Anda di halaman 1dari 4

Nama: Yessy Nur Agustiani

Kelas : Psikologi 4K
NPM : 18411021

TEORI PERBANDINGAN SOSIAL


Teori perbandingan sosial ini dirumuskan oleh Festinger (1950, 1954). Pada
dasarnya teori ini
berpendapat bahwa proses saling memperngaruhi dan perilaku saling bersaing dalam
interaksi sosial
adalah ditimbulkan oleh adanya kebutuhan untuk menilai diri sendiri (Self-evaluation)
dan kebutuhan ini
dapat dipengaruhi dengan membandingkan diri dengan orang lain.
Ada dua hal yang diperbandingkan dalam hubungan ini, yaitu :
a. Pendapatan (opinion);
b. Kemampuan (ability).
Walaupun proses perbandingan untuk kedua hal tersebut sama, namun ada juga
perbedaan penting yang
perlu diperhatikan. Pertama, dalam perbandingan kemampuan terdapat dorongan
searah menuju keadaan
yang lebih baik atau kemampuan yang lebih tinggi.
a. Dorongan untuk Menilai Pendapat dan Kemampuan
Festinger mempunyai hipotesis (hipotesis I) bahwa setiap orang mempunyai dorongan
(drive) untuk
menilai pendapat dan kemampuan sendiri dengan cara membandingkannya dengan
pendapat atau
kemampuan orang lain. Dengan cara itulah orang bisa mengetahui bahwa
pendapatnya benar atau tidak
dan seberapa jauh kemampuan yang dimilikinya. (Festinger, 1954).
Akan tetapi Festinger memperingatkan bahwa dalam menilai kemampuan ada dua
macam situasi. Situasi
pertama adalah dimana kemampuan orang dinilai berdasarkan ukuran yang objektif.
situasi kedua adalah
situasi di mana kemampuan dinilai berdasarkan pendapat.
b. Sumber – sumber penilaian
Fengister sampai pada hioptesis kedua, yaitu jika tidak ada cara – cara nonsosial,
maka orang akan
menggunakan ukuran – ukuran yang melibatkan orang lain. Misalnya, untuk
mengetahui apakah demokrasi
merupakan sistem terbaik untuk suatu negara tidak ada ukuran yang objektif
(nonsosial) sehingga orang
harus mengandalkan penilaian tentang demokrasi pada pendapat orang lain.
Sebagai konseksuensi dari hipotesis 2, Festinger mengajukan hipotesis ikutan
(Corollary) 2A sebagai
berikut : penilaian seseorang tentang sesuatu pendapat atau kemampuan tidak
mantap (tidak stabil)
jika tidak ada pertandingan, baik yang bersifat sosial maupun nonsosial. Selanjutnya,
hipotesis ikutan 2B
adalah sebagai berikut : penilaian pendapat tidak akan didasarkan pada perbandingan
dengan pendapat
orang lain, jika ada kemungkinan untuk melakukan penilaian yang objektif.
c. Memilih Orang untuk Perbandingan
Dalam membuat perbandingan dengan orang lain, setiap orang mempunyai banyak
pilihan. Namun, setiap
orang cenderung memilih orang sebaya atau rekan sendiri untuk dijadikan
perbandingan.
Hipotesis 3 : kecendrungan untuk membandingkan diri dengan orang lain menurun jika
perbedaan pendapat
atau kemampuan dengan orang lain itu meningkat.
Corollary 3 A : kalau ia boleh memilih, seseorang akan memilih orang yang pendapat
atau kemampuannya
mendekati pendapat atau kemampuannya sendiri untuk dijadikan pembanding.
Corollary 3 B : jika tidak ada kemungkinan lain kecuali membandingkan diri dengan
pendapat atau
kemampuan orang lain yang jauh berbeda, maka seseorang tidak akan mampu
membuat penilaian yang
tepat tentang pendapat atau kemajuannya sendiri.

Derivasi A : Penilaian seseorang terhadap dirinya akan mantap (stabil) jika ada orang
lain yang pendapat
dan kemampuannya mirip dengan dirinya untuk dijadikan pembanding.
Derivasi B : Penilaian akan cenderung berubah jika kelompok pembanding yang ada
mempunyai pendapat
atau kemampuan yang jauh berbeda daripada kemampuan atau pendapat sendiri.
Derivasi C : Orang akan kurang tertarik pada situasi – situasi di mana orang lain
mempunyai pendapat
atau kemampuan yang berbeda dari dirinya sendiri dan akan lebih tertarik pada
situasi di mana orang
lain mempunyai pendapat atau kemampuan yang hampir sama dengan dirinya
sendiri.
Derivasi D : Perbedaan besar dalam suatu kelompok dalam hal pendapat atau
kemampuan akan
menimbulkan tindakan untuk mengurangi perbedaan itu.
d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perubahan
Perbedaan antara kemampuan dan pendapat : Pada kemampuan ada desakan untuk
perubahan ke satu
arah,  yaitu ke arah kemampuan yang lebih baik atau baik saja sedangkan dalam hal
pendapat terdapat
keleluasaan untuk terjadinya perubahan ke segala arah. 
Atas dasar itu, Festinger mengajukan hipotesis 4 sebagai berikut : Dalam hal
perbedaan kemampuan,
terdapat desakan untuk perubahan searah, yaitu perubahan ke atas yang tidak
terdapat dalam hal
perbedaan pendapat.
Hipotesis berikut yang dikemukakan Festinger atas dasar perbedaan antara
kemampuan dan pendapat
tersebut diatas adalah hipotesis 5 yaitu : Ada faktor – faktor non sosial yang
menyulitkan atau tidak
memungkinkan perubahan kemampuan pada seseorang, yang hampir – hampir tidak
ada pada perubahan
pendapat.
Derivasi D1 : Jika ada perubahan dalam pendapat atau kemampuan dalam kelompok,
akan terjadi
kecenderungan pada seseorang untuk mengubah pendapat atau kemampuannya itu
mendekati
kemampuan atau pendapat orang lain.
Derivasi D2 : .... dan mengubah pendapat atau kemampuan orang lain untuk
mendekati pendapat atau
kemampuan sendiri.
e. Berhentinya Perbandingan
Derivasi D3 : Jika perbedaan pendapat atau kemampuan dengan orang lain dalam
kelompok terlalu besar,
maka akan terdapat kecendrungan untuk menghentikan perbandingan –
perbanfingan.
Konsekuensi pemberhentian perbandingan ini berbeda antara pendapat dan
kemampuan, karena
perbedaan pendapat seseorang dari kelompok berarti pendapat orang itu tidak benar,
sedangkan
konotasi yang negatif seperti itu tidak selalu terdapat pada perbedaan kemampuan.
Hipotesis 6 : sejauh perbandingan yang berkepanjangan dengan orang lain
menimbulkan konsekuensi yang
tidak menyenangkan, penghentian perbandingan akan diikuti oleh perasaan
bermusuhan dan kebencian.
Corollary 6 A : Penghentian perbandingan akan diikuti oleh perasaan bermusuhan atau
kebencian hanya
dalam hal perbedaan pendapat, tidak dalam hal perbedaan kemampuan.
f. Desakan ke Arah Keseragaman
Derivasi E sebagai berikut : setiap faktor yang meningkatkan dorongan untuk
membandingkan pendapat
atau kemampuan dengan sendirinya juga akan merupakan faktor yang mendesak ke
arah tecapainya
keseragaman pendapat atau kemampuan yang bersangkutan.
Hipotesis 7 : Setiap faktor yang meningkatkan pentingnya suatu kelompok sebagai
kelompok pembanding
untuk suatu pendapat atau kemampuan akan merupakan faktor yang meningkatkan
desakan ke arah
keseragaman dalam hal pendapat atau kemampuan tsb diatas.
Corolarry 7 A : Desakan ke arah keseragaman pendapat atau kemampuan tergantung
dari daya tarik
kelompok itu. Hal tsb terlihat dalam perilaku – perilaku sbg berikut :
- Kecendrungan untuk mengubah pendapat sendiri;
- Usaha yang semakin meningkat untuk mengubah pendapat orang lain
Corolarry 7 B : desakan ke arah keseragaman bervariasi, tergantung pada relevansi
pendapat atau kemampuan bagi kelompok.
Hipotesis 8 : Kecendrungan untuk memperkecil kemungkinan perbandingan semakin
besar jika orang –
orang yang pandangan atau kemampuannya berbeda dari diri tersebut dianggap juga
berbeda dalam
sifat – sifat lain. Dengan perkataan lain, dalam kelompok yang heterogen, orang lebih
cenderung tidak
jauh dari modus pendapat.
Hipotesis 9 : Jika ada berbagai pendapat atau kemampuan dalam kelompok,
manifestasi dari kekuatan
desakan ke arah keseragaman berbeda – beda antara orang yang ada di dekat
pendapat umum kelompok
dengan orang yang jauh dari modus pendapat.
g. Pengaruhnya terhadap Pembentukan kelompok
Dorongan untuk menilai diri sendiri mempunyai pengaruh yang penting terhadap
pembentukan kelompok
dan perubahan kelompok dan perubahan keanggotaan kelompok :
1). Karena perbandingan hanya bisa terjadi dalam kelompok, maka untnk menilai diri
sendiri orang
terdorong untuk berkelompok dna menghubungkan dirinya sendiri dengan orang lain.
2). Kelompok yang paling memuaskan adalah yang pendapatnya paling dekat dengan
pendapat sendiri.
h. Konsekuensi – konsekuensi dari Perbandingan yang Dipaksakan
Jika perbedaan-perbedaan pendapat atau kemampuan dalam kelompok terlalu besar,
maka kelompok akan
mengatur dirinya sedemikiran rupa sehingga perbedaan itu dapat didekatkan dan
perbandingan dapat
dilakukan. Festinger memngatakan ada 2 situasi dimana perilaku tsb tidak terjadi
yaitu :
1. Situasi di mana kelompok itu sangat menarik bagi seseorang sehingga orang
itu tetap
saja ikut dalam kelompok walaupun pendapat atau kemampuannya cukup
jauh berbeda
dari pendapat atau kemampuan kelompok
2. Situasi dimana individu terpaksa harus ikut terus dengan kelompok karena
tidak ada
kemungkinan lain, misalnya dipenjara, atau harus mencri nafkah
diperusahaan yang
tidak ia sukai.

Anda mungkin juga menyukai