PENDAHULUAN
Hari ini remaja mana yang tidak ingin memiliki bentuk tubuh
yang ideal. Banyak remaja yang selalu merasa bahwa bentuk tubuh yang
dimilikinya jauh dari ideal. Bagaimana tidak, setiap hari selalu saja ada figur –
figur baru yang dipertontonkan untuk menanamkan pola pikir yang merujuk
pada satu tujuan: Budaya konsumtif. Dari bintang iklan yang hampir sama
gambaran fisiknya. Masyarakat berpikir definisi cantik adalah dengan kulit
putih mulus,rambut hitam dan tebal,berbadan langsing semampai, hidung
mancung. Kemudian sang pembuat iklan mengakhiri tampilan itu dengan
menawarkan produk kecantikan.
1. Hubungan antara social comparison dan body image pada remaja putri di
Jakarta
a. Pendapat
A berbeda pendapat dengan B, bisa saja A yang mengubah B atau
sebaliknya. Perubahan pendapat lebih mudah terjadi daripada
perubahan kemampuan.
b. Kemampuan
Dalam perbandingan kemampuan terdapat dorongan searah menuju
keadaan yang lebih baik atau kemampuan yang lebih tinggi. A mampu
mendapat nilai 100, B mendapat nilai 70, maka B merasa harus
meningkatkan kemampuan agar dapat mendekati A.
Festinger (1954) menjelaskan perbandingan sosial sebagai keadaan
dimana individu memiliki dorongan untuk mengevaluasikan dirinya melalui
perbandingan orang lain jika tidak terdapat suatu media yang objektif. Teori
ini menjelaskan bahwa individu memiliki motivasi untuk mengetahui apakah
opini yang ia miliki, maka ia cenderung akan melakukan perbandingan sosial.
Terdapat 2 jenis perbandingan sosial yaitu upward comparison dan
downward comparison.
Kita selalu membandingkan diri kita dengan orang lain dan kelompok
kita dengan kelompok lain. Hal-hal yang dibandingkan hampir semua yang
kita miliki mulai dari status sosial, status ekonomi, kecantikan, karakter
kepribadian dan sebagainya. Konsekuensi dari perbandingan adalah adanya
penilaian sesuatu yang lebih baik atau lebih buruk dari yang lain (Irawan,
2009).
2.1.1 Dampak
Namun untuk dapat mencapai tujuan ini, orang lain yang menjadi
acuan perbandingan harus berada dalam rentang yang mungkin tercapai
oleh seseorang yang membandingkan diri. Jika tidak, perbandingan sosial
yang dilakukan malah tidak akan mendorong orang untuk meningkatkan diri
karena sudah merasa tidak mungkin dapat mencapai posisi yang sama
dengan orang yang dijadikan acuan tersebut.
a. Komponen Persepsi
Komponen ini menunjukkan sejauh mana ketepatan individu dalam
memperkirakan keseluruhan tubuhnya
b. Komponen Sikap
Komponen ini berhubungan dengan kepuasan individu terhadap
tubuhnya, perhatian individu terhadap tubuhnya, kognisnya, evaluasi
serta kecemasan individu terhadap penampilan tubuhnya.
c. Komponen Tingkah Lakunya
Komponen ini menitik beratkan pada penghindaran individu dari situasi
yang menyebabkan individu mengalami ketidak nyamanan yang
berhubungan dengan penampilan fisiknya.
Orang yang memiliki Body Image Positif akan cenderung merasa puas
terhadap kondisi tubuhnya, memiliki harga diri yang tinggi, penerimaan jati
diri yang tinggi, rasa percaya diri akan kepedulian terhadap kondisi badan
dan kesehatannya sendiri, serta adanya kepercayaan diri ketika menjalani
hubungan dengan orang lain (Iranita, 2007).
METODE PENELITIAN
3.2.2 Sampel
Adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian (Arikunto, 2006). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel
bebas (independent) dan variabel terikat (dependent).
Definisi Operasional
Body image adalah evaluasi atau sikap yang dimiliki oleh seseorang
secara partisipasi terhadap tubuhnya. Evaluasi atau sikap tersebut bisa
berupa perasaan suka, puas atau positif yang ditunjukkan dengan
penerimaan terhadap bentuk tubuh dan ukuran tubuhnya atau bisa berupa
perasaan tidak suka, tidak puas atau negative seseorang terhadap bentuk
fisik pada tubuhnya seperti ukuran tubuh, berat badan, dan bentuk tubuh.
Dalam hal ini aspek-aspek dari body image adalah Appearance evaluation
(ecaluasi penampilan), Appearance orientation (orientasi penampilan), Body
area satisfaction (kepuasan bagian tubuh), Ovewweight preoccupation
(kecemasan menjadi gemuk), dan Self-classified weight (pengkategorian
ukuran tubuh).
Tidak Lebih
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Kompeten Kompeten
Pernyataan
Pilihan
Favourable Unfavourable
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu - ragu 3 3
Tidak setuju 2 4
1. Validitas
2. Reliabilitas
fenomena fisik seperti barat dan panjang suatu benda, konsistensi hasil
2011).
salah satu cara berikut: (1) membagi butir dengan cara acak
2011).
24
Daftar Pustaka
25