyukai