TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Body Shaming
a. Definisi body shaming
Body Shaming merupakan tindakan mengomentari penampilan fisik
yang dilakukan oleh diri sendiri, teman, maupun orang lain, disebabkan
oleh adanya ketidaksesuaian antara penampilan fisik dengan standar ideal
yang ditetapkan, sehingga menimbuulkan perasaan malu dan tidak percaya
diri. Perasaan malu ini dapat mempengaruhi segala hal yang melekat atau
dirasakan oleh individu itu sendiri. Sehingga menyebabkan individu
mampu melakukan penilaian terhadap dirinya sendiri. Rasa malu yang
diakibatkan oleh body shaming disebut body shame (Dolezal, 2015).
Body shaming yang dialami oleh individu menyebbaka timbulnya
rasa malu yang disebut body shame. Saat individu mengalami Body shame
maka akan ada jarak antara dirinya dengan tubhnya, artinya seseorang
tersebut akan menilai bahwa tuuhnya tiak memenuhi standar tubuh
proporsional yang dia buat, hal inilah yeng menyebabkan individiu
memandang rendah dirinya. Padahal tidak semua yang diinginkan harus
dimiliki. Misalnya individu tersebut merasa kulitnya tidak berwara kuning
langsat padahal wanita yang cantik pasti berkulit kuning langsat, ini
merupakan salah satu bentubody shaming terhadap individu itu sendiri
(Dolezal, 2015).
Selain menyebabkan timbulnya body shame, Body shaming juga
menyebabkan timuulny self-objectification yaitu menjadikan diri sendiri
sebagai suatu objek yang harus dinilai. Individu yang mengalami body
shaming kemuudian menilai dirinya sendiri apakah dirinya sudah sesuai
dengan standar cantik seperti yang ditetapkan orang lain atau tidak.
Penilaian tersebut dapat mencakup berbagai hal seperti bentuk
tubuh,penampilan fisik,postur tubuh dan lain sebagainya. Penampilan fisik
yang menurut seseorang sudah sempurna sebenarnya bukanlah hal yang
2
karena merasa tidak secantik remaja lainnya. Hal ini jadi salah satu
ciri yang dapat dilihat secara langsung oleh orang lain ( Widiasti,
2016).
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi body shaming
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi body shaming menurut
(Prameswari, 2018) antara lain :
1) Rasa tidak percaya diri
Rasa tidak percaya diri pada diri seorang remaja disebabkan
oleh adanya komentar mengenai penampilannya yang menyebabkan
remaja tersebut merasa tidak sempurna. Hal ini menyebabkan
berkurangnya rasa percaya diri pada diri remaja yang disebabkan
oleh tindakan body shaming yang dilakukan oleh orang lain maupun
saudaranya sendiri.
2) Lingkungan sekitar
Remaja yang sering mendapat komentar negatif terutama dari
lingkungan tempatnya menyebabkan remaja mengalami penurunan
rasa kepercayaan diri yang mana hal tersebut mampu mempengaruhi
interaksinya dengan orang lain karena menganggap dirinya tidak
menarik seperti orang disekitarnya terutama dilingkungan sekolah.
Hal ini menjadi salah satu faktor yang sampai saat ini masih sulit
untuk di perbaiki.
3) Media massa
Semakin canggihnya media sosial belakangan ini memudahkan
pengguna media massa untuk mengakses informasi. Media sosial
menjadi salah satu media massa yang mampu menjadi saluran untuk
melakukan tindakan body shaming atau menjadi korban body
shaming terutama untuk para remaja. Para remaja terutama yang
sedang mengalami masa pubertas dan perubahan fisik akan merasa
tidak seideal idolanya yang ada dimedia sosial atau malah menjadi
objek pembanding oleh teman-temannya dengan idola yang ada
dimedia sosial.
4) Teman sebaya
5
2. Interaksi Sosial
a. Definisi interaksi sosial
Interaksi sosial merupakan salah satu prinsip integritas kurikulum
pembelajaran yang meliputi keterampilan berkomunikasi, yang bekerja
sama yang dapat untuk menumbuhkan komunikasi yang harmonis antara
individu dengan lingkungannya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
dipahami bahwa interkasi sosial sangat penting diberikan sebagai
pengetahuan kepada siswa sejak dibangku sekolah, karena berkenaan
dengan keterampilan berkomunikasi dan kerja sama yang dapat
menumbuhkan sikap siswa setelah terjun kemasyarakat kelak (Hernawan,
2010:314).
Tindakan interaksi sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat
mempengaruhi individu-individu lainnya dalam lingkungan sosial. Dalam
7
3. Remaja
a. Definisi Remaja
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yakni antara 10-19 tahun
adalah suatu periode masa pematangan organ manusia dan sering disebut
masa pubertas. Masa remaja adalah periode masa peralihan dan masa
menuju dewasa. Masa remaja menjadi masa dimana terjadinya proses
kematangan dalam proses berfikir seorang remaja. Pada masa ini biasanya
remaja perempuan mengalami masa pubertas yang mana ditandai dengan
menstruasi pertama kali (menarche) (Widyastuti, 2009). Pada fase ini
remaja masuk kedalam tahap kehidupan dimana orang mencapai proses
kematangan emosional, psikososial, dan seksual (Yusuf, 2012).
Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke masa dewasa
dimana remaja sedang mengalami perubahan baik fisik maupun psikologi.
Masa remaja adalah masa dimana remaja mengalami masa pubertas dan
pematangn seksual dengan cepat karena perubahan hormonal yang
mempercepat pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun sekunder.
Jumlah remaja di Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada negara
Indonesia menurut Biro Pusat Statistik tahun 2009, kelompok umur 10-19
tahun adalah sekitar 22% dari jumlah penduduk, yang terdiri dari 50,9%
remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan. Perkembaangan seksual
masa remaja ditandai dengan menstruasi pada wanita (Eswi, 2012; Sharma,
2013).
World Health Organization (WHO) remaja adalah penduduk dalam
rentang usia 10-19 tahun. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
25 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun
12
KERANGKA TEORI
Remaja
Perubahan hormonal:
a. Esterogen
b. Progesteron
a. Badan
b. Payudara
c. Tinggi badan 1. Baik
a. Berinteraksi
Faktor yang mempengaruhi :
Penampilan dengan baik
Dampak b. Memiliki
a. Rasa tidak percaya teman
Syarat Interaksi1.Sosial:
Kepercayaan diri
diri. 2. Buruk
Ketidaksesuaian fisik dengan berkuruang.
b. Linkungaan sekitar a. Kontak sosial a. Malu
standar
c. Media massa Body Shaming b. Interaksi 2. Malu
Komunikasi b. Beinteraksi
d. Teman sebaya Sosial 3. Tidak besyukur
16
A. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori yang telah disusun, maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
Ha : Ada Hubungan antara Body Shaming dengan interaksi sosial pada Remaja
Perempuan di SMK Muhammdiyah 2 Klaten Utara .