PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dilihat kekurangan sebagai sesuatu hal yang tidak baik oleh orang lain dari
terhadap tubuh atau fisik orang lain. Body shaming juga dapat dikatakan
penampilan fisik atau tubuh yang dinilai cukup berbeda dari masyarakat
pada umumnya dan memiliki tubuh yang tidak proposional. Contoh body
shaming sendiri yaitu seperti mengejek gendut, hitam, pesek, kurus, pipi
tembam, mata sipit ataupun mata yang besar. Body shaming sering
dilakukan pada era jaman modern ini, meskipun tidak secara kontak fisik
tetapi melalui secara verbal atau melalui kata-kata. Body shaming itu
sendiri merupakan suatu kritikan atau komentar yang bersifat negatif dan
memberi dampak kepada korban. Komentar itu diberikan baik untuk diri
1
Sisi lain dengan adanya body shaming, turut memunculkan istilah
dengan apa adanya. Dari pengertian tersebut hingga kini menjadi sebuah
tubuh mereka sendiri dan juga tubuh orang lain tanpa adanya pandangan
diagnosis Binge Eating Disorse (BED) atau gangguan makan 78% peserta
menjawab dari rasa malu pada tubuh dapat memberikan efek negatif
dapat menyebabkan rasa tidak percaya diri, tidak menarik, tidak layak
dalam kelompok sosial dan 22% menjawab biasa saja ketika ada yang
mengejek mereka dan menganggap itu sebagai motivasi bagi mereka untuk
2
2018) memaparkan dinamika psikologis yang mengalami body shaming
yang akan berdampak pada munculnya rasa cemas dan malu (Dolezal,
2015).
menjadi 966 kasus pada tahun 2018. Sepanjang tahun 2018 polisi dapat
menyelesaikan kasus body shaming sebanyak 374 kasus dari 966 kasus
yang ada, sisanya hingga saat ini kasus tersebut belum dapat terselesaikan.
penyakit yang lebih banyak, selain itu sering mengalami sakit diare dan
menurun.
menurun, 10% mengalami depresi, dan sisanya tidak memiliki efek yang
hubungan antara body shaming dan ide bunuh diri. Penelitian tersebut
3
Adapun risiko percobaan bunuh diri sebesar 12%. Menurut (Dalley,
2019) selain risiko bunuh diri, wanita yang telah mengalami body
remaja atau wanita mereka melakukan apa saja untuk menjaga agar
memiliki tampilan fisik sesuai yang menjadi standar masyarakat atau agar
masyarakat.
makanan yang telah dimakannya) yang banyak dialami remaja pun tidak
dialami para remaja. Mereka melakukan apa saja untuk menjaga agar
memiliki tampilan fisik sesuai yang menjadi standar masyarakat atau agar
masyarakat.
4
Dalam perilaku body shaming yaitu seperti kajian psikologi,
korban body shaming mengalami perasaan malu akan salah satu bentuk
bagian tubuh ketika penilaian orang lain dan penilaian diri sendiri tidak
sesuai dengan diri ideal yang diharapkan individu (Damanik, 2018). Selain
harga diri yang rendah (Chairani, 2018). Dalam beberapa kasus efek dari
body shaming banyak wanita yang mengalami depresi dan melakukan hal
transisi dari anak-anak menjadi dewasa, transisi tersebut diawali pada usia
12 tahun dan berakhir pada usia awal 20-an tahun (Papalia, 2014). Masa
masa ini remaja yang lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman
dirinya, hal tersebut dapat digunakan untuk mengetahui self esteem (harga
diri) yang dimiliki apakah bersifat positif atau negatif. Body shaming
5
seorang remaja sangat memikirkan penampilannya. Seorang remaja akan
didepan cermin dan akan lebih khawatir dengan make up dan baju yang
tidak percaya diri dihadapan orang lain (Brennan, Lalonde & Bain, 2010)
membuat self esteem yang dimilikinya menjadi negatif (Baron, R.A &
Byrne, D, 2004).
diri atau jati diri. Menurut (Alwisol, 2014) Tugas pada masa remaja adalah
dan dipersepsi orang lain mengenai dirinya (Cooley, J.F & Claudia, J.R,
termasuk cara melihat penampilan dirinya secara fisik. Bahwa tiga proses
6
penting yaitu penilaian terhadap refleksi diri, timbal balik pada
penampilan fisik, dan perbandingan sosial (Dunn, S.T & Gokee, J.L,
2002).
maka akan menghasilkan konsep diri remaja yang negatif. Oleh karena itu,
keselarasan yang akan terus berubah dan banyak dipengaruhi oleh banyak
sosial dengan teman sebayanya, dengan teman di atas usianya dan teman
diri pada dirinya, contoh seperti faktor internal yang meliputi: fisik dan
faktor eksternal (Argiati, 2010). Hal tersebut membuat pelaku atau seorang
yang merasa memiliki kekuasaan atau kekuatan yang lebih mudah dan
(SEJIWA, 2008).
7
Remaja yang memiliki konsep diri positif akan memiliki dorongan
yang memiliki konsep diri negatif akan memandang dan meyakini bahwa
dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten,
gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan daya tarik
dirinya sendiri saat berinteraksi sosial kepada orang lain. Konsep diri pada
membentuk konsep diri dan tidak dapat melalui proses tersebut dengan
korban body shaming biasanya memiliki konsep diri yang negatif. Konsep
diri negatif yang dimiliki oleh remaja yang kurang memiliki kepercayaan
diri, rendah diri dan sering menarik diri dari interaksi sosial di sekitarnya.
8
menyelesaikan dan keluar dari masalah tersebut maka remaja tersebut akan
google form dengan jumlah responden 10 siswa. Usia dalam penelitian ini
tindakan body shaming yang dilakukan orang lain. Dari 7 siswa tersebut
dan merasa tidak percaya diri. Sebanyak 9 dari 10 respoden dialami oleh
B. Rumusan Masalah
Kepulauan Riau?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
9
Tujuan umum penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui
2. Tujuan Khusus
usia.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat aplikasi
10
c. Bagi Peneliti
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
orang lain. Body shaming yaitu penghinaan bentuk fisik orang lain
11
melakukan atau mendengarkan ejekan terhadap orang gemuk
1) Fat Shaming
12
terlihat baik dan berkesan yang dimana tubuh, yang terlihat
2) Thin Shaming
13
sesuai dengan standar lalu timbul adanya paksaan-paksaan
3) Short Shaming
14
memiliki rambut atau bulu yang tumbuh pada fisiknya. Bentuk
kebanyakan orang.
5) Warna Kulit
pucat atau terlalu gelap. Warna kulit disini merupakan hal yang
15
1) Mengkritik orang lain didepan mereka.
temannya.
orang lain. Ini bukan berarti baik karena rasa percaya diri
16
bertubuh gemuk atau kurus daripada kita. Apalagi sampai
sebagai berikut:
1) Kultur Patron
17
Kultur patron yang berarti orang yang diatas atau orang
body shaming.
2) Patriaki
3) Kurangnya pengetahuan
4) Post Kolonial
buruk.
18
f. Dampak Body Shaming
2) Resiko depresi
19
Dengan adanya ejekan dari orang lain secara terus-menerus,
4) Bunuh diri.
5) Gangguan Makan
20
Merasa tidak puas pada bentuk tubuh sering kali seseorang
21
Cara menghadapi body shaming lainnya dengan tidak
bergaul dengan orang yang layak dijadikan teman baru. Hal ini
22
hanya karena cibiran dan ejekan orang lain kita mudah
Jika kita tidak menghargai diri kita sendiri, maka orang lain
Salah satu hal yang kita bisa lakukan dalam mengisi hari-
lagi tentunya.
2. Konsep Remaja
a. Pengertian Remaja
23
aspek penting dalam diri seseorang terutama remaja dalam
Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
usia 12-13 tahun sampai dengan 17-18 tahun adalah remaja awal,
dan usia 17-18 tahun sampai dengan 21-22 tahun adalah remaja
(Asrori, 2016).
b. Tahapan remaja
yaitu:
24
erotis. Remaja awal sulit untuk mengerti dan dimengerti oleh
tahu harus memilih yang mana. Pada fase ini mulai timbul
lagi.
25
d) Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri
sendiri).
masyarakat.
26
10) Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab
27
menunjukkan sikap dewasa. Oleh karena itu, ada sejumlah sikap
1) Kegelisahan
2) Pertentangan
28
menimbulkan keinginan remaja untuk melepaskan diri dari
lain.
3) Mengkhayal
29
jenjang karier, sedang remaja putri lebih mengkhayalkan
direalisasikan.
4) Aktivitas Berkelompok
30
jarang sembunyi-sembunyi, pria mencoba merokok karena
orang dewasa.
3. Konsep Diri
31
a. Pengertian Konsep Diri.
lakunya.
32
2) Multifaset Individu mengkategorikan persepsi diri itu dalam
3) Stabil
yang lain merasa bahwa tidak layak dan merasa rendah jika
33
Menurut Darsita (2016), ada lima ruang lingkup konsep diri
yaitu:
make up, pakaian, kursi roda) baik masa lalu maupun sekarang.
berubah
34
6) Mengungkapkan keputusaaan
7) Mengungkapkan ketakutan
2) Ideal Diri
(keluarga, budaya).
sukar dicapai dan tidak realitis ideal diri yang samar dan tidak
kemampuannya.
kelompok teman.
3) Harga diri
35
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
4) Peran Diri
stress peran terdiri dari konflik peran, peran tidak jelas, peran
sama lain.
36
berlebih jika seseorang individu menerima banyak peran
menyelesaikan.
5) Identitas Diri
dari semua aspek konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.
diri, yaitu:
1) Pengetahuan
37
2) Harapan
3) Penilaian
38
Calhoun & Acocella, (2013) mengatakan bahwa terdapat
1) Orang tua
oleh orang tua pada anak akan lebih melekat daripada informasi
2) Kawan Sebaya
39
dalam kelompok teman sebayanya juga dapat mempunyai
3) Masyarakat
4) Proses Belajar
40
pendek dan diberi julukan oleh teman-temannya akan
41
siapa dirinya, kekuatan dan kelemahannya atau yang
tepat.
dari konsep diri remaja yang dapat dilihat adalah seperti remaja
42
membedakan antara diri mereka yang sebenarnya dengan diri
yang di idamankan.
2) Differentiated
43
Kemampuan utnuk menyadari adanya perbedaan antara diri
diri.
6) Social Comparison
7) Self-Conscious
mereka.
8) Self-protective
diri mereka.
9) Unconscious
44
Konsep diri remaja melibatkan adanya pengenalan bahwa
10) Self-integration
45
E. Kerangka Teori
Body shaming
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak Diteliti
46
F. Kerangka Konseptual Penelitian
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya,
atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang
antar variabel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti).
47
G. Hipotesis Penelitian
ada Hubungan body shaming dengan konsep diri pada remaja di SMA 4
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Waktu Penelitian
a. Tahap persiapan
April 2021. Kegiatan pada tahap ini adalah pengajuan judul, studi
proposal.
b. Tahap pelaksanaan
49
c. Tahap penyusunan laporan
2. Tempat Penelitian
1. Populasi
2021. Jumlah populasi pada penelitian ini berjumlah 1126 orang siswa.
2. Sampel
random.
50
Stratified random sampling digunakan jika suatu populasi terdiri
N
n=
1+ N (e)2
Keterangan:
N = Ukuran populasi
JUMLAH SISWA
JUMLAH JUMLAH
KELAS JUMLAH
ROMBEL TOTAL
L P
51
Maka untuk mengetahui sampel penelitian, dengan
1126
n =
1+ 1126(0.05)2
1126
n = = 295,1 disesuaikan oleh peneliti menjadi 296
3 ,815
responden.
sebagai berikut :
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
adalah :
52
3) Siswa dan siswi tidak mengisi kuesioner secara benar
1. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
2. Definisi operasional
53
bersangkutan serta pengembangan instrumen (alat ukur)
(Notoatmodjo, 2018).
operasional
1 Variabel Pengalaman Kuesioner Terdiri Apabila skor Ordinal
independe seseorang yang dari 2 menjawab pernah
n body menerima pertanyaan maka ≥ 2.
shaming perlakuan terkait Jika, skor
seperti dihina pengalama menjawab tidak,
atau n maka ≤ 2.
dikomentari responden
tubuh, yang dengan
menimbulkan pilihan
perasaan seperti jawaban
marah/kesal dan Ya atau
tersinggung. Tidak
Jawaban
ya dengan
skor 1
Jawaban
tidak
dengan
skor 2
2 Variabel Penilaian Kuesioner Terdiri dari -Positif bila Ordinal
dependen seseorang 14 skor > 43
konsep diri mengenai pernyataan -Negatif bila
dirinya dengan skor ≤ 43
sendiri,meliputi pilihan
dari gambaran jawaban :
diri(citra -Sangat
tubuh), ideal sesuai (SS)
diri, harga diberi skor =
diri,peran diri 4
dan identitas -Sesuai (S)
diri. diberi skor =
3
-Tidak
sesuai (TS)
diberi skor =
54
2
-Sangat
tidak sesuai
(STS) diberi
skor = 1
Kepulauan Riau.
Riau.
responden untuk dijawab. Ada dua kuesioner yang peneliti gunakan dalam
55
Kuesioner konsep diri ini menggunakan skala likert yang terdiri
dari 4 alternatif jawaban yaitu, sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai
(TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Yang terdiri 15 penyataan yang
1. Uji validitas
56
dinyatakan tidak valid.
2. Uji Reliabilitas
pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup jadi diukur dan diamati
(>0,60)
57
a. Editing
kuesioner.
b. Coding
c. Data Entry
d. Scoring
e. Cleaning
58
ketidaklengkapan, dan sebagainya, kemudian dilakukan
a. Analisa Univariat
b. Uji bivariat
terhadap konsep diri. Rumus yang digunakan dalam uji bivariat ini
(Hidayat, 2014).
O. Pertimbangan Etik
penelitian , yaitu beneficience, respect for human dignity, dan justice. Ada
beberapa hal yang harus dipertimbangan oleh peneliti terkait etik peneliti
antar lain:
1. Prinsip manfaat
59
a. Bebas dari penderitaan : penelitian ini tidak mengakibatkan
rasio dan keuntungan yang akan berakibat fatal pada setiap subjek.
penelitian.
60
responden dan tidak memaksa responden untuk berpartisipasi pada
penelitian ini.
61